Chapter 11 : Belanja

Pagi hari yang istimewa ... bagi Erick. Dia selama berbulan-bulan tak pernah menyentuh ranjang, bergelung dengan selimut yang hangat, atau tidur dengan seorang perempuan. Ya, Erick tidur bersama Ariel, tetangga yang baru dikenalnya kemarin. Sungguh singkat, tapi mereka sudah tidur bersama.

"Woah, sudah pagi." ucap Erick dengan mulut yang masih menguap lebar, terus meregangkan persendiannya yang kaku.

[Selamat pagi, Master]

"Pagi, System."

Erick melirik seonggok kepala yang menyandar pada bahunya dengan nyaman. Ditatap muka tidur Ariel, seketika jatuh dalam keheningan. Dengkuran samar mulai terdengar.

"Dia damai sekali. Kemarin memang hari terburuk untuknya. Dia bahkan menangis sepanjang malam dan berakhir menginap di sini." gumam Erick, sedikit mengangkat kepala Ariel terus merebahkan di sofa. Erick berniat mandi dulu dan di sisi lain dia tak mau membangunkan Ariel.

Erick berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sisi Ariel ....

Perempuan itu agak linglung ketika bangun. Dilihatnya seisi ruangan, itu jelas bukan kamar miliknya. Dia tertidur di sofa dengan berselimut hangat.

"Kenapa aku bisa ketiduran di sofa?" bingung Ariel, masih menatap seisi ruangan. Dia merasa ada yang janggal. Tapi, karena nyawa yang belum terkumpul sempurna ... dia mengabaikan hal itu.

Ariel asal menuju ke kamar mandi yang terletak dekat dengan dapur. Dia ingin segera membersihkan diri, badannya terasa lengket, dan itu tak mengenakkan.

Ariel mendorong pintu seraya mengucek-ngucek mata, tak jarang juga menguap lebar. Tapi, sebuah panggilan pelan menyadarkannya.

"A-a-ariel?"

Ariel seketika berhenti mengucek mata, malahan langsung membuka lebar matanya baik-baik. Ada kehadiran sosok lain, parahnya adalah lawan jenis. Pria yang sedang menggosok rambut lepek dengan handuk, sedangkan bagian bawah terpampang jelas tak berbusana.

Brakk ...

Ariel membanting pintu dengan keras, dan seketika tertutup. Perempuan itu meringkuk menutupi mukanya. Ah, dia merasa kepanasan.

"E-erick kenapa kau ada di apartemenku?" teriak Ariel yang mewarnai pagi.

"Kau yang berada di apartemenku!" balas Erick tak mau kalah. Dia yang berkuasa, itu adalah apartemennya. Jelas, tak mau disalahkan.

Setelah kejadian memalukan itu ... pemandangan yang tak pernah mungkin hilang dari ingatannya, selamanya ada. Sejak kejadian itu, Ariel tak berani menatap Erick secara langsung. Dia selalu terbayang-bayang dengan perut roti sobeknya dan .... ah, tak usah dibahas. Ariel salting sendiri apalagi mengingat kejadian itu.

"M-m-maf, Erick. Aku tak bermaksud mengintipmu. Aku benar-benar tak sadar bahwa ini adalah apartemenmu." ucap Ariel canggung, melihat ke arah lain.

"Ya. Tak apa-apa. Mari lupakan saja kejadian tadi!" balas Fandi enteng. Tapi, menurut Ariel itu susahnya minta ampun. Dia tak mungkin bisa lupa.

Namun, Ariel cuma mengangguk pelan.

"Hah ... harusnya terbalik, 'kan? Kejadian pagi tadi mestinya aku yang melihat tubuh telanjang Ariel! Bukannya Ariel yang melihat tubuh telanjangku." batin Erick melihat kesal, merasa tak adil.

[Master bisa membuatnya impas. Perintahkan Ariel untuk melepas pakaiannya]

"Kau gila, System! Ariel pasti menganggapku pria mesum, aneh, atau julukan buruk lainnya."

[Master juga bisa memberi julukan tersebut pada Ariel]

"Aku tak tega padanya. Dia baru melewati hari yang buruk. Mungkin ke depannya, jika semuanya sudah kembali normal." batin Erick.

"Sekali lagi, maaf. Aku sama sekali tak bermaksud." ucap Ariel berniat undur diri.

"Umm ... Ariel. Apa nanti kau luang?"

"Ya." balas Ariel, sama sekali tak berani menatap balik Erick.

