Bab 4 - Mulai Merasa Kacau

"Ya ampun, gue kalah wangi!" batin Alisha sambil menelisik pria dihadapannya ini.

"Nona, hai?" si pemilik butik melambaikan tangannya di depan wajah si gadis matang yang tengah melamun.

"I iya Mas, eh Mbak!" Alisha langsung melipat bibirnya sambil memukulnya pelan karena terus keliru memanggil seseorang yang ada dihadapannya ini.

Vier tersenyum lucu melihat Alisha menundukan kepalanya malu atas perkataanya. "Kira-kira saya cocok di panggil apa? " tanya Vier sambil terkekeh.

Alisha mendongak menatap Vier seksama," kalau panggil kak saja, boleh nggak? sepertinya usia kita tidak terlalu jauh," tawar Alisha berharap pria di depannya ini mengiyakan permintaannya.

"Boleh!" ujar si pria mengangguk.

"Lalu, mau pilih yang mana?"

"Em.. pilihkan gaun untuk usia 50 tahun tapi jangan terlalu banyak pernak pernik, yang biasa saja," pinta Alisha.

Vier menyusuri setiap gaun yang tergantung menggunakan tangannya, hingga berhenti pada gaun sederhana namun terlihat elegan dari modelnya. "Gimana kalau ini?" mengambil satu gamis berwarna abu abu satu set dengan hijabnya.

"Bagus, Kak! boleh deh," ujar Alisha. Tapi sedetik kemudian Alisha menghentikan uluran tangannya.

"Maaf, Kak. Harganya?" tanya Alisha.

"Nggak mahal kok, 750 ribu saja!" mata Alisha membola bagai bola pingpong mendengar harga yang Vier loloskan tanpa beban itu dari mulutnya yang berwarna pink alami, tadi aja sok sok nyari mahal,nah dapatkan! mampus!" batin Alisha.

"Oke!" jawab Alisha dengan menepuk dadanya pelan, "bungkus deh, Kak!" si pria cantik mengangguk dan membantu Alisha membawa gaun itu ke kasir. Dimana lagi alisha bisa mendapat perlakuan seperti ini, benar-benar membuat jantung Alisha ingin terbang."

"Bungkus untuk nona ini ya, 750 ribu!" sang kasir mengernyit mendengar harga yang bosnya itu sebutkan.

"Tapi bos?" Vier menggeleng, tanda ikuti saja permainannya.

"Saya bayar pakai kartu debit, ya Mbak?"

"Boleh Nona." meraih kartu debit yang Alisha sodorkan.

"Terima kasih! silahkan belanja lagi!" Alisha hanya mengangguk dan keluar dari butik itu dengan hati yang berbunga-bunga.

"Bos!" harga gamis itu kan dua juta," ucap pegawai kasirnya.

"tidak apa-apa!" ucap Vier sambil tersenyum, dasar gadis penabrak, awal bertemu dan tadi ekspresinya sama nggak berubah," gumamnya lirih sambil melihat ke arah Alisha pergi.

Keluar dari butik Alisha langsung berkeliling untuk mencari Luna, namun setelah di cari di beberapa toko nyatanya luna tidak ada disana. Akhirnya Alisha memutuskan mencari Luna di lantai teratas mall tempat dimana cafe, serta pujasera berada.

"Ampun! bisa gak sih kirim pesen gitu!" geram Alisha.

"Lupa, saking lapernya. Habisnya lo lama banget!" kres ayam goreng tepung itu masuk ke dalam mulut Luna tanpa perlawanan.

"Lo gak pesen?" tanya Luna.

"Bawa pulang deh, udah jam delapan!" jawab Alisha.

"Trus gimana, dapat nggak?"

"Dapat dong, nyokap lo pasti seneng!" Alisha meletakkan paperbag bertuliskan Xavi's boutique ke atas meja.

"Widih, mantap!" papar Luna sumringah.

"Tujuh ratus ribu!" ujar Alisah membuat Luna tersedak makanannya.

"Yang bener?!" Alisha mengangguk.

"Murah banget!" Luna tak percaya.

"Beneran, ya kali gue bohong sama lo, buat apa coba!" Alisha menyerahkan struk belanja dari butik tadi ke Luna.

"Apa iya butik tenar begitu ada baju seharga ini?" gumam Luna merasa ada yang aneh.

Alisha yang baru menyadari menatap langit-langit mall bingung, "Iya ya! kok aku baru sadar!" Alisha menyendarkan tubuhnya ke kursi, sedangkan Luna hanya bisa mengelengkan kepalanya menanggapi sahabatnya yang kelewat polos ini.

