19. Menyerah?

Suasana kelas 12 IPS 2 terlihat serius di pagi hari ini. Karena pagi-pagi mereka langsung diberi sarapan materi oleh salah satu guru killer yang cukup ditakuti oleh anak-anak. Guru itu bernama Pak Dadang, beliau mengajar geografi yang dikhususkan untuk mengajar seluruh kelas 12 IPS.

Dan Abhay sendiri, ia kini duduk di bangku paling pojok belakang. Dengan tangan yang melipat di depan dada dan pandangan lurus ke depan, ia mencoba menyimak apa yang sedang dijelaskan oleh Pak Dadang. Mengerti atau tidak itu urusan belakangan. Yang terpenting ia harus terlihat serius dulu agar tidak kena semprot oleh Pak Dadang.

Namun di tengah Abhay yang sedang fokus, suara Vano memecahkan keseriusannya.

"Kali ini lo mau ngapain lagi?" tanya Vano dengan volume suara yang tak terlalu besar. Karena ia duduk di samping Abhay, tentu suaranya dapat didengar oleh Abhay.

"Ngapain gimana?" Abhay balik bertanya tanpa memutuskan pandangannya ke depan.

"Cewek lo," kata Vano. "Lo udah punya rencana lagi?"

Abhay tak langsung menimpali. Cukup lama hingga akhirnya ia menjawab, "gak tau. Gue lagi gak ada ide."

Vano tersenyum tipis. Ia sudah menduga bahwa Abhay akan berada di fase ini.

"Bilang aja lo nyerah. Ternyata cewek lo susah ditaklukin," ucap Vano meremehkan.

Abhay menarik salah satu sudut bibirnya.

"Nyerah. Ada juga tuh anak yang harus nyerah sama gue," ucap Abhay dengan angkuhnya

"Tapi buktinya sampe sekarang dia gak nyerah-nyerah juga." Vano mengskakmat Abhay. Terbukti dengan Abhay yang langsung bungkam.

"Saran gue, udah putusin aja. Daripada bikin capek lo doang." Vano tiba-tiba memberi saran, namun bukan sembarang saran, karena ia sebenarnya memiliki niat terselubung di balik saran itu.

Mendengarnya, Abhay kembali tersenyum tipis. "Gak lah. Gue belum puas," ungkapnya.

"Tuh, kan," timpal Vano cepat."Lo ngerasa nggak sih kalo lo itu aneh?" tanyanya.

Abhay hanya mengangkat bahunya acuh.

"Apa lo tau, sekarang lo lagi diposisi apa?"

Abhay diam, pertanyaan Vano ia anggap sebagai angin berlalu saja. Karena ia sangat malas untuk menimpali omongan Vano yang hanya membuatnya berpikir.

Karena Abhay yang tak kunjung menjawab, Vano memutuskan untuk menjawab pertanyaannya sendiri. "Nyaman."

Barulah setelah Vano mengucapkan satu kata itu, Abhay langsung bereaksi. Kini dua sudut bibirnya yang terangkat.

"Ngaco lu," ucap Abhay.

"Yeah gak percaya. Nih gue kasih tau. Tadi lo bilang, gak tau mau ngapain lagi, tapi lo juga gak mau ngelepasin dia. Itu artinya lo udah nyaman," jelas Vano.

"Udah gak usah ngelantur. Mending lo perhatiin aja Pak Dadang, supaya pinter. Biar gak ngelantur lagi," ungkap Abhay mengalihkan pembicaraan karena ia semakin malas untuk meladeni omongan Vano.

Vano tersenyum kecut, "Oke. Liat aja nanti. Pasti omongan gue bakal bener."

Di saat Vano dan Abhay yang sedang sibuk berdebat, Gilang yang duduk di depan mereka jelas telinganya ikut menguping. Karena tak terima dirinya tak diajak omong, Gilang memutar badannya ke belakang untuk menatap mereka.

"Lagi ngomongin apa sih kawan. Kok gue gak diajak-ajak," ucap Gilang.

"Anak kecil jangan mau tau," balas Vano.

Gilang sedikit memanyunkan bibirnya "Enak aja. Gue orang dewasa tulen yah. Yang ada lo kali!" seru Gilang tak terima.

Karena Vano baru saja menyinggung soal kemartabatan dirinya, seketika momen kemarin terlintas di kepala Gilang.

