"Dari jurusan Bahasa Indonesia, saya akan memilih," Alan menggantung ucapannya. Sekilas ia melirik ke arah Rena dan Novi yang kini wajahnya terlihat pucat.
“Kamu dan kamu," ucap Alan seraya menunjuk ke arah Rena dan Novi.
Rena dan Novi pun saling berpandangan. Mereka memang sudah menduga bahwa merekalah yang akan ditunjuk oleh Alan selanjutnya.
Setelah Alan menentukan pilihannya, Dewa lalu berdiri dan langsung angkat bicara, "Baiklah, untuk hari ini saya rasa sudah cukup karena esok kita hanya akan menampilkan beberapa ekskul saja, sedangkan ekskul yang lain akan ditampilkan lusanya, dan untuk yang tadi dipanggil silakan berdiri di depan dan perkenalkan diri kalian,"
Setelah mendengar ucapan Dewa, dengan perasaan ragu bercampur cemas, Rena dan Novi pun berjalan ke depan. Mereka ikut berdiri bersama dengan mahasiswa baru lainnya untuk memperkenalkan
diri mereka masing-masing.
Perkenalan dimulai dari sosok laki-laki yang berdiri di paling ujung sebelah kanan Rena. Lalu berlanjut ke mahasiswa baru lainnya yang berada di samping kiri laki-laki tersebut, begitu seterusnya, hingga sampailah waktu bagi Novi untuk memperkenalkan diri.
Novi berdiri tepat di sebelah kanan Rena. Hal itu tentunya membuat Rena semakin tegang.
Ketegangan itu tak pernah hilang darinya, meski sesekali di tengah perkenalan Alan mengeluarkan candaan yang membuat para mahasiswa tertawa dibuatnya. Namun, itu tidak berarti bagi Rena. Tanpa terasa keringat dingin mengucur di wajah manisnya. Hal itu tak luput dari pandangan Alan yang berdiri persis di depan sebelah kiri Rena.
Gak nyangka, ternyata cewek kayak dia bisa juga ngerasa tegang. Kirain cewek yang udah berani manjat gerbang belakang kampus punya nyali yang lebih gede dari ini (pikir Alan sambil mengeluarkan seulas senyum simpul yang mengukir lesung di kedua belah pipinya)
Senyum simpul Alan terlihat oleh Rena,
Nih, orang senang banget ya, ngeliat orang lain tegang kayak gini, (pikir Rena)
"Sekarang giliran kamu! Hei kamu, yang berdiri di paling ujung kiri sana, cepat!" teriak Abi sedikit lantang pada Rena hingga membuat mahasiswa lain yang berada di depan terkejut mendengarnya, tanpa terkecuali Rena.
"Eh, ma-maaf, Kak, " ucap Rena gugup dan sedikit ketakutan.
Sebelum memulai perkenalannya, Rena menarik napasnya panjang. Kemudian ia mengedarkan pandangannya ke arah beberapa mahasiswa yang sedari tadi menatap mereka, seolah memendam rasa penasaran yang tinggi untuk mengetahui nama para mahasiswa baru yang ada di depan mereka.
"Nama saya Renata," ucap Rena.
" Kurang jelas!" sahut Alan meninggikan nada suaranya.
"Nama saya Renata," ucap Rena setengah berteriak.
"Renata...???" tanya Alan menggantung.
"Iya, Renata, " ulang Rena.
"Iya, Renata apa? Maksudnya nama lengkap kamu Renata apa?" tanya Alan lebih jelas.
"Iya, Renata. Renata aja! Gak pake embel-embel lain," jelas Rena kali ini mencoba menjawab dengan sedikit lebih berani.
Alan lantas tersenyum lalu berkata, "Berarti dipanggil Aja juga bisa dong?"
Ucapan spontan Alan membuat yang lainnya tertawa mendengar panggilan tersebut.
"Ih, enggak gitu juga kali, Kak. Maksud saya nama saya itu hanya enam huruf R-e-n-a-t-a, Renata, paham, Kak," ucap Rena gemas menekan namanya dengan jelas.
Manis juga cewek ini kalo lagi marah kaya gitu (pikir Alan).
"Baiklah, semua mahasiswa baru yang ada di depan sudah memperkenalkan diri. Sekarang kalian boleh duduk kembali ke tempat semula," perintah Dewa.
"Dan... seperti yang sebelumnya sudah saya sampaikan bahwa bagi yang belum terpilih hari ini bisa pulang lebih awal dan yang tadi terpilih jangan pulang dulu karena kalian akan mengikuti latihan untuk penampilan ekskul besok. Paham?" jelas Dewa.
“Paham, Kak,” jawab para mahasiswa baru serempak.
"Sebelum acara ini ditutup, sampai di sini ada pertanyaan?" tanya Dewa.
Tak lama setelah pertanyaan itu terlontar dari mulut Dewa, Rena pun memberanikan diri mengangkat salah satu tangannya untuk bertanya.
"Iya, kamu, ada apa?" tanya Dewa.
"Boleh, enggak kalo saya minta diganti?" Pertanyaan dari Rena yang sontak membuat semua yang berada di tempat itu menatap ke arahnya
Aduh, ada apa ini? Apa ada yang salah dengan pertanyaan yang aku ajukan (ucap Rena dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya)
Pertanyaan macam apa itu? Berani juga dia (pikir Alan).
