“Na.. Rena.. Renata, kamu kenapa? Kamu enggak apa-apa kan?" tanya Ais membuyarkan lamunan Rena.
"Eh, maaf, Ais. Gara--gara kamu cerita tentang kecelakaannya Kak Abi, aku jadi keinget sama kecelakaan yang menimpa almarhumah temanku yang juga meninggal karena kecelakaan tersebut," jawab Rena sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
"Oh, kirain kamu nangisin Kak Abi," sahut Ais.
" Ya enggak lah, dekat juga enggak. Aku juga bukan salah satu fansnya kok," jawab Rena.
"Hayo! Kayaknya tadi ada yang nyebut-nyebut nama Kak Abi," ucap Rindu yang baru saja datang bersama Novi.
Novi dan Rindu pun melihat mata Rena yang agak berbeda dari biasanya.
"Ais, diapain itu si Rena? Matanya sembab kayak gitu?" tanya Novi.
"Enggak, enggak diapa-apain kok, tanya aja ama anaknya sendiri," sahut Aisyah.
"Jangan bilang kamu habis nangisin Kak Abi, ya!" tuduh Rindu.
"Idih, siapa juga yang nangisin Kak Abi! Aku cuma perihatin dengan musibah yang baru saja menimpanya," ucap Rena.
"Dan kalo masalah nangis.. Itu karena aku keinget Dini, Rin," sahut Rena dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Novi dan Rindu yang sudah tahu tentang cerita Dini pun langsung memeluk Rena secara bersamaan.
“Sabar ya, Na. Jangan diinget-inget lagi, Dini udah tenang di alam sana,” ucap Novi yang dijawab anggukkan oleh Rena.
"Oh ya, pertandingannya sepertinya sudah mau dimulai tuh," ucap Rindu saat melihat ke arah lapangan.
"Iya, betul," sahut Novi.
Mereka berempat dengan antusias menuju lapangan untuk menonton pertandingan sepak bola yang sebentar lagi akan dimulai.
"Mudah-mudahan Kak Iyus menang ya," ucap Rindu.
"Kok, Kak Iyus, Kak Dewa dong," timpal Aisyah.
"Ya sudah, kamu dukung KakDewa, sementara aku dukung Kak Iyus. Kalo kalian ?" tanya Rindu melihat ke arah Rena dan Novi.
"Aku jadi penonton aja deh," jawab Novi.
"Kalo aku dukung yang menang aja deh," jawab Rena.
"Yee... mana bisa begitu," sahut Rindu.
"Ya, bisa-bisa aja," jawab Rena.
***
Pertandingan sepak bola yang terjadi di antara dua klub itu pun berjalan cukup sengit. Tendangan demi tendangan di arahkan ke tiang gawang. Namun, hingga menit ke empat puluh lima belum ada satu
tim pun yang berhasil mencetak gol.
Sebuah peluit berbunyi menandakan waktu istirahat, para pemain pun memanfaatkannya untuk beristirahat sejenak. Setelah 15 menit berlalu mereka kembali melanjutkan pertandingan yang tadi tertunda karena istirahat. Kali ini tim "Maung Ganas" bermain dengan menggunakan strategi yang baru. Hal itu membuat lawannya mulai kewalahan dan..
"Gol!!!" teriak Rindu yang begitu antusias dengan pertandingan itu.
Gol pertama dicetak oleh Iyus, sang kapten dari klub "Maung Ganas". Sun jauh pun dilayangkan Iyus untuk semua pendukungnya.
"Aduh, Kakak, aku jadi makin suka deh sama kamu," ucap Rindu tanpa malu-malu.
Pertandingan pun terus berjalan dan hingga menit ke sembilan puluh, tim "Maung Ganas" masih memimpin dengan skor 1-0. Wasit pun memberikan
perpanjangan waktu selama tiga menit. Setelah tiga menit berjalan, peluit panjang pun dibunyikan, tanda berakhirnya pertandingan, dan kemenangan pun
diraih oleh tim "Maung Ganas" dengan skor 1-0.
"Yeaay.." teriak Rindu kegirangan.
****
Pertandingan pertama pun telah usai.Posisi nomor 3 diraih oleh Iyus dan kawan-kawan. Kini tinggal menunggu pertandingan selanjutnya, yakni pertandingan final untuk memperebutkan posisi
nomor 1, posisi teratas dalam turnamen ini.
Pertandingan final sepak bola kali ini, mempertemukan tim "Harimau Putih" dengan tim "Macan Kumbang".Kedua tim ini dikomandoi oleh dua orang terpopuler di fakultas ini. Mereka
adalah Alan Bagaskara yang menjadi kapten kesebelasan tim "Harimau Putih" dan Arkana Prayudha sebagai kapten kesebelasan "Macan Kumbang".
Pertandingan tersebut diprediksi akan menjadi pertandingan yang sangat seru dan pastinya akan banyak penonton dari kaum hawa yang menyaksikan pertandingan itu. Demikian juga dengan Rindu yang enggan beranjak dari tempat tersebut.
