7. Playing with fire

Suasana kelas 11 IPA 1 cukup ramai, karena Pak Dedi, guru Fisika mereka tidak masuk karena sakit. Sebenarnya mereka diberi tugas, namun seperti kebanyakan anak-anak sekolah lainnya. 15 menit mengerjakan, sisanya huru-hara.

Begitupun dengan Ruby. Ia memanfaatkan waktu senggang itu untuk mendengarkan cerita Dara tentang tragedi yang menimpa Dara kemarin.

"Gue bilang juga apa Ra. Lo pasti sekarang udah jadi mainannya dia!" ucap Ruby geram setelah tahu bahwa Dara ditinggal sendirian di pinggir jalan oleh Abhay.

Mengenai kejadian kemarin, Dara meminta bantuan kepada Ruby agar dirinya tidak dialpakan. Alhasil Ruby bilang kepada seksi absensi bahwa Dara sedang mencret-mencret jadi tidak bisa masuk sekolah. Dan ternyata sang seksi absensi pun percaya. Jangan ditiru ya yeoreobun.

"Ngapain juga sih lo mau mau aja jadi pacar dia?!Alasannya apa?" tanya Ruby masih geram, lalu tak lama dia kembali berbicara.

"Ya Kak Abhay emang ganteng sih. Mirip kaya Park Solomon. Tau gak Park Solomon?" tanya Ruby lagi.

"Itu nama orang?" Dara bertanya balik karena merasa aneh mendengar nama itu.

"Ya iyalah. Lo pikir sejenis tumbuh-tumbuhan?!" kesal Ruby lagi.

"Mana gue tau. Makanya jangan bawa dunia lo ke dunia gue."

Ruby tersadar. Memang dirinya juga yang salah menanyakan hal yang paling tidak dimengerti Dara. Lalu Ruby melanjutkan dumelan nya.

"Ya udah intinya Kak Abhay emang ganteng. Tapi kalo kelakuannya bikin istighfar. Gue sebagai orang normal lebih baik nolak!" kata Ruby tegas.

Mendengar pernyataan Ruby, jelas Dara tidak terima. "Maksud lo gue gak normal?!" Kini Dara ikut-ikutan kesal.

"Pikir aja sendiri," tutur Ruby yang berhasil membuat Dara bungkam.

Dara menghela nafas kasar. Tak tahu harus mengatakan apa. Karena setelah dipikir-pikir, ia juga merasa dirinya memang tidak normal.

"Jadi alasan lo mau jadi pacar dia itu apa?" tanya Ruby lagi. Kini Dara benar-benar sedang diintrogasi oleh Ruby.

"Gue juga gak tau."

"What?! Alasan macam apa itu?!" Ruby kembali kesal. Semakin menyakinkan bahwa memang sahabatnya itu tidak normal.

"Ya intinya gue paling gak suka kalo ada orang yang remehin gue," tutur Dara.

Kembali jawaban Dara membuat Ruby menjadi gregetan sendiri. "Tapi ini beda konsep Ra. Lo jangan samain pemikiran itu ke dalam urusan hati lo!" jelas Ruby.

Ruby beberapa kali menggeleng kepalanya. Kembali dibuat pusing oleh sikap Dara. Ia pun memutuskan untuk tidak lagi bertanya. Karena semakin ia bertanya, semakin ia akan dibuat stress.

"Udah Putusin aja, Ra," ujar Ruby pasrah.

"Kaya judul film dong," timpal Dara yang malah mengajak bercanda.

"Gue serius, Ra," ucap Ruby dengan wajah yang sangat serius.

Dara yang tadinya tersenyum, langsung memudar senyumannya karena ia sadar sahabatnya tidak ingin diajak bercanda.

Dan Dara pun mau tak mau harus menimpalinya dengan serius juga.

"Nih yah gue kasih tau," kata Dara sambil membenarkan posisi duduknya yang tidak nyaman. Dan kini Dara ikut-ikutan serius.

"Pertama. Kalo gue putusin dia, seakan-akan gue emang layaknya pacaran beneran sama tuh orang. Sedangkan lo tau sendiri, gue kaya lagi pacaran apa enggak?" tanya Dara pada Ruby.

