Bab 16

Sepanjang perjalanan, Rasel terus gencar melakukan pendekate dengan Adel. Ia terus mengajak Adel mengobrol. Bahkan sesekali mereka berdua tertawa cekikikan jika ada hal yang menurut mereka lucu.

Berbeda dengan Varel yang terus cemberut, wajahnya datar dan hanya lurus menatap ke depan dengan hati yang nano-nano.

Hanya sesekali ia melirik Adel dari center mirror yang ada di dalam mobil tersebut. Akhir-akhir ini memang ia dan Adel sudah jauh lebih baik komunikasinya. Namun, entah kenapa hari ini perasaannya campur aduk. Ia tahu, ia salah saat tadi hampir saja mencium Adel dan bagus itu gagal sebelum terjadi, tapi jujur hatinya juga kesal dan dongkol setengah mati dan itu memicu sikapnya yang kembali dingin kepada wanita tersebut.

Varel kembali melirik mirror center, tanpa sadar ia menarik sedikit sudut bibirnya

saat melihat Adel tertawa karena jokes receh yang di lontarkan oleh Rasel, "Aku pasti sudah gila!" batinnya.

Adel bukanya tak tahu jika Varel sesekali meliriknya, namun ia memilih untuk berpura-pura tak menyadarinya. Jujur ia senang sekali karena akhir-akhir ini Varel sudah bersikap lebih baik kepadanya, tapi tidak dengan hari ini, pria itu terlihat kembali dingin dan jutek. Benar-benar susah di tebak, pikirnya.

"My baby bening, cantik gini masa nggak ada pacar sih? Bohong ya? Pasti banyak kan pacarnya saat di luar negeri?" ucap Rasel.

"Eh, enggak ada beneran. Aku nggak ada waktulah buat bermain-main cari pacar. Emang beneran enggak ada," jawab Adel yang sedikit melirik ke Varel, sangat berharap pria itu mendengarnya.

Dan tentu saja Varel mendengarnya, karena diam-diam pria itu sejak tadi memasng telinga, menyimak obrolan Rasel dan Adel meski tak ikut nimbrung mengobrol. Hanya diam seperti seorang supir yang sedang mengantar majikannya.

Diam-diam, Varel senang mendengar jawaban Adel, itu artinya wanita itu selama ini tidak pernah menjalin hubungan dengan pria lain.

"Kalau begitu, aa Rasel boleh dong daftar. Atau mau mau langsung ke KUA saja?" canda Rasel.

Dan Adel yang mengetahui Rasel bercanda, dengan santai membalas, "Boleh, yuk gas ke KUA!" ucapnya yang juga bercanda.

Ciiiitttttttt

Varel mendadak mengerem mobilnya. Sontak membuat Adel dan Rasel terkejut. Bahkan Rasel sampai terjeduk dasbor mobil.

"Wah gila lo, Rel! Ngerem nggak kira-kira, sakit nih jidat gue!" umpat Rasel seraya memegangi keningnya. Sementara Adel memegangi dadanya karena terkejut.

"Ada kadal lewat!" ucap Varel berbohong, padahal ia mengerem mendadak karena terkejut mendengar jawaban Adel atas ajakan Rasel menikah yang langsung diiyakan oleh wanita tersebut.

"Dih, mana ada kadal lewat, ngadi-adi nih orang," cebik Rasel.

"Lagian lo dari tadi berisik banget, gue jadi nggak konsen nyetir, bisa diem aja nggak?" sambung Varel.

Rasel mencebik, ia mendekatkan bibirnya di telinga Varel," Kesempatan buat gue Rel, pedekate sama my baby bening," bisiknya. Varel hanya mendengus sebal mendengarnya.

"My baby bening tidak apa-apa kan? Tidak ada yang terluka atau lecet kan?" tanya Rasel yang kembaki menoleh ke belakang.

"Lebay banget sih!" sindir Varel.

"Namanya juga usaha Rel, lo kenapa sih, perasaan akhir-akhir ini jadi gampang keluar tanduknya, lagi datang bulan?"

Varel diam tak menyahut. Memang ia akui, sejak Adel kembali, moodnya menadi super kacau, bisa naik dan turun secara drastis.

"Nggak apa-apa kan?" tanya Rasel sekali lagi menoleh ke belakang.

"Nggakpapa," jawab Adel.

🌻🌻🌻

"Saya sudah bilang kan, harus ada unsur kayunya, kenapa ini tidak ada? Saya tidak mau tahu, harus ganti sesuai dengan yang saya perintahkan! Kalian pikir omongan saya tidak ada gunanya, hah!" ucap Varel dengan nada tinggi.

" Ngeri ya?" bisik Rasel kepada Adel yang berdiri di daun pintu.

" Iya, dulu kayaknya nggak sepemarah itu deh orangnya," sahut Adel setengah berbisik.

" Beneran lagi datang bulan kali," ujar Rasel bercanda. Adel langsung tersenyum mendengarnya.

"Rasel!" panggil Varel dan yang di panggil malah masih asyik mepetin Adel.

