15. Crazy with him

"Bang! Udah siap bel... lom."

Dara terkejut saat ia keluar dari pintu, ternyata di rumahnya sudah ada Abhay yang tengah mengobrol dengan Andra di halaman rumah.

"Kenapa ada Kak Abhay?" tanya Dara. Andra dan Abhay pun serentak menoleh.

"Iya mau jemput lo lah," jawab Andra.

"Siapa yang suruh?" tanya Dara tak berperasaan.

"Ya elah namanya juga pacar harus perhatian lah tanpa harus disuruh. Lo pikir dia ojol yang harus disuruh dulu," jelas Andra.

"Tapi Abang pernah bilang, jadiin Kak Abhay jadi ojek pribadi gue. Sama aja dong."

Damn. Andra tersentak saat mendengar pernyataan Dara. Bisa-bisanya dia lupa bahwa dirinya pernah berbicara seperti itu. Dan bisa-bisanya juga adiknya mengatakan hal itu di depan orangnya langsung. Sungguh laknat sekali Dara ini.

Andra tiba-tiba menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Eh nggak Bhay, bukan begitu. Maksud Adek gue, eh... " Andra mencari alasan. "Lo harus sering-sering perhatian sama Adek gue. Kaya sering nganter jemput dia. Gue gak bilang ojek. Ngaco nih dia," Andra ngeles sambil cengengesan berusaha mencairkan suasana.

"Lah sendirinya yang bilang, gak ngerasa." Dara kembali berkicau.

"Udah lah jangan banyak omong!" sebal Andra sudah tak tahan dengan ocehan Dara. "Bhay, cepet seret dia," pintanya.

"Seret seret. Lo pikir gue abis nyolong ayam!" marah Dara yang sama kesalnya.

"Udah pokoknya sana cepetan berangkat!" pinta Andra untuk yang terakhir kalinya.

Dara masih tak bergeming. Karena di dalam benaknya, masih ada sedikit traumatis saat ia harus berangkat sekolah dengan Abhay. Bagaimana jika Abhay mengulangi hal yang sama? Pikiran itu lah yang kini menghantuinya.

"Lo beneran gak mau nganterin gue?" tanya Dara memelas.

Andra mendengus kesal. "Nih bocah masih nanya mulu! Udah sana!" usir Andra.

Kali ini Dara ikut merasa kesal. Dengan kaki yang sedikit menghentak-hentakkan sepatunya, ia berjalan ke arah motor Abhay. Mau tak mau ia harus menurut, jika tak ingin terlambat.

Abhay tersenyum simpul melihat kelakuan Dara. Lalu ia mengangguk pada Andra untuk izin pergi. "Bang, duluan yah!"

Andra mengangguk. Tak lama mereka pun hilang dari pandangannya.

...****************...

Kini mereka sedang berada diperjalanan menuju sekolah. Motor yang dikendarai Abhay tidak begitu kencang sehingga memudahkan Dara untuk berbicara tanpa berteriak.

"Kakak kenapa sih, jadi sering antar jemput gue?" tanya Dara penasaran di balik punggung Abhay. Ia tak malu mengatakan hal itu, yang terpenting rasa penasarannya sejak tadi malam bisa terjawab.

"Bukannya udah jelas. Lo kan pac-" ucapan Abhay terpotong, karena Dara lebih dulu menyela.

"STOP. Jangan dilanjutin. Gue tau itu bukan alasan sebenarnya!" bentak Dara. Karena jawaban itu bukan jawaban yang ia harapkan. Dan pastinya bukan jawaban yang sebenarnya. Dara tahu itu.

"Trus alasannya apa lagi?" Abhay berbalik bertanya.

"Ya bisa aja Kakak mau berbuat jahat lagi sama gue. Kaya waktu gue ditinggalin di jalan," tebak Dara yang membuat Abhay menyeringai.

"Lo curigaan banget sama gue?" tanya Abhay. "Liat aja sekarang, gue bawa motornya kaya waktu itu apa gak?"

"Iya enggak sih," jawab Dara lirih.

