"Ra, gue duluan yah. Papah gue udah nungguin di depan," pamit Ruby pada Dara.
"Ya udah sono," ucap Dara. Ia masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
Setelah selesai ia berdiri dari bangkunya, lalu menggendong tasnya. Ia pun berjalan keluar menuju pintu kelas. Namun saat ia baru satu langkah keluar dari pintu, tiba-tiba.
Byur.
Bagai tertimpa ember tumpah di wahana waterboom. Dalam hitungan detik, Dara sudah terlihat seperti ubur-ubur.
"Ups sorry. Gue kira taneman kering," ucap si pelaku tanpa ada rasa bersalah.
Si pelaku tak lain tak bukan adalah orang yang paling membenci Dara. Yaps betul. Trio macan. Bukannya merasa bersalah, dengan gembiranya mereka tertawa terbahak-bahak dengan sangat lepas.
Dara memperhatikan pakaiannya yang basah,tak ada satu titik pun yang kering. Karena mereka menyiramnya sebanyak 3 ember air penuh.
"Maksudnya apa yah kaya gini?" tanya Dara dengan tenang.
"Maksudnya? Udah jelaslah. Karena lo udah mempermalukan gue di depan Pak Sugito," jawab Angel puas.
"Bukannya Kakak yang mempermalukan diri sendiri?" Dara kembali bertanya dan membuat Angel terpantik emosinya.
"Aish... ni anak."
Angel hendak menampar pipi Dara yang mulus, namun tak jadi karena Selly lebih dulu menahannya.
"Jangan jangan, Jel. Nanti lo dihajar sama dia. Dia kan jago berantem," ujar Selly.
"Biarin aja. Biar gue ada alasan buat ngelaporin dia ke Pak Sugito, tanpa harus ada drama-drama lagi!" timpal Angel menggebu-gebu.
Lalu Angel melangkahkan kakinya untuk lebih dekat dengan Dara. "Ayo. Hajar gue. Gue serahin muka gue buat lo," tantangnya.
Dara tak merespon, ia mengepalkan kedua tangannya mencoba untuk menahan amarahnya. Kalau tidak ada sanksi, mungkin orang di depannya ini sudah menjadi ayam geprek.
"Gak berani?" tanya Angel meremehkan saat dia melihat Dara yang terus diam.
"Okey. Setidaknya ada sedikit kepuasan di hati gue." Angel kembali memundurkan badannya, lalu beralih menoleh pada Rere. "Re. Kali ini ide lo berhasil," ujarnya.
Merasa terpuji, Rere langsung tersenyum puas. "Iya dong. Rere gitu loh." Sombong Rere.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara langkah yang perlahan mendekati mereka. Saat suara itu semakin jelas, orang itu ternyata menghampiri mereka. Lalu orang itu membuka jaket denim yang ia pakai untuk dipakaikan kepada seseorang yang sudah basah kuyup.
"Mainnya kaya anak SD lu," ujar orang itu.
"Abhay," ucap Angel terkejut. "Kenapa ada di sini?" tanyanya.
"Mau nganterin pacar gue lah," jawab Abhay enteng.
"Pacar? Pacar gadungan maksudnya?"
"Mau gadungan apa enggak, dia tetep cewek gue."
Angel cukup terkejut mendengar pernyataan Abhay. Dia kira Abhay sebelas dua belas dengan dirinya, sama-sama tak menyukai Dara. Namun respon macam apa ini? Pikir Angel.
"Kok lo aneh banget sih, Bhay. Kita semua tahu lo macarin dia buat main-main doang. Tapi kenapa lo ngebelain dia? Bukannya lo gak suka sama dia!" ungkap Angel emosi.
"Gue lebih gak suka lagi sama elo," balas Abhay.
Deg.
Hanya dalam hitungan second setelah Angel mendengar pernyataan dari Abhay, tiba-tiba hatinya bagai dilempari ribuan batu oleh sekumpulan burung ababil. Sakit bray. Niat hati ingin merebut hati Abhay, dan sudah mengklaim bahwa Abhay adalah pasangan masa depannya. Namun apa ini? Apakah Angel akan kalah sebelum berperang?
Abhay melihat ember yang dipegang oleh trio macan itu. "Gue saranin lo pergi sekarang. Sebelum gue moto lo sama ember-embernya sekalian."
Rere dan Selly serentak membulatkan matanya.
"Jel pergi, Jel. Ayo, Jel!" seru Rere mengguncang-guncangan tubuh Angel yang terus mematung.
