6. Possible or impossible

Di malam hari, Gilang dan Vano memutuskan untuk menghabiskan malamnya di rumah Abhay. Hampir setiap hari mereka selalu datang. Karena menurut mereka rumah Abhay sudah seperti istana, jadi mereka betah jika berlama-lama di sana.

Rumah super besar, fasilitas yang sangat lengkap dan makanan yang tak pernah habis. Manusia mana yang tidak ingin menikmati itu. Namun hanya satu yang kurang, rumah itu sudah seperti kuburan lama. Sangat sepi. Hanya ditinggali oleh pembantu dan satpam.

"Giring-giring umpan shooting!" ujar Gilang dengan tangan yang sibuk mengutak-atik tombol stik PS.

"Gak akan bisa lo ngalahin gue," ucap Vano yang sama sibuknya.

"Anjir kena mistar!"'

Kini Gilang dan Vano tengah bermain game sepak bola di ruang keluarga. Sudah 2 jam mereka bermain game. Mungkin jika bermain di rental PS, mereka harusnya bayar lima ribu. Namun karena ini rumah Abhay, bukan hanya PS nya saja yang gratis, namun makanan dan minumannya pun free. Kurang enak apalagi coba mereka.

"Yes goal!" teriak Vano yang penuh semangat karena baru saja mengalahkan Gilang.

Gilang yang kesal langsung membanting stik PS sembarangan.

"Udah berapa kali lo kalah. Masih mau lawan gue?" ucap Vano menyombongkan diri.

"Bhay! Gue mau maen sama lo aja. Males maen sama Vano, curang mulu," ujar Gilang dengan tatapan sinis mengarah pada Vano.

"Curang gimana?" tanya Vano yang tak terima dituduh seperti itu.

"Ya lo. Kalo gue nyerang pasti langsung nyeleding gue," ujar Gilang masih kesal.

"Itu bukan curang tolol, tapi strategi. Lo aja yang gak bisa. Belajar lagi aja sono sama anak paud," ledek Vano yang langsung dihadiahi timpukan bantal oleh Gilang.

"Lah orang kalah kok marah," ujar Vano yang langsung membalas timpukan itu. Alhasil mereka pun menjadi perang bantal.

Namun di tengah mereka berperang, ada hal aneh yang terjadi.

"Bentar-bentar," ujar Gilang dan Vano pun berhenti menimpuki Gilang.

"Ada apa?" tanya Vano dengan tangan yang masih memegangi bantal.

"Ada yang aneh gak sih?"

"Aneh gimana?" tanya Vano lagi yang tak mengerti maksud pikiran Gilang.

"Biasanya kita kalo ribut gini pasti si Abhay marah, trus gak lama ngusir kita. Kok sekarang adem aja," tutur Gilang yang membuat Vano ikut tersadar.

"Oh iya bener."

Gilang dan Vano kompak menengok ke belakang dan memergoki Abhay yang tengah berbaring di sofa dengan pandangan kosong dan bibir yang tersenyum manis. Hal itu jelas membuat mereka ikut tersenyum dan sangat gatal untuk meledek sahabatnya.

"Hm... beda yah yang udah punya pacar mah. Senyum-senyum. Udah kaya penghuni RSJ lo!" ledek Gilang.

"Kita bawa aja yok. Bilang ke perawat RSJ kalo pasiennya ada yang kabur," timpal Vano di barengi gelak tawa dari Gilang.

Abhay yang ternyata mendengar, langsung memudarkan senyumannya. Ia terduduk dan melempari bantal kepada kedua manusia itu.

"Pada pulang lo sana," ucap Abhay mengeluarkan senjata terakhirnya.

Gilang yang masih betah di sana, langsung berlari menghampiri Abhay dan memeluknya.

"Sayang jangan gitu dong. Aku kan masih betah di sini," rayu Gilang dengan mengeluarkan jurus perawannya.

Mendengarnya, Abhay langsung bergidik ngeri dan menghempaskan Gilang dari pelukannya.

"Lo yang harusnya dibawa ke RSJ!" kesal Abhay.

"Iya jijik banget dah gue. Gue mau muntah dulu ah," ujar Gilang. Setelahnya ia lari terbirit-birit menuju kamar mandi.