"RASEL!" panggil Varel sekali lagi dengan nada lebih keras.

"Aa' kesana dulu ya, keluar tuh tanduknya, takut di seruduk!" ucap Rasel dan hanya di tanggapi senyuman tipis oleh Adel.

"Apa sih, Rel? Aku nggak budek ya!"

"Kau kesini untuk kerja bukan untuk menggoda wanita," ucap Varel.

"Yaelah ini weekend kali, harusnya libur. Masih mending gue mau nemenin lo, makanya pakai aspri, biar gue nggak ngintilin lo kemana-mana," cebik Rasel.

Sementara Varel dan Rasel bekerja, Adel memilih untuk melihat-lihat di sekitar hotel dan resort yang sudah sekitar delapan puluh persen pengerjaannya tersebut.

Tak henti-hentinya ia memuji keindahan bangunan tersebut yang ia dengar Varel sendiri yang merancangnya. Sesekali ia melihat kearah dimana Varel terlihat sedang serius berbicara dengan bawahannya. Pria tersebut begitu terlihat sangat tampan saat sedang serius seperti itu.

Ternyata sampai malam, Varel tak juga selesai dengan pekerjaannya. Sialnya, saat mereka hendak kembali, ternyata mobilnya mogok sehingga mau tidak mau mereka akan menginap satu malam di sana.

Karena tidak mungkin menginap di hotel yang sedang di bangun tersebut, dengan terpaksa mereka mencari penginapan di sekitar hotel. Dan akhirnya setelah berjalan mencari, ketemu sebuah penginapan tradisional yang setiap kamarnya memiliki bangunan sendiri dari bambu.

"Harusnya tadi kamu tidak usah ikut, sekarang kalau begini bagaimana? Kita terpaksa harus berjalan jauh dan menginap di sini," ucap Varel dingin seraya menyerahkan kunci kepada Rasel dan Adel setelah mereka bertiga makan malam. Sebenarnya Varel merasa tak tega melihat Adel yang harus ikut berjalan jauh dengannya.

"Ya tidak apa-apa kita menginap, tidak masalah!" ucap Adel santai dan langsung menuju kamarnya yang ternyata berada tepat di samping kamar Varel. Sedangkan Rasel kebagian di ujung.

"Tukeran, Rel! Gue yang di sini ya, biar bisa dekat my baby bening!" ucap Rasel memohon.

"Nggak ada tuker-tukeran! Bahaya! Udah sana lo ke kamar lo, gue mau istirahat!" ucap Varel yang langsung menutup pintu kamarnya.

"Lah emang kalau lo yang dekat, enggak bahaya?"

🌻🌻🌻

Adel langsung melempar tubuhnya ke ranjang, kakinya terasa pegal sekali karena harus berjalan cukup jauh untuk menemukan penginapan tersebut di tambah lambungnya yang terasa sangat pegal sekali dua hari terakhir ini," Untung nggak pakai high heels tadi," desahnya seraya memijit betisnya yang pegal.

Semakin malam, Adel bukannya semakin pulas tidurnya, namun justru semakin tidak bisa terpejam. Ia kepikiran akan sikap Varel yang kembali dingin kepadanya.

"Jelas-jelas siang tadi mau nyium aku, kenapa sekarang tiba-tiba jadi jutek lagi? Dia pikir aku cewek apaan! Ini nggak bisa di biarin! Seenaknya aja!" Adel bangun dari tidurannya dan keluar dari kamarnya.

Sedangkan Varel tengah menerima telepon dari Andini saat pintu kamarnya di ketuk. Ketukan pertama ia abaikan dan terus menanggapi omongan Andini dari seberang telepon.

"Aku nggak bisa tidur, makanya aku telepon mas,. Pengin dengar suara mas Varel. Udah beberapa hari nggak dengar suara mas Varel, aku kangen," ucap Andini.

"Kalu begitu pulanglah, atau mau aku jemput kesana?" tanya Varel.

"Tidak usah, mas kan sibuk. Nanti aku akan secepatnya kembali, apa mas juga merindukan aku?" tanya Andini.

Belum Varel menjawab, terdengar pintu kamarnya kembali di ketuk, dan kali ini lebih keras bahkan suara teriakan Adel yang memanggilnya juga terdengar.

" Ada yang mengetuk pintu kamarku, sepertinya itu Rasel, aku tutup teleponnya dulu, kamu cepetan tidur ini sudah malam," ucap Varel.

"Hem, baiklah. Selamat malam mas, i love you!" ucap Andini.

"Hem, malam and nice dream," balas Varel dan langsung mematikan panggilan Andini.

"Ada apa?" tanyanya jutek setelah membuka pintu.

"Om. Kenapa sih sama aku? Suka seenaknya sendiri sikonya. Tiba-tiba baik sama aku, tapi tiba-tiba juga jadi jutek dan dingin. Perasaan beberapa hari ini kita nggak ada masalah, bahkan tadi siang jelas-jelas om mau cium aku, kenapa setelahnya jadi jutek lagi. Aku ikut kesini juga kan karena diajak kan sama teman om, tapi dari tadi om judesin aku terus. Emang apa salahku?"

