Bab 11 Renata Aja!

"Dari jurusan Bahasa Indonesia, saya akan memilih," Alan menggantung ucapannya. Sekilas ia melirik ke arah Rena dan Novi yang kini wajahnya terlihat pucat.

“Kamu dan kamu," ucap Alan seraya menunjuk ke arah Rena dan Novi.

Rena dan Novi pun saling berpandangan. Mereka memang sudah menduga bahwa merekalah yang akan ditunjuk oleh Alan selanjutnya.

Setelah Alan menentukan pilihannya, Dewa lalu berdiri dan langsung angkat bicara, "Baiklah, untuk hari ini saya rasa sudah cukup karena esok kita hanya akan menampilkan beberapa ekskul saja, sedangkan ekskul yang lain akan ditampilkan lusanya, dan untuk yang tadi dipanggil silakan berdiri di depan dan perkenalkan diri kalian,"

Setelah mendengar ucapan Dewa, dengan perasaan ragu bercampur cemas, Rena dan Novi pun berjalan ke depan. Mereka ikut berdiri bersama dengan mahasiswa baru lainnya untuk memperkenalkan

diri mereka masing-masing.

Perkenalan dimulai dari sosok laki-laki yang berdiri di paling ujung sebelah kanan Rena. Lalu berlanjut ke mahasiswa baru lainnya yang berada di samping kiri laki-laki tersebut, begitu seterusnya, hingga sampailah waktu bagi Novi untuk memperkenalkan diri.

Novi berdiri tepat di sebelah kanan Rena. Hal itu tentunya membuat Rena semakin tegang.

Ketegangan itu tak pernah hilang darinya, meski sesekali di tengah perkenalan Alan mengeluarkan candaan yang membuat para mahasiswa tertawa dibuatnya. Namun, itu tidak berarti bagi Rena. Tanpa terasa keringat dingin mengucur di wajah manisnya. Hal itu  tak luput dari pandangan Alan yang berdiri persis di depan sebelah kiri Rena.

Gak nyangka, ternyata cewek kayak dia bisa juga ngerasa tegang. Kirain cewek yang udah berani manjat gerbang belakang kampus punya nyali yang lebih gede dari ini (pikir Alan sambil mengeluarkan seulas senyum simpul yang mengukir lesung di kedua belah pipinya)

Senyum simpul Alan terlihat oleh Rena,

Nih, orang senang banget ya, ngeliat orang lain tegang kayak gini, (pikir Rena)

"Sekarang giliran kamu! Hei kamu, yang berdiri di paling ujung kiri sana, cepat!" teriak Abi sedikit lantang pada Rena hingga membuat mahasiswa lain yang berada di depan terkejut mendengarnya, tanpa terkecuali Rena.

"Eh, ma-maaf, Kak, " ucap Rena gugup dan sedikit ketakutan.

Sebelum memulai perkenalannya, Rena menarik napasnya panjang. Kemudian ia mengedarkan pandangannya ke arah beberapa mahasiswa yang sedari tadi menatap mereka, seolah memendam rasa penasaran yang tinggi untuk mengetahui nama para mahasiswa baru yang ada di depan mereka.

"Nama saya Renata," ucap Rena.

" Kurang jelas!" sahut Alan meninggikan nada suaranya.

"Nama saya Renata," ucap Rena setengah berteriak.

"Renata...???" tanya Alan menggantung.

"Iya, Renata, " ulang Rena.

"Iya, Renata apa? Maksudnya nama lengkap kamu Renata apa?" tanya Alan lebih jelas.

"Iya, Renata. Renata aja! Gak pake embel-embel lain," jelas Rena kali ini mencoba menjawab dengan sedikit lebih berani.

Alan lantas tersenyum lalu berkata, "Berarti dipanggil Aja juga bisa dong?"

Ucapan spontan Alan membuat yang lainnya tertawa mendengar panggilan tersebut.

"Ih, enggak gitu juga kali, Kak. Maksud saya nama saya itu hanya enam huruf R-e-n-a-t-a, Renata, paham, Kak," ucap Rena gemas menekan namanya dengan jelas.

Manis juga cewek ini kalo lagi marah kaya gitu (pikir Alan).

"Baiklah, semua mahasiswa baru yang ada di depan sudah memperkenalkan diri. Sekarang kalian boleh duduk kembali ke tempat semula," perintah Dewa.

"Dan... seperti yang sebelumnya sudah saya sampaikan bahwa bagi yang belum terpilih hari ini bisa pulang lebih awal dan yang tadi terpilih jangan pulang dulu karena kalian akan mengikuti latihan untuk penampilan ekskul besok. Paham?" jelas Dewa.