Kini hanya menyisakan Abhay dan Vano di ruang keluarga. Lalu Vano berjalan menghampiri Abhay dan duduk di sebelah Abhay.

"Betewe, tadi pagi lo ke mana?" tanya Vano penasaran.

"Bolos gue,"

"Tumben bolos gak ngajak-ngajak,"

"Gue juga gak ada niatan, tapi tiba-tiba aja pengen."

Abhay berbohong. Nyatanya ia sangat niat untuk merencanakan kejadian tadi pagi. Sampai-sampai ia rela berangkat pagi agar bisa menjemput Dara dan merencanakan semuanya. Jadi intinya adalah Abhay tidak ingin temannya tahu, karena menurutnya itu tidak penting.

"Betewe lagi. Gue boleh nanya serius gak sama lo?" Raut wajah Vano kini sudah berubah menjadi serius.

Abhay yang menyadari perubahan drastis dari sikap Vano, ia pun langsung menoleh pada Vano dan mengernyitkan kedua alisnya merasa heran. "Tumben banget lo serius. Biasanya lo sebelas dua belas sama si gesrek," ucapnya.

Si gesrek yang ia maksud adalah Gilang. Tahu sendiri lah bagaimana sifat Gilang. Jadi tidak perlu dijelaskan lagi detailnya.

"Mau serius gue. Boleh gak?" tanya Vano lagi masih dengan raut wajah yang serius.

Nih anak kenapa jadi beda begini, ujar Abhay merasa heran.

Karena melihat raut wajah Vano yang sepertinya tidak ingin diajak bercanda, Abhay pun mengangguk dan mengiyakan keinginan Vano. "Oke silahkan."

"Gue boleh tau alasan lo nantang dia jadi pacar lo?" tanya Vano.

Abhay kembali mengernyitkan alisnya merasa aneh dengan perubahan sifat drastis Vano.

"Kenapa lo tiba-tiba nanya gitu?" Abhay malah balik bertanya.

"Iya pengen tau ajah. Gak kasih tau juga gak papa," jawab Vano.

Abhay sejenak berpikir. Masih beradaptasi dengan sisi lain dari sifat Vano. Karena selama tiga tahun mereka berteman, baru kali ini dia melihat sifat Vano yang seperti ini. Di sisi lain Abhay senang karena memiliki teman yang bisa diajak serius, tapi di sisi lain Abhay pun merasa aneh.

Setelah berpikir beberapa saat, Abhay memutuskan untuk memberitahunya. Toh yang akan diberitahu juga temannya bukan orang asing. So, what's the problem.

"Ya intinya dia pernah ada masalah sama gue. Dan seperti yang lo liat di kantin, emang tuh cewek beda dari yang lain. Jadi gue penasaran aja, seberapa tahan dia sama gue," tutur Abhay berkata jujur.

"Oh jadi cuma mau main-main doang," timpal Vano dengan kepala yang manggut-manggut.

"Rencana ke depannya gimana?" tanya Vano lagi.

"Iya akan selesai kalo tuh cewek udah nyerah," ucap Abhay kembali jujur.

"Kalo gak nyerah-nyerah juga gimana? Kan kata lo, tuh cewek beda dari yang lain," tanya Vano lagi. Ia terus bertanya bagai seorang detektif yang terus menanyai tersangka.

"Gue yakin dia akan nyerah!" jawab Abhay penuh percaya diri.

Vano kembali manggut-manggut. Mengagumi kepercayaan diri Abhay yang sangat tinggi. Kemudian ia pun kembali bersuara.

"Gue boleh kasih saran?"

Abhay tak menjawab, hanya menoleh. Ia tahu, tanpa persetujuannya pasti Vano akan tetap mengatakannya.

"Jangan lama-lama Bhay. Takut tenggelem. Pas udah gak ada, baru kerasa. Trus akhirnya cuman bisa nyesel," ucap Vano ambigu.

Perkataan Vano berhasil membuat otak Abhay berpikir keras. Abhay mencoba memahami kata demi kata yang baru saja dilontarkan oleh Vano. Tak lama Abhay pun mengerti maksud perkataan itu kemudian tersenyum sinis.

