4. Aku bodoh

Bel pulang berbunyi.

Dara berjalan menuju halte bis seorang diri, karena Ruby sudah pulang lebih dulu. Di sepanjang perjalanan, Dara disambut oleh tatapan dan bisikkan-bisikkan aneh dari orang-orang di sekitar. Hal ini tak lain tak bukan karena kejadian di kantin siang tadi. Ia tidak menyangka berita tentangnya akan viral begitu cepat.

"Oh itu pacarnya Kak Abhay?"

"Harus gue akui sih mereka itu cocok. Sama-sama cantik dan ganteng."

"Gue yakin hubungan mereka gak akan lama!"

"Sok cantik banget sih dia. Bisa-bisanya dia jadi pacarnya Kak Abhay!"

"Emang cantik sih. Tapi gue gak terima!"

"Abhay nya gue udah sold out!!"

"Gue yakin Abhay cuma mau mainin dia doang."

Itulah beberapa bisikan-bisikan yang terdengar di telinga Dara. Ada yang mendukung, iri, bahkan yang mencaci maki.

"Oh jadi begini rasanya jadi artis," gumam Dara yang bisa didengar oleh telinganya sendiri.

Dara tak begitu menghiraukan hal itu. Ia masih bisa berjalan dengan tenang menuju halte tempat biasa ia menunggu kakaknya.

Sampai ia tiba di halte pun masih banyak orang-orang yang membicarakannya.

"Maki aja gue. Supaya dosa gue berkurang," gumam Dara lagi. Ia duduk dengan tenang di kursi halte di tengah bisikan-bisikan orang yang berjalan melewatinya.

Sudah 20 menit berlalu, namun Andra tak kunjung datang.

"Andra! Butuh berapa lama lagi gue harus nunggu!" kesal Dara yang sudah tak sabar menunggu Andra.

Karena tak sabar, Dara memutuskan untuk menelpon Andra. Namun malah suara wanita yang terdengar. Ia menghubungi beberapa kali, namun hasilnya tetap sama.

"Nih orang lagi tidur di goa apa gimana sih!" kesal Dara.

Dara berdiri dari tempat duduknya yang sudah panas. Ia berpikir untuk naik angkot saja. Namun ia sadar, untuk mendapatkan angkot tidak semudah itu furgeso. Dara pun kembali menggerutu.

"Nih angkot bener-bener gak mau diduduki ama gue apa gimana sih! Tadi pas gue masih duduk, angkot pada seliweran," ucapnya kesal.

Ia mencoba menghubungi Andra lagi, tapi hasilnya tetap sama. "Awas lo Dra. Tungguin gue di rumah!"

Dara yang kesal langsung terlonjak kaget sampai gadget nya hampir jatuh karena mendengar suara klakson motor yang cukup keras. Ia menoleh berharap itu adalah Andra. Namun justru sosok yang tidak ingin dia lihat yang muncul.

"Belum pulang lo?" tanya Abhay dengan motor ninja yang ditunggangi nya.

Dara tak menghiraukan. Ia malah mengedarkan pandangannya berpura-pura tak melihat.

Abhay tertawa kecil melihat cewek di depannya malah bermain-main dengannya.

tint tint tint tint tint tint tint

Abhay menekan klakson berulang kali dengan sangat keras hingga membuat orang-orang di sana turut menoleh ke arahnya karena merasa terganggu.

Dara apalagi. Gendang telinganya seakan mau lompat dari telinganya. Ia pun tak bisa terus diam.

"Kakak apa-apaan sih! Caper banget!"

Dara merespon, membuat Abhay berhenti menekan klakson.

"Gue kira lo budeg. Tadi gue nanya gak dijawab," ujar Abhay.

"Ya kan bisa liat sendiri gue masih di sini? Apa perlu gue jawab?"

Abhay tersenyum. Entah kenapa setiap perkataan Dara berhasil menarik perhatiannya. Mungkin karena ini kali pertama ia diperlakukan seperti itu. Jadi hal itu membuat Abhay semakin tertarik untuk terus menggangunya.

"Mau gue anter pulang?" Abhay menawarkan diri.

"Gak usah," jawab Dara singkat.

"Trus mau di sini terus?" tanya Abhay lagi.