“Paham, Kak,” jawab para mahasiswa baru serempak.

"Sebelum acara ini ditutup, sampai di sini ada pertanyaan?" tanya Dewa.

Tak lama setelah pertanyaan itu terlontar dari mulut Dewa, Rena pun memberanikan diri  mengangkat salah satu tangannya untuk bertanya.

"Iya, kamu, ada apa?" tanya Dewa.

"Boleh, enggak kalo saya minta diganti?" Pertanyaan dari Rena yang sontak membuat semua yang berada di tempat itu menatap ke arahnya

Aduh, ada apa ini? Apa ada yang salah dengan pertanyaan yang aku ajukan (ucap Rena dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya)

Pertanyaan macam apa itu? Berani juga dia (pikir Alan).

"Apa maksud kamu? Memang sekarang kita lagi di pasar, berani sekali kamu tawar menawar," sahut Abi ketus menciutkan nyali Rena.

"Kalau kamu ingin diganti, kamu harus cari gantinya. dulu. Apa di sini ada yang mau menggantikan kamu?" ucap Arka yang baru saja mengeluarkan suaranya, setelah sebelumnya lebih banyak diam. Kini ia tengah menatap ke arah Rena.

Tatapan Arka tentu membuat jantung Rena semakin berdegup kencang. Betapa tidak, laki-laki yang selama ini ia sukai kini tengah berdiri menatapnya dengan tatapan yang begitu tajam serta melontarkan pertanyaan yang seolah sedang menyudutkannya.

"Nona Rena, apa kamu meragukan pilihan saya?" tanya Alan santai, membuat Rena makin tak mampu menjawab dan hanya bisa diam menggigit bibir bawahnya.

Aduh, kenapa bisa jadi kayak gini? Rena, Rena, kenapa kamu malah mengajukan pertanyaan bodoh seperti itu? Lihatlah, sekarang mereka semua menatap kamu seperti itu dan kamu sudah terpojok (ucap Rena dalam hati).

"Jadi, saya rasa kamu sudah bisa menyimpulkan jawabannya sendiri kan, Rena?" tanya Dewa menatap Rena.

Rena yang mendengar pertanyaan Dewa hanya menjawabnya dengan anggukan kepala sebagai tanda mengerti bahwa posisinya tak bisa diganti.

"Baik, jika memang tidak ada yang mau ditanyakan lagi, sekarang yang tadi terpilih untuk ekskul taekwondo ikuti Kak Abi. Selanjutnya, yang terpilih untuk ekskul pencinta alam ikuti Kak Arka dan yang terpilih ekskul musikalisasi puisi ikuti Kak Alan, sedangkan kalian yang terpilih teater drama silakan ikuti Kak Iyus yang berada di belakang kalian dan memakai almamater biru serta baju abu-abu itu," ucap Dewa menunjuk pemuda yang sedari tadi mengawasi para peserta POF (Pekan Orientasi Fakultas) di bagian belakang.

“Untuk mahasiswa lainnya yang tadi belum terpilih, kalian boleh pulang,” lanjut Dewa.

Setelah Dewa memberikan instruksinya, semua peserta yang ada di ruangan itu bergerak sesuai instruksi yang diberikan Dewa sebelumnya.

Rena, Rindu, Novi, dan seorang lelaki yang tadi memperkenalkan dirinya dengan nama "Boy" pun mengikuti pemuda bertubuh tinggi yang tadi dipanggil oleh Dewa dengan sebutan Kak Iyus.

"Kak, kita mau ke mana?" tanya Rindu SKSD (Sok kenal, sok dekat) mendekati Iyus.

"Kita akan pergi berlatih di DPR," jawab Iyus.

Jawaban singkat Iyus tersebut membuat Rindu, Novi, dan Rena berteriak bersamaan,

"Hah, DPR!!!"

Melihat reaksi dari ketiganya, Iyus pun tersenyum simpul dan menoleh ke arah ketiga gadis yang sekarang sedang berdiri di dekatnya itu.

"Iya, kita akan berlatih di DPR. Di sana anggota teater lainnya, sudah berkumpul dan sedang menunggu kalian," jelas Iyus.

"Tapi Kak, kok latihannya jauh banget sih?" tanya Novi penasaran.

"Enggak jauh, kok, tuh di situ tempatnya," jawab Iyus sambil menunjuk ke arah sebuah taman yang berada di bawah pohon yang sangat rindang.

Di tempat yang ditunjuk Iyus tersebut, telah berkumpul beberapa mahasiswa lainnya. Mereka seperti sedang sibuk berlatih membaca naskah.

Rindu, Rena, Novi, serta Boy mengikuti arah tempat yang ditunjuk oleh Iyus.