Sebagai jawaban, Ruby menggelengkan kepalanya.

"Nah itu. Dan kedua. Kalau pun gue putusin dia, belum tentu juga gue akan bebas. Belum jamin kalo kak Abhay gak gangguin gue lagi. Tujuan dia kan bukan jadi pacar gue tapi cuma pengen balas dendam. Bener, kan?" tanya Dara lagi dan kini Ruby mengangguk.

"Jadi udah paham sekarang?" Dara kembali bertanya untuk terakhir kalinya.

"Paham sih. Jadi intinya lo goblok," tegas Ruby tak berperasaan.

"Anjir. Kok tiba-tiba ngumpat gue," kata Dara tak terima.

"Iya kalo lo gak mulai duluan, pasti gak bakalan ada cerita-cerita kaya gini," ucap Ruby menjelaskan.

Dara kembali terdiam. Memang benar juga yang dikatakan Ruby. Dia yang memulai lebih dulu. Jadi apa dirinya memang goblok?

"Lo itu sekarang bagaikan lagunya Blackpink. Tau gak Blackpink?" tanya Ruby lagi.

"Nah kalo itu gue tau. Yang lagunya dududut itu, kan?" Dara memastikan.

"Nah iya. Tapi bukan lagu itu. Tapi yang judul lagunya playing with fire."

"Blackpink punya lagu itu?" tanya Dara dengan kepolosannya.

"Iyah. Jadi sekarang lo kaya lagi bermain-main dengan api. You know?"

"Jadi rencana ke depannya gimana?" tanya Ruby lagi.

Dara mengangkat kedua bahunya acuh.

"Serah lo dah. Capek lama-lama gue nanya sama lo," kata Ruby pasrah.

...****************...

Sepulang sekolah Dara tak langsung pulang, karena di hari sabtu ini anak-anak yang mengikuti ekskul diwajibkan untuk melakukan latihan rutin. Tentu Dara pun melakukan hal yang sama.

Dara sudah siap dengan baju putih kebanggaannya. Tak lupa, ia pun mengikat rambut panjangnya agar tidak menggangu penglihatannya nanti saat latihan.

"Ayo semuanya kumpul!" perintah Rakha. Ia adalah ketua taekwondo di SMA Nusa bangsa. Sebagai ketua, jelas ia sudah bersabuk hitam. Dan Dara sendiri, ia sudah bersabuk merah di mana satu tingkat lagi ia juga akan mendapat sabuk yang sama dengan Rakha.

"Sudah kumpul semuanya?" tanya Rakha pada semua orang.

"Sudah," jawab anak-anak serentak.

"Okeh kita langsung saja mulai. Namun sebelum itu, kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa dalam hati mulai."

Untuk sesaat, keadaan menjadi hening. Mereka sama-sama menundukkan kepala dan berdoa agar diberi keselamatan saat menjalani latihan ini.

"Berdoa selesai. Silahkan lakukan pemanasan dan keliling lapangan 10 kali."

Anak-anak pun menuruti arahan Rakha. Mereka memulai dengan peregangan kecil lalu lari keliling lapangan. Setelah selesai berlari 10 putaran, mereka pun kembali berkumpul di tengah lapangan untuk melakukan gerakan-gerakan inti dalam taekwondo, mereka melakukannya dengan sangat tangkas dan kompak.

Hingga akhirnya sesi one on one atau satu lawan satu dimulai. Satu persatu para peserta latihan sudah melakukannya tugasnya dengan bertarung dengan rekan lainnya. Sedangkan Dara mendapat bagian terakhir.

"Oke selanjutnya. Dara," perintah Rakha pada Dara.

Dara yang sedari tadi duduk segera berdiri untuk bersiap-siap bertarung.

"Siapa yang belum kebagian?" tanya Rakha dan setelahnya tak ada yang menjawab karena Dara adalah petarung terakhir.

"Sepertinya semuanya sudah," ucap Rakha, lalu menoleh pada Dara yang berdiri di sampingnya.

"Gimana kalo lo sama gue aja?"