"Bentar. Lo ngomong gini seakan-akan gue bakal suka beneran sama tuh cewek," ucap Abhay masih dengan senyum sinis nya.

"Perasaan mana ada yang tau Bhay," kata Vano.

"Gak bakalan!" timpal Abhay masih dengan kepercayaan dirinya.

"Tapi kalo emang bener. Gimana?"

"Gak akan."

"Kalo bener?"

"Udah dikasih tau. Gak bakalan dan gak mungkin!"

"Kalo mungkin?"

Abhay berdecak kesal. Ia merasa lelah terus menerus beradu mulut dengan Vano yang sama-sama tidak mau kalah.

"Kalo bener. Gue biarin lo tinggal di sini kapanpun lo mau!" ucap Abhay dengan angkuh. Ia mau tak mau harus berjanji seperti itu agar Vano bisa berhenti menyudutkannya.

Jelas hal itu membuat Vano senang. Bisa tinggal di rumah bak istana pasti impian semua orang.

"Deal yah? Gue akan tagih janji lo nanti," ucap Vano kegirangan.

Tak lama. Si gesrek yang tadi disebut-sebut akhirnya datang dengan membawa kerusuhan.

"Woy pada ngobrolin apa sih boss. Gue gak diajak-ajak," ucap Gilang sambil berlari menghampiri mereka berdua dan duduk ditengah-tengah mereka dengan kedua tangan yang merangkul pada bahu kedua temannya.

"Eh Bhay. Pas gue tadi mau ngeden, gue ingat sesuatu. Tadi pagi lo ke mana?" ucap Gilang tanpa di filter terlebih dahulu.

"Ya dia abis ngedate lah sama ceweknya," jawab Vano yang berhasil membuat Abhay terkejut untuk sepersekian detik.

Kenapa dia tau gue pergi sama Dara. Padahal gue gak ngasih tau. Lama-lama aneh juga nih anak, tanya Abhay pada dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Indee

Indee

iyain gak yah😂

2022-04-06

3

Anonymous

Anonymous

vano sbenernya ada rasa sama dara..jd dia nguntit...makanya tau kalo perginya ma dara...gt kan...