***

Pukul sepuluh malam Alisha baru sampai di kostannya, Luna yang berniat mengantar pun Alisha larang, karena jika mengantarnya terlebih dahulu ke kostannya, Luna akan terlalu malam tiba di rumahnya.

"Baru pulang, Mbak?" tanya satpam penjaga kost.

"Iya, Pak! main dulu," pak satpam yang bernama Jupri itu tersenyum.

"Alhamdulillah!" Alisha merebahkan tubuhnya setelah selesai mencuci tangan dan kakinya.

Dret dret

Alisah bangkit dari tidurnya dan meraih ponselnya. "Halo?" sapa Alisha pada seseorang yang menghubunginya.

"Halo, sayang! sudah di kost?" tanya seseorang itu yang tak lain adalah kekasihnya sendiri, Reza.

"Sudah Mas, maaf nggak angkat telpon kamu, di taksi tadi."

"Iya Nggak apa, sayang. Mas sedang di bandara, dapat penerbangan terakhir!" ujarnya.

"Ya sudah, semoga selamat sampai tujuan. Kalau masih capek nggak usah ke kantor, nanti aku yang akan ke rumah Mas Reza."

"Oke, sayang. I love you!"

"Love you to, Mas!"

"Tunggu mas, ya?" ujarnya.

"Iya, selalu!" Alisha tersenyum.

Panggilan terputus, pria yang kini sedang duduk di bandara menunggu keberangkatan pesawatnya itu gundah, bukan tidak senang, tapi hatinya sungguh tidak tenang.

"Maaf, semoga Mas nggak mengecewakan kamu!" gumamnya memandang foto sang kekasih di layar ddepan ponsel miliknya.

***

Jam menunjukan pukul 3 sore, Alisha yang masih berkutat dengan komputernya sesekali membalas pesan sang kekasih yang terus menanyakan apa ia akan datang kerumah atau tidak.

Alisha yang memang cukup sibuk, tidak tahu bisa datang kerumah atau tidak karena setelah rapat tadi pagi, pak Bagas selaku asisten sang bos memberikan beberapa proposal yang harus Alisha periksa sebelum di serahkan ke pak Ryan sang CEO.

Dering ponsel yang tiada henti itu membuat Alisha menghela nafas panjang. "Ya Allah, Mas Reza, gimana nanti kalau jadi suami!" batin Alisha geram." Alisha yang ingin pekerjaannya cepat selesai tak menggubris pesan beruntun yang Reza kirimkan.

"Hah!" Alisha merentangkan kedua tangannya ke atas dan menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Jam 5," gumamnya.

"Ya ampun, aku belum solat!" Alisha bergegas bangkit dari duduknya mengambil air wudhu dan solat di mushola kecil yang ada di samping ruangannya.

Jam menunjukan pukul enam, Alisha yang masih berkutat di mejanya belum ada tanda-tanda akan meninggalkan pekerjaannya, bahkan luna sampai datang ke lantainya untuk melihat sang sahabat yang tak terlihat batang hidungnya hari ini.

Sedangkan Reza, sudah sangat kesal karena sang kekasih tak kunjung memberi kabar, ketakutan yang mulai tak beralasan membuatnya frustasi.

"Ah, Alisha dimana sih!" Reza langsung mengambil smartphonenya untuk menghubungi seseorang.

Tut tut

"Halo yan?!" Reza menghubungi sahabat sekaligus atasannya itu.

"Apa sih Rez, galak banget!" jawabnya.

"Lo kasih pekerjaan apa sih ke si Alisha?" tanya Reza dengan nada kesal.

"Kenapa?" jawabnya santai, sedang pria yang menelponnya ini sudah seperti banteng yang siap menyeruduk.

"Dia janji pulang kerja kerumah gue, kenapa sampai sekarang gak ada kabar!" serunya.

"Ada beberapa proposal dari pengembang yang di berikan Bagas pada Alisha tadi setelah rapat, mungkin masih mengerjakan itu. Kamu tahu sendiri kan jika gadismu tak pernah menunda pekerjaannya!" ujar Ryan diseberang sana.

"Ya sudah, aku akan menyusulnya ke kantor!" tut ! " panggilan Reza putus secara sepihak.

"Dasar bucin!" gumam Ryan yang sedang memeluk istri tercintanya yang sedang menonton tv.

