Bab 8 Kisah Lalu

Saat aku ingin melupakan masa laluku, entah mengapa aku malah dipertemukan kembali dengan bagian dari masa laluku yang lain.

***

Pertemuan Rena dan Alan tempo hari, membuat Rena teringat kembali akan hari-hari yang pernah ia lalui bersama Alan. Sebelum akhirnya takdir membuat mereka menjauh. Kisah mereka dimulai dari sini, kisah lima belas tahun yang lalu....

^^^Juli, 2004^^^

Kala itu sang surya hendak kembali ke peraduannya bersama udara yang terasa begitu meneduhkan, menggambarkan cuaca yang nampak cerah.

Sore itu, tepatnya pukul 17.30 WIB di sebuah kampus swasta ternama tampak tiga orang gadis remaja bernama  Rena, Novi, dan Rindu, tengah berjalan bersama  sambil berbincang-bincang.

"Aduh, capek banget hari ini bener-bener gak nyangka kalau acaranya bakal ampe sore kayak gini," seru Renata yang akrab dipanggil Rena.

"Iya, tapi seru Na," sahut Rindu penuh semangat.

"Iya sih, meski di awal gue..."

"Hus, inget Na! Anak bahasa enggak boleh ngomong pake lu gue. Bisa dihukum kakak kelas kamu nanti! Apalagi kita sekarang lagi masa orientasi," ucap Novi memotong ucapan Rena barusan.

 "Ups, lupa! Mau gimana lagi? Belum biasa," ucap Rena menggaruk kepalanya yang tidak  gatal.

"Makanya dibiasain dari sekarang," timpal Rindu.

Kemudian Rena melirik jam yang ada di pergelangan tangan kirinya.

"Eh, udah setengah enam nih, mau lewat mana kita? Gerbang depan atau gerbang belakang?" tanya Rena.

"Gerbang belakang aja, Na," jawab Rindu.

"Emang kamu masih sanggup jalan, Rin?" tanya Novi.

"Sanggup dong, lagi iritasi soalnya, hehe," jawab Rindu.

"Dasar, irit mulu!" ejek Novi.

"Jadi, sekarang gimana, Nov? Lewat gerbang belakang aja nih?" tanya Rena sekali lagi.

"Oke lah.. kamu sendiri gimana?" tanya balik Novi ke Rena.

"Iya, aku juga okelah" jawab Rena.

Akhirnya mereka bertiga memilih untuk pulang lewat gerbang belakang. Gerbang belakang adalah gerbang kedua yang dimiliki kampus tersebut. Gerbang tersebut menghubungkan kampus mereka dengan jalan alternatif menuju terminal.

Jalan tersebut tidak dilalui kendaraan umum sehingga untuk sampai ke terminal mereka harus mau berjalan kaki. Ya, lumayan cukup jauh. Namun, dengan begitu mereka bisa irit ongkos.

Sebelum sampai ke gerbang belakang, Rena dan teman-temannya melihat sekelompok pemuda berdiri di tengah jalan yang akan mereka lalui.

" Ehem..ehem.. ada yang kepergok gebetan nih," lirik Novi tersenyum ke arah Rena saat mereka akan melewati jalan tempat beberapa pemuda tersebut berdiri.

"Hus.. berisik tau, " sahut Rena mencubit lengan Novi.

Pemuda yang berbaju hijau itu pun menoleh ke arah mereka bertiga. Hal itu membuat Rena semakin salah tingkah.

Deheman teman-temannya pun semakin

keras membuat Rena berjalan semakin cepat bahkan setengah berlari. Ia mengabaikan

teman-temannya, melewati kelompok pemuda tadi sambil menundukkan wajah yang sudah merona karena malu.

"Na, kamu jalannya cepet banget sih.." keluh Rindu setengah berteriak sambil terus berjalan mengejar langkah kaki Rena yang kemudian diikuti oleh Novi.

"Lagian kalian ini berisik banget! Malu tau," ucap Rena ketus.

Setelah agak jauh dari kumpulan pemuda tersebut, Rena memperlambat langkah kakinya, menoleh ke arah Rindu dan Novi dengan wajah yang masih cemberut.

"Lah, bukannya tadi itu kesempatan Na. Emang kamu enggak pengen kenalan sama dia?" tanya Novi saat sudah berada di dekat Rena.

"Ih, emang kamu pikir aku cewe apaan? Gengsi lah nanya duluan! Udah ah, jangan bahas itu lagi, tuh gerbangnya udah mo nyampe," sahut Rena menunjuk ke arah gerbang belakang.

