Pagi hari yang istimewa ... bagi Erick. Dia selama berbulan-bulan tak pernah menyentuh ranjang, bergelung dengan selimut yang hangat, atau tidur dengan seorang perempuan. Ya, Erick tidur bersama Ariel, tetangga yang baru dikenalnya kemarin. Sungguh singkat, tapi mereka sudah tidur bersama.
"Woah, sudah pagi." ucap Erick dengan mulut yang masih menguap lebar, terus meregangkan persendiannya yang kaku.
[Selamat pagi, Master]
"Pagi, System."
Erick melirik seonggok kepala yang menyandar pada bahunya dengan nyaman. Ditatap muka tidur Ariel, seketika jatuh dalam keheningan. Dengkuran samar mulai terdengar.
"Dia damai sekali. Kemarin memang hari terburuk untuknya. Dia bahkan menangis sepanjang malam dan berakhir menginap di sini." gumam Erick, sedikit mengangkat kepala Ariel terus merebahkan di sofa. Erick berniat mandi dulu dan di sisi lain dia tak mau membangunkan Ariel.
Erick berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sisi Ariel ....
Perempuan itu agak linglung ketika bangun. Dilihatnya seisi ruangan, itu jelas bukan kamar miliknya. Dia tertidur di sofa dengan berselimut hangat.
"Kenapa aku bisa ketiduran di sofa?" bingung Ariel, masih menatap seisi ruangan. Dia merasa ada yang janggal. Tapi, karena nyawa yang belum terkumpul sempurna ... dia mengabaikan hal itu.
Ariel asal menuju ke kamar mandi yang terletak dekat dengan dapur. Dia ingin segera membersihkan diri, badannya terasa lengket, dan itu tak mengenakkan.
Ariel mendorong pintu seraya mengucek-ngucek mata, tak jarang juga menguap lebar. Tapi, sebuah panggilan pelan menyadarkannya.
"A-a-ariel?"
Ariel seketika berhenti mengucek mata, malahan langsung membuka lebar matanya baik-baik. Ada kehadiran sosok lain, parahnya adalah lawan jenis. Pria yang sedang menggosok rambut lepek dengan handuk, sedangkan bagian bawah terpampang jelas tak berbusana.
Brakk ...
Ariel membanting pintu dengan keras, dan seketika tertutup. Perempuan itu meringkuk menutupi mukanya. Ah, dia merasa kepanasan.
"E-erick kenapa kau ada di apartemenku?" teriak Ariel yang mewarnai pagi.
"Kau yang berada di apartemenku!" balas Erick tak mau kalah. Dia yang berkuasa, itu adalah apartemennya. Jelas, tak mau disalahkan.
Setelah kejadian memalukan itu ... pemandangan yang tak pernah mungkin hilang dari ingatannya, selamanya ada. Sejak kejadian itu, Ariel tak berani menatap Erick secara langsung. Dia selalu terbayang-bayang dengan perut roti sobeknya dan .... ah, tak usah dibahas. Ariel salting sendiri apalagi mengingat kejadian itu.
"M-m-maf, Erick. Aku tak bermaksud mengintipmu. Aku benar-benar tak sadar bahwa ini adalah apartemenmu." ucap Ariel canggung, melihat ke arah lain.
"Ya. Tak apa-apa. Mari lupakan saja kejadian tadi!" balas Fandi enteng. Tapi, menurut Ariel itu susahnya minta ampun. Dia tak mungkin bisa lupa.
Namun, Ariel cuma mengangguk pelan.
"Hah ... harusnya terbalik, 'kan? Kejadian pagi tadi mestinya aku yang melihat tubuh telanjang Ariel! Bukannya Ariel yang melihat tubuh telanjangku." batin Erick melihat kesal, merasa tak adil.
[Master bisa membuatnya impas. Perintahkan Ariel untuk melepas pakaiannya]
"Kau gila, System! Ariel pasti menganggapku pria mesum, aneh, atau julukan buruk lainnya."
[Master juga bisa memberi julukan tersebut pada Ariel]
"Aku tak tega padanya. Dia baru melewati hari yang buruk. Mungkin ke depannya, jika semuanya sudah kembali normal." batin Erick.
