"Kamu cantik!" ucap si pria sambil memeluk alisha posesif. Vier yang melihat keromantisan sejoli ini hanya bisa mengulum senyum saja.
"Langsung coba jas saja, aku masih banyak kerjaan!" imbuh Reza.
"Oke, sebentar!" Vier masuk kedalam sebuah ruangan untuk mengambil jas yang akan Reza kenakan.
"Nih, kamu coba di ruang ganti nanti aku bantu rapikan," Vier menyerahkan jas hitam dengan aksen benang emas yang membentuk gambar kelopak mawar itu pada Reza.
"Permisi bos, ada yang mencari!" ujar salah satu karyawan vier sambil berbisik.
"Siapa?" tanya Vier, karyawan yang datang itu ragu untuk menjawab. Vier yang paham jika seseorang yang tak ingin ia temui sekarang ini datang, langsung pamit meninggalkan Reza dan Alisha.
Cek Klek
Vier membuka pintu ruangannya sedikit keras, membuat seseorang yang sedang menunggunya terlonjak kaget.
"Untuk apa kamu kesini?"
"Karena kamu tak menjawab telponku!" pekiknya.
"Kecilkan suaramu!" tegas Vier.
"Aku sedang ada tamu, pulanglah!" vier berdiri namun sebelum mencapai pintu Andra menarik tangan Vier dan menjatuhkankannya ke sofa.
"Apa yang kau lakukan?" geram Vier.
"Jangan mengurus pernikahan orang lain, kita juga harus mengurus pernikahan kita!" ucap Andra memandang mata vier dengan lekat.
"Kau gila, Andra!" geram Vier tertahan.
Klek
"Kak Vi," ucapan Alisha tertahan melihat adegan yang, ah sudah lah.
"Ma ma maaf! Alisha nggak sengaja,ma maaf Al nggak ketuk pintu dulu!" wajah merona bak udang panggang sudah tak bisa Al kondisikan melihat adegan yang wou itu."
Vier yang terkejut refleks mendorong Andra dengan keras sehingga membuat andra terjengkang dan terjatuh.
Beberapa saat lalu, Reza yang mendapat telpon dari salah satu kliennya meminta Alisha untuk naik ke atas meminta Vier mengirimkan saja jas dan segala keperluannya langsung ke rumah, karena dia tak lagi bisa menunggu dan harus kembali bekerja. Sebelum Alisha melihat adegan tersebut, karyawan Vier sudah mengingatkan agar tak masuk ke dalam ruangan Vier sebelum tamunya itu keluar dari sana, namun karena Alisha beralasan jika Reza akan segera pergi, mau tak mau karyawan Vier akhirnya mempersilahkan Alisha untuk menemui Vier di ruangannya.
Brak
Alisha membanting pintu ruangan Vier dan sedikit berlari menuruni anak tangga. Vier yang sudah menduga bahwa Al akan berpikiran macam-macam mengejar gadis itu tanpa memperdulikan Andra yang terjatuh.
"Vier!" seru Andra yang melihat Vier berlalu begitu saja.
"Gue lihat apaan tadi, ya Allah gusti!" benak Alisha berteriak sambil memukul mukul keningnya sendiri.
"Kenapa sayang?" tanya Reza yang melihat Alisha seperti habis melihat hantu.
"Nggak apa, Mas." Alisha mencoba menetralkan degub jatungnya.
"Alisha!" panggil Vier.
"Sorry Vi, aku nggak bisa lama-lama. Karena hari ini aku cukup sibuk, maklum acara lamaran tinggal beberapa hari lagi!" tawa bahagia menghiasi wajah Reza.
"Aku pamit duluan ya, nanti Alisha akan di jemput supirnya Mami!" sambil melepas jas yang ia coba tadi Reza mencium kening Alisha.
"Oke, nggak masalah, hari ini akan aku kirim keperluanmu ke rumah!" Reza mengangguk.
"Maaf sayang, aku duluan ya! kamu tahu kan klien kita yang dari jepang itu nggak suka dengan keterlambatan.
"Iya mas, hati-hati!" Reza kembali mengecup lembut pipi Alisha, membuat vier merasakan sesuatu yang tak nyaman di hatinya.
"Maaf Al, tadi--
"Nggak apa Kak, maaf Alisha lancang langsung buka pintu!" ucap Alisha merasa sedikit tak nyaman.
"Vie!" Andra datang memanggilnya.
"Aku pamit dulu, aku tunggu kamu di apartemen!" lanjutnya, sontak perkataan Andra membuat otak cetek Alisha berhayal entah kemana.
"Apartemen!" benak Alisha.
"Vier yang serba salah tak menanggapi ucapan Andra, dia memilih diam karena takut salah bicara yang akan membuat Alisha lebih salah paham.
Tapi...
Untuk apa ia memperdulikan perasaan alisha?
Vier merasa aneh dengan hatinya saat ini, bingung dengan hati dan pikirannya yang tak selaras.