Dara berpikir sejenak karena sempat ada keraguan bahwa ia harus melawan dengan petarung yang sudah bersabuk hitam. Namun bukan Dara namanya jika menyerah begitu saja.

"Baik, Kak."

Dara mengiyakan. Lalu dengan kemampuan yang ia miliki, ia dengan sigap melakukan gerakan yang sudah ia pelajari. Mulai dari pukulan, tendangan dan sabetan berhasil ia lakukan. Dan pertarungan pun menjadi sangat sengit karena kedua petarung yang sama-sama hebat. Namun pada akhirnya Rakha memenangkan pertarungan itu dengan kemenangan yang tidak mudah.

Waktu istirahat tiba. Dara duduk sendirian dengan kaki selonjoran dan punggung yang menempel pada tembok gimnasium. Nafas ia terengah-engah karena latihan hari ini sangat menguras tenaganya.

"Nih buat lo."

Dara melihat ada sebotol minuman dingin tepat di wajahnya. Ia mendongak dan mendapati Rakha yang sedang menyodorkan minuman padanya. Kemudian Dara pun menerimanya.

"Thanks ya, Kak," kata Dara berterimakasih kepada kakak kelasnya, lalu ia langsung meminum air itu.

"Tadi pertarungan yang sangat seru," ucap Rakha.

"Dan tetep Kakak yang menang," timpal Dara yang disambut tawa kecil dari Rakha.

Kemudian Rakha pun ikut duduk di samping Dara dan menyandarkan punggungnya sambil meminum sebotol air.

Keadaan hening. Tak ada yang bicara. Mereka sama-sama kelelahan jadi mereka sibuk melakukan recovery diri.

Selang beberapa menit, Rakha yang memulai bicara.

"By the way, lo pacarnya Abhay sekarang?"

Dara sedikit kaget karena Rakha tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Kakak tau?" tanya Dara merasa heran.

"Gue rasa satu sekolah tahu. Bukannya viral banget yah."

"Gue juga gak tahu Kak. Kenapa bisa viral yah?"

"Bukannya udah jelas. Karena orangnya itu Abhay. Lo tau sendiri Abhay gimana di sekolah."

Dara berpikir sejenak. Benar juga yang dikatakan Rakha. Abhay memang salah satu siswa famous di sekolah. Jadi tidak heran jika beritanya dengan Abhay sampai terdengar di telinga Rakha.

"Iya juga sih," timpal Dara.

Rakha kembali meneguk minumannya, setelah itu ia kembali bertanya.

"Beneran pacaran?"

"Maksudnya?" tanya Dara tak paham.

"Yang gue denger sih, dia cuma mau nguji lo doang. Emang bener?" tanya Rakha penasaran.

Dara dibuat terkejut oleh pernyataan Rakha.

Ternyata orang-orang yang tidak melihat kejadiannya secara langsung pun sangat tahu kejadian yang sebenarnya. Ia tidak bisa membayangkan, betapa mendetailnya orang-orang berghibah tentangnya.

"Ya gitu deh kak," jawab Dara singkat.

"Padahal lo bisa nolak loh. Apalagi dia cuman mau main-main sama lo doang, kan?"

Mendengar ucapan Rakha, Dara langsung diam. Tak tahu harus menimpalinya bagaimana. Karena apa yang terjadi pada dirinya murni berawal dari dirinya sendiri. Jadi dia tidak bisa beralasan.

"Sorry. Kayanya gue terlalu lancang." Rakha meminta maaf karena menyadari Dara yang langsung terdiam saat ia bertanya seperti itu.

"Gak papa Kak. Orang-orang juga banyak yang nanya kaya gitu," ujar Dara.

Rakha melihat jam yang ada di gadget nya, lalu berdiri setelah mengetahui hari sudah semakin sore.

"Udah waktunya pulang nih. Kita langsung pendinginan aja lalu siap-siap pulang," ucap Rakha.

"Iya Kak." Dara berdiri lalu berjalan mengikuti Rakha.

Saat mereka berjalan ke tengah lapangan, tiba-tiba Rakha menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Dara. Otomatis Dara pun jadi ikut berhenti.

"Oh ya. Lo pulang sama siapa?" tanyanya.

