8. Apel

Hari Minggu telah tiba. Hari yang ditunggu-tunggu semua orang, karena pada hari itu para manusia bisa terbebas dengan rutinitas membosankan yang biasa mereka lakukan setiap hari. Ada yang pergi berlibur, mengunjungi teman atau para kerabat, dan bahkan rebahan sepanjang hari. Namun tidak dengan Dara. Ia memutuskan untuk memanfaatkan hari Minggu itu untuk merenovasi kamarnya agar terlihat lebih estetik jika dipandang.

Kini ia pun sibuk memasangkan beberapa dekorasi dinding.Namun sebelum itu, ia tak lupa menyalakan speaker musik agar ia semakin semangat untuk mempercantik kamarnya. Ia pun memutar full tombol volumenya.

"Izinkan aku

Untuk terakhir kalinya

Semalam saja bersamamu

Mengenang asmara kita

Dan aku pun berharap

Semoga kita tak berpisah

Dan kau maafkan kesalahan

Yang pernah kubuat."

Seketika kamar Dara berubah menjadi sebuah diskotik. Sambil memasang dekorasi, Dara pun ikut bernyanyi dengan suara alakadarnya dan dengan volume suara yang sama tingginya.

"OH IZINKAN AKU. UNTUK TERAKHIR KALINYA. SEMALAM SAJA BERSAMAMU."

Saking asiknya bersenandung, Dara sampai tak mendengar pintu kamarnya ada yang mengetuk. Ia pun masih melanjutkan nyanyiannya.

"DAN AKU PUN BERHARAP." Dara masih tak mempedulikan suara ketukan pintunya.

Karena tak sabar. Andra yang sedari tadi mengetuk pintu akhirnya membuka pintu kamar Dara dengan kasar.

"Pantesan gak denger!" Abhay geram setelah ia membuka pintu. Karena saat ia membuka, suara keras dari speaker musik langsung masuk ke gendang telinganya.

Sambil berdiri di ambang pintu, Andra hendak memberitahukan sesuatu pada Dara.

"WOY DARA ADA YANG NGAPEL TUH!" teriak Andra berusaha menyeimbangi suara keras yang keluar dari speaker musik.

Namun tetap saja. Dara masih tak menghiraukan.

Dengan kesal, Andra pun mengambil sebuah baju yang tergeletak di bawah lantai lalu melemparkannya dan tepat mengenai wajah Dara.

Dara yang tersadar langsung menengok mendapati Andra yang sudah berdiri di ambang pintu.

"ADA APA?!" tanya Dara dengan keras.

"ADA YANG NGAPEL TUH!"

"APA?! NGEPEL?! IYA NANTI JUGA DI PEL KOK!"

"NGAPEL KAMPRET!"

"APA?! LO MAU APEL? BELI AJA SENDIRI!"

Andra mengembuskan nafas kasar. Tak akan beres jika mereka saling berteriak, karena suara musik itu terlalu sulit dikalahkan.

Dengan kesal Andra melangkah masuk dan mencabut kabel speaker itu dengan kesal.

"Itu ada yang ngapel?!" ujar Andra masih emosi.

"Siapa?" tanya Dara.

"Lo pikir siapa? Pacar elo lah," jawab Andra.

"Pacar?" Dara bertanya pada diri sendiri. Sempat lupa bahwa kini dirinya sudah memiliki pacar. Walaupun itu hanya pacar status.

"Kak Abhay maksud lo?" tanya Dara memastikan.

"Iya kali. Gue gak sempet nanyain namanya. Yang pasti yang kemaren-kemaren jemput lo. Pacar lo kan itu?"

Dara mengernyitkan alisnya. Ia bingung. Apa yang akan dilakukan Abhay di rumahnya? Masa iya dia akan menggangunya saat di rumah juga. Pikirannya.

"Udah sono temuin dia. Dia nunggu di teras rumah," ujar Andra.

Dara memutar bola matanya malas. Lalu kembali melanjutkan kegiatannya yang tadi sempat terhenti.

Melihat reaksi Dara yang acuh, Andra menjadi berang. "Lo dengar gak sih gue ngomong?!"

"Udah suruh aja dia pulang," ucap Dara santai dengan tangan yang sibuk memasang dekorasi dinding.

"Kenapa lo? Lagi marahan sama pacar lo?" tanya Andra penasaran.

"Udah pokoknya suruh aja dia pulang. Nanti juga nurut kok," ucap Dara lagi.

Andra tak menimpalinya lagi. Ia pun menuruti perintah Adiknya. Untuk apa juga dia memaksa orang yang tidak mau. Bukan hak dia juga.