2022-04-06

2

lihat semua
Episodes
1 1. Sial
2 2. Hilang akal
3 3. Start the game
4 4. Aku bodoh
5 5. Ada lengkuas di balik rendang
6 6. Possible or impossible
7 7. Playing with fire
8 8. Apel
9 9. Ancaman baru
10 10. Manis di awal pahit di akhir
11 11. Counter attack
12 12. Sandiwara di pagi hari
13 13. Basah
14 14. New plan
15 15. Crazy with him
16 16. Happy anniversary!
17 17. Because i am Leona
18 18. What is love?
19 19. Menyerah?
20 20. What's that feeling?
21 21. Satu kata lekat diingatan
22 22. Curious
23 23. Cemburu?
24 24. Accident
25 25. Atap senja
26 26. Wasiat Andra
27 27. Bertemu camer
28 28. Gempar
29 29. Event soon
30 30. Bertemu camer part 2
31 31. Kisah berlanjut
32 32. Kontras kehidupan
33 33. Kembali berulah
34 34. Hero
35 35. Ruby sungguh meresahkan
36 36. Debaran
37 37. Cemburu lagi?
38 38. Penolakan
39 39. Murka
40 40. Malam Minggu
41 41. Malam Minggu #2
42 42. Terlanjur basah
43 43. The day
44 44. Rivalitas
45 45. Rivalitas #2
46 46. Pagi yang sangat panas
47 47. Mission completed
48 48. Vano effect
49 49. Kotak tapi bukan Spongebob
50 50. Pemberontakan
51 51. Pemberontakan #2
52 52. Abhay's secret
53 53. Oh Sh*T! I Love You
54 54. The real relationship
55 55. Pengakuan
56 56. Suhu kembali memanas
57 57. Pertarungan
58 58. Serangan hati
59 59. First date
60 60. Having fun, but not for someone
61 61. Fakta terungkap
62 62. Go public
63 63. Aroma coklat buku baru
64 64. Kamu bagaikan buku baru
65 65. Mencari masalah
66 66. Tanggung jawab
67 67. Harus ketemu!
68 68. Hasrat
69 69. Class meeting
70 70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71 71. Drama di meja makan
72 72. Holiday is coming
73 73. Teman benalu
74 74. Hanya ada kita
75 75. Keuwuan di balik musibah
76 76. Sebuah cerita di villa
77 77. Ruby!
78 78. Awal dari ...
79 79. Senang atau sedih?
80 80. Back to school
81 81. Pengakuan
82 82. Sebuah keputusan
83 83. The real reason is ...
84 84. Pada akhirnya
85 85. Kecurigaan
86 86. Rumah kita
87 87. Teringat kembali
88 88. Terungkap!
89 89. Titik terang menyakitkan
90 90. Permintaan terakhir
91 91. Menghilang
92 92. Asa masih ada
93 93. Kenyataan pahit
94 94. Mendung
95 95. Pilu
96 96. Inikah takdir kita?
97 97. Pasca
98 98. Aneh
99 99. Pengakuan Rakha
100 100. Melepas rindu
101 101. Inginku hentikan waktu
102 102. Cup!
103 103. Aksi gila Dara
104 104. Kesialan membawa cinta (END)
105 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Sial
2
2. Hilang akal
3
3. Start the game
4
4. Aku bodoh
5
5. Ada lengkuas di balik rendang
6
6. Possible or impossible
7
7. Playing with fire
8
8. Apel
9
9. Ancaman baru
10
10. Manis di awal pahit di akhir
11
11. Counter attack
12
12. Sandiwara di pagi hari
13
13. Basah
14
14. New plan
15
15. Crazy with him
16
16. Happy anniversary!
17
17. Because i am Leona
18
18. What is love?
19
19. Menyerah?
20
20. What's that feeling?
21
21. Satu kata lekat diingatan
22
22. Curious
23
23. Cemburu?
24
24. Accident
25
25. Atap senja
26
26. Wasiat Andra
27
27. Bertemu camer
28
28. Gempar
29
29. Event soon
30
30. Bertemu camer part 2
31
31. Kisah berlanjut
32
32. Kontras kehidupan
33
33. Kembali berulah
34
34. Hero
35
35. Ruby sungguh meresahkan
36
36. Debaran
37
37. Cemburu lagi?
38
38. Penolakan
39
39. Murka
40
40. Malam Minggu
41
41. Malam Minggu #2
42
42. Terlanjur basah
43
43. The day
44
44. Rivalitas
45
45. Rivalitas #2
46
46. Pagi yang sangat panas
47
47. Mission completed
48
48. Vano effect
49
49. Kotak tapi bukan Spongebob
50
50. Pemberontakan
51
51. Pemberontakan #2
52
52. Abhay's secret
53
53. Oh Sh*T! I Love You
54
54. The real relationship
55
55. Pengakuan
56
56. Suhu kembali memanas
57
57. Pertarungan
58
58. Serangan hati
59
59. First date
60
60. Having fun, but not for someone
61
61. Fakta terungkap
62
62. Go public
63
63. Aroma coklat buku baru
64
64. Kamu bagaikan buku baru
65
65. Mencari masalah
66
66. Tanggung jawab
67
67. Harus ketemu!
68
68. Hasrat
69
69. Class meeting
70
70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71
71. Drama di meja makan
72
72. Holiday is coming
73
73. Teman benalu
74
74. Hanya ada kita
75
75. Keuwuan di balik musibah
76
76. Sebuah cerita di villa
77
77. Ruby!
78
78. Awal dari ...
79
79. Senang atau sedih?
80
80. Back to school
81
81. Pengakuan
82
82. Sebuah keputusan
83
83. The real reason is ...
84
84. Pada akhirnya
85
85. Kecurigaan
86
86. Rumah kita
87
87. Teringat kembali
88
88. Terungkap!
89
89. Titik terang menyakitkan
90
90. Permintaan terakhir
91
91. Menghilang
92
92. Asa masih ada
93
93. Kenyataan pahit
94
94. Mendung
95
95. Pilu
96
96. Inikah takdir kita?
97
97. Pasca
98
98. Aneh
99
99. Pengakuan Rakha
100
100. Melepas rindu
101
101. Inginku hentikan waktu
102
102. Cup!
103
103. Aksi gila Dara
104
104. Kesialan membawa cinta (END)
105
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!