Justru kini Dara merasa heran, mengapa situasi saat ini sangat jauh berbeda dengan kejadian saat itu, saat Dara dibawa terbang. Hari ini, Abhay membawa motornya dengan santai. Hingga membiarkan kendaraan lain bebas menyalipnya. Tak ingin rasa penasarannya terlalu larut, ia memutuskan untuk bertanya lagi.

"Gue justru heran, kenapa Kakak bawa motornya nyantai banget?"

"Mau gue kencengin?" Abhay menantang, dan langsung dihadiahi gelengan dari Dara.

"Eh jangan-jangan, asal nyampe aja gue mah," timpal Dara.

Mendengar respon dari Abhay, Dara tak lagi penasaran. Karena Abhay masih waras. Ia masih Abhay yang seperti biasanya.

Mereka masih melanjutkan perjalanan. Sekitar 3 kilometer lagi mereka akan sampai. Namun lagi, alam sepertinya membenci Dara. Drama di pagi hari kembali terjadi.

Ngek ngek ngek

"Kak, kenapa motornya putus-putus kaya gini!" kesal Dara karena motor yang ia tunggangi sudah seperti kuda bengek.

"Gue juga gak tau."

Abhay segera menepi, mencari tahu penyebab motornya menjadi seperti ini. Sambil berdecak, Dara pun segera turun. Dara mendengus sebal. Kejadian seperti ini seolah-olah seperti déjà vu bagi Dara. Mengapa ia harus mengalaminya lagi? Kesalnya dalam hati.

"Kehabisan bensin yah?" tebak Dara.

"Enak aja, gue gak pernah miskin bensin!" sewot Abhay tak terima dengan pernyataan Dara.

"Trus apa? Orang motornya kaya kehabisan bensin gitu kok," timpal Dara yang sama sewotnya.

Abhay tak menjawab, ia melihat-lihat motornya mencoba mencari tahu penyebabnya.

"Kayanya masalah mesin." Abhay hanya bisa memprediksi itu. Karena dia bukan tukang bengkel yang tau segalanya tentang motor.

"Ya ampun motor bagus, mesin nya jelek!" seru Dara sedikit ngegas.

Merasa terhina, Abhay menatap tajam ke arah Dara. "Lo ngehina motor gue?" ucapnya dingin.

"Ya i-yah ..." jawab Dara gagu. "Kalo Kakak bawa motornya agak cepet dikit, pasti mogoknya udah di sekolah," lanjutnya.

"Katanya tadi nggak mau dikencengin!" ujar Abhay lagi masih emosi.

"Ya maksud gue kencengan dikit!" Dara menanggapi dengan emosi juga.

Alhasil mereka pun saling emosi, layaknya spasang kekasih yang sedang bertengkar. Sadar dengan apa yang mereka lakukan, setelahnya mereka pun sama-sama terdiam.

"Trus gimana sekarang?" Dara kembali membuka suara.

"Gue sih biasa bolos, gak tau kalo lo," jawab Abhay enteng.

"Iya gue gak mau lah."

"Terserah, mau pake angkot ya silahkan."

Dara mendesis. Angkot, sebuah benda besi yang paling ia benci. "Angkot. Gue gak berharap banyak."

"Ya terserah. Lagian bentar lagi juga di tutup," ungkap Abhay.

"Maksudnya?" tanya Dara bingung.

"Coba liat jam."

Dara melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "ANJIR DUA MENIT LAGI!" Dara terkejut luar biasa.

"Nah, kan."

"Trus gimana ini! Coba di nyalain lagi, kali aja bisa," pinta Dara dengan suara yang mulai panik.

Abhay pasrah. Ia menuruti perintah Dara. Dan hasilnya tetap sama. "Tuh gak bisa."

"Coba terus sampe nyala!" rengek Dara bagai anak kecil.

Abhay mendesah kesal. "Lo gila yah! Orang gak bis-" ucapan Abhay menggantung, karena motornya tiba-tiba menyala.

"Nah kan, kata gue juga apa! Udah ayo!"

