14. New plan

Sesuai tawarannya, Abhay mengantarkan Dara pulang. Dan kini mereka sudah sampai di depan rumah Dara. Abhay memberhentikan motornya, lalu Dara segera turun.

"Ini mau langsung dibalikin apa gimana?" tanya Dara perihal jaket yang ia pakai.

"Iya cuci dulu lah. Bekas bau badan lo," jawab Abhay tak berperasaan.

Dara melotot tak terima. "Enak aja. Gue gak bau badan yah, orang setiap hari gue pake rexena!" timpalnya ngegas.

"Tapi kok masih bau?" tanya Abhay lagi yang membuat Dara mendengus kesal.

Dara malas untuk menjawabnya, ia lebih memilih pergi meninggalkan Abhay tanpa sepatah kata pun.

"WOY GAK MAU BILANG MAKASIH?!" teriak Abhay pada Dara yang akan masuk.

Dara menutup pintu gerbang dengan kasar dan menimbulkan suara keras. Abhay pun terkekeh. Padahal ia berbohong mengatakan hal tadi. Dara justru masih harum walau sudah sore. Sekali lagi, Abhay hanya ingin menggoda Dara. Karena di saat Dara sudah kesal, di situlah kebahagiaan Abhay terbentuk.

...****************...

"Rambut lo lepek banget kaya kerupuk seblak," ledek Andra sambil cengengesan.

"Yang gak jemput gue diem aja. Gak usah ngebacot!" kesal Dara.

"Ngapain juga jemput lo. Kalo punya pacar, haram hukumnya masih dianter sama kakaknya." Andra bersabda.

"Elo lebih haram lagi," timpal Dara tak mau kalah. Ia pun segera pergi, tak mau menghiraukan ocehan kakaknya lagi.

Dara menaiki anak tangga menuju kamarnya. Setelah masuk ke kamarnya, Dara melepaskan jaket yang sedari tadi ia pakai dan digantungkan di pintu lemari. Lalu bergegas membuka bajunya yang setengah kering dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sekitar 20 menit Dara menghabiskan waktunya di kamar mandi, lalu ia keluar dengan rambut yang dibalut handuk. Saat ia sedang mengeringkan rambutnya yang basah, ia tiba-tiba menatap lekat jaket yang menggantung di pintu lemari.

"Lo aneh banget sih, Kak. Kalo lo jahat, jahat aja sekalian gak usah ngelakuin kaya tadi. Mana sering banget nganterin gue pulang." Dara bergumam pada jaket yang menggantung itu.

"Jangan malah bikin gue jadi penjahat, yang gak tau terima kasih."

"Dan jangan bikin gue bingung," lanjutnya.

...****************...

Di malam hari, seperti biasa Vano dan Gilang memutuskan untuk menghabiskan malamnya di rumah Abhay. Tapi kali ini mereka tak lagi main PS, namun mereka ingin melakukan hal lain. Dan billiards lah pilihannya. Yaps rumah Abhay memiliki mini bar. Jadi sudah terbayang kan rumah Abhay besarnya seperti apa.

"Masuk! Ya bagus! Lagi!" seru Gilang gregetan.

Dan ternyata bola merah yang ia sodok tidak masuk ke lubang, tepatnya malah berhenti di dekat lubang. Hal itu tentu menjadi rezeki bagi lawannya.

"Anjim! Malah berenti di situ lagi! Ini mah ngasih sedekah buat si Jomblo," kesal Gilang. Si Jomblo yang dia maksud adalah Vano.

"Terimakasih sedekahnya," ucap Vano sambil menyodokkan bola sedekah itu lalu ia pun tersenyum penuh kemenangan.

Sudah tiga kali mereka bertanding, namun hasilnya selalu Vano yang menang. Jelas hal itu membuat Vano sangat leluasa untuk meledek Gilang.

"Gak di Ps gak di biliar. Lo lemah dalam semua permainan," ejeknya.

"Pahlawan mah kalah dulu." Gilang beralasan.

Mendengarnya, Vano terkekeh. "Kalo kalah mulu bukan pahlawan. Tapi emang lo nya aja yang bego," timpalnya diiringi tawa ledek.

"Anjim loh!" Gilang geram.