"Bentar lagi kakak gue dateng."

"Yakin bakal dateng?"

"Yak-in," jawab Dara ragu. Ia sebenarnya tidak yakin. Ia pun tak tau apa yang sedang kakaknya lakukan sekarang.

Tak lama, suara nada dering bergetar di saku Dara. Ia langsung mengangkat nya setelah mengetahui yang menelpon adalah Andra.

"Lo kemana aja sih?!" kesal Dara. Tanpa berpikir untuk mengucapkan salam dahulu.

"Sorry gue ketiduran tadi," jawab Andra di balik telepon.

"Apa? Terus lo dimana sekarang?!"

"Gue di rumah. Oh ya gue lupa ngasih tau ke lo kalo gue gak bisa jemput lo. Motor gue lagi diservis."

"APA! KENAPA LO GAK BILANG DARI TADI!"

"Kan gue bilang ketiduran. Udah pake angkot aja pulangnya."

"LO BENER-BENER ANJ-"

Dara tersadar. Bukan hanya dia yang ada di sana. Ia menoleh pada Abhay dan memergoki cowok itu yang sedang tersenyum jahil. Dara tak jadi memaki Andra, lalu menutup telepon secara sepihak.

"Kenapa? Gak dijemput yah?" tanya Abhay penuh percaya diri.

Dara tak menjawab. Ia merasa dongkol karena baru saja ia tertipu omongannya sendiri.

"Udah gak usah gengsi. Bukannya lo cinta sama jok motor gue," ujar Abhay. Ia kembali menggoda Dara dengan mengungkit kejadian beberapa hari yang lalu.

Dara diam. Mencoba menimbang-nimbang tawaran Abhay. Di sisi lain ia ingin menerima tawaran itu karena jika menunggu angkot belum tentu juga ada. Tapi sisi lain, ia juga gengsi.

"Kenapa Kakak nawarin tumpangan sama gue? Bukannya Kakak seneng kalo gue menderita," tanya Dara. Ia merasa aneh, kenapa Abhay tiba-tiba berbuat baik padanya.

"Gue kan pacar lo. Wajar dong gue nganterin pulang cewek gue."

Bukannya baper, Dara berdecak kesal. Ia tidak bodoh. Mana mungkin itu alasan sebenarnya.

"Trus gue harus percaya sama Kakak? Kalo Kakak malah nyulik gue, gimana?"

"Telpon 112! Udah jangan banyak nanya. Mau gak? Kalo gak mau, gue pergi," tawar Abhay untuk yang terakhir kalinya. Tak tahan menghadapi Dara yang terus curiga padanya.

Dara kembali berpikir keras. Egonya terlalu sulit dikalahkan. Padahal hatinya sudah pasrah untuk menerima tawaran itu, namun mulutnya seakan sulit untuk bersuara.

"Lama banget mikirnya. Dah lah gue pergi," ucap Abhay. Ia menutup kaca helm nya dan bersiap untuk menancapkan gas.

Melihatnya, Dara sudah tidak bisa lagi menahan egonya. Ia pun memutuskan untuk menerima tawaran itu sebelum ia menyesal, mengingat waktu pun sudah semakin sore.

"Iya ya gue ikut," ujar Dara Ia bergegas naik di jok penumpang yang pernah ia duduki sebelumnya.

Dara pasrah. Jikalau pun memang akan terjadi sesuatu padanya, seperti kata Abhay, ia akan menelpon 112. Masalah selesai.

...****************...

Abhay dan Dara sudah sampai di depan gerbang rumah Dara. Ternyata benar, Abhay benar-benar melajukan motornya sesuai arahan Dara. Sebenarnya di sepanjang jalan Dara sempat was-was, namun tanpa diduga Abhay memang berniat untuk mengantarkan dirinya pulang.

Dara turun dari motor Abhay. Ia tak langsung masuk, karena bagaimanapun ia adalah manusia yang harus punya rasa terima kasih.

"Thanks ya," ucap Dara singkat dengan wajah datar.

"Padahal udah mau siap-siap nelpon 112 yah," ledek Abhay.

Dara tak menimpal. Ia segera masuk ke dalam rumah tanpa mengantarkan kepergian Abhay.