Tanpa basa-basi, Dara sudah nangkring di motor Abhay. Namun sang pemilik motor masih terdiam dan larut dalam lamunannya, hal itu jelas memantik amarah Dara.

"AYO CEPETAN!"

Abhay tersadar, ia pun segera menaiki motornya dan melesat pergi menuju sekolah.

...****************...

Terlambat. Walau hanya berjarak 3 kilometer lagi, secepat apapun Abhay mengemudi motornya, mana cukup untuk bisa datang tepat waktu karena waktu yang ia punya hanya kurang dari 2 menit.

"Lah kok udah ditutup," kesal Dara dengan pandangan menghadap ke gerbang sekolah yang sudah tertutup.

"Menurut lo. Udah jam tujuh lewat," timpal Abhay.

"Kakak nyetirnya kurang kenceng sih!" Dara menyalahkan Abhay.

"Mau sekenceng gimana pun pasti gak bakal nyampe, orang cuma dua menit kurang." Abhay menjelaskan kepada Dara yang tak mau tahu.

Dara gelisah, ia *******-***** roknya yang tak bersalah. Dia tak mau bolos untuk kedua kalinya. Dan kesalnya, mengapa harus dengan orang yang sama?

"Trus gimana ini?!" tanya Dara frustasi.

"Ya bolos," timpal Abhay tanpa beban.

Dara tak menimpalinya lagi, ia mendesah kesal. Abhay dan Andra sama-sama tak berguna bila terjadi situasi seperti ini. Dara memutuskan untuk mencari cara sendiri.

Lalu lampu bohlam tiba-tiba muncul di kepala Dara. "Gue boleh nanya? Tapi jangan tersinggung," ujarnya.

"Nanya nanya aja. Biasanya juga lo ngomong ceplas-ceplos aja, pake nanya tersinggung apa enggak," jawab Abhay sembari tersenyum sinis.

"Seriusan gue mau nanya."

"Ya tinggal nanya."

Dara berdehem sebentar sebelum bertanya. "Kakak kan nakal yah, suka bolos. Pasti tau dong pintu rahasia. Iya kan?" tanya Dara tak gentar.

"Kalo tau?"

"Kasih tau gue dong."

"Kalo gak mau?"

"Gue tinggal teriak. PAK SUGITO!" teriak Dara.

Abhay membuka matanya lebar. Cewek di depannya ini aneh sekali, dia malah berteriak sungguhan.

"Kok malah teriak beneran?!" tanya Abhay sedikit panik.

"Gue nyontohin doang," jawabnya. "Jadi gimana?" Dara kembali bernegosiasi.

Abhay menimbang-nimbang permintaan Dara. Sebelum akhirnya mengiyakan. "Ya udah ayo."

Abhay berjalan ke arah belakang sekolah, dan Dara membuntutinya. Dara mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, seperti orang yang akan maling motor. Bukan tanpa alasan, karena ini kali pertama Dara melakukan hal nakal seperti ini. Jadi ia masih was-was. Namun tidak dengan Abhay. Ia berjalan dengan santai sepeti berjalan di mall.

Tak lama mereka pun sampai di pintu rahasia yang Dara pinta.

"Kok gue baru tau ada tembok kaya gini." Dara heran. Kemudian ia menjawab kebingungannya. "Oh ya. Kan gue gak pernah bolos jadi mana tau."

Abhay kembali menatap dingin Dara. "Nyindir gue lo?"

"Eh sorry. Gue bermaksud nyindir Kakak," timpal Dara sambil cengengesan tak berdosa.

"Yaudah, Kakak dulu," ucap Dara tiba-tiba.

"Kok ngajak gue?" tanya Abhay heran.

"Ya iyalah. Kalo nanti gue ngelewatin nih tembok, trus ketauan gimana? Gue gak mau basah sendiri."

"Yaudah lo duluan." Abhay balik memerintah Dara.

"Kakak pikir gue bego. Ntar gue udah naek duluan, trus Kakak kabur. Gimana?"

