Chapter 3 : Menghajar Kepala Sipir

[Selamat, misi berhasil diselesaikan]

[Mendapat hadiah 200 poin]

[Master untuk kesekian kalinya hampir gagal]

Fandi membuka matanya. Tempat yang dia singgahi tetap tak berubah. Masih di ruang isolasi dengan ukuran 2X1, meluruskan kaki pun tak bisa. Sungguh keajaiban Fandi dapat tidur dengan kaki yang selalu tertekuk, jadi kesemutan. Biasanya jika dia berada di ruang isolasi, maka terlelap adalah sesuatu yang mustahil.

"Ini sangat sulit, tau! Mana ada ruang isolasi yang nyaman!" protes Fandi tak terima pada ucapan System yang seolah berkata bahwa tidur di ruang isolasi itu mudah.

[Baiklah, saya minta maaf, Master]

[Kompensasi atas ketidaksopanan saya]

[Master mendapat satu set makanan cepat saji]

Tercipta sebuah holografi 3D yang membentuk rupa fried chicken yang lengkap dengan nasi putih hangat, kentang goreng, dan Cola. Hanya butuh beberapa saat untuk ayam goreng itu menjadi nyata dan bisa disentuh.

"Khau ... baegh banget, System!" ucap Fandi yang penuh dengan makanan.

[Memang sudah seharusnya. Saya adalah asisten pribadi Master]

Fandi dengan lahap menghabiskan makanan itu. Dia tak tahu bahwa jam makan malam telah tiba. Seorang sipir memberikan piring plastik berisi nasi, sayur bayam, dan lauk tempe digoreng polos. Tak lupa sebotol air mineral. Sipir itu menatap sekilas Fandi yang sudut mulutnya belepotan dengan nasi dan sisa saus.

"Dapat makanan dari mana dia? Ada sipir yang iseng memberikan makanan?" batin sipir itu, menutup lubang ventilasi yang cuma muat untuk menyelipkan piring.

"Eh? Ini sudah malam, 'kah?" kejut Fandi. Dia menggigit tempe yang terasa hambar itu.

[Master akan segera keluar dari penjara. Harap tunggu sebentar lagi]

Fandi pun harap-harap cemas, menunggu kepastian. Tak kunjung datang, setengah jam hampir berlalu. Fandi sudah tak sabaran, dan hendak melayangkan protes, tapi pintu mungil itu mendadak menganga. Menghentikan aksi dari Fandi.

Nampak seorang sipir berjongkok mengintip Fandi. "Silahkan keluar."

"Hah? Sudah bebas, 'kah?" batin Fandi mengerjap, menatap sipir itu. Dia masih belum terlalu percaya bahwa dirinya sudah berada di luar dary ruang kecil itu. Mestinya dia berada di sana selama beberapa hari.

[Tak perlu diragukan lagi, Master]

"Hmm ... menurutku kau terlalu lemah, System. System-system lain yang pernah kutemui di novel itu tak seribet ini!" gerutu Fandi yang ditanggapi hening oleh System. Tak ada jawaban.

"Kau dipanggil ke ruang kepala Lapas!" beritahu sipir itu, tak lupa memborgol lengan Fandi, protokol keamanan.

Mereka pun menuju ruang kepala Lapas. Lalu ... begitu terkejutnya Fandi melihat sosok wanita asing.

Wanita asing yang cantik itu seketika berdiri ketika sadar akan kehadiran Fandi. Dia menunduk hormat. "Saya telah mengurus pembebasan Tuan Fandi."

"Ah, y~a. Terima kasih." Fandi mengangguk paham, tapi pada kenyataannya dia pening memikirkan wanita yang tak pernah dikenalnya sama sekali.

"System, siapa dia?" tanya Fandi dalam hati.

[Perwujudan dari permintaan Master]

[Wanita itu yang telah mengurus pembebasan Master dari penjara]

"Oh. Jadi, itulah kenapa aku harus menunggu hingga malam. Eh? Tapi, apa tak terlalu mudah? Bisa selesai dalam satu hari."

[Money is everything. Lagipula, domisili Master itu sangat mudah dilumasi dengan uang]

"Huh ... negara ini memang diperbudak oleh uang."

Fandi akhirnya berhadapan dengan Kepala Sipir. Bercengkrama sebentar, saling berbasa-basi. Dia langsung menaruh stigma negatif padanya, hanya dengan bertukar kata Fandi dapat mengetahui perangainya.

