Hari kedua pekan orientasi mahasiswa FKIP Kampus Pelangi disambut dengan suka cita. Semua mahasiswa datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mereka tampak antusias ingin melihat penampilan ekskul di fakultas mereka. Akan tetapi, ini tidak terjadi pada Rena. Pagi ini, ia tampak benar-benar gelisah.
"Aduh, nervous banget nih," ucap Rena bolak-balik sambil menggigit ujung jari telunjuknya.
"Tenang, Na, kita pasti bisa," sahut Novi memberi semangat.
"Rena, ini kostum yang harus kamu pakai," ucap Iyus yang datang menghampiri Rena dan memberikan kaos seragam sepak bola Argentina kepada Rena.
"Makasih, Kak," ucap Rena saat mengambil kaos itu dari tangan Iyus.
Setelah memberikan kaos pada Rena, Iyus pun berlalu meninggalkan Novi dan Rena.
"Ayo, kamu coba dulu, Na!" ucap Novi.
"Iya," ucap Rena, namun saat kaos itu sampai di kepalanya, tiba-tiba ia pun melepas kembali kaos itu.
"Kenapa, Na?" tanya Novi bingung.
"Coba deh, Nov. Kamu cium! Kayaknya kaos ini habis dipake deh?" ucap Rena memberikan kaos itu pada Novi.
Novi pun mencium kaos itu, "Iya, wangi parfum cowok, Na, " ucap Novi
"Tuh.. kan.. Kak Iyus nih, habis dipakai siapa coba?" gerutu Rena sebal. Ia kembali memasang tampang cemberutnya.
“Dipakai yang punya lah,” jawab Novi santai.
"Iya, tapi yang punya kaos ini siapa?" tanya Rena ketus, hal itu membuatnya ragu memakai kaos itu.
"Itu gak penting, Rena! Sekarang darurat, nanti dipakai aja! Gak apa-apa kalau cuma wangi parfum, enggak bau ini malah wangi," ucap Novi meyakinkan Rena agar mau memakai kaos itu.
"Ah, iya-iya, nanti aku pakai kalo udah mau tampil," ucap Rena cemberut.
"Nah, gitu dong... Sekarang kita gabung, yuk, dengan yang lain," ajak Novi.
***
Novi dan Rena ikut bergabung dengan teman mereka yang lainnya di lapangan yang berada di tengah-tengah kampus. Kebetulan acara hari ini diadakan di tempat itu.
Penampilan pertama adalah penampilan dari ekskul
taekwondo.
Di tengah-tengah lapangan berdiri seorang perempuan dengan memakai seragam taekwondo. Tiba-tiba ia dihadang oleh dua orang laki-laki yang salah satunya adalah mahasiswa yang kemarin dipilih oleh Abi. Kedua laki-laki itupun dapat dikalahkannya. Atraksi itu pun mengundang tepuk tangan dan sorak sorai penonton.
Tidak sampai di situ, dari arah lain muncul empat orang laki-laki lainnya. Menghadapi enam orang laki-laki sekaligus tentu perempuan itu kewalahan hingga muncullah Abi dari tempat yang lain. Kali
ini, ia berada di pihak perempuan itu.
Bersama perempuan itu, ia menghajar habis-habisan keenam laki-laki tersebut. Gerakan yang lincah dari Abi dan perempuan itu kembali mengundang tepuk tangan dan decak kagum penonton, terutama saat pertarungan akhirnya dimenangkan oleh keduanya.
"Wah, Kak Abi hebat banget ya, Na," puji Novi.
"Iya, perempuan itu juga keren," sahut Rena.
Setelah ekskul taekwondo, penampilan selanjutnya adalah penampilan ekskul pencinta alam. Kali ini, Arka dan teman-temannya dari klub pecinta alam lah yang akan tampil.
Arka tampil dengan mengenakan kaos hijau army yang dipadupadankan dengan celana gunung berwarna hijau tua. Tampilan Arka terlihat sangat keren, otot-otot lengannya pun nampak di sekitar
kaos yang ia gunakan.
"Wah, Kak Arka keren banget, ya, Na," ucap Rindu yang tiba-tiba datang menghampiri Novi dan Rena dari belakang.
"Uh, kamu ini Rin, ngagetin aja. Ni jantung hampir copot tahu," sahut Rena.
"Hehe.. Maaf deh.. Oh ya, aku boleh tau gak, Na? Kenapa kamu bisa suka sama Kak Arka? Yang aku tau kan selama ini kamu selalu cuek sama yang namanya makhluk laki-laki," tanya Rindu menekan kata laki-laki.
"O,... itu, jadi awalnya..." ucap Rena mengingat pertemuannya dengan Arka seminggu yang
lalu.
Flashback on
Hari itu tepatnya hari kedua Rena mengikuti pekan orientasi mahasiswa tingkat universitas yang diadakan pihak kampusnya. Mereka mengadakan acara orientasi tersebut di pusat pendidikan dan pelatihan zeni (pusdikzeni) yang ada di kotanya.