Abhay tertawa kecil. Ia lupa cewek yang ia hadapi adalah Dara. Bukan hanya pemberani, tapi Dara juga memiliki sifat cerdas dan licik bagai seekor kancil.

"Kalo gue gak mau?" tanya Abhay lagi.

"Simple. Gue tinggal teriak lagi," timpal Dara.

Abhay menggelengkan kepalanya kecil. Tak bisa berkata-kata lagi. Hanya Dara satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bungkam.

Abhay setengah hati memanjat tembok itu.

"Lo bisa naek?" tanya Abhay setelah dia sudah di atas tembok.

"Segitu mah kecil." Dara menyombongkan diri. "Udah cepet turun!"

Setelah Abhay turun, kini giliran Dara yang akan naik ke tembok. Ia mengangkat sedikit roknya, namun tak lupa ia melihat keadaan sekitar dulu takut-takut ada yang melihatnya. Setelah aman, ia pun dengan sigap melompat lalu menangkap ujung tembok itu, lalu diikuti dengan kakinya.

Hap.

Kaki Dara landing dengan sempurna di atas tanah. Abhay yang melihatnya pun sempat terperangah.

Cewek ini bener-bener gak ada obatnya, ujar batin Abhay.

"Siapa di sana!"

Suara Pak Sugito tiba-tiba mengejutkan mereka berdua.

Mampus.