Melihat gerbang yang sudah tak jauh lagi dari mereka, mereka pun mempercepat langkah kaki mereka. Namun, begitu sampai di dekat  gerbang tersebut, mereka hanya bisa menghela napas kecewa karena ternyata pintu gerbang tersebut sudah ditutup.

"Yaelah, tutup lagi.." keluh Rindu.

"Iya, masa kita harus muter lagi ke depan mana jauh lagi.." ujar Novi lemas.

"Enggak, enggak, enggak, pokoknya nggak, malu lah nanti ketemu doi lagi! Entar disangka caper lagi bolak-balik terus," ucap Rena.

"Terus kita harus gimana, Rena? Masa kita manjat sih?" tanya Novi menekan kata terakhir yang diikuti anggukan oleh Rindu.

"Nah, itu baru betul, Nov. Kita manjat aja," jawab Rena antusias.

"Hah!!" sahut Rindu dan Novi bersamaan kemudian saling memandang seolah tak percaya dengan apa yang mereka dengar.

" Serius?? Kamu mau manjat gerbang setinggi ini, Na? Kalau  jatuh gimana?" tanya Novi.

"Kalau jatuh ya ke bawah. Masa ke atas sih? Lagian kalau  hanya setinggi ini mah kecil buat aku. Asal kalian tau ya waktu aku masih SD, pohon rambutan yang lebih tinggi lagi dari ini pun  bisa aku naikin," ucap Rena bangga.

"Tapi itu beda kali Na, sekarang itu kita udah kuliah! Mang kamu enggak malu apa kalau ada yang lihat?" tanya Rindu.

"Malu mah belakangan Rin, dari pada harus muter lagi jauh. Lagian nih ya, enggak ada orang yang liat ini.Tuh sepi! Kayanya mereka semua udah pada pulang deh," ucap Rena melihat ke sekeliling, ke kanan dan ke kiri.

"Iya, juga sih.." sahut Rindu seraya ikut melihat-lihat keadaan sekitar.

"Menurut kamu gimana, Nov? " tanya Rindu pada Novi.

"Ya, aku sih ikut aja, tapi kalian bantuin aku naik ya, karena aku gak terlalu pandai kalau harus manjat gerbang setinggi ini," jawab Novi.

"Beres, enggak masalah! Rindu kamu nanti naik duluan, kamu jago kan? Abis itu baru Novi, nanti aku bantu Novi dorong badannya dari sini dan kamu Rindu, sambut Novi dari bawah," ucap Rena memberi instruksi.

"Oke," sahut Rindu setuju.

Setelah mendengar instruksi Rena, Rindu langsung memanjat gerbang belakang tersebut. Tak lama setelahnya, Novi ikut naik juga.

Setelah Rindu dan Novi berhasil melewati gerbang tersebut dengan selamat, kini giliran Rena yang memanjat gerbang tersebut. Namun, sial bagi Rena, begitu ia naik dan sampai di puncak gerbang, tiba-tiba saja dari kejauhan terdengar teriakkan dua orang pemuda yang sontak membuat Rena dan teman-temannya kaget. Ia pun kemudian menoleh ke asal suara tersebut.

Di ujung sana, tampak dua orang pemuda yang wajahnya seolah tak asing sedang melihat ke arah mereka bertiga. Salah satu dari kedua pemuda tersebut tampak menggerak-gerakkan telunjuk tangannya seolah sedang berkata,

Hayo.. lagi pada ngapain kalian, panjat-panjat gerbang?!

Sontak hal itu membuat Rena dengan cepat turun dan segera mengajak kedua temannya untuk lekas berlari menjauhi gerbang tersebut. Setelah mereka berlari agak jauh dengan nafas yang masih tersengal, mereka pun berhenti sejenak.

"Gila, gila, gila, sumpah, jantung gue! Baru kali ini kepergok! Padahal zaman SMA dulu enggak pernah tuh sampai kepergok kayak gini" Ucap Rena masih mencoba mengatur nafasnya yang masih belum beraturan.

"Apalagi aku, Na. Seumur-umur baru kali ini manjat gerbang dan itu juga gara-gara ide kamu," timpal Novi dengan nafas yang sama.

"Tapi seru ya.. Kayak lagi naik roller coaster, menegangkan," ucap Rindu yang membuat ketiganya tertawa bersama membayangkan kejadian yang baru saja terjadi.

"Eh, kira-kira mereka liat persis muka kita enggak ya?" tanya Rena.

"Kayanya engga deh, Na. Mereka kan liatnya dari jauh," jawab Novi.