Laju kendaraan roda empat itu sudah melebihi batas, sampai-sampai pengendara lain mengumpat kepada sang sopir yang tak tahu aturan ini, si pria yang sedang gundah tak menentu itu tak lagi memperdulikan keselamatannya, bahkan jika ia kehilangan nyawanya pun akan lebih baik, batinnya berseru.

Tap tap tap

Langkah kaki penuh kesal ia pijakkan ke lantai kantor, bahkan satpam yang sedang berkeliling perusahaan pun tak di hiraukannya, padahal ia menyapa Reza penuh hormat dengan membungkukkan sedikit badannya.

"Langkah lebarnya itu tiba tiba berhenti setelah pandangannya tertuju pada gadis yang amat ia cintai, gadis yang dia khawatirkan sedang membolak balik berkas tanpa merasakan apapaun padahal kantor ini sudah cukup sepi.

"Sayang!" panggilnya." si gadis mendongak memandang pria yang ia rindukan.

"Mas? ngapain?" tanya Alisha sambil menyambut uluran tangan Reza.

"Aku kangen kamu!" ucapnya sambil mencium punggung tangan Alisha.

"Maaf, pekerjaanku banyak hari ini! pekerjaan tak terduga sih!" gumamnya sambil tertawa kecil.

" Iya, Mas yang terlalu khawatir! maaf jika pesan dan telpon mas menganggumu," ucapnya penuh sesal.

"Nggak apa, Mas! kamu sehat kan?" tanya Alisha yang merasa pandangan Reza sedikit aneh, raut wajahnya yang tak seperti biasanya.

"Mas sehat! ya sudah mas akan menunggumu, lanjutkan saja."

"Tinggal satu berkas kok, setengah jam ya!" Reza mengangguk dan duduk di sofa tunggu yang ada di depan meja Alisha.

Terpopuler

Comments

nenk 'yLa

nenk 'yLa

wahh paptut d curigai nii mngk ad apa2 y ni s reza aplg wkt itu smpt k club n gada kbar.. psti bkin kslahan yg tr bkin alisha bner2 kcewa