Angel masih belum tersadar. Perkataan Abhay seolah menghipnotisnya. Tanpa sadar air mata pun sudah terbendung di pelupuk matanya dan siap untuk di luncurkan.
"JEL AYO!" panggil Ruby kali ini dengan suara setengah berteriak.
Angel masih belum tersadar juga. Karena geram, Rere dan Selly menarik paksa lengan Angel untuk segera menjauh dari mereka. Dan akhirnya merekapun pergi dan menyisakan Dara dan Abhay di sana.
"Maksudnya apa?" tanya Dara ambigu.
"Maksud apanya?" Abhay balik bertanya.
"Nih," ucap Dara sambil menggerakkan bahunya bermaksud menunjukan jaket yang ia pakai. "Gak usah sok-sokan romantis deh. Gak ngaruh," lanjut Dara.
Abhay tersenyum kecut mendengarnya. Bisa-bisanya Dara kegeeran seperti itu.
"Siapa yang sok-sok romantis?" tanya Abhay. "Gue emang nakal. Tapi gue gak brengsek ngebiarin cewek dalemannya kemana-mana," lanjutnya.
Dibilang seperti itu, jelas membuat Dara tercengang dan refleks mengeratkan jaket itu. Dan Abhay. Ia terkekeh setelah melihat reaksi Dara yang begitu panik.
"Mau gue anterin pulang?" tawar Abhay tiba-tiba.
"Abang gue jemput," jawab Dara.
"Udah dateng? Kalo lama gimana? Mau sekalian jemur baju?" tanya Abhay lagi bertubi-tubi.
Dara berfikir sejenak. Ada benarnya juga apa yang Abhay utarakan. Tahu sendiri Andra seperti apa jika menjemput Dara. Bilang nya OTW tapi nyatanya OTW bangun. Memang manusia kebanyakan ditakdirkan memiliki akhlak seperti itu.
Setelah cukup lama berfikir, Dara memutuskan untuk menelpon Andra. Jika tidak diangkat artinya sedang di jalan, tapi bisa juga sedang tidur sih. Namun jika diangkat, fix itu masih di rumah.
"Bentar," izin Dara pada Abhay untuk menelepon kakaknya.
Baru saja Dara memencet tombol telepon, Andra langsung menjawabnya.
"Iya. Sabar. Gue mau berangkat," ucap Andra tanpa basa-basi.
Dara mendesah kesal. Benar saja Kakaknya ini sangat sulit jika diminta untuk datang tepat waktu.
"Udah gak usah. Gue sama kak Abhay," ujar Dara malas.
"Alhamdulillah. Oke gue lanjut tidur," ujar Andra dan tanpa permisi langsung menutup telepon.
"Benerkan apa kata gue," ujar Abhay.
"Yaudah ayok. Keburu gue masuk angin," timpal Dara lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Abhay. Dan Abhay pun berlari kecil untuk menyamai langkah Dara.
Selama mereka berjalan menuju parkiran sekolah. Abhay tiba-tiba ingin menanyakan satu hal pada Dara.
"By the way. Tadi merah yah?" Kali ini Abhay yang bertanya ambigu.
Dara mengernyitkan dahinya tak paham dengan maksud perkataan Abhay. "Maksud?" tanyanya.
Dengan entengnya Abhay menjawab "Tuh."
Dara kembali tak mengerti. Jawaban macam apa itu, hanya terdiri dari tiga huruf. "Tuh apaan dah. Gue gak ngerti," ucapnya.
"Itu," jawab Abhay dengan pandangan mengarah ke satu titik.
Dara pun geram, ia tak mau berpikir. Ia pun mengikuti arah pandang Abhay untuk mengetahui apa yang sebenernya Abhay maksud.
Dan ternyata Abhay melihat ke arah badan Dara yang diselimuti oleh jaket. Dara sempat ngelag. Apa maksudnya? Namun beberapa detik kemudian ia membulatkan matanya lebar-lebar.
"ANJIR! KATANYA GAK BRENGSEK!" teriak Dara sangat lantang. Karena yang di maksud Abhay adalah br*.
"Orang keliatan jelas kok. Ya pastinya gue gak sengaja liat." Abhay beralasan tanpa beban. Lalu tak lama, Abhay berlari meninggalkan Dara. Ia tak mau telinganya menjadi korban.
"AWAS AJA LO, KAK!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Anonymous
dara ga paham pa...otw ki artinya oke tunggu wae
2022-04-06
2
affarhib_18★HFN★
Yoo afwa kembali lagi hehe, "Agust" udah upp nih mampir Yo ><
2022-04-02
0
Widianty Rahayu
Gemes gemes gmn gt y
2022-03-22
1