Terpopuler

Comments

D'by

D'by

yaaa....ketauan dong

2022-04-14

2

Taniarzk

Taniarzk

Karakter mereka saling melengkapi. Gak sabar liat keuwuan mereka🥰

2022-03-24

2

Widianty Rahayu

Widianty Rahayu

Pasangan serasi nih

2022-03-24

2

lihat semua
Episodes
1 1. Sial
2 2. Hilang akal
3 3. Start the game
4 4. Aku bodoh
5 5. Ada lengkuas di balik rendang
6 6. Possible or impossible
7 7. Playing with fire
8 8. Apel
9 9. Ancaman baru
10 10. Manis di awal pahit di akhir
11 11. Counter attack
12 12. Sandiwara di pagi hari
13 13. Basah
14 14. New plan
15 15. Crazy with him
16 16. Happy anniversary!
17 17. Because i am Leona
18 18. What is love?
19 19. Menyerah?
20 20. What's that feeling?
21 21. Satu kata lekat diingatan
22 22. Curious
23 23. Cemburu?
24 24. Accident
25 25. Atap senja
26 26. Wasiat Andra
27 27. Bertemu camer
28 28. Gempar
29 29. Event soon
30 30. Bertemu camer part 2
31 31. Kisah berlanjut
32 32. Kontras kehidupan
33 33. Kembali berulah
34 34. Hero
35 35. Ruby sungguh meresahkan
36 36. Debaran
37 37. Cemburu lagi?
38 38. Penolakan
39 39. Murka
40 40. Malam Minggu
41 41. Malam Minggu #2
42 42. Terlanjur basah
43 43. The day
44 44. Rivalitas
45 45. Rivalitas #2
46 46. Pagi yang sangat panas
47 47. Mission completed
48 48. Vano effect
49 49. Kotak tapi bukan Spongebob
50 50. Pemberontakan
51 51. Pemberontakan #2
52 52. Abhay's secret
53 53. Oh Sh*T! I Love You
54 54. The real relationship
55 55. Pengakuan
56 56. Suhu kembali memanas
57 57. Pertarungan
58 58. Serangan hati
59 59. First date
60 60. Having fun, but not for someone
61 61. Fakta terungkap
62 62. Go public
63 63. Aroma coklat buku baru
64 64. Kamu bagaikan buku baru
65 65. Mencari masalah
66 66. Tanggung jawab
67 67. Harus ketemu!
68 68. Hasrat
69 69. Class meeting
70 70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71 71. Drama di meja makan
72 72. Holiday is coming
73 73. Teman benalu
74 74. Hanya ada kita
75 75. Keuwuan di balik musibah
76 76. Sebuah cerita di villa
77 77. Ruby!
78 78. Awal dari ...
79 79. Senang atau sedih?
80 80. Back to school
81 81. Pengakuan
82 82. Sebuah keputusan
83 83. The real reason is ...
84 84. Pada akhirnya
85 85. Kecurigaan
86 86. Rumah kita
87 87. Teringat kembali
88 88. Terungkap!
89 89. Titik terang menyakitkan
90 90. Permintaan terakhir
91 91. Menghilang
92 92. Asa masih ada
93 93. Kenyataan pahit
94 94. Mendung
95 95. Pilu
96 96. Inikah takdir kita?
97 97. Pasca
98 98. Aneh
99 99. Pengakuan Rakha
100 100. Melepas rindu
101 101. Inginku hentikan waktu
102 102. Cup!
103 103. Aksi gila Dara
104 104. Kesialan membawa cinta (END)
105 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Sial
2
2. Hilang akal
3
3. Start the game
4
4. Aku bodoh
5
5. Ada lengkuas di balik rendang
6
6. Possible or impossible
7
7. Playing with fire
8
8. Apel
9
9. Ancaman baru
10
10. Manis di awal pahit di akhir
11
11. Counter attack
12
12. Sandiwara di pagi hari
13
13. Basah
14
14. New plan
15
15. Crazy with him
16
16. Happy anniversary!
17
17. Because i am Leona
18
18. What is love?
19
19. Menyerah?
20
20. What's that feeling?
21
21. Satu kata lekat diingatan
22
22. Curious
23
23. Cemburu?
24
24. Accident
25
25. Atap senja
26
26. Wasiat Andra
27
27. Bertemu camer
28
28. Gempar
29
29. Event soon
30
30. Bertemu camer part 2
31
31. Kisah berlanjut
32
32. Kontras kehidupan
33
33. Kembali berulah
34
34. Hero
35
35. Ruby sungguh meresahkan
36
36. Debaran
37
37. Cemburu lagi?
38
38. Penolakan
39
39. Murka
40
40. Malam Minggu
41
41. Malam Minggu #2
42
42. Terlanjur basah
43
43. The day
44
44. Rivalitas
45
45. Rivalitas #2
46
46. Pagi yang sangat panas
47
47. Mission completed
48
48. Vano effect
49
49. Kotak tapi bukan Spongebob
50
50. Pemberontakan
51
51. Pemberontakan #2
52
52. Abhay's secret
53
53. Oh Sh*T! I Love You
54
54. The real relationship
55
55. Pengakuan
56
56. Suhu kembali memanas
57
57. Pertarungan
58
58. Serangan hati
59
59. First date
60
60. Having fun, but not for someone
61
61. Fakta terungkap
62
62. Go public
63
63. Aroma coklat buku baru
64
64. Kamu bagaikan buku baru
65
65. Mencari masalah
66
66. Tanggung jawab
67
67. Harus ketemu!
68
68. Hasrat
69
69. Class meeting
70
70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71
71. Drama di meja makan
72
72. Holiday is coming
73
73. Teman benalu
74
74. Hanya ada kita
75
75. Keuwuan di balik musibah
76
76. Sebuah cerita di villa
77
77. Ruby!
78
78. Awal dari ...
79
79. Senang atau sedih?
80
80. Back to school
81
81. Pengakuan
82
82. Sebuah keputusan
83
83. The real reason is ...
84
84. Pada akhirnya
85
85. Kecurigaan
86
86. Rumah kita
87
87. Teringat kembali
88
88. Terungkap!
89
89. Titik terang menyakitkan
90
90. Permintaan terakhir
91
91. Menghilang
92
92. Asa masih ada
93
93. Kenyataan pahit
94
94. Mendung
95
95. Pilu
96
96. Inikah takdir kita?
97
97. Pasca
98
98. Aneh
99
99. Pengakuan Rakha
100
100. Melepas rindu
101
101. Inginku hentikan waktu
102
102. Cup!
103
103. Aksi gila Dara
104
104. Kesialan membawa cinta (END)
105
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!