"Sekali lagi, maaf. Aku sama sekali tak bermaksud." ucap Ariel berniat undur diri.
"Umm ... Ariel. Apa nanti kau luang?"
"Ya." balas Ariel, sama sekali tak berani menatap balik Erick.
"Bisa temani aku pergi jalan-jalan?"
Yang dimaksud jalan-jalan adalah pergi belanja. Mungkin sedikit ditambah oleh agenda lain.
"Ya. D-dengan senang hati."
.
.
.
"Terima kasih, Ariel." ucap Erick dengan tampang tak bersalah.
Erick meminta Ariel untuk menemaninya belanja kebutuhan, yah, belanja bulanan. Erick memilih melakukannya di minimarket dekat apartemen, cuma beberapa blok, berjalan kaki pun sampai.
Tapi, masalahnya Ariel tak mengetahui tujuan jalan-jalan mereka. Dia keduluan memakai pakaian terbaik, berias secantik mungkin. Kiranya bakal kencan. Erick malah sebaliknya, dia mengenakan pakaian seadanya——satu-satunya, kaos oblong dengan celana panjang, alas kaki pun sandal jepit.
Kasir perempuan yang ada di minimarket itu lantas menatap aneh Ariel.
Perempuan yang selalu mengucir rambut panjangnya itu sering berbelanja ke sini, dia pun berteman baik dengan si kasir.
"Waduh, waduh. Gebetan baru, nih?! Pacarmu yang lama kemana?" goda si kasir berbisik. Menunjuk-nunjuk Erick yang hendak mengambil keranjang.
"Sttt ... ini tak seperti yang kau pikirkan! Aku cuma diminta menemani belanja." balas Ariel berbisik sepelan mungkin.
"Lalu, apa-apaan tampilanmu itu? Belanja kok kayak mau kencan? Oh, atau kencan di rumah?" Si kasir tak henti-hentinya menggoda. Sedang Ariel tingkahnya jadi kikuk.
"Ukh ...?!" Ariel skakmat.
Style yang digunakannya memang pas untuk jalan-jalan bersama kekasih.
Erick yang dirinya dijadikan bahan obrolan cuma pura-pura tak ngeh, memilih fokus terhadap belanjaannya.
"Umm ... Ariel, bisa kau sarankan tentang produk ini. Mana merek yang lebih bagus?" panggil Erick, menunjukkan bahwa tujuannya mengajak Ariel adalah untuk membantu memilih barang belanjaan.
"Ya. S-sebentar." sahut Ariel segera menuju ke sisi Erick. Dia sempat-sempatnya meledek si kasir dengan cara menjulurkan lidahnya. "Awas kau nanti!"
Sebetulnya Erick cuma berbasa-basi saja dalam mengajak Ariel belanja. Erick tak peduli terhadap merek mana yang lebih bagus. Tujuan sebenarnya adalah membantu Ariel melupakan kejadian tempo hari. Dan yah, berhasil. Dia tampak senang bisa membantu Erick.
"Terima kasih untuk waktunya, Ariel." ucap Erick menoleh ke belakang, mereka kini sedang mengantre ke kasir.
"Ya. Bukan masalah besar. Aku malah sangat senang." balas Ariel tersenyum manis.
[Misi terkonfirmasi]
[Gagalkan perampokan]
[Tingkat kesulitan : C]
[Hadiah : 2500 poin + keterampilan khusus memasak]
[Batas waktu : 1 jam]
[Pinalti : Minimarket akan mengalami kerugian dan beberapa orang terluka]
"Berarti akan ada perampokan? Huh, di sini, ya?" batin Erick malas. Dia mulai memerhatikan tiap orang yang ada di minimarket tersebut.
"Jangan bergerak!"
Yap, orang di depan Erick. Seketika mengeluarkan pistol dari saku jaket. Mulai menodongkan pada semua orang.
Ariel seketika berlindung dibalik Erick.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Atang Priatna
thor jangan banyak prilaku sex bebas nanti penggemar tdk enjoi bacanya budaya timur pegang teguh yah thor bravo buat author.
2024-01-15
0
Antara Putra
💙💚
2023-06-28
0
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😄💪👍👍👍
2023-04-23
0