"Eh, Bhay! Kemaren aja nih yah, si Vano pake ngeledek gue segala. Dia bilang kalo gue gak akan ada yang mau. Lah gak ngaca, sendirinya sampe sekarang gak ada yang doyan. Gue mah mending pernah ada yang punya. Lawak bener si jomblo ini!" ungkap Gilang menggebu-gebu diiringi gelak tawa yang sangat puas hingga kedua matanya pun turut menghilang.

"Si jomblo itu siapa?"

"Ya elo la-" ucapan Gilang menggantung dan ia pun memberhentikan tawanya, karena ia baru saja mendengar suara berat yang sangat aneh. Ini bukan suara Vano. Pikirnya.

"Bentar. Van! Kok suara lo kaya bapak-bapak?" tanya Gilang polos.

Gilang pun melihat wajah Vano, dan ia dibuat berpikir karena Vano terus saja menggerakkan matanya seperti sedang memberi kode. Dan Gilang dengan bodohnya tak langsung paham. "Apaan sih?!" tanyanya geram.

Karena Vano terus menggerakkan matanya ke arah depan. Gilang pun otomatis mengikuti arah pandang Vano, lalu saat ia berbalik. Duar.

"Eh Bapak. Kok ada di sini?" tanya Gilang dengan senyum paksaan terbentuk di bibirnya berusaha untuk bersikap tenang.

"Bapak lagi ngelawak," jawab Pak Dadang masih sabar.

"Eh Bapak malah bercanda," timpal Gilang masih dengan senyuman yang sama.

"Sudah siap?" tanya Pak Dadang tiba-tiba.

"Siap apa, Pak?"

"Siap untuk disetrap!!" Pak Dadang meninggikan suaranya. Hingga membuat beberapa anak-anak di sana terlonjak kaget.

"Sendiri, Pak?"

"Ajak temen kamu."

"Sekarang, Pak?"

"Kemaren! Ya sekarang! Cepat!"

Gilang bergidik ngeri melihat Pak Dadang meluapkan seluruh amarahnya. Dengan gerakan slow motion, Gilang pun perlahan berdiri. Dan Vano, ia pun ikut berdiri dengan tatapan seperti ingin segera menerkam Gilang. Namun Abhay, ia masih stay cool. Karena menurutnya yang terjadi sudah terjadi. Dengan marah pada temannya tidak akan mengubah nasibnya.

Mereka bertiga perlahan berjalan ke depan untuk menjalani hukuman mereka. Namun saat mereka sudah berdiri di samping papan tulis, Pak Dadang kembali memerintah.

"Berdirinya jangan di sana!"

"Trus dimana, Pak?" Gilang bingung.

"Di luar. Biar orang lewat pada ngeliatin."

Gilang mengembangkan senyumannya, seketika pikiran jahil terlintas di otaknya.

Seakan mengerti apa yang Gilang pikirkan. Pak Dadang seraya berkata, "jangan harap bisa kabur. Kalian berdirinya di depan jendela, supaya Bapak bisa lihat."

Tak butuh waktu lama untuk membuat senyuman Gilang kembali memudar. Dengan langkah gontai, ia pun berjalan keluar dan diikuti oleh kedua temannya.

"Pembawa sial lo!" Vano geram setelah mereka keluar.

Sesuai permintaan Pak Dadang, mereka berdiri di depan jendela untuk memudahkan Pak Dadang untuk melihat mereka. Lalu mereka pun perlahan memegangi kedua telinganya dengan satu kaki yang mengangkat ke atas.

Belum semenit mereka menjalankan hukumannya. Beberapa pasang mata yang tak sengaja melintas di depan mereka langsung memberikan tatapan aneh.

"Apa liat-liat? Gue tau gue ganteng," ucap Gilang dengan pedenya.

Lalu Gilang mengedarkan pandangannya dan tiba-tiba ia melihat sosok yang sangat tidak asing.

"Dih Bhay, cewek lo tuh lagi maen basket," seru Gilang.

"Telat lo, Lang. Si Abhay dari pertama keluar udah langsung ngeliatin," ungkap Vano.

Benar kata Abhay, kini Vano sudah seperti intel yang selalu tahu apa yang Abhay lakukan.

"Aduh. Romantis kali abang satu ini," ledek Gilang dengan aksen ala-ala batak.

Abhay tak menghiraukan ocehan kedua temannya. Entah apa yang Abhay pikirkan, yang jelas, ia masih fokus mempertahankan pandangannya.

