"Sistem pertidaksamaan linear dua variabel atau SPtLDV adalah gabungan dari dua atau lebih pertidaksamaan linear dua variabel," ucap Bu Desi menjelaskan kepada anak-anak didiknya.
Kini Bu Desi sedang mengajar di kelas 11 IPA 1, di mana kelas Dara berada. Suasana yang terlihat sangat beragam. Ada yang fokus mendengarkan penjelasan, ada yang garuk-garuk kepala karena tidak mengerti, ada juga yang menguap-nguap bagai kuda nil.
"Okeh kita langsung saja ke contohnya supaya lebih memahami," ujar Bu Desi lalu berbalik mengambil sebuah spidol hitam dan bersiap untuk menulis setiap deretan angka-angka.
"Tentukan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan linear dua variabel 5x + 6y > 30. Pertama-tama kita mencari dulu nilai x nya. Jika y adalah 0,5x \= 30, maka x \= 30 per 5. Maka kita bisa melihat hasil x adalah 6."
Di tengah Bu Desi yang sedang menjelaskan. Dara tiba-tiba mendapat panggilan alam.
"By, gue panggilan alam dulu yah," ujar Dara pada Ruby.
"Mau dianter?" tanya Ruby.
"Gak usah. Emang gue anak SD," ucap Dara.
"Padahal biar ada alasan pergi. Jangar banget gue liat angka-angka itu," ujar Ruby merasa pening.
"Udah jangan ikut. Nanti disangka mau main-main lagi."
Dara pun beranjak dari bangkunya dan berjalan mendekati Bu Desi yang sedang menulis di papan tulis.
"Bu, saya izin ke belakang," ucap Dara yang langsung diberi anggukan oleh Bu Desi.
"Silahkan."
Dara pun bergegas melenggang keluar, berjalan setengah berlari karena ia sudah tak tahan lagi.
Dara pun menyelesaikan panggilan alamnya. Sebelum ia kembali ke kelas, tak lupa ia pun mencuci tangan terlebih dahulu di wastafel. Namun saat ia sedang melakukan aktivitasnya, tiba-tiba tiga cewek-cewek berseragam olahraga masuk ke toilet di mana Dara berada.
"Tadi liat gak, pas Abhay berhasil shooting. Beh damage nya gak nahan cuy," ucap salah satu wanita itu.
"Ya iyalah. Siapa dulu. Calon pacar gue," ucap salah satu wanita lainnya.
"Pacar gimana? Orang dia udah punya pacar," ujar temannya.
"Pacar apaan kaya gitu. Orang Abhay cuma mau mainin dia doang. Gak ada yang perlu dikhawatirin," tutur seseorang yang tadi mengaku-ngaku sebagai calon pacar Abhay.
"Iya yah. Lagian itu cewek bego apa gimana sih. Udah tau cuma mau jadiin mainan, tapi masih aja mau."
"Bukan hanya bego. Tapi psikopat."
"Dan juga tolol. Hahaha."
Mereka bertiga saling sahut menyahut menghina Dara dengan berbagai jenis umpatan. Dara yang sangat jelas mendengar percakapan itu seraya tersenyum sinis. Mendengar seseorang yang telah menghinanya dengan sangat keterlaluan, itu membuat emosinya sedikit terpancing.
"Kalau kalian apa? Munafik?" tanya Dara yang kini sudah berbalik badan menghadap pada mereka.
Mereka terkejut mendengar seseorang tiba-tiba menghina mereka. Mereka pun berjalan menghampirinya.
"Maksud lo apa barusan? Hah!" bentak seseorang yang tadi mengaku sebagai calon pacar Abhay.
Tak lama kemudian, salah satu di antara mereka membelalakkan matanya ketika sadar bahwa orang yang ada di hadapannya adalah Dara. Pacarnya Abhay.
"Jel jel. Dia pacarnya Abhay. Gue inget mukanya."
Seseorang yang tadi membentak Dara adalah Angel. Dan dua temannya adalah Rere dan Selly. Mereka adalah teman kelas Abhay, dan otomatis Kakak kelasnya Dara. Dan kini mereka sedang mengintimidasi Dara, karena mereka tak terima dengan ucapan Dara.
"Lo pacarnya Abhay?" tanya Angel. Lalu ia beralih bertanya pada temannya. "Bukannya bonekanya Abhay itu adek kelas yah?"
Rere dan Selly mengangguk, membenarkan pernyataan Angel.
"Wah. Adek kelas jaman sekarang pada berani-berani yah. Dia barusan ngatain kita munafik loh," ucap Angel lagi.
"Kalo kalian gak hina gue kaya tadi sih, gue juga gak akan bilang kaya tadi," balas Dara dengan mata yang tidak segan untuk menatap Angel.