"Abang gue Kak," jawab Dara.

"Trus lo nunggu dimana?"

"Biasanya sih di halte depan."

"Yaudah gue anter sampe halte yah. Lumayan juga kan kalo jalan kaki ke depan."

Rakha menawarkan diri yang membuat Dara menjadi tak enak hati. Dara pun berniat menolak.

"Gak usah, Kak."

"Kenapa. Takut Abhay marah yah?" tebak Rakha.

"Bukan itu. Gue sih bodo amat gak mikirin orang itu. Cuma gue gak enak aja sama Kakak," tutur Dara menjelaskan.

"Gak enak apanya, orang gue yang nawarin. Lagian cuma nyampe depan doang."

Dara kembali berpikir. Apakah dia harus menerima ajakan Rakha?

"Yaudah Kak. Kalo emang gak ngerepotin," ucap Dara. Karena jika dipikir-pikir malah tak enak hati jika harus menolak. Jadi ia memutuskan untuk ikut dengan Rakha.

...****************...

Sesuai penawaran tadi, Rakha benar-benar mengantarkan Dara ke halte menggunakan motornya. Setelah sampai, Dara berterimakasih kepadanya lalu mempersilahkan Rakha pergi. Ia tak mau bila kakaknya harus melihat Rakha. Bisa salah paham nanti dan Dara sangat malas untuk menjelaskan.

Namun di lain tempat, di sebrang jalan tepatnya, ada sepasang mata elang yang terus memperhatikan mereka.

Sialan. Mainan gue direbut orang, ucap Abhay dalam hati.

Terpopuler

Comments

Umaymay Sifa

Umaymay Sifa

hhmmm emang si dara boneka ya...