"Dia tak pantas dijadikan pemimpin!" batin Fandi memandang tak suka pada Kepala Sipir. Mereka kini berjabat tangan, saling bertukar senyum.

[Jadi, gimana, Master? Di singkirkan saja?]

"Singkirkan bagaimana?"

[Bunuh]

"Hah?" Kaget Fandi memekik tiba-tiba. Kepala Sipir menatap Fandi dengan pandangan bingung.

"Bukan apa-apa. Saya hanya sedikit terkejut. Bapak ternyata sangat ramah, ya?" ucap Fandi tersenyum ramah yang kentara dipaksakan.

Apa yang dikatakan Fandi itu bertolak belakang.

Kepala Sipir itu adalah orang paling jarang senyum, atau bersikap ramah. Orang paling tak disukai di Lapas, melebihi narapidana paling ganas dan bejat. Memerintah sipir lainnya seenaknya, mengabaikan hak-hak narapidana, dan pungli terhadap narapidana dan keluarganya. Penderitaan Fandi di penjara pun atas campur tangannya.

[Misi dikonfirmasi]

[Lengserkan kepala sipir dari jabatannya]

[Tingkat kesulitan : C]

[Batas waktu : Tidak ada]

[Hadiah : ???]

"Ya. Dia memang orang yang buruk. Bahkan Mbak-mbak suruhanmu itu ditatap dengan senonoh! Cih, aku ingin menghajarnya," batin Fandi terlanjur mengepalkan tinju, gatal ingin menonjok muka mesum si kepala sipir.

[Seharusnya tak masalah, Master]

"Eh? Boleh?"

Buagh ...

Tinju keras Fandi tepat mendarat di wajah si Kepala Sipir, membuatnya tersungkur jatuh. Sudut bibirnya langsung berdarah.

"Apa-apaan ini——"

Buagh ... buagh ... buagh ...

Fandi tak memberikan kesempatan baginya untuk bicara, terus ditonjoki hingga bonyok. Membayangkan semua penderitaannya di lapas, membuat Fandi semakin bersemangat untuk menghancurkan muka pak tua itu, bukannya ingat umur dan perbanyak beribadah, tapi malah menanam dosa.

"Hah ... hah ... huh, aku masih belum puas!?" ucap Fandi terengah-engah, dia mengelap keringat di pelipisnya. "Bunuh saja sekalian. Aku jijik padanya."

[Terserah, Master]

Fandi seketika menyeringai menakutkan.

[Saya menyarankan agar tak membunuhnya]

"Heh? Apa?" Kedua tangan Fandi yang hendak mencekik leher si Kepala Sipir , lantas berhenti mengikuti suara wanita yang menggema di benak Fandi.

"Padahal tadi kau menyuruh, system?!"

[Dipikir-pikir lagi tak ada untungnya]

"Kau tak konsisten!"

[Maaf, master]

Fandi awalnya enggan, tapi pada akhirnya dia menurut perkataan System.

Si Kepala Sipir berakhir dengan pingsan, terikat di kursi putarnya. Fandi lalu menuliskan serangkai kalimat pada secarik kertas dan menempelkan di jidat si kepala sipir.

[Jika ingin membuktikan bahwa kepala lapas bersalah, tak cukup dengan tulisan seperti itu. Butuh bukti. Tindakan Master malah membuat Anda bisa menjadi buronan]

[Tuduhan penganiayaan]

"Eh? Iya juga, ya?" Fandi menepuk jidatnya, gemas. Kenapa bisa sebodoh itu?

[Angka pada stat milik Master tak berbohong. Di bawah rata-rata]

Ukh ... tepat menusuk hati. Di hina oleh System-nya sendiri. Fandi mendadak merasa lesu, semangatnya hilang.

"Untuk bukti ... saya sudah menyiapkan semuanya." Wanita cantik suruhan System akhirnya buka suara. Langsung mengejutkan Fandi.

Terpopuler

Comments

Bang Dull

Bang Dull

nex

2024-04-02

0

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

yg. serius thor bikin cerita jgn ngasal yg masuk akal dikit...hhh

2024-01-18

0

Sang M

Sang M

cerita yg benar!!!

