Malam yang dingin karena hujan yang cukup lebat membuat semua orang nyenyak dalam tidurnya, Tapi tidak dengan gadis bernama Alisha.
Malam yang kian larut justru membuatnya tak nyaman dalam tidurnya, sesekali ia juga mengubah posisi tidurnya agar mendapat spot yang nyaman, namun tak berhasil.
"Aku ini kenapa sih?" gumamnya sambil menyilangkan kedua kakinya. Matanya tertuju pada ponsel yang berada di samping bantalnya.
"Tumben pesan 'ku gak di balas," Alisha melihat kapan terakhir sang kekasih membalas pesannya.
"Jam delapan," lirihnya.
Pukul tujuh malam tadi, Reza menghubungi Alisha dan meminta izin jika ia akan pergi ke klub dengan teman kuliah yang tak sengaja bertemu di lobby hotel tempatnya menginap.
Alisha sempat menolak keinginan kekasihnya itu, karena dia hafal betul jika Reza sudah berkumpul dengan kawan-kawannya di club sudah di pastikan pria itu pasti melakukan hal diluar batas. Reza yang terus merengek akhirnya membuat Alisah tak memiliki pilihan lain, dengan penuh persyaratan, akhirnya Alisha mengijinkan sang kekasih untuk bersenang-senang.
"Kok nggak di angkat ya?" Lisha mengernyitkan dahinya, mulai khawatir.
"Apa mungkin udah tidur," ujar Alisha mencoba berpikir positif.
Setelah mencoba sekali lagi namun masih tak mendapat jawaban, akhirnya alisha memutuskan untuk kembali ke dalam selimut dan mencoba memejamkan kedua matanya.
***
Pagi menjelang, suara ayam berkokok saling bersahutan menandakan bahwa matahari sudah menampakan sinarnya, Alisha yang tidur cukup larut masih tak bisa membuka matanya karena lelah.
Dret dret
Bunyi getar ponsel yang berada di samping bantalnya membuat tidur Alisha terganggu, dia mencoba membuka matanya perlahan dan melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini.
"Mas reza!" Alisha berusaha membuka matanya walau sedikit sulit.
"Asallamualaikum, Mas!" jawab Alisha dengan suara paraunya.
"Walaikumsalam, sayang! belum bangun?" tanya Reza dari seberang sana.
"Mas Reza pulang jam berapa dari club? kok pesan ku nggak di balas sih! bikin khawatir!" Alisha memberondong beberapa pertanyaan, membuat seseorang disana terkekeh.
"Maaf sayang, Mas agak pusing. Setelah sampai hotel Mas langsung tidur, jadi lupa balas pesan kamu!"
Alisha menghembuskan nafas lega, ternyata keksihnya baik-baik saja. "Ya udah kalau begitu, yang penting Mas Reza baik-baik saja. Alisha solat subuh dulu ya, udah setengah 6," ujar Alisha.
"Iya sayang, nanti mas telpon lagi," ucap Reza
"Asallamualaikum!"
"Walaikumsalam!" jawab Alisha seraya tersenyum.
Alisha langsung bangkit dari tempat tidur dan menunaikan kewajibannya, setelah solat subuh ia langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan lanjut bersiap membuat sarapan untuk mengganjal perut sebelum berangkat ke kantor.
***
Pagi, Bu Alisha!" sapa satpam setelah Alisha turun dari taksi online.
"Tumben biasanya pakai motor Bu? jika tidak dengan pak reza," tanya pria berusia matang tersebut.
"Motor saya jual, Pak. Mau ganti baru tapi masih bingung mau beli model apa gitu yang pas." ucap Alisha.
"Beli yang nyaman saja, Bu."
"Iya, Pak! saya duluan ya!" pak satpam mempersilahkan.
"Pagi Nita!" sapa Alisha pada resepsionis yang sedang merapikan rambutnya.
"Pagi, Bu Alisha!" jawabnya.
Setelah sampai di ruangannya sendiri, Alisha yang tak suka bersantai-santai jika sudah masuk jam kerja, langsung merapikan sedikit mejanya dan mulai menyalakan komputer yang ada di meja dan mulai melakukan tugasnya sebagai sekretaris. Hingga tanpa sadar pekerjaan yang menguras seluruh otak serta tenaganya itu membuat perus rampingnya berbunyi.
"Ya ampun, sudah waktu makan siang!" gumam Alisha setelah melihat jam di pergelangan tangannya.