Senja sore datang membawa jingga yang sungguh indah membuat siapapun akan takjub dengan goresan tinta yang Maha Kuasa tersebut. Alisha yang bingung dengan hatinya kini mulai sedikit resah, melihat sesuatu yang seharusnya tak ia lihat. Mungkin benar, jika ia beberapa kali mengatakan pada dirinya jika wajar pria seperti Vier pasti mempunyai hubungan yang tak semestinya, namun Alisha selalu menepis segala prasangka itu. Tetapi setelah melihat adegan yang ia lihat tadi, benar-benar membekas di pikiran Alisha, apalagi setelah perkataan lelaki tampan yang tak semestinya beralih gender itu 'apartemen' kata itu terus terngiang di telinganya, membuatnya begidik ngeri.
"Ya Allah, ngapain gue mikirin itu terus!" Al menggeleng gelengkan kepalanya mencoba menepis segala pikiran buruknya tentang Vier.
"Tapi kenapa, disini," menunjuk dadanya sendiri.
"Ada rasa kecewa, ya?" ungkapnya.
"Ah bomatlah!" tak mau ambil pusing, Alisha langsung mengambil air wudhu dan bersiap menunaikan solat mahgrib.
***
Suasana rumah yang beberapa waktu lalu riuh karena merayakan kelahiran sang cucu, kali ini rumah itu kembali ramai karena ada acara lamaran adik dari menantunya. Mereka yang sudah menganggap Alisha seperti anak sendiri meminta jika acara lamaran di adakan di Bandung tempat sang kakak tinggal bersama suaminya.
"Geulis pisan!" ucap ibu mertua Anisa kakak kandung dari Alisha.
"Jangan gitu Bu, Alisha terbang nembus langit nih!" jawab Alisha membuat sang ibu tertawa.
"Masih dimana calon mu?"
"Katanya setengah jam lagi sampai." Alisha sedikit membenahi penampilannya.
"Ya sudah, Ibu keluar dulu, ya?" Alisha mengangguk.
"Sudah ya, Sis, you syantik banget!" ucap kang make up namun tak mau di panggil akang itu, Al yang salah menyebutnya dengan kata mas mebuatnya sedih, "aku bukan mas juga bukan Mba, jadi panggil aku Miss aja," selorohnya, membuat Alisha langsung mengulum bibirnya menahan tawa.
Mas mas yang maunya di panggil miss itu adalah perias ahli alias MUA yang di kirim khusus untuk acara lamaran alisha oleh Vier.
"Udah perfect, sempurna. Tinggal nunggu lakinya datang, nyambut langsung sosor deh!"
"Kok sosor Miss? dikata aku soang apa," ujar Alisha merotasikan bola mata.
"Oh bukan ya, lupa!" dia tertawa.
"Sudah, Dek?" tanya Anisa sang kakak.
" Sudah kak!" ucap Alisha.
"Semoga jodohmu ya, kakak doakan yang terbaik!"
"Makasih Kak," ucap Alisha dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Eits! nggak boleh ada acara mewek, rusak hasil karya eike nanti!" Anisa yang mendengar celotehan pria itu tertawa.
Klek
"Nis udah dateng!" ucap sang suami. Deru suara mobil berhenti serta pintu mobil yang di tutup bersamaan membuat Alisha berdiri dan melihat lewat celah jendela.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya Pratama!" sambut ayah mertua Anisa.
Rombongan dari jakarta itu di hadiri keluarga inti Pratama, mami Widya, nyonya dan tuan Subrata serta istri Ryan atasan Alisha, sedangkan Ryan tak bisa hadir karena sedang melakukan pekerjaan di luar kota.
"Wah tersanjung sekali saya di panggil tuan oleh seorang MayJen yang cukup mahsyur ini!" ujar papi Raja.
Ayah mertua Anisa yang bernama wisma itu tertawa, "hanya jabatan bukan apa apa, disini saya hanya ayah dari nak Alisha, bukan mayjen!" pungkasnya. Tak ingin melantur, ayah Wisma segera mempersilahkan para tamu untuk masuk kedalam rumah.
"Jadi kedatangan kami kesini untuk menyambung silahturahmi antar keluarga kita lewat Reza dan juga Alisha, kami sekeluarga juga sangat berterima kasih atas sambutan yang sangat baik dari keluarga MayJen Wisma Darma ! " tutur papi Raja.
"Terimakasih atas kedatangan tuan dan nyonya Pratama selaku orang tua Reza, kami sangat senang menerima niat baik nak Reza untuk meminang putri kami yang bernama Alisha Lintang," papar ayah Wisma.
"Jadi bagaimana Reza? Sudah yakin,meminang Al untuk menjadi istrimu?" tanya sang ayah.
"Saya Reza Fahri Pratama siap! untuk meminta Alisha menjadi istri saya!"
"Alhamdulillah!" seru seluruh tamu dan keluarga tuan wisma.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Wiwit Gustiningsih
masih sukaaaa👍
2023-01-22
0
Jamilah Mila
aku sllu mengikuti ceritanya thor
2022-03-14
1