"Bisa temani aku pergi jalan-jalan?"

Yang dimaksud jalan-jalan adalah pergi belanja. Mungkin sedikit ditambah oleh agenda lain.

"Ya. D-dengan senang hati."

.

.

.

"Terima kasih, Ariel." ucap Erick dengan tampang tak bersalah.

Erick meminta Ariel untuk menemaninya belanja kebutuhan, yah, belanja bulanan. Erick memilih melakukannya di minimarket dekat apartemen, cuma beberapa blok, berjalan kaki pun sampai.

Tapi, masalahnya Ariel tak mengetahui tujuan jalan-jalan mereka. Dia keduluan memakai pakaian terbaik, berias secantik mungkin. Kiranya bakal kencan. Erick malah sebaliknya, dia mengenakan pakaian seadanya——satu-satunya, kaos oblong dengan celana panjang, alas kaki pun sandal jepit.

Kasir perempuan yang ada di minimarket itu lantas menatap aneh Ariel.

Perempuan yang selalu mengucir rambut panjangnya itu sering berbelanja ke sini, dia pun berteman baik dengan si kasir.

"Waduh, waduh. Gebetan baru, nih?! Pacarmu yang lama kemana?" goda si kasir berbisik. Menunjuk-nunjuk Erick yang hendak mengambil keranjang.

"Sttt ... ini tak seperti yang kau pikirkan! Aku cuma diminta menemani belanja." balas Ariel berbisik sepelan mungkin.

"Lalu, apa-apaan tampilanmu itu? Belanja kok kayak mau kencan? Oh, atau kencan di rumah?" Si kasir tak henti-hentinya menggoda. Sedang Ariel tingkahnya jadi kikuk.

"Ukh ...?!" Ariel skakmat.

Style yang digunakannya memang pas untuk jalan-jalan bersama kekasih.

Erick yang dirinya dijadikan bahan obrolan cuma pura-pura tak ngeh, memilih fokus terhadap belanjaannya.

"Umm ... Ariel, bisa kau sarankan tentang produk ini. Mana merek yang lebih bagus?" panggil Erick, menunjukkan bahwa tujuannya mengajak Ariel adalah untuk membantu memilih barang belanjaan.

"Ya. S-sebentar." sahut Ariel segera menuju ke sisi Erick. Dia sempat-sempatnya meledek si kasir dengan cara menjulurkan lidahnya. "Awas kau nanti!"

Sebetulnya Erick cuma berbasa-basi saja dalam mengajak Ariel belanja. Erick tak peduli terhadap merek mana yang lebih bagus. Tujuan sebenarnya adalah membantu Ariel melupakan kejadian tempo hari. Dan yah, berhasil. Dia tampak senang bisa membantu Erick.

"Terima kasih untuk waktunya, Ariel." ucap Erick menoleh ke belakang, mereka kini sedang mengantre ke kasir.

"Ya. Bukan masalah besar. Aku malah sangat senang." balas Ariel tersenyum manis.

[Misi terkonfirmasi]

[Gagalkan perampokan]

[Tingkat kesulitan : C]

[Hadiah : 2500 poin + keterampilan khusus memasak]

[Batas waktu : 1 jam]

[Pinalti : Minimarket akan mengalami kerugian dan beberapa orang terluka]

"Berarti akan ada perampokan? Huh, di sini, ya?" batin Erick malas. Dia mulai memerhatikan tiap orang yang ada di minimarket tersebut.

"Jangan bergerak!"

Yap, orang di depan Erick. Seketika mengeluarkan pistol dari saku jaket. Mulai menodongkan pada semua orang.

Ariel seketika berlindung dibalik Erick.

Terpopuler

Comments

Atang Priatna

Atang Priatna

thor jangan banyak prilaku sex bebas nanti penggemar tdk enjoi bacanya budaya timur pegang teguh yah thor bravo buat author.