2023-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Fitnah
2 Chapter 2 : System
3 Chapter 3 : Menghajar Kepala Sipir
4 Chapter 4 : Karamel
5 Chapter 5 : Menginap di warnet
6 Chapter 6 : Curhat
7 Chapter 7 : Mengganti identitas
8 Chapter 8 : Tetangga
9 Chapter 9 : Pacar yang buruk
10 Chapter 10 : Rencana ke kampus Ariel
11 Chapter 11 : Belanja
12 Chapter 12 : Mafia berbahaya
13 Chapter 13 : Keluarga
14 Chapter 14 : Hadiah misi utama
15 Chapter 15 : Kemarahan
16 Chapter 16 : Pertemuan kembali
17 Chapter 17 : Kandidat pemfitnah
18 Chapter 18 : System 2.0
19 Chapter 19 : Upaya pembalasan (1)
20 Chapter 20 : Upaya pembalasan (2)
21 Chapter 21 : Upaya pembalasan (3)
22 Chapter 22 : Akuisisi selesai
23 Chapter 23 : Mulai kuliah
24 Chapter 24 : Rosi and the gang
25 Chapter 25 : Kemenangan mudah
26 Chapter 26 : Mina-Mona dalam bahaya
27 Chapter 27 : Pil siksaan
28 Chapter 28 : Perlindungan untuk Mina-Mona
29 Chapter 29 : Ariel
30 Chapter 30 : Tamu tak diundang
31 Chapter 31 : Kontrak
32 Chapter 32 : Mencari restu
33 Chapter 33 : Makan malam bersama
34 Chapter 34 : Perasaan iri
35 Chapter 35 : Malam mengerikan
36 Chapter 36 : Tetangga baru
37 Chapter 37 Kue kering
38 Chapter 38 kembali perawan
39 Chapter 39 : Kejadian tak terduga
40 Chapter 40 : Terbongkar
41 Chapter 41 : Memilih hadiah ulang tahun
42 Chapter 42 : Hipnotis?
43 Chapter 43 : Paranormal
44 Chapter 44 : Anak pungut? Bukan, cuma beda ibu!
45 Chapter 45 : Kebal
46 Chapter 46 : Heaven Mafia
47 Chapter 47 : Balas dendam sesungguhnya!
48 Chapter 48 : Menebar teror
49 Chapter 49 : Fian
50 Chapter 50 : Orang terdekat diincar
51 Chapter 51 : Misi selesai
52 Chapter 52 : Menantang Reka
53 Chapter 53 : Pengalihan target
54 Chapter 54 : Bersembunyi, mengelabui!
55 Chapter 55 : Menyewa
56 Chapter 56 : Pembagian tempat tidur
57 Chapter 57 : Erick, aku tak tahan!?
58 Chapter 58 : Surat
59 Chapter 59 : Ancaman
60 Chapter 60 : Bersiap melakukan penyerangan
61 Chapter 61 : Kakek misterius
62 Chapter 62 : Menyusup
63 Chapter 63 : Pembebasan, melarikan diri!
64 Chapter 64 : Bentrokan, pengendali pikiran
65 Chapter 65 : Penghuni asli pasar gelap
66 Chapter 66 : Desa pendekar
67 Chapter 67 : Kepala desa Ru
68 Chapter 68 : Mulai menyerang
69 Chapter 69 : Potensinya lebih besar
70 Chapter 70 : Bukan katana biasa
71 Chapter 71 : Kemenangan
72 Chapter 72 (end)
73 Lanjut
74 Chapter 73 Berangkat
75 Chapter 74 : Hibiki
76 Chapter 75 : Tempat tinggal
77 Chapter 76 : Berburu hantu
78 Chapter 77 : Ghost Slayer
79 Chapter 78 : Makhluk kuat
80 Chapter 79 : Penunggu
81 Chapter 80 : Melawan Yakuza
82 Chapter 81 : Misi baru
83 Chapter 82 : Usaha yang sia-sia
84 Chapter 83 : Asisten baru
85 Chapter 84 : Dianggap saingan
86 Chapter 85 : Selalu diganggu
87 Chapter 86 : Di Tokyo?
88 Chapter 87 : Aku membencimu!
89 Chapter 88 : Sosok misterius
90 Chapter 89 : Apakah mungkin?
91 Chapter 90 : Surat untukmu
92 Chapter 91: System itu sebenarnya apa?
93 Chapter 92 : Musuh terbesar!
94 Chapter 93 : Persiapan
95 Chapter 94 : Militer yang bar-bar
96 Chapter 95 : Monster
97 Chapter 96 : Bagian akhir
98 Chapter 97 : Akhir dan awal
99 Chapter 98 : Times skip (end)