Tak lama sebuah teriakan terdengar dari tengah lapangan.

"DARA AWAS!"

Abhay dengan refleks membulatkan matanya, ia cukup terkejut melihat situasi yang baru saja terjadi. Entah apa yang menggerakkan dia, Abhay pun tanpa pikir panjang langsung berlari menghampiri kerumunan yang terjadi di tengah lapangan.

Melihat reaksi Abhay, ada seseorang yang kini tengah tersenyum puas.

Kena kan lo, Bhay, ujar batin Vano.

...****************...

Bug.

Sebuah benda bundar dengan mulus mendarat tepat ke kepala Dara.

"DARA!" teriak Ruby reflek setelah melihat bola basket itu mendarat mulus ke tengkorak Dara. Ia pun dengan cepat langsung berlari menghampiri Dara.

"Ra! Lo gak kenapa-kenapa?!" tanya Ruby merasa khawatir.

"Gak, gue gapapa. Tapi kok banyak kunang kunang yah?"

Tak lama Dara merasakan hal aneh terjadi pada tubuhnya. Lalu.

Brug.

"DARA!" teriak Ruby lagi. Ia panik melihat Dara yang tiba-tiba tergeletak di tengah lapang.

"Eh gimana ini! Bantuin angkat dong!" Ruby semakin panik melihat tubuh Dara yang lemah tak berdaya. Dan sialnya ia dibuat kesal dengan tak ada satupun orang yang berniat membantunya.

"Aish. Kok pada di-" ucapan Ruby menggantung karena tiba-tiba saja ada seseorang yang menghampiri Dara, dan sepertinya hendak membopong Dara.

"Awas," pinta orang itu.

Kak Abhay, ujar Ruby dalam hati terperangah.

Dengan sigap, Abhay membopong tubuh Dara lalu membawanya ke UKS.

Apa yang dilakukan Abhay tentu mengundang banyak tanda tanya terhadap banyak pasang mata yang ada di sana. Jelas, tindakan yang baru saja Abhay lakukan sangat tidak wajar. Semua orang tentu tahu bahwa hubungan mereka itu bagaikan Tom and Jerry di kehidupan nyata. Jadi setelah kejadian ini, semua orang pasti akan berpikir, apakah mereka pacaran sungguhan?

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

benci tp rindu y bhay...

2022-04-06

1

zelindra

zelindra

KK udah q kasih vote please tambah 1 lgii ya.... hari ini gk PP lah hilap dikittt😆😆😆