"Tapi kalau mereka liat dan masih ingat sama wajah kita gimana?" tanya Rindu.

"Kalau gitu jangan sampai ketemu lagi, karena kalau sampai kita ketemu lagi dan mereka masih ingat wajah kita, kita pasti bakal malu banget," sahut Rena menekan kata ‘pasti’.

"Iyalah, pastinya malu banget," ucap Novi.

"Yoi, secara calon guru berani manjat gerbang kampus, apa kata dunia?" ucap Rindu dengan mengulas sedikit senyum.

Setelah beristirahat sejenak, mereka pun segera pergi meninggalkan tempat tersebut. Melanjutkan perjalanan mereka menuju terminal XX yang ada di salah satu kota tersebut.

****

Bersambung

Terima kasih telah mampir ke karyaku, silakan nikmati alur mundur dari kisah ini. Semoga suka, jangan lupa kasih like, vote dan jadikan favorit ya...

Terpopuler

Comments

Yana Picisan

Yana Picisan

Next kak👍

2020-08-08

3

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

Alan selamatkan Renata

2020-07-18

1

tanpa nama

tanpa nama

Miss Argentina, kalau Mr. Argentinaya pasti Lionel Messi😂

becanda Thor

2020-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perceraian
2 Bab 2 Kecewa
3 Bab 3 Baju Lebaran
4 Bab 4 Duka di Malam Takbir
5 Bab 5 Celoteh Haikal
6 Bab 6 Pertemuan
7 Bab 7 Pertemuan 2
8 Bab 8 Kisah Lalu
9 Bab 9 Aktor
10 Bab 10 Kena Kamu!
11 Bab 11 Renata Aja!
12 Bab 12 Latihan di DPR
13 Bab 13 Tiga Cahaya Asia
14 Bab 14 Cinlok
15 Bab 15 Teater Cinta
16 Visualisasi pemain
17 Bab 16 Kaos Bola
18 Bab 17 Kenangan Pilu
19 Bab 18 Alan vs Arka
20 Bab 19 Gol!!!
21 Bab 20 Terluka
22 Bab 21 Dia Telah Pergi
23 Bab 22 Dia Telah Pergi 2
24 Bab 23 Berikan Aku Sesuatu
25 Bab 24 Sahabat Baru
26 Bab 25 Patah Hati
27 Bab 27 Perasaan Aneh
28 Bab 28 Sang Penyelamat
29 Bab 29 Sadar
30 Bab 30 Cincin
31 Bab 31 Serangan Dadakan
32 Bab 32 Aku Menyukainya
33 Bab 33 Sesak
34 Bab 34 Menjauh
35 Bab 35 Pertikaian
36 Bab 36 Retak
37 Bab 37 Kepergian
38 Bab 38 Galau
39 Bab 39 Sesal
40 Bab 40 Perjodohan
41 Bab 41 Dewi
42 Bab 42 SMP Cinta Kasih
43 Bab 43 Sebuah Alasan
44 Bab 44 Membuka Hati
45 Bab 45 Lamaran
46 Bab 46 Bimbang
47 Bab 47 Penolakan
48 Bab 48 Kejutan
49 Bab 49 Dunia ini sempit
50 Bab 50 CLBK
51 Bab 51 Rindu
52 Bsb 52 Foto
53 Bab 53 Kisah Baru
54 Bab 54 Mengejar Cinta
55 Bab 55 Strawbery Mint
56 Bab 56 Jodi
57 Bab 57 Reuni
58 Bab 58 Jangan Bersedih
59 Bab 59 Permen Cinta
60 Bab 60 Duren
61 Bab 61 Nasi Goreng Spesial
62 Bab 62 Naya Atmaja
63 Bab 63 Obsesi Naya
64 Bab 64 Kakak Ipar
65 Bab 65 Asisten Dosen
66 Bab 66 Pemilik Hati
67 Bab 67 Perempuan Munafik
68 Bab 68 Perhatian
69 Bab 69 Wanita Penggoda
70 Bab 70 Masalah
71 Bab 71 Meriang
72 Bab 72 Aku Mencintaimu
73 Bab 73 PDKT
74 Bab 74 Nomor Ponsel
75 Bab 75 Ganas
76 Bab 76 Rencana
77 Bab 77 Pesta Penyambutan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Khawatir