Angel tertawa mendengar Dara yang tidak gentar membalas ucapannya. Lalu kemudian, ia berjalan mendekati Dara.
"Sadar woy. Lo adek kelas gue. Harusnya lo itu tunduk, hormat. Tapi lo malah berani ngelawan gue. Hah!" ucap Angel sambil menoyor Dara dengan satu telunjuknya.
Dara masih diam saat Angel menoyor kepalanya, namun tak lama ia tersenyum seraya berkata, "Senior. Apa yang harus dihormati kalo seniornya kaya gini."
Mendengar perkataan Dara, emosi Angel semakin memuncak. Ia melayangkan telapak tangannya untuk menampar Dara, namun Dara dengan sigap menangkapnya.
"Orang tua gue aja belum pernah nampar gue. Tapi Kakak mau nampar gue," ucap Dara sambil mencengkram pergelangan tangan Angel di udara.
"Aw sakit!" Angel merasakan sakit yang luar biasa di pergelangan tangannya.
"LEPASIN ANJING!" teriak Angel sambil berusaha mencoba melepaskan pergelangan tangannya dari cengkeraman Dara. Namun tetap, ia tidak bisa melepaskannya karena cengkraman Dara terlalu kuat.
"Bantuin gue dong!" pinta Angel emosi karena kedua temannya hanya diam saja.
Rere dan Selly pun membantu melepaskan pergelangan tangan Angel dari cengkeraman Dara. Namun saat mereka menarik pergelangan tangan Angel dengan sekuat tenaga, Dara melepaskan cengkeramannya yang membuat mereka jatuh terjungkal.
"Aw sakit," ujar Rere kesakitan. Karena bokongnya baru saja mencium lantai.
Setelah diperlakukan seperti itu, Angel semakin berang. Dengan amarah yang sangat meluap-luap, ia berdiri dan bersiap membalas Dara.
"Rere. Selly. Cepet pegangin dia! Gue mau ngehajar si Anjing ini," perintah Angel.
"Gak ah, Jel. Tangannya aja tadi kuat banget," ujar Rere yang kini sudah berdiri dan menolak perintah Angel.
"Iyah Jel. Kalo kita yang kena hajar gimana," tambah Selly yang sama-sama tak mau menuruti perintah Angel.
"What!"
Angel membulatkan matanya. Terkejut mengetahui temannya yang tak ingin membantunya. Ia menjadi malu sendiri memiliki teman yang tidak bisa diandalkan.
"Jadi ngehajar gue gak nih? Kalo enggak jadi, gue pergi. Gue masih ada kelas," ujar Dara yang tak mau melihat pertengkaran di antara mereka.
"Udah. Lo pergi aja sana!" ujar Rere pada Dara.
"Yaudah. Gue pergi."
Karena di perbolehkan pergi, Dara pun dengan senang hati keluar dari toilet dan berhasil meninggalkan keretakan dalam pertemanan mereka.
"Lo sadar gak sih? Lo baru aja mempermalukan gue dia depan dia!" kesal Angel kepada kedua temannya.
"Gak papa lah, Jel. Sekali-kali ngalah dulu," ujar Rere yang kembali memantik emosi Angel.
"Apa?! Ngalah?!" ujar Angel geram.
"Bener, Jel. Dari pada tangan lo kesakitan lagi." tambah Selly menyakinkan omongan Rere.
"Iya tapi-" ucapan Angel terpotong.
"Menurut gue, Jel. Kita jangan lawan tuh bocah dengan kekerasan. Percaya deh pasti kita kalah. Liat aja tangganya tadi. Kuat banget," ujar Rere panjang lebar. Dan Selly mengiyakan.
"Trus menurut lo, kita harus gimana?" tanya Angel.
"Menurut gue, kita bales dia secara halus," ujar Rere.
"Nah betul banget," timpal Selly membenarkan.
"Cara halusnya kaya gimana?" Angel bertanya lagi.
"Nah itu. Gue belum kepikiran," ujar Rere.
"Anjir gue kira lo udah ada rencana! Kalo tau gini, gue tendang aja dia tadi!" kesal Angel pada temannya.
"Udah pikirin aja nanti. Kan masih ada hari esok. Sabar sabar," ucap Selly mencoba menenangkan Angel yang terus meluapkan emosinya.
Angel menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba menenangkan emosinya yang sudah tak terkendali.
Awas lo Anjing. Gue akan bales lo nanti. Tungguin aja, ucap batin Angel menggebu-gebu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Devi Handayani
asal jangan main alus.... ama santet aja ga akhlak bgt😒😠😣😠
2022-05-25
0
Anonymous
suka karakter dara...girl power
2022-04-06
1
zelindra
yeee .. ahirr nya up jg .. mksihhh KK .... .. up bnyakin KK ... q like jg vote nntiii😍😍😍
2022-03-17
1