Tak lama Abhay masuk dengan membawa apel di tangannya.

"Mas, koktail nya satu yah," ledek Gilang. Bergaya ala-ala pengunjung di sebuah bar dan Abhay adalah pelayannya. Jahanam memang.

Abhay menatap Gilang dingin. "Minta diusir nih anak."

Abhay telah mengeluarkan senjata andalannya. Sontak membuat Gilang tak bisa tinggal diam. Ia pun bersiap mengeluarkan senjata andalannya juga.

"Eh jangan dong sayang, aku kan-" ucap Gilang terpotong, karena kini mulutnya disumpal oleh apel yang Abhay bawa.

Abhay tak mau mendengarkan ocehan Gilang yang akan membuatnya mual. Jadi ia lebih baik merelakan apelnya untuk menyumpal mulut Gilang.

"Terimakasih apelnya," ucap Gilang malah kegirangan. Dan tanpa aba-aba langsung melahap apel itu

"Abhay gak suka tuh lo manggil dia sayang. Yang boleh panggil sayang cuma Dara," ucap Vano tiba-tiba dan membuat Abhay mengerutkan alisnya.

"Eh iya. Sorry gue lupa Abhay udah punya pawang," timpal Gilang dengan mulut yang masih sibuk mengunyah.

Abhay membuang nafas kasar. "Ngomong apa sih lo pada?" ucapnya tersenyum sinis.

"Lah emang iya. Gue liat lo sering banget nganterin Dara pulang," tambah Vano. "Pacaran beneran lo?" tanyanya.

Gilang yang mendengar perkataan Vano langsung tersentak. "Lah emang selama ini pacaran boongan?" tanya Gilang dengan polosnya.

"Ye elah si Kampret. Selama ini lo tinggal dimana?!"

Vano geram. Ia tak percaya bisa-bisanya ia memiliki teman yang super lemot, bego, dan iq jongkok macam Gilang ini. Padahal orang-orang di sekolah semuanya tahu bahwa Abhay memacari Dara hanya untuk main-main saja. Namun Gilang. Begitu dekat dengan Abhay, tapi ia tak tau fakta sebenarnya. Vano hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Eh seriusan nih?" tanya Gilang masih penasaran.

Tak ada yang merespon, ia pun kesal sendiri. "Woy gue nanya! Kok gak dijawab?" kesalnya.

Masih tak ada yang menjawab. Vano malah kembali bertanya pada Abhay. Bodo amat dengan ke begoan Gilang.

"Pacaran beneran lo?" tanya Vano untuk kedua kalinya.

Abhay tersenyum smrik. "Ngaco aja lo. Mana ada," jawabnya.

"Tapi tadi gue liat cewek lo pake jaket lo. Romantis banget," ungkap Vano sembari tersenyum manis.

Abhay refleks membesarkan matanya. Vano melihatnya?

Namun bukan itu masalah utamanya. Tapi yang membuat ia heran adalah kenapa Vano sering sekali memergoki dirinya jika sedang bersama dengan Dara. Saat kejadian di restoran pun Vano mengetahuinya. Karena gatal, Abhay pun bertanya.

"Lo intel yah? Dari kemaren lo paling tahu apa yang gue lakuin," tanya Abhay penasaran.

"Ya semacam itu," jawab Vano dengan senyum jahilnya.

"Jadi kalo gak, jaket itu maksudnya apa?" tanya Vano lagi untuk kesekian kalinya.

Abhay gusar. Temannya ini sangat keras kepala. Jika tidak dijawab pasti Vano akan terus bertanya. Jadi ia berpikir keras, jawaban seperti apa yang tidak akan menimbulkan salah paham. Karena sejujurnya, perihal jaket yang ia berikan pada Dara, ia pun tak tahu kenapa ia melakukan itu.

Abhay menghembuskan nafas kasar sebelum bersuara. "Intinya apa yang gue lakuin itu bagian dari rencana. Lo gak usah tanya detailnya gimana. Gak ngaruh sama kelangsungan hidup lo juga, kan?"

Vano mengangkat salah satu sudut bibirnya. Abhay paling bisa memberi alasan. Ia pun tak bisa memaksanya lagi. "Oke gua gak akan nanya yang aneh-aneh lagi," ucapnya.