Melihat punggung Dara yang mulai menghilang. Abhay tersenyum sinis.

"Lo kira gue kaya gini gak ada maunya," gumam Abhay dibarengi tawa kecil ala psychopath.

...****************...

Dara berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Rumah Dara sebenarnya sederhana, namun karena rumahnya berada di area yang sempit, jadi rumahnya memiliki dua lantai.

Kondisi rumahnya cukup sepi, karena ayahnya sedang pergi dinas ke luar kota sedangkan ibunya menemani ayahnya. Jadi kini rumahnya hanya diisi oleh 3 orang. Dia,bibi yang membantu urusan rumah dan satu lagi tentu kakaknya, Andra.

Berbicara tentang Andra. Dara cukup kecewa karena saat di datang kakaknya sudah tidak ada dirumah. Menurut bibinya, Andra pergi bersama teman-temannya.

"Sialan. Padahal tangan gue udah gatel mau geprek tuh orang!" kesalnya tak tertahan.

Dara melemparkan tasnya asal ke atas kasur. Tak lama Dara pun ikut menghempaskan tubuhnya. Ia termenung dengan pandangan mengarah ke langit-langit rumah. Mencoba mengingat-ingat kembali rangkaian kejadian yang terjadi hari ini.

"Gue kenapa sih? Ngapain gue mau jadi pacar dia?" tanya Dara pada dirinya sendiri.

"Kenapa sih gue selalu gak bisa kalah kalo ada orang yang nantang gue?" tanyanya lagi.

Ternyata butuh waktu lama sampai ia tersadar bahwa tindakannya itu tidak wajar. Kini dia hanya bisa pasrah menerima keputusan bodohnya. Dan juga ia pun mau tak mau harus bersiap menghadapi hari esok yang tentunya akan berbeda dari hari-hari sebelumnya.

"Semangat Dara menghadapi kebodohanmu!" ujar Dara menyemangati diri sendiri.