"Lho, tadi kata Kakak latihannya di DPR?" tanya Rindu.

"Iya, di DPR, Di bawah-Pohon-Rindang, itu sebutan yang biasa dipakai anak-anak kampus sini," jawab Iyus menjelaskan.

"Oh..." sahut Rindu, Rena, dan Novi berbarengan.

"Kalian kompak banget sih dari tadi. Emang sudah pada kenal ya?" tanya Iyus.

"Iya, Kak, kebetulan dulu kami satu SMP, tapi beda SMA, dan sekarang kami masuk kampus yang sama," jelas Rindu.

"Oh... jadi ceritanya CLBK nih," sahut Iyus.

"Kok, CLBK sih kak?" tanya Rindu.

"Iya, CLBK, Ceman Lama Berkumpul Kembali," jawab Iyus tersenyum tipis.

"Ih, Kakak bisa aja," jawab Rindu gemas.

Mereka terus berjalan bersama sambil sesekali mendengarkan candaan Iyus yang tiada habisnya. Tak memerlukan waktu yang lama, mereka pun sampai di sebuah taman yang berada di bawah pohon yang rindang, tempat yang Iyus sebut tadi, DPR.

***

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejakmu dengan like dan vote. Jadikan juga favorit.

Terpopuler

Comments

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

aku suka ceritanya 👍👍👍👍

2020-07-18

2

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

uwuuui like like

2020-07-10

1

Kadek

Kadek

kk aku mampir nihh

2020-07-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perceraian
2 Bab 2 Kecewa
3 Bab 3 Baju Lebaran
4 Bab 4 Duka di Malam Takbir
5 Bab 5 Celoteh Haikal
6 Bab 6 Pertemuan
7 Bab 7 Pertemuan 2
8 Bab 8 Kisah Lalu
9 Bab 9 Aktor
10 Bab 10 Kena Kamu!
11 Bab 11 Renata Aja!
12 Bab 12 Latihan di DPR
13 Bab 13 Tiga Cahaya Asia
14 Bab 14 Cinlok
15 Bab 15 Teater Cinta
16 Visualisasi pemain
17 Bab 16 Kaos Bola
18 Bab 17 Kenangan Pilu
19 Bab 18 Alan vs Arka
20 Bab 19 Gol!!!
21 Bab 20 Terluka
22 Bab 21 Dia Telah Pergi
23 Bab 22 Dia Telah Pergi 2
24 Bab 23 Berikan Aku Sesuatu
25 Bab 24 Sahabat Baru
26 Bab 25 Patah Hati
27 Bab 27 Perasaan Aneh
28 Bab 28 Sang Penyelamat
29 Bab 29 Sadar
30 Bab 30 Cincin
31 Bab 31 Serangan Dadakan
32 Bab 32 Aku Menyukainya
33 Bab 33 Sesak
34 Bab 34 Menjauh
35 Bab 35 Pertikaian
36 Bab 36 Retak
37 Bab 37 Kepergian
38 Bab 38 Galau
39 Bab 39 Sesal
40 Bab 40 Perjodohan
41 Bab 41 Dewi
42 Bab 42 SMP Cinta Kasih
43 Bab 43 Sebuah Alasan
44 Bab 44 Membuka Hati
45 Bab 45 Lamaran
46 Bab 46 Bimbang
47 Bab 47 Penolakan
48 Bab 48 Kejutan
49 Bab 49 Dunia ini sempit
50 Bab 50 CLBK
51 Bab 51 Rindu
52 Bsb 52 Foto
53 Bab 53 Kisah Baru
54 Bab 54 Mengejar Cinta
55 Bab 55 Strawbery Mint
56 Bab 56 Jodi
57 Bab 57 Reuni
58 Bab 58 Jangan Bersedih
59 Bab 59 Permen Cinta
60 Bab 60 Duren
61 Bab 61 Nasi Goreng Spesial
62 Bab 62 Naya Atmaja
63 Bab 63 Obsesi Naya
64 Bab 64 Kakak Ipar
65 Bab 65 Asisten Dosen
66 Bab 66 Pemilik Hati
67 Bab 67 Perempuan Munafik
68 Bab 68 Perhatian
69 Bab 69 Wanita Penggoda
70 Bab 70 Masalah
71 Bab 71 Meriang
72 Bab 72 Aku Mencintaimu
73 Bab 73 PDKT
74 Bab 74 Nomor Ponsel
75 Bab 75 Ganas
76 Bab 76 Rencana