"Ya udah gue turun," ujar Andra lalu berjalan keluar untuk menemui Abhay.

Setelah Andra pergi, Dara kembali memasangkan kabel speaker yang tadi sempat tercabut. Dan melanjutkan berdisko.

"BODO AMAT! HARI INI GUE PENGEN HAPPY!" ucap Dara penuh semangat.

...****************...

Andra berjalan keluar untuk menemui Abhay yang tengah duduk di kursi teras. Dia akan mengatakan apa yang baru saja Dara pinta.

"Sorry bro. Kata Dara dia gak mau nemuin lo," ucap Andra lalu ikut duduk berhadapan dengan Abhay.

"Oh gak papa, Bang," jawab Abhay.

Memang sebenarnya Abhay sudah menduga bahwa Dara pasti tidak ingin menemuinya. Tapi itu bukan masalah, karena ia juga memiliki planning lain. Jika tak ada Adiknya, Abangnya pun jadi. Jika sudah mengenal Kakaknya dengan baik, itu akan mempermudah jalan dia nantinya.

"Trus gimana? Mau langsung pulang," tanya Andra.

"Kalo boleh sih gue mau di sini dulu bentar. Boleh?" pinta Abhay.

"Boleh sih? Tapi Dara nya kekeh gak mau nemuin elo."

"Kan masih ada lo Bang. Tapi kalo Abang ada urusan, gue pergi deh," ujar Abhay yang langsung diberi gelengan dari Andra.

"Oh enggak kok. Gue juga lagi senggang. Cuman aneh aja. Kenapa lo mau ngobrol sama gue."

"Iya gue pengen lebih kenal aja sih, Bang. Boleh kan?"

"Iya boleh dong. Lagian, lo kan calon adik ipar gue."

Abhay tersenyum miris mendengar pernyataan Andra. Ternyata Dara tidak memberitahu kakaknya bahwa dia tidak serius menjalani hubungan dan hanya ingin main-main saja.

Tak lama Bi Siti, yaitu Bibi yang bekerja di rumah Andra, datang dengan membawa minuman dan beberapa camilan.

"Silahkan diminum dulu," tawar Bi siti.

"Makasih ya Bi. Silahkan Bhay, diminum dulu," tawar Andra pada Abhay. Abhay pun mengangguk dan meminum minumannya.

"Abang tau nama gue?" tanya Abhay setelah meneguk minumannya.

"Tadi Dara ngasih tau."

"Abang sendiri, gue belum tau nama lo, Bang?"

"Nama gue? Nama gue adalah Andra Leondra anaknya Bapak Leo Satrio dan Ibu Iis Wulandary," ucap Andra panjang lebar hingga membuat Abhay tertawa kecil.

"Unik juga namanya. Jadi kalian sama-sama punya nama singa?" tanya Abhay

"Tau tuh bapak gue. Mentang-mentang namanya Leo jadi anaknya dikasih nama Leo semua. Katanya sih biar anak-anaknya pada pemberani. Asal jangan berani ke orang tua aja."

Abhay kembali tertawa mendengar penjelasan Andra. Tak disangka ternyata kakaknya Dara memiliki humor yang tinggi. Tentu hal itu semakin mempermudah Abhay agar semakin dekat dengan Andra.

"Kayanya garing banget kalo cuma ngobrol doang. Gimana kalo sambil maen catur aja. Lo bisa, kan?" tanya Andra pada Abhay.

"Bisa dong, Bang," jawab Abhay menyombongkan diri.

Lalu Andra pun mengambil papan catur yang berada di bawah meja, lalu menata setiap biji catur dengan rapi.

"Lo duluan," ujar Andra mempersilahkan Abhay untuk memulai permainan.

Abhay dan Andra akhirnya memulai permainan. Awal-awal cukup serius karena mereka sama-sama sedang menata strategi agar bisa memenangkan pertandingan. Namun tak lama, Andra membuka suara untuk memecahkan keheningan yang sudah begitu lama.

"Udah berapa lama pacaran ama adek gue?" tanya Andra dengan pandangan yang masih fokus ke papan catur.

"Baru tiga hari, Bang," jawab Abhay yang membuat Andra cukup terkejut.

"Baru tiga hari? Tapi udah berantem?" tanya Andra yang langsung mengalihkan pandangannya pada Abhay.

Abhay tertawa miris.

"Namanya juga masih adaptasi, Bang," ujar Abhay.

"Sekelas sama Dara?" tanya Andra lagi.

"Dia adek kelas gue."

"Lo kelas 12?"