Hari itu Rena berangkat dengan begitu tergesa-gesa. Ia khawatir datang terlambat dan akhirnya harus menerima hukuman dari para TNI yang menjadi instruktur pelatih di tempat tersebut.
"Ya Tuhan, udah jam segini! Kenapa sih pake macet segala?" gerutu Rena. Ia tampak sangat gelisah.
Angkot yang ia tumpangi, akhirnya sampai ke tempat tujuan. Begitu turun dari angkot, Rena langsung berlari begitu saja tanpa memperhatikan kanan dan kiri jalan. Akibatnya, sebuah mobil dari
arah kanan jalan hampir saja menabrak Rena.
Beruntung sebelum kejadian itu terjadi, tangan Rena ditarik oleh seseorang, hingga tubuhnya terhempas ke sisi jalan.
“Aa..,” teriak Rena kaget.
"Kamu enggak apa-apa?" tanya laki-laki yang tadi menolong Rena.
"I-Iya, aku enggak apa-apa, makasih," jawab Rena dengan nafas yang masih naik turun.
"Syukurlah kalau begitu. Ya sudah, kamu masuk sana sebelum terlambat!" seru laki-laki itu yang dijawab anggukan oleh Rena.
Flashback off
"Jadi, Waktu itu kamu ditolong Kak Arka?" tanya Rindu.
"Iya," jawab Rena sembari memperhatikan Arka yang telah berhasil memanjat tebing lebih dahulu mengalahkan rekan-rekannya yang lain. Aksi Arka pun mendapat tepuk tangan dari penonton.
Setelah para anggota ekskul pencinta alam selesai melakukan aksinya. Kini tiba saatnya ke penampilan ekskul selanjutnya. Namun, untuk penampilan ekskul yang ketiga dan keempat, tidak dilaksanakan di lapangan, melainkan di dalam sebuah gedung auditorium.
***
Gedung auditorium berada di dekat lapangan. Gedungnya cukup besar. Para mahasiswa pun segera memasuki gedung tersebut.
Di dalam gedung tersebut, terdapat sebuah panggung pertunjukkan dengan layar yang masih tertutup. Entah apa yang tersembunyi di dalamnya. Setelah sampai para mahasiswa pun langsung mencari tempat duduk yang telah disediakan.
Mereka duduk dan menyantap kudapan yang sebelumnya telah diberikan di pintu masuk. Hingga lampu ruangan tiba-tiba padam, dan layar terbuka.
Tak lama berselang terdengar suara petikan gitar yang sangat merdu dari arah panggung tersebut. Lampu sorot pun segera menyoroti si pemetik gitar itu yang tak lain adalah Alan.
Senyum manisnya menghias di wajahnya, membuat banyak mahasiswi histeris karenanya. Apalagi saat Alan dan Dewi menyenandungkan puisi seiring petikan gitar.
(Alan)
Dalam diam
Ku menaruh hati padamu
Mengalirkan kasih tak kasat mata
Mengalirkan sayang yang tak terbaca
Mengalirkan cinta yang tak tertuang
lewat kata
(Dewi)
Dalam diam
Ku menaruh hati padamu
Terpaku, memperhatikan langkah kakimu
Terpana, melihat gayamu
Marahmu, kesalmu, tawamu, dan manjamu
(Alan)
Kucemburu pada semilir angin
Yang mampu membelai lembut wajah manismu
(Dewi)
Kucemburu pada air
Yang dapat menghilangkan dahaga dalam dirimu
(Alan)
Kucemburu pada gelas
Yang dapat menyentuh bibir indahmu
(Alan dan Dewi)
Dalam diam
Ku menaruh hatiku untukmu
Kalimat terakhir puisi itu membuat sorak sorai para penonton di ruangan itu. Apalagi sebelum di tutup Alan sempat memberikan sun jauh untuk mereka.
"Na, Na, Rena, oiy, ngelamun!" ucap Novi sambil menggoyang-goyangkan badan Rena.
"Ih, ngagetin aja kamu, Nov!" sahut Rena.
" Lagian malah ngelamun," ucap Novi.
"Bis puisinya bikin baper," sahut Rena.
"Kenapa? Kepikiran Kakak itu ya?" sahut Rindu sambil menoleh ke belakang, dan kemudian menaik turunkan kedua alisnya menatap Rena.
Oh, My God! Sejak kapan dia di belakang? (pikir Rena)
Rena melihat Arka duduk persis di belakangnya. Melihat itu jantungnya kembali berdetak dengan sangat kencang.
"Mereka semua hebat ya? Benar kata Kak Dewa kalau mereka itu 3 cahaya Asia yang bikin kampus kita semakin bercahaya. Aku suka banget sama ketiganya," ucap seorang perempuan yang duduk di depan kursi Rena pada teman di sebelahnya.
****
Bersambung
Dalam diam, kuberharap ada like dan vote untukku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
hurt hurt
2020-07-10
0
Kavirajasena
lanjut
2020-06-17
3
Li Na
aku dukuung thor
2020-05-31
1