2024-01-15

0

Antara Putra

Antara Putra

💙💚

2023-06-28

0

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Lanjutkan Thor 😄💪👍👍👍

2023-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Fitnah
2 Chapter 2 : System
3 Chapter 3 : Menghajar Kepala Sipir
4 Chapter 4 : Karamel
5 Chapter 5 : Menginap di warnet
6 Chapter 6 : Curhat
7 Chapter 7 : Mengganti identitas
8 Chapter 8 : Tetangga
9 Chapter 9 : Pacar yang buruk
10 Chapter 10 : Rencana ke kampus Ariel
11 Chapter 11 : Belanja
12 Chapter 12 : Mafia berbahaya
13 Chapter 13 : Keluarga
14 Chapter 14 : Hadiah misi utama
15 Chapter 15 : Kemarahan
16 Chapter 16 : Pertemuan kembali
17 Chapter 17 : Kandidat pemfitnah
18 Chapter 18 : System 2.0
19 Chapter 19 : Upaya pembalasan (1)
20 Chapter 20 : Upaya pembalasan (2)
21 Chapter 21 : Upaya pembalasan (3)
22 Chapter 22 : Akuisisi selesai
23 Chapter 23 : Mulai kuliah
24 Chapter 24 : Rosi and the gang
25 Chapter 25 : Kemenangan mudah
26 Chapter 26 : Mina-Mona dalam bahaya
27 Chapter 27 : Pil siksaan
28 Chapter 28 : Perlindungan untuk Mina-Mona
29 Chapter 29 : Ariel
30 Chapter 30 : Tamu tak diundang
31 Chapter 31 : Kontrak
32 Chapter 32 : Mencari restu
33 Chapter 33 : Makan malam bersama
34 Chapter 34 : Perasaan iri
35 Chapter 35 : Malam mengerikan
36 Chapter 36 : Tetangga baru
37 Chapter 37 Kue kering
38 Chapter 38 kembali perawan
39 Chapter 39 : Kejadian tak terduga
40 Chapter 40 : Terbongkar
41 Chapter 41 : Memilih hadiah ulang tahun
42 Chapter 42 : Hipnotis?
43 Chapter 43 : Paranormal
44 Chapter 44 : Anak pungut? Bukan, cuma beda ibu!
45 Chapter 45 : Kebal
46 Chapter 46 : Heaven Mafia
47 Chapter 47 : Balas dendam sesungguhnya!
48 Chapter 48 : Menebar teror
49 Chapter 49 : Fian
50 Chapter 50 : Orang terdekat diincar
51 Chapter 51 : Misi selesai
52 Chapter 52 : Menantang Reka
53 Chapter 53 : Pengalihan target
54 Chapter 54 : Bersembunyi, mengelabui!
55 Chapter 55 : Menyewa
56 Chapter 56 : Pembagian tempat tidur
57 Chapter 57 : Erick, aku tak tahan!?
58 Chapter 58 : Surat
59 Chapter 59 : Ancaman
60 Chapter 60 : Bersiap melakukan penyerangan
61 Chapter 61 : Kakek misterius
62 Chapter 62 : Menyusup
63 Chapter 63 : Pembebasan, melarikan diri!
64 Chapter 64 : Bentrokan, pengendali pikiran
65 Chapter 65 : Penghuni asli pasar gelap
66 Chapter 66 : Desa pendekar
67 Chapter 67 : Kepala desa Ru
68 Chapter 68 : Mulai menyerang
69 Chapter 69 : Potensinya lebih besar
70 Chapter 70 : Bukan katana biasa
71 Chapter 71 : Kemenangan
72 Chapter 72 (end)
73 Lanjut
74 Chapter 73 Berangkat
75 Chapter 74 : Hibiki
76 Chapter 75 : Tempat tinggal
77 Chapter 76 : Berburu hantu
78 Chapter 77 : Ghost Slayer
79 Chapter 78 : Makhluk kuat
80 Chapter 79 : Penunggu
81 Chapter 80 : Melawan Yakuza
82 Chapter 81 : Misi baru
83 Chapter 82 : Usaha yang sia-sia
84 Chapter 83 : Asisten baru
85 Chapter 84 : Dianggap saingan
86 Chapter 85 : Selalu diganggu
87 Chapter 86 : Di Tokyo?
88 Chapter 87 : Aku membencimu!
89 Chapter 88 : Sosok misterius
90 Chapter 89 : Apakah mungkin?
91 Chapter 90 : Surat untukmu
92 Chapter 91: System itu sebenarnya apa?
93 Chapter 92 : Musuh terbesar!
94 Chapter 93 : Persiapan
95 Chapter 94 : Militer yang bar-bar
96 Chapter 95 : Monster
97 Chapter 96 : Bagian akhir
98 Chapter 97 : Akhir dan awal