80 Bab 80 Luluh
81 Bab 81 Siasat
82 Bab 82 Siasat 2
83 Bab 83 Ketahuan
84 Bab 84 Calon Menantu
85 Bab 85 Pulang
86 Bab 86 Mitos
87 Bab 87 Laporan
88 Bab 88 Cemas
89 Bab 89 Tak Disangka
90 Bab 90 Belahan Jiwa
91 Bab 91 Reuni Akbar
92 Bab 92 Izinkan Aku
93 Bab 93 Jawaban
94 Bab 94 Ketakutan
95 Bab 95 Sakit
96 Bab 96 Doa
97 Bab 97 Tantangan
98 Bab 98 Kritis
99 Bab 99 Kembali
100 Bab 100 Pernikahan (Tamat)
101 Ucapan Terima Kasih
102 Ekstra Part -Tamu Spesial
103 Ekstra Part 2-Rahasia Abi
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Perceraian
2
Bab 2 Kecewa
3
Bab 3 Baju Lebaran
4
Bab 4 Duka di Malam Takbir
5
Bab 5 Celoteh Haikal
6
Bab 6 Pertemuan
7
Bab 7 Pertemuan 2
8
Bab 8 Kisah Lalu
9
Bab 9 Aktor
10
Bab 10 Kena Kamu!
11
Bab 11 Renata Aja!
12
Bab 12 Latihan di DPR
13
Bab 13 Tiga Cahaya Asia
14
Bab 14 Cinlok
15
Bab 15 Teater Cinta
16
Visualisasi pemain
17
Bab 16 Kaos Bola
18
Bab 17 Kenangan Pilu
19
Bab 18 Alan vs Arka
20
Bab 19 Gol!!!
21
Bab 20 Terluka
22
Bab 21 Dia Telah Pergi
23
Bab 22 Dia Telah Pergi 2
24
Bab 23 Berikan Aku Sesuatu
25
Bab 24 Sahabat Baru
26
Bab 25 Patah Hati
27
Bab 27 Perasaan Aneh
28
Bab 28 Sang Penyelamat
29
Bab 29 Sadar
30
Bab 30 Cincin
31
Bab 31 Serangan Dadakan
32
Bab 32 Aku Menyukainya
33
Bab 33 Sesak
34
Bab 34 Menjauh
35
Bab 35 Pertikaian
36
Bab 36 Retak
37
Bab 37 Kepergian
38
Bab 38 Galau
39
Bab 39 Sesal
40
Bab 40 Perjodohan
41
Bab 41 Dewi
42
Bab 42 SMP Cinta Kasih
43
Bab 43 Sebuah Alasan
44
Bab 44 Membuka Hati
45
Bab 45 Lamaran
46
Bab 46 Bimbang
47
Bab 47 Penolakan
48
Bab 48 Kejutan
49
Bab 49 Dunia ini sempit
50
Bab 50 CLBK
51
Bab 51 Rindu
52
Bsb 52 Foto
53
Bab 53 Kisah Baru
54
Bab 54 Mengejar Cinta
55
Bab 55 Strawbery Mint
56
Bab 56 Jodi
57
Bab 57 Reuni
58
Bab 58 Jangan Bersedih
59
Bab 59 Permen Cinta
60
Bab 60 Duren
61
Bab 61 Nasi Goreng Spesial
62
Bab 62 Naya Atmaja
63
Bab 63 Obsesi Naya
64
Bab 64 Kakak Ipar
65
Bab 65 Asisten Dosen
66
Bab 66 Pemilik Hati
67
Bab 67 Perempuan Munafik
68
Bab 68 Perhatian
69
Bab 69 Wanita Penggoda
70
Bab 70 Masalah
71
Bab 71 Meriang
72
Bab 72 Aku Mencintaimu
73
Bab 73 PDKT
74
Bab 74 Nomor Ponsel
75
Bab 75 Ganas
76
Bab 76 Rencana
77
Bab 77 Pesta Penyambutan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Khawatir
80
Bab 80 Luluh
81
Bab 81 Siasat
82
Bab 82 Siasat 2
83
Bab 83 Ketahuan
84
Bab 84 Calon Menantu
85
Bab 85 Pulang
86
Bab 86 Mitos
87
Bab 87 Laporan
88
Bab 88 Cemas
89
Bab 89 Tak Disangka
90
Bab 90 Belahan Jiwa
91
Bab 91 Reuni Akbar
92
Bab 92 Izinkan Aku
93
Bab 93 Jawaban
94
Bab 94 Ketakutan
95
Bab 95 Sakit
96
Bab 96 Doa
97
Bab 97 Tantangan
98
Bab 98 Kritis
99
Bab 99 Kembali
100
Bab 100 Pernikahan (Tamat)
101
Ucapan Terima Kasih
102
Ekstra Part -Tamu Spesial
103
Ekstra Part 2-Rahasia Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!