2022-03-29

4

lihat semua
Episodes
1 1. Sial
2 2. Hilang akal
3 3. Start the game
4 4. Aku bodoh
5 5. Ada lengkuas di balik rendang
6 6. Possible or impossible
7 7. Playing with fire
8 8. Apel
9 9. Ancaman baru
10 10. Manis di awal pahit di akhir
11 11. Counter attack
12 12. Sandiwara di pagi hari
13 13. Basah
14 14. New plan
15 15. Crazy with him
16 16. Happy anniversary!
17 17. Because i am Leona
18 18. What is love?
19 19. Menyerah?
20 20. What's that feeling?
21 21. Satu kata lekat diingatan
22 22. Curious
23 23. Cemburu?
24 24. Accident
25 25. Atap senja
26 26. Wasiat Andra
27 27. Bertemu camer
28 28. Gempar
29 29. Event soon
30 30. Bertemu camer part 2
31 31. Kisah berlanjut
32 32. Kontras kehidupan
33 33. Kembali berulah
34 34. Hero
35 35. Ruby sungguh meresahkan
36 36. Debaran
37 37. Cemburu lagi?
38 38. Penolakan
39 39. Murka
40 40. Malam Minggu
41 41. Malam Minggu #2
42 42. Terlanjur basah
43 43. The day
44 44. Rivalitas
45 45. Rivalitas #2
46 46. Pagi yang sangat panas
47 47. Mission completed
48 48. Vano effect
49 49. Kotak tapi bukan Spongebob
50 50. Pemberontakan
51 51. Pemberontakan #2
52 52. Abhay's secret
53 53. Oh Sh*T! I Love You
54 54. The real relationship
55 55. Pengakuan
56 56. Suhu kembali memanas
57 57. Pertarungan
58 58. Serangan hati
59 59. First date
60 60. Having fun, but not for someone
61 61. Fakta terungkap
62 62. Go public
63 63. Aroma coklat buku baru
64 64. Kamu bagaikan buku baru
65 65. Mencari masalah
66 66. Tanggung jawab
67 67. Harus ketemu!
68 68. Hasrat
69 69. Class meeting
70 70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71 71. Drama di meja makan
72 72. Holiday is coming
73 73. Teman benalu
74 74. Hanya ada kita
75 75. Keuwuan di balik musibah
76 76. Sebuah cerita di villa
77 77. Ruby!
78 78. Awal dari ...
79 79. Senang atau sedih?
80 80. Back to school
81 81. Pengakuan
82 82. Sebuah keputusan
83 83. The real reason is ...
84 84. Pada akhirnya
85 85. Kecurigaan
86 86. Rumah kita
87 87. Teringat kembali
88 88. Terungkap!
89 89. Titik terang menyakitkan
90 90. Permintaan terakhir
91 91. Menghilang
92 92. Asa masih ada
93 93. Kenyataan pahit
94 94. Mendung
95 95. Pilu
96 96. Inikah takdir kita?
97 97. Pasca
98 98. Aneh
99 99. Pengakuan Rakha
100 100. Melepas rindu
101 101. Inginku hentikan waktu
102 102. Cup!
103 103. Aksi gila Dara
104 104. Kesialan membawa cinta (END)
105 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Sial
2
2. Hilang akal
3
3. Start the game
4
4. Aku bodoh
5
5. Ada lengkuas di balik rendang
6
6. Possible or impossible
7
7. Playing with fire
8
8. Apel
9
9. Ancaman baru
10
10. Manis di awal pahit di akhir
11
11. Counter attack
12
12. Sandiwara di pagi hari
13
13. Basah
14
14. New plan
15
15. Crazy with him
16
16. Happy anniversary!
17
17. Because i am Leona
18
18. What is love?
19
19. Menyerah?
20
20. What's that feeling?
21
21. Satu kata lekat diingatan
22
22. Curious
23
23. Cemburu?
24
24. Accident
25
25. Atap senja
26
26. Wasiat Andra
27
27. Bertemu camer
28
28. Gempar
29
29. Event soon
30
30. Bertemu camer part 2
31
31. Kisah berlanjut
32
32. Kontras kehidupan
33
33. Kembali berulah
34
34. Hero
35
35. Ruby sungguh meresahkan
36
36. Debaran
37
37. Cemburu lagi?
38
38. Penolakan
39
39. Murka
40
40. Malam Minggu
41
41. Malam Minggu #2
42
42. Terlanjur basah
43
43. The day
44
44. Rivalitas
45
45. Rivalitas #2
46
46. Pagi yang sangat panas
47
47. Mission completed
48
48. Vano effect
49
49. Kotak tapi bukan Spongebob
50
50. Pemberontakan
51
51. Pemberontakan #2
52
52. Abhay's secret
53
53. Oh Sh*T! I Love You
54
54. The real relationship
55
55. Pengakuan
56
56. Suhu kembali memanas
57
57. Pertarungan
58
58. Serangan hati
59
59. First date
60
60. Having fun, but not for someone
61
61. Fakta terungkap
62
62. Go public
63
63. Aroma coklat buku baru
64
64. Kamu bagaikan buku baru
65
65. Mencari masalah
66
66. Tanggung jawab
67
67. Harus ketemu!
68
68. Hasrat
69
69. Class meeting
70
70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71
71. Drama di meja makan
72
72. Holiday is coming
73
73. Teman benalu
74
74. Hanya ada kita
75
75. Keuwuan di balik musibah
76
76. Sebuah cerita di villa
77
77. Ruby!
78
78. Awal dari ...
79
79. Senang atau sedih?
80
80. Back to school
81
81. Pengakuan
82
82. Sebuah keputusan
83
83. The real reason is ...
84
84. Pada akhirnya
85
85. Kecurigaan
86
86. Rumah kita
87
87. Teringat kembali
88
88. Terungkap!
89
89. Titik terang menyakitkan
90
90. Permintaan terakhir
91
91. Menghilang
92
92. Asa masih ada
93
93. Kenyataan pahit
94
94. Mendung
95
95. Pilu
96
96. Inikah takdir kita?
97
97. Pasca
98
98. Aneh
99
99. Pengakuan Rakha
100
100. Melepas rindu
101
101. Inginku hentikan waktu
102
102. Cup!
103
103. Aksi gila Dara
104
104. Kesialan membawa cinta (END)
105
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!