"Lo pada ngomongin apa sih?" tanya Gilang lagi masih sibuk dengan rasa penasarannya.

"Udah berapa lama sih?" tanya Vano tiba-tiba tanpa menghiraukan pertanyaan Gilang.

"Gue sama Dara?" Abhay bertanya balik.

"Yoy."

"Besok pas seminggu," jawab Abhay.

"Masih kuat juga tuh cewek," timpal Vano.

Seketika setelah Vano bertanya seperti itu, tiba-tiba Abhay mendapatkan sebuah rencana baru yang muncul di otaknya.

"Thanks Bro udah ngingetin," ucap Abhay tiba-tiba yang membuat Vano bingung.

"Maksudnya?" tanya Vano, namun tak lama ia pun peka. "Annive seminggu?" tebaknya.

Abhay mengangkat kedua alisnya mengiyakan.

"Mau ngapain lo?"

"Mau ngasih hadiah lah," jawab Abhay bersemangat.

"Bener-bener lo, Bhay." Vano menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue ingetin sekali lagi. Awas tenggelam," ucap Vano mendadak.

"Gak akan!" tegas Abhay dengan percaya diri.

Semakin lama mendengarkan percakapan antara Abhay dan Vano, semakin membuat Gilang frustasi, karena hanya dia saja yang tidak mengerti. Ia pun mengacak rambut kesal.

"Nih orang-orang pada ngomongin apa sih! Annive! Hadiah! Tenggelem! Maksudnya apa?! Jawab dong! Kalian nganggap gue ada gak sih!"

"Gak!" jawab Abhay dan Vano serentak.

"Kalian bener-bener tega dengan daku," lirih Gilang merasa terzolimi.

Terpopuler

Comments

chikaa adja

chikaa adja

bahasa nyaa..wkwkwkk

2022-04-08

1

Rafa Aqif

Rafa Aqif

Yaaaa ALLAAH... ngkaaaakkk... lucu lucu gemessshh...