Abhay mengangguk.

"Gue tebak lo anak IPS," tebak Andra yang berhasil membuat Abhay cukup terkejut.

"Kok tau?"

"Muka lo itu muka-muka yang males belajar. Suka bolos. Suka tawuran. Tapi famous di sekolah," jelas Andra yang kembali membuat Abhay terperangah untuk kedua kalinya.

"Kok bener semua. Abang peramal, Bang?!" tanya Abhay asal.

"Karena gua waktu dulu gak jauh beda sama lo. Ya gitu suka bolos. Tawuran. Jadi gue tau muka-muka orang yang kaya gitu." Andra berkata jujur.

Memang Andra sewaktu sekolah sangat nakal. Tidak jauh beda dengan Abhay. Bahkan dia lebih parah. Dia pernah sampai dikeluarkan dari sekolah.

"Oh, Abang nakal juga pas sekolah?"

"Kalo gak nakal di sekolah, gak ada kesan. Iya nggak?"

Abhay tersenyum. Membenarkan pernyataan Andra. Nyatanya murid yang paling diingat oleh Guru adalah murid yang sangat pintar kalau tidak, murid yang sangat nakal.

Saking asiknya bercengkrama, mereka tak sadar bahwa mereka sudah menghabiskan waktu bersama selama hampir dua jam. Mereka sama-sama menikmati permainan dan obrolan mereka yang begitu mengalir hingga membuat waktu begitu cepat berlalu.

"Kok masih disini?" tanya Dara yang tiba-tiba keluar dari persembunyiannya.

"Dia nya malah betah sama gue. Lo keluar mau nemuin dia?" tanya Andra.

"Enggak. Orang gue mau ke warung," jawab Dara.

"Bang. Gue pulang yah. Kayanya udah kelamaan di sini," ucap Abhay pamit pulang.

"Udah mau pulang?" tanya Andra lalu menoleh pada Dara. "Lo sih keluar. Dia jadi pulang kan."

"Tadi suruh gue keluar. Sekarang nyalahin gue. Aneh banget lo," dumel Dara pada Andra.

"Yaudah gue pamit yah."

Abhay pun berdiri tak lupa ia memakai jaket yang ia simpan di sandaran kursi. Setelah selesai, ia siap untuk pulang.

"Pamit, Bang," ucap Abhay dan diberi anggukan oleh Andra.

Saat Abhay melangkah pergi dan berjalan melewati Dara, ia sempat berbisik suatu hal.

"Tunggu kejutan besok," bisik Abhay yang terdengar di telinga Dara.

Mendengarnya, Dara tersenyum sinis.

Dari kemaren pengen di tungguin mulu, timpal Dara dalam hati.