2022-04-05

1

Rafa Aqif

Rafa Aqif

maenaaaan... heeh tong.. lu kata boneka itu si eneengg.. 😆😆😆🤣🤣🤣🤣🤣

2022-04-05

2

lihat semua
Episodes
1 1. Sial
2 2. Hilang akal
3 3. Start the game
4 4. Aku bodoh
5 5. Ada lengkuas di balik rendang
6 6. Possible or impossible
7 7. Playing with fire
8 8. Apel
9 9. Ancaman baru
10 10. Manis di awal pahit di akhir
11 11. Counter attack
12 12. Sandiwara di pagi hari
13 13. Basah
14 14. New plan
15 15. Crazy with him
16 16. Happy anniversary!
17 17. Because i am Leona
18 18. What is love?
19 19. Menyerah?
20 20. What's that feeling?
21 21. Satu kata lekat diingatan
22 22. Curious
23 23. Cemburu?
24 24. Accident
25 25. Atap senja
26 26. Wasiat Andra
27 27. Bertemu camer
28 28. Gempar
29 29. Event soon
30 30. Bertemu camer part 2
31 31. Kisah berlanjut
32 32. Kontras kehidupan
33 33. Kembali berulah
34 34. Hero
35 35. Ruby sungguh meresahkan
36 36. Debaran
37 37. Cemburu lagi?
38 38. Penolakan
39 39. Murka
40 40. Malam Minggu
41 41. Malam Minggu #2
42 42. Terlanjur basah
43 43. The day
44 44. Rivalitas
45 45. Rivalitas #2
46 46. Pagi yang sangat panas
47 47. Mission completed
48 48. Vano effect
49 49. Kotak tapi bukan Spongebob
50 50. Pemberontakan
51 51. Pemberontakan #2
52 52. Abhay's secret
53 53. Oh Sh*T! I Love You
54 54. The real relationship
55 55. Pengakuan
56 56. Suhu kembali memanas
57 57. Pertarungan
58 58. Serangan hati
59 59. First date
60 60. Having fun, but not for someone
61 61. Fakta terungkap
62 62. Go public
63 63. Aroma coklat buku baru
64 64. Kamu bagaikan buku baru
65 65. Mencari masalah
66 66. Tanggung jawab
67 67. Harus ketemu!
68 68. Hasrat
69 69. Class meeting
70 70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71 71. Drama di meja makan
72 72. Holiday is coming
73 73. Teman benalu
74 74. Hanya ada kita
75 75. Keuwuan di balik musibah
76 76. Sebuah cerita di villa
77 77. Ruby!
78 78. Awal dari ...
79 79. Senang atau sedih?
80 80. Back to school
81 81. Pengakuan
82 82. Sebuah keputusan
83 83. The real reason is ...
84 84. Pada akhirnya
85 85. Kecurigaan
86 86. Rumah kita
87 87. Teringat kembali
88 88. Terungkap!
89 89. Titik terang menyakitkan
90 90. Permintaan terakhir
91 91. Menghilang
92 92. Asa masih ada
93 93. Kenyataan pahit
94 94. Mendung
95 95. Pilu
96 96. Inikah takdir kita?
97 97. Pasca
98 98. Aneh
99 99. Pengakuan Rakha
100 100. Melepas rindu
101 101. Inginku hentikan waktu
102 102. Cup!
103 103. Aksi gila Dara
104 104. Kesialan membawa cinta (END)
105 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Sial
2
2. Hilang akal
3
3. Start the game
4
4. Aku bodoh
5
5. Ada lengkuas di balik rendang
6
6. Possible or impossible
7
7. Playing with fire
8
8. Apel
9
9. Ancaman baru
10
10. Manis di awal pahit di akhir
11
11. Counter attack
12
12. Sandiwara di pagi hari
13
13. Basah
14
14. New plan
15
15. Crazy with him
16
16. Happy anniversary!
17
17. Because i am Leona
18
18. What is love?
19
19. Menyerah?
20
20. What's that feeling?
21
21. Satu kata lekat diingatan
22
22. Curious
23
23. Cemburu?
24
24. Accident
25
25. Atap senja
26
26. Wasiat Andra
27
27. Bertemu camer
28
28. Gempar
29
29. Event soon
30
30. Bertemu camer part 2
31
31. Kisah berlanjut
32
32. Kontras kehidupan
33
33. Kembali berulah
34
34. Hero
35
35. Ruby sungguh meresahkan
36
36. Debaran
37
37. Cemburu lagi?
38
38. Penolakan
39
39. Murka
40
40. Malam Minggu
41
41. Malam Minggu #2
42
42. Terlanjur basah
43
43. The day
44
44. Rivalitas
45
45. Rivalitas #2
46
46. Pagi yang sangat panas
47
47. Mission completed
48
48. Vano effect
49
49. Kotak tapi bukan Spongebob
50
50. Pemberontakan
51
51. Pemberontakan #2
52
52. Abhay's secret
53
53. Oh Sh*T! I Love You
54
54. The real relationship
55
55. Pengakuan
56
56. Suhu kembali memanas
57
57. Pertarungan
58
58. Serangan hati
59
59. First date
60
60. Having fun, but not for someone
61
61. Fakta terungkap
62
62. Go public
63
63. Aroma coklat buku baru
64
64. Kamu bagaikan buku baru
65
65. Mencari masalah
66
66. Tanggung jawab
67
67. Harus ketemu!
68
68. Hasrat
69
69. Class meeting
70
70. Kalah saing? Itu bukan Abhay
71
71. Drama di meja makan
72
72. Holiday is coming
73
73. Teman benalu
74
74. Hanya ada kita
75
75. Keuwuan di balik musibah
76
76. Sebuah cerita di villa
77
77. Ruby!
78
78. Awal dari ...
79
79. Senang atau sedih?
80
80. Back to school
81
81. Pengakuan
82
82. Sebuah keputusan
83
83. The real reason is ...
84
84. Pada akhirnya
85
85. Kecurigaan
86
86. Rumah kita
87
87. Teringat kembali
88
88. Terungkap!
89
89. Titik terang menyakitkan
90
90. Permintaan terakhir
91
91. Menghilang
92
92. Asa masih ada
93
93. Kenyataan pahit
94
94. Mendung
95
95. Pilu
96
96. Inikah takdir kita?
97
97. Pasca
98
98. Aneh
99
99. Pengakuan Rakha
100
100. Melepas rindu
101
101. Inginku hentikan waktu
102
102. Cup!
103
103. Aksi gila Dara
104
104. Kesialan membawa cinta (END)
105
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!