2023-04-04

0

Sil-Vi

Sil-Vi

next

2022-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Tidak Sengaja
2 Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3 Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4 Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5 Bab 5 - Obrolan Pasangan
6 Bab 6 - Hubungan Terlarang
7 Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8 Bab 8 - Rencana Pertunangan
9 Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10 Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11 Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12 Bab 12 - Menuju Sah
13 Bab 13 - SAH
14 Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15 Bab 15 - Acara Resepsi
16 Bab 16 - Dukungan Vier
17 Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18 Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19 Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20 Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21 Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22 Bab 22 - Semua tahu
23 Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24 Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25 Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26 Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27 Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28 Bab 28 - Kekalutan Reza
29 Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30 Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31 Bab 31 - Perjanjian
32 Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33 Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34 Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35 Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36 Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37 Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38 Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39 Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40 Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41 Bab 41 - Bertemu Seseorang
42 Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43 Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44 Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45 Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46 Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47 Bab 47 - Jodoh Alisha
48 Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49 VISUAL PEMAIN
50 Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51 Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52 Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53 Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54 Bab 54 - Hampir Saja
55 Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56 Bab 56 - Tamparan Menggema
57 Bab 57 - Pembelaan Alisha
58 Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59 Bab 59 - Kedatangan Ryan
60 Bab 60 - Menjalankan misi
61 Bab 61 - Jumpa pers
62 Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63 Bab 63 - Reza sang Penolong
64 Bab 64 - Mencari titik Terang
65 Bab 65 - Bantuan Besar
66 Bab 66 - Berjalan dua Arah
67 Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68 Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69 Bab 69 - Calon Ayah
70 Bab 70 - Vier sang Perisai
71 Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72 Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73 Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74 Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75 Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76 Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77 Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78 Bab 78 - Insiden di Surabaya
79 Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80 Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81 Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82 Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83 Bab 83 - Mencoba menghasut
84 Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85 Bab 85 - Baby D
86 Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87 Bab 87 - Ekstra part 1
88 Bab 88 - Ekstra part 2
89 PENGUMUMAN
90 Bab 90 - Ekstra Part 3
91 Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1- Tidak Sengaja
2
Bab 2 - Posesifnya Sang Wakil CEO
3
Bab 3 - Takdir Atau Kebetulan
4
Bab 4 - Mulai Merasa Kacau
5
Bab 5 - Obrolan Pasangan
6
Bab 6 - Hubungan Terlarang
7
Bab 7 - Bantuan Si Pria cantik
8
Bab 8 - Rencana Pertunangan
9
Bab 9 - Pertunangan Reza dan Alisha
10
Bab 10 - Desas Desus Sang Desainer
11
Bab 11- Foto Selembar Kertas Medis
12
Bab 12 - Menuju Sah
13
Bab 13 - SAH
14
Bab 14 - Tamu yang Tak Di undang
15
Bab 15 - Acara Resepsi
16
Bab 16 - Dukungan Vier
17
Bab 17 - Kenyataan dalam amplop
18
Bab 18 - Kebohongan Yang Kejam
19
Bab 19 - Flashback Kota Pelajar
20
Bab 20 - Menemui ibu dari calon anak suamiku
21
Bab 21 - Alisha Jatuh Sakit
22
Bab 22 - Semua tahu
23
Bab 23 - Bukan Reza,Namun Vier
24
Bab 24 - Mencoba Menjalani nya Perlahan
25
Bab 25 - Ruang Baru untuk Alisha
26
Bab 26 - Menuju 7 bulanan Kehamilan Davina
27
Bab 27 - Tentang Davina dan Acara tujuh bulanan
28
Bab 28 - Kekalutan Reza
29
Bab 29 - Alisha memilih pilihannya
30
Bab 30 - Takdir Memang tak Berpihak Pada Kita
31
Bab 31 - Perjanjian
32
Bab 32 - Mengalir Bagai Air
33
Bab 33 - Lahirnya Penerus Pratama
34
Bab 34 - Keinginan Yang Tak Sesuai
35
Bab 35 - Kejujuran memang selalu menyakitkan
36
Bab 36 - Sampai Pada Ujungnya
37
Bab 37 - Memulai dai Awal Lagi
38
Bab 38 - Acara Fashion Tahunan
39
Bab 39 - Kilometer 0 Kota Pelajar
40
Bab 40 - Mencoba Keberuntungan
41
Bab 41 - Bertemu Seseorang
42
Bab 42 - Takdir membawa ku Padamu
43
Bab 43 - Galau nya Alisha,Gembiranya Vier
44
Bab 44 - Menuju Kota Kembang
45
Bab 45 - Menjelaskan Maksud Pria Cantik itu Kepada sang Kakak
46
Bab 46 - Menyambut belahan Jiwa
47
Bab 47 - Jodoh Alisha
48
Bab 48 - Malam Pertama Versi Vier dan Alisha
49
VISUAL PEMAIN
50
Bab 50 - Menyelami Bahtera itu Bersama
51
Bab 51- Wanita dalam mobil Vier
52
Bab 52 - Tulusnya sebuah rasa cinta
53
Bab 53 - Gosip Pernikahan Sang Desainer
54
Bab 54 - Hampir Saja
55
Bab 55 - Mengumumkan Pernikahan
56
Bab 56 - Tamparan Menggema
57
Bab 57 - Pembelaan Alisha
58
Bab 58 - Manjanya Vier,Reza Pantang Menyerah
59
Bab 59 - Kedatangan Ryan
60
Bab 60 - Menjalankan misi
61
Bab 61 - Jumpa pers
62
Bab 62 - Gosip tentang Alisha
63
Bab 63 - Reza sang Penolong
64
Bab 64 - Mencari titik Terang
65
Bab 65 - Bantuan Besar
66
Bab 66 - Berjalan dua Arah
67
Bab 67 - Namun Satu Tujuan
68
Bab 68 - Kedatangan Anisa dan Keluarga
69
Bab 69 - Calon Ayah
70
Bab 70 - Vier sang Perisai
71
Bab 71 - Kebenaran yang sesungguhnya
72
Bab 72 - Balasan dari sifat egoisnya
73
Bab 73 - Menyelesaikan masalah Reza
74
Bab 74 - Cinta itu tak mungkin bersemi kembali
75
Bab 75 - Ngidam di trimester kedua
76
Bab 76 - Balada Buah Sirsak
77
Bab 77 - Kedatangan Ibu Kandung Ghaisan
78
Bab 78 - Insiden di Surabaya
79
Bab 79 - Tangisan manja istri Xavier
80
Bab 80 - Rindu yang terhalang cindera lengan
81
Bab 81 - Keputusan demi keadaan masa depan
82
Bab 82 - Undangan pesta ulang tahun
83
Bab 83 - Mencoba menghasut
84
Bab 84 - Ruang Operasi dan Kedatangan Polisi
85
Bab 85 - Baby D
86
Bab 86 - Lelaki cantik itu Jodoh ku
87
Bab 87 - Ekstra part 1
88
Bab 88 - Ekstra part 2
89
PENGUMUMAN
90
Bab 90 - Ekstra Part 3
91
Ekstra Part 4 - Cinta Gila Seorang Vier
92
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!