77 Bab 77 Pesta Penyambutan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Khawatir
80 Bab 80 Luluh
81 Bab 81 Siasat
82 Bab 82 Siasat 2
83 Bab 83 Ketahuan
84 Bab 84 Calon Menantu
85 Bab 85 Pulang
86 Bab 86 Mitos
87 Bab 87 Laporan
88 Bab 88 Cemas
89 Bab 89 Tak Disangka
90 Bab 90 Belahan Jiwa
91 Bab 91 Reuni Akbar
92 Bab 92 Izinkan Aku
93 Bab 93 Jawaban
94 Bab 94 Ketakutan
95 Bab 95 Sakit
96 Bab 96 Doa
97 Bab 97 Tantangan
98 Bab 98 Kritis
99 Bab 99 Kembali
100 Bab 100 Pernikahan (Tamat)
101 Ucapan Terima Kasih
102 Ekstra Part -Tamu Spesial
103 Ekstra Part 2-Rahasia Abi
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Perceraian
2
Bab 2 Kecewa
3
Bab 3 Baju Lebaran
4
Bab 4 Duka di Malam Takbir
5
Bab 5 Celoteh Haikal
6
Bab 6 Pertemuan
7
Bab 7 Pertemuan 2
8
Bab 8 Kisah Lalu
9
Bab 9 Aktor
10
Bab 10 Kena Kamu!
11
Bab 11 Renata Aja!
12
Bab 12 Latihan di DPR
13
Bab 13 Tiga Cahaya Asia
14
Bab 14 Cinlok
15
Bab 15 Teater Cinta
16
Visualisasi pemain
17
Bab 16 Kaos Bola
18
Bab 17 Kenangan Pilu
19
Bab 18 Alan vs Arka
20
Bab 19 Gol!!!
21
Bab 20 Terluka
22
Bab 21 Dia Telah Pergi
23
Bab 22 Dia Telah Pergi 2
24
Bab 23 Berikan Aku Sesuatu
25
Bab 24 Sahabat Baru
26
Bab 25 Patah Hati
27
Bab 27 Perasaan Aneh
28
Bab 28 Sang Penyelamat
29
Bab 29 Sadar
30
Bab 30 Cincin
31
Bab 31 Serangan Dadakan
32
Bab 32 Aku Menyukainya
33
Bab 33 Sesak
34
Bab 34 Menjauh
35
Bab 35 Pertikaian
36
Bab 36 Retak
37
Bab 37 Kepergian
38
Bab 38 Galau
39
Bab 39 Sesal
40
Bab 40 Perjodohan
41
Bab 41 Dewi
42
Bab 42 SMP Cinta Kasih
43
Bab 43 Sebuah Alasan
44
Bab 44 Membuka Hati
45
Bab 45 Lamaran
46
Bab 46 Bimbang
47
Bab 47 Penolakan
48
Bab 48 Kejutan
49
Bab 49 Dunia ini sempit
50
Bab 50 CLBK
51
Bab 51 Rindu
52
Bsb 52 Foto
53
Bab 53 Kisah Baru
54
Bab 54 Mengejar Cinta
55
Bab 55 Strawbery Mint
56
Bab 56 Jodi
57
Bab 57 Reuni
58
Bab 58 Jangan Bersedih
59
Bab 59 Permen Cinta
60
Bab 60 Duren
61
Bab 61 Nasi Goreng Spesial
62
Bab 62 Naya Atmaja
63
Bab 63 Obsesi Naya
64
Bab 64 Kakak Ipar
65
Bab 65 Asisten Dosen
66
Bab 66 Pemilik Hati
67
Bab 67 Perempuan Munafik
68
Bab 68 Perhatian
69
Bab 69 Wanita Penggoda
70
Bab 70 Masalah
71
Bab 71 Meriang
72
Bab 72 Aku Mencintaimu
73
Bab 73 PDKT
74
Bab 74 Nomor Ponsel
75
Bab 75 Ganas
76
Bab 76 Rencana
77
Bab 77 Pesta Penyambutan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Khawatir
80
Bab 80 Luluh
81
Bab 81 Siasat
82
Bab 82 Siasat 2
83
Bab 83 Ketahuan
84
Bab 84 Calon Menantu
85
Bab 85 Pulang
86
Bab 86 Mitos
87
Bab 87 Laporan
88
Bab 88 Cemas
89
Bab 89 Tak Disangka
90
Bab 90 Belahan Jiwa
91
Bab 91 Reuni Akbar
92
Bab 92 Izinkan Aku
93
Bab 93 Jawaban
94
Bab 94 Ketakutan
95
Bab 95 Sakit
96
Bab 96 Doa
97
Bab 97 Tantangan
98
Bab 98 Kritis
99
Bab 99 Kembali
100
Bab 100 Pernikahan (Tamat)
101
Ucapan Terima Kasih
102
Ekstra Part -Tamu Spesial
103
Ekstra Part 2-Rahasia Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!