Terpopuler

Comments

zelindra

zelindra

yahhh udahh abiss aja .. up up up ...😍😍😍😍

2022-03-17

2

lihat semua
Episodes
1 1. Sial
2 2. Hilang akal
3 3. Start the game
4 4. Aku bodoh
5 5. Ada lengkuas di balik rendang
6 6. Possible or impossible
7 7. Playing with fire
8 8. Apel
9 9. Ancaman baru
10 10. Manis di awal pahit di akhir
11 11. Counter attack
12 12. Sandiwara di pagi hari
13 13. Basah
14 14. New plan
15 15. Crazy with him
16 16. Happy anniversary!
17 17. Because i am Leona
18 18. What is love?
19 19. Menyerah?
20 20. What's that feeling?
21 21. Satu kata lekat diingatan
22 22. Curious
23 23. Cemburu?
24 24. Accident
25 25. Atap senja
26 26. Wasiat Andra
27 27. Bertemu camer
28 28. Gempar
29 29. Event soon
30 30. Bertemu camer part 2
31 31. Kisah berlanjut
32 32. Kontras kehidupan
33 33. Kembali berulah
34 34. Hero
35 35. Ruby sungguh meresahkan
36 36. Debaran
37 37. Cemburu lagi?
38 38. Penolakan
39 39. Murka
40 40. Malam Minggu
41 41. Malam Minggu #2
42 42. Terlanjur basah
43 43. The day
44 44. Rivalitas
45 45. Rivalitas #2
46 46. Pagi yang sangat panas
47 47. Mission completed
48 48. Vano effect
49 49. Kotak tapi bukan Spongebob
50 50. Pemberontakan
51 51. Pemberontakan #2
52 52. Abhay's secret
53 53. Oh Sh*T! I Love You
54 54. The real relationship
55 55. Pengakuan
56 56. Suhu kembali memanas
57 57. Pertarungan
58 58. Serangan hati
59 59. First date
60 60. Having fun, but not for someone
61 61. Fakta terungkap
62 62. Go public
63 63. Aroma coklat buku baru
64 64. Kamu bagaikan buku baru
65 65. Mencari masalah
66 66. Tanggung jawab
67 67. Harus ketemu!
68 68. Hasrat
69 69. Class meeting
70 70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71 71. Drama di meja makan
72 72. Holiday is coming
73 73. Teman benalu
74 74. Hanya ada kita
75 75. Keuwuan di balik musibah
76 76. Sebuah cerita di villa
77 77. Ruby!
78 78. Awal dari ...
79 79. Senang atau sedih?
80 80. Back to school
81 81. Pengakuan
82 82. Sebuah keputusan
83 83. The real reason is ...
84 84. Pada akhirnya
85 85. Kecurigaan
86 86. Rumah kita
87 87. Teringat kembali
88 88. Terungkap!
89 89. Titik terang menyakitkan
90 90. Permintaan terakhir
91 91. Menghilang
92 92. Asa masih ada
93 93. Kenyataan pahit
94 94. Mendung
95 95. Pilu
96 96. Inikah takdir kita?
97 97. Pasca
98 98. Aneh
99 99. Pengakuan Rakha
100 100. Melepas rindu
101 101. Inginku hentikan waktu
102 102. Cup!
103 103. Aksi gila Dara
104 104. Kesialan membawa cinta (END)
105 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Sial
2
2. Hilang akal
3
3. Start the game
4
4. Aku bodoh
5
5. Ada lengkuas di balik rendang
6
6. Possible or impossible
7
7. Playing with fire
8
8. Apel
9
9. Ancaman baru
10
10. Manis di awal pahit di akhir
11
11. Counter attack
12
12. Sandiwara di pagi hari
13
13. Basah
14
14. New plan
15
15. Crazy with him
16
16. Happy anniversary!
17
17. Because i am Leona
18
18. What is love?
19
19. Menyerah?
20
20. What's that feeling?
21
21. Satu kata lekat diingatan
22
22. Curious
23
23. Cemburu?
24
24. Accident
25
25. Atap senja
26
26. Wasiat Andra
27
27. Bertemu camer
28
28. Gempar
29
29. Event soon
30
30. Bertemu camer part 2
31
31. Kisah berlanjut
32
32. Kontras kehidupan
33
33. Kembali berulah
34
34. Hero
35
35. Ruby sungguh meresahkan
36
36. Debaran
37
37. Cemburu lagi?
38
38. Penolakan
39
39. Murka
40
40. Malam Minggu
41
41. Malam Minggu #2
42
42. Terlanjur basah
43
43. The day
44
44. Rivalitas
45
45. Rivalitas #2
46
46. Pagi yang sangat panas
47
47. Mission completed
48
48. Vano effect
49
49. Kotak tapi bukan Spongebob
50
50. Pemberontakan
51
51. Pemberontakan #2
52
52. Abhay's secret
53
53. Oh Sh*T! I Love You
54
54. The real relationship
55
55. Pengakuan
56
56. Suhu kembali memanas
57
57. Pertarungan
58
58. Serangan hati
59
59. First date
60
60. Having fun, but not for someone
61
61. Fakta terungkap
62
62. Go public
63
63. Aroma coklat buku baru
64
64. Kamu bagaikan buku baru
65
65. Mencari masalah
66
66. Tanggung jawab
67
67. Harus ketemu!
68
68. Hasrat
69
69. Class meeting
70
70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71
71. Drama di meja makan
72
72. Holiday is coming
73
73. Teman benalu
74
74. Hanya ada kita
75
75. Keuwuan di balik musibah
76
76. Sebuah cerita di villa
77
77. Ruby!
78
78. Awal dari ...
79
79. Senang atau sedih?
80
80. Back to school
81
81. Pengakuan
82
82. Sebuah keputusan
83
83. The real reason is ...
84
84. Pada akhirnya
85
85. Kecurigaan
86
86. Rumah kita
87
87. Teringat kembali
88
88. Terungkap!
89
89. Titik terang menyakitkan
90
90. Permintaan terakhir
91
91. Menghilang
92
92. Asa masih ada
93
93. Kenyataan pahit
94
94. Mendung
95
95. Pilu
96
96. Inikah takdir kita?
97
97. Pasca
98
98. Aneh
99
99. Pengakuan Rakha
100
100. Melepas rindu
101
101. Inginku hentikan waktu
102
102. Cup!
103
103. Aksi gila Dara
104
104. Kesialan membawa cinta (END)
105
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!