Mendengar Adel mengomel, Varel tersenyum samar, ia jadi ingat dengan Adel saat remaja dulu, susah di bilangin dan suka ngeyel, namun begitu menggemaskan untuknya.

Di luar sana, Varel melihat Rasel yang sedang berjalan, ia tahu kemana arah langkah kaki sahabatnya tersebut. Kamar Adel.

"Malah diam, kalau emang om sebegitu benci dan nggak sukanya sama aku sekarang, bilang aja terus terang, aku akan pulang dan nggak akan ganggu om lagi, di rumahpun aku nggak akan menyapa atau bicara sama om, kalau perlu aku di kamar terus kalau om di rumah," ucap Adel mengeluarkan unek-unek yang selama ini ia pendam. Sungguh ia ingin berdamai dengam masa lalunya tersebut karena misi move on nya gagal total. Takdir seperti tak rela ia dan Varel saling melupakan, pikirnya.

Tanpa bicara, Varel menarik Adel masuk ke dalam dan menutup pintunya. Ia mengunci tubuh Adel di dinding dengan kedua tangannya.

"Mau ngapain?" Adel langsung mode siaga.

"Jadi kamu ke sini, untuk menagih ciuman yang gagal tadi siang?" ucap Varel dengan senyum smirknya.

"Ti-tidak. Bukan begitu. Aku hanya ingin kita berdamai dan melupakan masa lalu. Maksudku..."

"Semudah itu? Kamu minta aku melupakan rasa sakit yang kamu berikan, di sini?" Varel menarik tangan Adel dan meletakkan di dadanya.

Adel bisa merasakan detak jantung Varel, "Aku tahu aku salah, maaf. Tidak seharusnya aku melakukannya dulu," ucap Adel menunduk, ia tak berani menatap wajah Varel yang begitu dekat dengan wakahnya saat ini.

"Beritahu aku caranya!" ucap Varel, "Beritahu aku caranya untuk berdamai dengan rasa sakit yang kamu tinggalkan!,"

Tidak tahukah wanita di depannya ini betapa terpuruknya Varel saat Adel pergi meninggalkannya waktu itu. Seorang gadis remaja yang berhasil memporak-porandakan hati seorang Varel Adi Pradana. Dan kini ia kembali mengusik ketenangan hatinya yang sebenarnya belum benar-benar tenang tersebut.

"Bagaimana, Adelia Syafitri?"

"Aku... Aku benar-benar minta maaf," ingin sekali adel mengatakan jika ia juga sama menderitanya dengan Varel dulu. Betapa ia harus berjuang melawan rasa rindu dan juga rasa bersalahnya. Tentu saja itu juga tidak mudah untuknya. Hari-hari sulit juga harus ia lalui tanpa Varel.

Varel berdecak, "Hanya begitu?" tanya Varel. Kali ini dengan ada lembut.

Sesaat suasan hening, Adel. Merutuki kebodohannya yang mendatangi kamar pria tersebut.

Varel terus menatap intense wajah yang selama. Ini sangatbia rindukan tersebut. Seberapapun ia berusaha melupakan , justru ingatannya semakin kuat dan Varel selalu merutuki ketidak berdayaannya tersebut.

"Lihat aku Adelia," ucap Varel, "Tidakkah kau juga merindukan aku, Gadis bar-barku?" lanjutnya dalam hati.

Adel mendongak, menatap Varel yang ternyata sedang menatapnya lekat tersebut. Dan entah siapa yang memulai, kini bibir mereka sudah menempel satu sama lain.

Varel terdiam sejenak, menikmati hangatnya bibir yang ia rindukan tersebut. Bibir yang terkahir kali ia rasakan enam tahu yang lalu, tepatnya di Bandar saat Adel akan pergi meninggalkannya. Ia memejamkan matanya dan perlahan melu mattnyaa dengan lembut.

Adel seperti kehilangan oksigen dalam dirinya, tubuhnya menegang dengan amta membulat, mencoba meresapi apa yang sedang terjadi, lebih tepatnya apa yang sedang Varel lakukan terhadap bibirnya.

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

lnjut ajalaaah jngn ingat masa lalu ,,,,

2024-02-05

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

nikmatin aja Del ..... 🤭

2023-08-02

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

eiiitttsss ... posisi ngajak ituuuh .... 🤣🤣🤣

2023-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Chapter 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98 (End)
99 Bab 99 ( bonchap 1)
100 Bab 100 (bonchap 2)
101 Bab 101 (bonchap 3)
102 Novel Sebatas Ibu Pengganti
103 Bonchap 4
104 Bonchap 5
105 Bonchap 6
106 Bonchap 7
107 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Chapter 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98 (End)
99
Bab 99 ( bonchap 1)
100
Bab 100 (bonchap 2)
101
Bab 101 (bonchap 3)
102
Novel Sebatas Ibu Pengganti
103
Bonchap 4
104
Bonchap 5
105
Bonchap 6
106
Bonchap 7
107
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!