"Ya ampun, Luna pasti nunggu nih!" lirihnya.
Gadis yang sudah siap menikah ini merapikan mejanya yang berserakan, setelahnya ia mengambil ponsel dan turun kelantai dasar untuk makan siang dengan Luna sahabatnya yang telah menunggu disana.
"Lama amat, sih!" ujar Luna kepada Alisha yang baru saja tiba di meja mereka.
"Banyak banget kerjaan aku! sorry deh!" ujar Alisha tersenyum manis agar temannya tak kesal.
"Mau pesen apa?" tanya luna.
"Gue mau ayam bakar sama sambel mentahnya Bu Wanti, kalau lo?"
"Samain saja deh!"
"Oke aku pesen dulu!" Luna bangkit dari duduknya dan memesan makanan yang mereka inginkan.
"Wih, sambel Bu Wanti nih emang paling mantap!" Alisha melahap makanannya seakan lupa sedang berada dimana.
"Lo kebiasaan kalau udah makan beginian, lupa diri, inget jabatan, Bu!" sarkas Luna.
"Makan tuh di nikmati Lun, mau jabatan apapun juga butuh makan!" Luna menggeleng, kawannya ini selalu bersikap apa adanya jika memang bukan urusan perusahaan.
"Pulang kantor jalan bentar, yuk!" ajak luna sambil masuk ke dalam lift, setelah selesai makan siang dua sahabat itu langsung bergegas kembali ke ruangan mereka.
"Bentarnya lu, pulang nya malam!" luna tertawa.
"Yakin deh bentar, mau cari kado buat Ibu," Alisha yang mendengar nama ibu langsung menolah menatap serius sahabatnya itu.
"Tanggal berapa ini?"
"11 maret," jawab Luna singkat.
"Lupa, maaf deh!" Alisha tertawa.
Sesampainya di lantai tempat nya bekerja Luna keluar dari lift dan berpisah dengan Alisha yang meneruskan langkahnya le lantai 15 dimana ruangannya berada.
"Permisi, Pak ryan?"
"Masuk saja, Lisha! " ujar sang bos.
"Ini jadwal untuk besok pagi," ujar Alisha sambil menyerahkan Tab yang ia pegang.
"Apakah jadwalnya padat, sehingga kamu menyerahkannya sekarang?" tanya Ryan.
"Iya Pak. Besok pagi pukul delapan tepat bapak ada meeting untuk proyek kita yang di kota Bandung, setelah itu pukul 10 Bapak dan pak Bagas ada peninjauan pembangunan apartemen," jawab Alisha terus menjelaskan sampai pada jadwal yang ternyata hingga malam hari.
"Ya ampun, banyak sekali!" sambil melonggarkan dasinya Ryan menghela nafas.
"Karena hampir semua bersamaan, Pak. Jadi ya begitu," ucap Alisha merasa tidak enak.
"Kamu kenapa?"
"Hah, tidak pak," jawab Alisha.
"Tidak perlu merasa sungkan, memang sudah menjadi tugas saya 'kan?!" Alisha mengangguk dan tersenyum.
"Ya sudah, kalau begitu saya kembali ke meja saya, Pak!" pamit Alisha, Ryan pun mengangguk mempersilahkan Alisha kembali.
Sore, senja yang menyimpan sejuta rahasia para manusia datang menampakan sinar kemerahannya, para pegawai yang tidak ada pekerjaan lebih sudah pulang dari belum datangnya sinar itu. Sedangkan Alisha yang harus menyiapkan bahan meeting untuk sang CEO masih berkutat di didepan komputernya sambil sesekali melihat jam di pergelangan tangannya.
"Permisi, Pak Ryan!" Alisha masuk keruangan sang bos sambil membawa beberapa berkas ditangannya.
"Mau pulang, Al?" tanya Ryan sambil mengambil berkas-berkas itu dari tangan Alisha.
" Iya, Pak. Pekerjaan saya sudah selesai pembahasan untuk rapat besok pagi juga sudah saya email ke pak bagas!" lanjutnya.
"Oke, kalau begitu! saya masih meneruskan beberapa berkas yang harus saya tandatangani ini," ujar Ryan.
"Apa Anda memerlukan bantuan saya, Pak?"
"Ah, tidak perlu. Istri saya akan datang setelah ini." Paparnya.
"Baik, kalau begitu saya pamit!"