2022-04-05

1

Indee

Indee

Maafkan Gilang ya guys😁

2022-03-23

5

lihat semua
Episodes
1 1. Sial
2 2. Hilang akal
3 3. Start the game
4 4. Aku bodoh
5 5. Ada lengkuas di balik rendang
6 6. Possible or impossible
7 7. Playing with fire
8 8. Apel
9 9. Ancaman baru
10 10. Manis di awal pahit di akhir
11 11. Counter attack
12 12. Sandiwara di pagi hari
13 13. Basah
14 14. New plan
15 15. Crazy with him
16 16. Happy anniversary!
17 17. Because i am Leona
18 18. What is love?
19 19. Menyerah?
20 20. What's that feeling?
21 21. Satu kata lekat diingatan
22 22. Curious
23 23. Cemburu?
24 24. Accident
25 25. Atap senja
26 26. Wasiat Andra
27 27. Bertemu camer
28 28. Gempar
29 29. Event soon
30 30. Bertemu camer part 2
31 31. Kisah berlanjut
32 32. Kontras kehidupan
33 33. Kembali berulah
34 34. Hero
35 35. Ruby sungguh meresahkan
36 36. Debaran
37 37. Cemburu lagi?
38 38. Penolakan
39 39. Murka
40 40. Malam Minggu
41 41. Malam Minggu #2
42 42. Terlanjur basah
43 43. The day
44 44. Rivalitas
45 45. Rivalitas #2
46 46. Pagi yang sangat panas
47 47. Mission completed
48 48. Vano effect
49 49. Kotak tapi bukan Spongebob
50 50. Pemberontakan
51 51. Pemberontakan #2
52 52. Abhay's secret
53 53. Oh Sh*T! I Love You
54 54. The real relationship
55 55. Pengakuan
56 56. Suhu kembali memanas
57 57. Pertarungan
58 58. Serangan hati
59 59. First date
60 60. Having fun, but not for someone
61 61. Fakta terungkap
62 62. Go public
63 63. Aroma coklat buku baru
64 64. Kamu bagaikan buku baru
65 65. Mencari masalah
66 66. Tanggung jawab
67 67. Harus ketemu!
68 68. Hasrat
69 69. Class meeting
70 70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71 71. Drama di meja makan
72 72. Holiday is coming
73 73. Teman benalu
74 74. Hanya ada kita
75 75. Keuwuan di balik musibah
76 76. Sebuah cerita di villa
77 77. Ruby!
78 78. Awal dari ...
79 79. Senang atau sedih?
80 80. Back to school
81 81. Pengakuan
82 82. Sebuah keputusan
83 83. The real reason is ...
84 84. Pada akhirnya
85 85. Kecurigaan
86 86. Rumah kita
87 87. Teringat kembali
88 88. Terungkap!
89 89. Titik terang menyakitkan
90 90. Permintaan terakhir
91 91. Menghilang
92 92. Asa masih ada
93 93. Kenyataan pahit
94 94. Mendung
95 95. Pilu
96 96. Inikah takdir kita?
97 97. Pasca
98 98. Aneh
99 99. Pengakuan Rakha
100 100. Melepas rindu
101 101. Inginku hentikan waktu
102 102. Cup!
103 103. Aksi gila Dara
104 104. Kesialan membawa cinta (END)
105 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Sial
2
2. Hilang akal
3
3. Start the game
4
4. Aku bodoh
5
5. Ada lengkuas di balik rendang
6
6. Possible or impossible
7
7. Playing with fire
8
8. Apel
9
9. Ancaman baru
10
10. Manis di awal pahit di akhir
11
11. Counter attack
12
12. Sandiwara di pagi hari
13
13. Basah
14
14. New plan
15
15. Crazy with him
16
16. Happy anniversary!
17
17. Because i am Leona
18
18. What is love?
19
19. Menyerah?
20
20. What's that feeling?
21
21. Satu kata lekat diingatan
22
22. Curious
23
23. Cemburu?
24
24. Accident
25
25. Atap senja
26
26. Wasiat Andra
27
27. Bertemu camer
28
28. Gempar
29
29. Event soon
30
30. Bertemu camer part 2
31
31. Kisah berlanjut
32
32. Kontras kehidupan
33
33. Kembali berulah
34
34. Hero
35
35. Ruby sungguh meresahkan
36
36. Debaran
37
37. Cemburu lagi?
38
38. Penolakan
39
39. Murka
40
40. Malam Minggu
41
41. Malam Minggu #2
42
42. Terlanjur basah
43
43. The day
44
44. Rivalitas
45
45. Rivalitas #2
46
46. Pagi yang sangat panas
47
47. Mission completed
48
48. Vano effect
49
49. Kotak tapi bukan Spongebob
50
50. Pemberontakan
51
51. Pemberontakan #2
52
52. Abhay's secret
53
53. Oh Sh*T! I Love You
54
54. The real relationship
55
55. Pengakuan
56
56. Suhu kembali memanas
57
57. Pertarungan
58
58. Serangan hati
59
59. First date
60
60. Having fun, but not for someone
61
61. Fakta terungkap
62
62. Go public
63
63. Aroma coklat buku baru
64
64. Kamu bagaikan buku baru
65
65. Mencari masalah
66
66. Tanggung jawab
67
67. Harus ketemu!
68
68. Hasrat
69
69. Class meeting
70
70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71
71. Drama di meja makan
72
72. Holiday is coming
73
73. Teman benalu
74
74. Hanya ada kita
75
75. Keuwuan di balik musibah
76
76. Sebuah cerita di villa
77
77. Ruby!
78
78. Awal dari ...
79
79. Senang atau sedih?
80
80. Back to school
81
81. Pengakuan
82
82. Sebuah keputusan
83
83. The real reason is ...
84
84. Pada akhirnya
85
85. Kecurigaan
86
86. Rumah kita
87
87. Teringat kembali
88
88. Terungkap!
89
89. Titik terang menyakitkan
90
90. Permintaan terakhir
91
91. Menghilang
92
92. Asa masih ada
93
93. Kenyataan pahit
94
94. Mendung
95
95. Pilu
96
96. Inikah takdir kita?
97
97. Pasca
98
98. Aneh
99
99. Pengakuan Rakha
100
100. Melepas rindu
101
101. Inginku hentikan waktu
102
102. Cup!
103
103. Aksi gila Dara
104
104. Kesialan membawa cinta (END)
105
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!