100 Promo novel baru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1 : Fitnah
2
Chapter 2 : System
3
Chapter 3 : Menghajar Kepala Sipir
4
Chapter 4 : Karamel
5
Chapter 5 : Menginap di warnet
6
Chapter 6 : Curhat
7
Chapter 7 : Mengganti identitas
8
Chapter 8 : Tetangga
9
Chapter 9 : Pacar yang buruk
10
Chapter 10 : Rencana ke kampus Ariel
11
Chapter 11 : Belanja
12
Chapter 12 : Mafia berbahaya
13
Chapter 13 : Keluarga
14
Chapter 14 : Hadiah misi utama
15
Chapter 15 : Kemarahan
16
Chapter 16 : Pertemuan kembali
17
Chapter 17 : Kandidat pemfitnah
18
Chapter 18 : System 2.0
19
Chapter 19 : Upaya pembalasan (1)
20
Chapter 20 : Upaya pembalasan (2)
21
Chapter 21 : Upaya pembalasan (3)
22
Chapter 22 : Akuisisi selesai
23
Chapter 23 : Mulai kuliah
24
Chapter 24 : Rosi and the gang
25
Chapter 25 : Kemenangan mudah
26
Chapter 26 : Mina-Mona dalam bahaya
27
Chapter 27 : Pil siksaan
28
Chapter 28 : Perlindungan untuk Mina-Mona
29
Chapter 29 : Ariel
30
Chapter 30 : Tamu tak diundang
31
Chapter 31 : Kontrak
32
Chapter 32 : Mencari restu
33
Chapter 33 : Makan malam bersama
34
Chapter 34 : Perasaan iri
35
Chapter 35 : Malam mengerikan
36
Chapter 36 : Tetangga baru
37
Chapter 37 Kue kering
38
Chapter 38 kembali perawan
39
Chapter 39 : Kejadian tak terduga
40
Chapter 40 : Terbongkar
41
Chapter 41 : Memilih hadiah ulang tahun
42
Chapter 42 : Hipnotis?
43
Chapter 43 : Paranormal
44
Chapter 44 : Anak pungut? Bukan, cuma beda ibu!
45
Chapter 45 : Kebal
46
Chapter 46 : Heaven Mafia
47
Chapter 47 : Balas dendam sesungguhnya!
48
Chapter 48 : Menebar teror
49
Chapter 49 : Fian
50
Chapter 50 : Orang terdekat diincar
51
Chapter 51 : Misi selesai
52
Chapter 52 : Menantang Reka
53
Chapter 53 : Pengalihan target
54
Chapter 54 : Bersembunyi, mengelabui!
55
Chapter 55 : Menyewa
56
Chapter 56 : Pembagian tempat tidur
57
Chapter 57 : Erick, aku tak tahan!?
58
Chapter 58 : Surat
59
Chapter 59 : Ancaman
60
Chapter 60 : Bersiap melakukan penyerangan
61
Chapter 61 : Kakek misterius
62
Chapter 62 : Menyusup
63
Chapter 63 : Pembebasan, melarikan diri!
64
Chapter 64 : Bentrokan, pengendali pikiran
65
Chapter 65 : Penghuni asli pasar gelap
66
Chapter 66 : Desa pendekar
67
Chapter 67 : Kepala desa Ru
68
Chapter 68 : Mulai menyerang
69
Chapter 69 : Potensinya lebih besar
70
Chapter 70 : Bukan katana biasa
71
Chapter 71 : Kemenangan
72
Chapter 72 (end)
73
Lanjut
74
Chapter 73 Berangkat
75
Chapter 74 : Hibiki
76
Chapter 75 : Tempat tinggal
77
Chapter 76 : Berburu hantu
78
Chapter 77 : Ghost Slayer
79
Chapter 78 : Makhluk kuat
80
Chapter 79 : Penunggu
81
Chapter 80 : Melawan Yakuza
82
Chapter 81 : Misi baru
83
Chapter 82 : Usaha yang sia-sia
84
Chapter 83 : Asisten baru
85
Chapter 84 : Dianggap saingan
86
Chapter 85 : Selalu diganggu
87
Chapter 86 : Di Tokyo?
88
Chapter 87 : Aku membencimu!
89
Chapter 88 : Sosok misterius
90
Chapter 89 : Apakah mungkin?
91
Chapter 90 : Surat untukmu
92
Chapter 91: System itu sebenarnya apa?
93
Chapter 92 : Musuh terbesar!
94
Chapter 93 : Persiapan
95
Chapter 94 : Militer yang bar-bar
96
Chapter 95 : Monster
97
Chapter 96 : Bagian akhir
98
Chapter 97 : Akhir dan awal
99
Chapter 98 : Times skip (end)
100
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!