"Silahkan!" jawab Ryan.
Alisha yang sudah terlambat segera bergegas keluar dari biliknya.
"Lama amat, Bu sekeretaris!" sungut Luna.
"Sorry, tadi nyiapin untuk rapat besok pagi!"
"Ya udah, yuk! langsung aja!" ajak Luna menggandeng lengan Alisha menuju tempat parkir mobil khusus karyawan.
"Kita langsung nyari kado aja deh Lun, baru nyari makan!' ujar Alisha memberi saran.
"Boleh!" Luna langsung memutar setirnya keluar perusahaan menuju salah satu Mall yang cukup terkenal.
Karena waktu hampir menuju mahgrib. Jalan yang mereka lalui cukup ramai namun kepadatan ini tidak membuat dua sahabat itu merasa bosan. Mereka selalu mengisi dengan menyetel lagu kesukaan mereka dan menyanyikannya bersama-sama.
"Tumben laki lo nggak telpon?" tanya Luna sambil menutup pintu mobilnya, sesampainya di basement mall.
"Tadi pagi sih bilangnya hari ini terakhir disana, jadi dia mau cepet-cepet selesain biar malam ini bisa pulang," jawab Alisha sedangkan Luna hanya menanggapi perkataan sahabatnya dengana anggukan singkat.
Dua sahabat itu akhirnya sampai disebuah toko khusus baju muslim yang ada di lantai tiga mall tersebut. Mereka berpencar saling mencari hadiah untuk ibu Luna yang sedang berulang tahun.
"Mau yang mana nih ?" tanya Alisha menghampiri sahabatnya yang sedang sibuk memilih.
"Nyokap kan suka warna kalem, ini aja nih!" tunjuk Luna pada baju gamis berwarna dusty pink.
"Tapi bentuknya gini Lun, mana mau ibu pake begini?" Luna tertawa, melihat baju dengan penuh renda itu.
"Ya udah, muter lagi yuk!" mereka keluar dari dalam toko, menuju toko lain yang ada di mall itu. Kebiasaan perempuan kalau belanja membingungkan diri sendiri.
"Sebenarnya gue pengen masuk kesana." tunjuk Alisha pada sebuah butik dengan nama sang disainer, Xavi's Boutique.
"Itu punya desainer kondang, harganya pasti mahla Lisha! kantong gue kering!" luna tertawa.
"Lo beli aja sesuai keinginan lo, gue mau kesana!" Alisha berjalan begitu saja bagai ada sebuah magnet yang membuatnya seakan tak bisa berpaling.
"Selamat malam, Nona. Silahkan!" ucap sang pramuniaga membukakan pintu butik.
"Ada yang bisa kami bantu!" tawarnya.
"Saya mau nyari gamis, untuk ibu saya usianya 50 tahun, kira-kira ada nggak ya, Mbak!" pinta Alisha.
" Oh ada, mari sebelah sini, Nona!" sang karyawan mengajak Alisha masuk kedalam butik tepat di mana baju-baju syar'i di gantung dengan mewahnya.
"Wau!" decak kagum Alisa membuat pramuniaga itu tersenyum. Alisha yang masih takjub sampai tidak sadar jika mulutnya masih terbuka lebar.
"Nifta!" panggil seseorang.
"Iya bos!" karyawan dengan name tag bernama Nifta menoleh ke sumber suara.
"Bantu Diva di kasir sebentar!"
"Tapi nona ini, Bos?" ujarnya melihat ke arah Alisha.
"Biar saya!" karywan itu menurut, menyetujui permintaan Vier.
"Bagaimana sudah ketemu?" tanya sang pemilik butik kepada Alisha.
Alisha termangu, bagai raga yang hilang entah kemana, melihat sosok di depannya ini. Pria namun penampilannya lebih wangi dan cantik melebihi dirinya, rambut panjang bak iklan shampo, di padu padankan dengan kemeja bermotif bunga mawar serta celana berbentuk pensil lengkap dengan sepatu sneakers berwarna putih membuat penampilannya sungguh sempurna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Sintia Dewi
wowwww...gimna gitu kalok ketemu lakik tp lebih lebih dr cewek..mau itu cra berpakaiannya, kulitnya, rambutnya dan wanginya beeee berasa kalih gw jd cewek 😂
2023-02-19
0
buk e irul
kepincut mari ne 😀😀🤭
2022-09-04
1