Terpopuler

Comments

zelindra

zelindra

kmna aja darr... Bru sadar loe😂😂😂

2022-03-17

2

lihat semua
Episodes
1 1. Sial
2 2. Hilang akal
3 3. Start the game
4 4. Aku bodoh
5 5. Ada lengkuas di balik rendang
6 6. Possible or impossible
7 7. Playing with fire
8 8. Apel
9 9. Ancaman baru
10 10. Manis di awal pahit di akhir
11 11. Counter attack
12 12. Sandiwara di pagi hari
13 13. Basah
14 14. New plan
15 15. Crazy with him
16 16. Happy anniversary!
17 17. Because i am Leona
18 18. What is love?
19 19. Menyerah?
20 20. What's that feeling?
21 21. Satu kata lekat diingatan
22 22. Curious
23 23. Cemburu?
24 24. Accident
25 25. Atap senja
26 26. Wasiat Andra
27 27. Bertemu camer
28 28. Gempar
29 29. Event soon
30 30. Bertemu camer part 2
31 31. Kisah berlanjut
32 32. Kontras kehidupan
33 33. Kembali berulah
34 34. Hero
35 35. Ruby sungguh meresahkan
36 36. Debaran
37 37. Cemburu lagi?
38 38. Penolakan
39 39. Murka
40 40. Malam Minggu
41 41. Malam Minggu #2
42 42. Terlanjur basah
43 43. The day
44 44. Rivalitas
45 45. Rivalitas #2
46 46. Pagi yang sangat panas
47 47. Mission completed
48 48. Vano effect
49 49. Kotak tapi bukan Spongebob
50 50. Pemberontakan
51 51. Pemberontakan #2
52 52. Abhay's secret
53 53. Oh Sh*T! I Love You
54 54. The real relationship
55 55. Pengakuan
56 56. Suhu kembali memanas
57 57. Pertarungan
58 58. Serangan hati
59 59. First date
60 60. Having fun, but not for someone
61 61. Fakta terungkap
62 62. Go public
63 63. Aroma coklat buku baru
64 64. Kamu bagaikan buku baru
65 65. Mencari masalah
66 66. Tanggung jawab
67 67. Harus ketemu!
68 68. Hasrat
69 69. Class meeting
70 70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71 71. Drama di meja makan
72 72. Holiday is coming
73 73. Teman benalu
74 74. Hanya ada kita
75 75. Keuwuan di balik musibah
76 76. Sebuah cerita di villa
77 77. Ruby!
78 78. Awal dari ...
79 79. Senang atau sedih?
80 80. Back to school
81 81. Pengakuan
82 82. Sebuah keputusan
83 83. The real reason is ...
84 84. Pada akhirnya
85 85. Kecurigaan
86 86. Rumah kita
87 87. Teringat kembali
88 88. Terungkap!
89 89. Titik terang menyakitkan
90 90. Permintaan terakhir
91 91. Menghilang
92 92. Asa masih ada
93 93. Kenyataan pahit
94 94. Mendung
95 95. Pilu
96 96. Inikah takdir kita?
97 97. Pasca
98 98. Aneh
99 99. Pengakuan Rakha
100 100. Melepas rindu
101 101. Inginku hentikan waktu
102 102. Cup!
103 103. Aksi gila Dara
104 104. Kesialan membawa cinta (END)
105 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Sial
2
2. Hilang akal
3
3. Start the game
4
4. Aku bodoh
5
5. Ada lengkuas di balik rendang
6
6. Possible or impossible
7
7. Playing with fire
8
8. Apel
9
9. Ancaman baru
10
10. Manis di awal pahit di akhir
11
11. Counter attack
12
12. Sandiwara di pagi hari
13
13. Basah
14
14. New plan
15
15. Crazy with him
16
16. Happy anniversary!
17
17. Because i am Leona
18
18. What is love?
19
19. Menyerah?
20
20. What's that feeling?
21
21. Satu kata lekat diingatan
22
22. Curious
23
23. Cemburu?
24
24. Accident
25
25. Atap senja
26
26. Wasiat Andra
27
27. Bertemu camer
28
28. Gempar
29
29. Event soon
30
30. Bertemu camer part 2
31
31. Kisah berlanjut
32
32. Kontras kehidupan
33
33. Kembali berulah
34
34. Hero
35
35. Ruby sungguh meresahkan
36
36. Debaran
37
37. Cemburu lagi?
38
38. Penolakan
39
39. Murka
40
40. Malam Minggu
41
41. Malam Minggu #2
42
42. Terlanjur basah
43
43. The day
44
44. Rivalitas
45
45. Rivalitas #2
46
46. Pagi yang sangat panas
47
47. Mission completed
48
48. Vano effect
49
49. Kotak tapi bukan Spongebob
50
50. Pemberontakan
51
51. Pemberontakan #2
52
52. Abhay's secret
53
53. Oh Sh*T! I Love You
54
54. The real relationship
55
55. Pengakuan
56
56. Suhu kembali memanas
57
57. Pertarungan
58
58. Serangan hati
59
59. First date
60
60. Having fun, but not for someone
61
61. Fakta terungkap
62
62. Go public
63
63. Aroma coklat buku baru
64
64. Kamu bagaikan buku baru
65
65. Mencari masalah
66
66. Tanggung jawab
67
67. Harus ketemu!
68
68. Hasrat
69
69. Class meeting
70
70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71
71. Drama di meja makan
72
72. Holiday is coming
73
73. Teman benalu
74
74. Hanya ada kita
75
75. Keuwuan di balik musibah
76
76. Sebuah cerita di villa
77
77. Ruby!
78
78. Awal dari ...
79
79. Senang atau sedih?
80
80. Back to school
81
81. Pengakuan
82
82. Sebuah keputusan
83
83. The real reason is ...
84
84. Pada akhirnya
85
85. Kecurigaan
86
86. Rumah kita
87
87. Teringat kembali
88
88. Terungkap!
89
89. Titik terang menyakitkan
90
90. Permintaan terakhir
91
91. Menghilang
92
92. Asa masih ada
93
93. Kenyataan pahit
94
94. Mendung
95
95. Pilu
96
96. Inikah takdir kita?
97
97. Pasca
98
98. Aneh
99
99. Pengakuan Rakha
100
100. Melepas rindu
101
101. Inginku hentikan waktu
102
102. Cup!
103
103. Aksi gila Dara
104
104. Kesialan membawa cinta (END)
105
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!