"Apa maksud kamu? Memang sekarang kita lagi di pasar, berani sekali kamu tawar menawar," sahut Abi ketus menciutkan nyali Rena.
"Kalau kamu ingin diganti, kamu harus cari gantinya. dulu. Apa di sini ada yang mau menggantikan kamu?" ucap Arka yang baru saja mengeluarkan suaranya, setelah sebelumnya lebih banyak diam. Kini ia tengah menatap ke arah Rena.
Tatapan Arka tentu membuat jantung Rena semakin berdegup kencang. Betapa tidak, laki-laki yang selama ini ia sukai kini tengah berdiri menatapnya dengan tatapan yang begitu tajam serta melontarkan pertanyaan yang seolah sedang menyudutkannya.
"Nona Rena, apa kamu meragukan pilihan saya?" tanya Alan santai, membuat Rena makin tak mampu menjawab dan hanya bisa diam menggigit bibir bawahnya.
Aduh, kenapa bisa jadi kayak gini? Rena, Rena, kenapa kamu malah mengajukan pertanyaan bodoh seperti itu? Lihatlah, sekarang mereka semua menatap kamu seperti itu dan kamu sudah terpojok (ucap Rena dalam hati).
"Jadi, saya rasa kamu sudah bisa menyimpulkan jawabannya sendiri kan, Rena?" tanya Dewa menatap Rena.
Rena yang mendengar pertanyaan Dewa hanya menjawabnya dengan anggukan kepala sebagai tanda mengerti bahwa posisinya tak bisa diganti.
"Baik, jika memang tidak ada yang mau ditanyakan lagi, sekarang yang tadi terpilih untuk ekskul taekwondo ikuti Kak Abi. Selanjutnya, yang terpilih untuk ekskul pencinta alam ikuti Kak Arka dan yang terpilih ekskul musikalisasi puisi ikuti Kak Alan, sedangkan kalian yang terpilih teater drama silakan ikuti Kak Iyus yang berada di belakang kalian dan memakai almamater biru serta baju abu-abu itu," ucap Dewa menunjuk pemuda yang sedari tadi mengawasi para peserta POF (Pekan Orientasi Fakultas) di bagian belakang.
“Untuk mahasiswa lainnya yang tadi belum terpilih, kalian boleh pulang,” lanjut Dewa.
Setelah Dewa memberikan instruksinya, semua peserta yang ada di ruangan itu bergerak sesuai instruksi yang diberikan Dewa sebelumnya.
Rena, Rindu, Novi, dan seorang lelaki yang tadi memperkenalkan dirinya dengan nama "Boy" pun mengikuti pemuda bertubuh tinggi yang tadi dipanggil oleh Dewa dengan sebutan Kak Iyus.
"Kak, kita mau ke mana?" tanya Rindu SKSD (Sok kenal, sok dekat) mendekati Iyus.
"Kita akan pergi berlatih di DPR," jawab Iyus.
Jawaban singkat Iyus tersebut membuat Rindu, Novi, dan Rena berteriak bersamaan,
"Hah, DPR!!!"
Melihat reaksi dari ketiganya, Iyus pun tersenyum simpul dan menoleh ke arah ketiga gadis yang sekarang sedang berdiri di dekatnya itu.
"Iya, kita akan berlatih di DPR. Di sana anggota teater lainnya, sudah berkumpul dan sedang menunggu kalian," jelas Iyus.
"Tapi Kak, kok latihannya jauh banget sih?" tanya Novi penasaran.
"Enggak jauh, kok, tuh di situ tempatnya," jawab Iyus sambil menunjuk ke arah sebuah taman yang berada di bawah pohon yang sangat rindang.
Di tempat yang ditunjuk Iyus tersebut, telah berkumpul beberapa mahasiswa lainnya. Mereka seperti sedang sibuk berlatih membaca naskah.
Rindu, Rena, Novi, serta Boy mengikuti arah tempat yang ditunjuk oleh Iyus.
"Lho, tadi kata Kakak latihannya di DPR?" tanya Rindu.
"Iya, di DPR, Di bawah-Pohon-Rindang, itu sebutan yang biasa dipakai anak-anak kampus sini," jawab Iyus menjelaskan.
"Oh..." sahut Rindu, Rena, dan Novi berbarengan.
"Kalian kompak banget sih dari tadi. Emang sudah pada kenal ya?" tanya Iyus.
"Iya, Kak, kebetulan dulu kami satu SMP, tapi beda SMA, dan sekarang kami masuk kampus yang sama," jelas Rindu.
"Oh... jadi ceritanya CLBK nih," sahut Iyus.
"Kok, CLBK sih kak?" tanya Rindu.
"Iya, CLBK, Ceman Lama Berkumpul Kembali," jawab Iyus tersenyum tipis.
"Ih, Kakak bisa aja," jawab Rindu gemas.
Mereka terus berjalan bersama sambil sesekali mendengarkan candaan Iyus yang tiada habisnya. Tak memerlukan waktu yang lama, mereka pun sampai di sebuah taman yang berada di bawah pohon yang rindang, tempat yang Iyus sebut tadi, DPR.
***
Bersambung
Jangan lupa tinggalkan jejakmu dengan like dan vote. Jadikan juga favorit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Sugianti Bisri
aku suka ceritanya 👍👍👍👍
2020-07-18
2
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
uwuuui like like
2020-07-10
1
Kadek
kk aku mampir nihh
2020-07-09
0