99 Chapter 98 : Times skip (end)
100 Promo novel baru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1 : Fitnah
2
Chapter 2 : System
3
Chapter 3 : Menghajar Kepala Sipir
4
Chapter 4 : Karamel
5
Chapter 5 : Menginap di warnet
6
Chapter 6 : Curhat
7
Chapter 7 : Mengganti identitas
8
Chapter 8 : Tetangga
9
Chapter 9 : Pacar yang buruk
10
Chapter 10 : Rencana ke kampus Ariel
11
Chapter 11 : Belanja
12
Chapter 12 : Mafia berbahaya
13
Chapter 13 : Keluarga
14
Chapter 14 : Hadiah misi utama
15
Chapter 15 : Kemarahan
16
Chapter 16 : Pertemuan kembali
17
Chapter 17 : Kandidat pemfitnah
18
Chapter 18 : System 2.0
19
Chapter 19 : Upaya pembalasan (1)
20
Chapter 20 : Upaya pembalasan (2)
21
Chapter 21 : Upaya pembalasan (3)
22
Chapter 22 : Akuisisi selesai
23
Chapter 23 : Mulai kuliah
24
Chapter 24 : Rosi and the gang
25
Chapter 25 : Kemenangan mudah
26
Chapter 26 : Mina-Mona dalam bahaya
27
Chapter 27 : Pil siksaan
28
Chapter 28 : Perlindungan untuk Mina-Mona
29
Chapter 29 : Ariel
30
Chapter 30 : Tamu tak diundang
31
Chapter 31 : Kontrak
32
Chapter 32 : Mencari restu
33
Chapter 33 : Makan malam bersama
34
Chapter 34 : Perasaan iri
35
Chapter 35 : Malam mengerikan
36
Chapter 36 : Tetangga baru
37
Chapter 37 Kue kering
38
Chapter 38 kembali perawan
39
Chapter 39 : Kejadian tak terduga
40
Chapter 40 : Terbongkar
41
Chapter 41 : Memilih hadiah ulang tahun
42
Chapter 42 : Hipnotis?
43
Chapter 43 : Paranormal
44
Chapter 44 : Anak pungut? Bukan, cuma beda ibu!
45
Chapter 45 : Kebal
46
Chapter 46 : Heaven Mafia
47
Chapter 47 : Balas dendam sesungguhnya!
48
Chapter 48 : Menebar teror
49
Chapter 49 : Fian
50
Chapter 50 : Orang terdekat diincar
51
Chapter 51 : Misi selesai
52
Chapter 52 : Menantang Reka
53
Chapter 53 : Pengalihan target
54
Chapter 54 : Bersembunyi, mengelabui!
55
Chapter 55 : Menyewa
56
Chapter 56 : Pembagian tempat tidur
57
Chapter 57 : Erick, aku tak tahan!?
58
Chapter 58 : Surat
59
Chapter 59 : Ancaman
60
Chapter 60 : Bersiap melakukan penyerangan
61
Chapter 61 : Kakek misterius
62
Chapter 62 : Menyusup
63
Chapter 63 : Pembebasan, melarikan diri!
64
Chapter 64 : Bentrokan, pengendali pikiran
65
Chapter 65 : Penghuni asli pasar gelap
66
Chapter 66 : Desa pendekar
67
Chapter 67 : Kepala desa Ru
68
Chapter 68 : Mulai menyerang
69
Chapter 69 : Potensinya lebih besar
70
Chapter 70 : Bukan katana biasa
71
Chapter 71 : Kemenangan
72
Chapter 72 (end)
73
Lanjut
74
Chapter 73 Berangkat
75
Chapter 74 : Hibiki
76
Chapter 75 : Tempat tinggal
77
Chapter 76 : Berburu hantu
78
Chapter 77 : Ghost Slayer
79
Chapter 78 : Makhluk kuat
80
Chapter 79 : Penunggu
81
Chapter 80 : Melawan Yakuza
82
Chapter 81 : Misi baru
83
Chapter 82 : Usaha yang sia-sia
84
Chapter 83 : Asisten baru
85
Chapter 84 : Dianggap saingan
86
Chapter 85 : Selalu diganggu
87
Chapter 86 : Di Tokyo?
88
Chapter 87 : Aku membencimu!
89
Chapter 88 : Sosok misterius
90
Chapter 89 : Apakah mungkin?
91
Chapter 90 : Surat untukmu
92
Chapter 91: System itu sebenarnya apa?
93
Chapter 92 : Musuh terbesar!
94
Chapter 93 : Persiapan
95
Chapter 94 : Militer yang bar-bar
96
Chapter 95 : Monster
97
Chapter 96 : Bagian akhir
98
Chapter 97 : Akhir dan awal
99
Chapter 98 : Times skip (end)
100
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!