"Istirahat nih, kita ke kantin aja, yuk!" ajak Rena.
"Enggak ah, nanti kalau kita pergi dari sini tempatnya ada yang nempatin lagi," sahut Rindu
"Kamu, Nov?" tanya Rena.
"Iya, aku ikut," sahut Novi.
"Aku juga," ucap Aisyah.
Saat Rena, Novi, dan Aisyah hendak melangkah ke kantin, tiba-tiba Rindu memanggil ketiganya.
"Eh, tunggu kalian! Aku ikutdeh," segera berjalan menghampiri Rena, Novi, dan Aisyah.
"Katanya gak mau ikut takut ada yang nempatin?" sahut Rena.
"Iya, mau bagaimana lagi, masa aku ditinggal sendirian. Lagipula gak seru kalau nonton bola sendirian," jawab Rindu menghampiri ketiganya.
Mereka berempat berjalan menuju ke arah kantin. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Alan yang tengah asyik berbincang-bincang dengan temannya.
Aduh, kenapa harus ketemu dia di sini sih, dunia benar-benar sempit (pikir Rena).
Sejak tahu kalau kaos yang dia pakai itu kaos Alan, Rena benar-benar merasa malu. Sebisa mungkin ia menghindari Alan, tanpa diketahui oleh teman- temannya. Tapi, sepertinya Tuhan punya kehendak yang berbeda. Setiap kali ia berusaha menghindar, setiap kali itu juga, ia bertemu Alan.
"Hei, Kak," sapa Aisyah terlebih dahulu.
"Hei juga," sahut Alan ramah.
Alan menatap wajah mereka satu persatu. Pandangannya berhenti saat menatap ke arah Rena. Entah kenapa ada rasa yang berbeda saat menatap gadis itu, karena sikap yang diberikan gadis itu
kepadanya agak berbeda dengan yang lain.
Baru kali ini aku ketemu sama cewek dingin kayak dia (pikir Alan).
"Kalian mau ke mana?" tanya Alan.
"Kami mau ke kantin, Kak," jawab Aisyah.
"O, iya, Kak, pertandingannya mulai jam berapa sih?" tanya Rindu SKSD
"Sekitar jam 10, setengah jam lagi," jawab Alan.
"Oh, berarti masih cukup waktunya. Ya, sudah Kak, kami duluan ya," pamit Rindu dan teman-temannya.
"Oke, nanti dukung ya!" sahut Alan.
"Oke, tenang aja, Kak," ucap Rindu dan Aisyah bersamaan.
Setelah berjalan agak jauh dari Alan...
"Kak Alan baik banget, ya?" sahut Rindu
"Iya, dia itu Ketua BEM yang paling beda dari yang lain, orangnya ramah, pinter, agak cerewet, pecicilan,
dan penyayang. Kalau Kak Dewa tegas, mandiri, dan bersahaja, Kak Abi dingin dan cenderung jutek, dan kalau Kak Arka, dia paling pendiam," sahut Aisyah.
"Kayaknya kamu tahu banget tentang mereka," sahut Rindu.
"Enggak juga, aku tahu tentang mereka karena kebetulan dari SMA aku sudah ngekost di sini dan di tempatku banyak anak kost yang kuliah di kampus ini. Mereka sering banget cerita-cerita tentang para ketua BEM yang ada di fakultas kita," sahut Aisyah.
Aisyah dan Rindu terus bercakap-cakap tentang para ketua itu. Sedang Novi dan Rena hanya diam
mendengarkan tanpa banyak bicara.
"Terus nanti siapa yang akan kamu dukung, Kak Alan atau Kak Arka?" tanya Aisyah pada Rindu.
"Lho, kok cuma aku yang ditanya? Rena sama Novi enggak?" protes Rindu.
"Iya, mereka kan anak Bahasa Indonesia sudah pasti dukung Kak Alan, kan?" sahut Aisyah yakin.
"Kata siapa?" sahut Novi.
"Lho, emang kamu dukung siapa, Nov?" tanya Aisyah.
"Dukung siapa ya?" tanya Novi pada diri sendiri sambil memangku tangan di dagunya seolah sedang berpikir.
"Hehe.. sudah pasti Kak Alan, lah," jawab Novi.
"Tuh, kan," sahut Aisyah.
"Tapi Rena belum tentu Ais," sanggah Rindu.
"Iya, secara dia kan suka sama Kak Arka," timpal Novi.
"Hus, bisa enggak sih gak ngomongin itu! Nanti banyak yang denger lagi, malu!" sahut Rena rada bete dengan percakapan teman-temannya itu.
"Oke, tapi kamu dukung siapa? Kalau aku dukung Kak Alan," jawab Rindu.
"Ya udah, daripada aku dibilang pengkhianat. Aku dukung Kak Alan juga deh, Puas!!" jawab Rena
menekan kata terakhir.
Lagipula menurut Rena perasaannya kepada Arka hanya sebatas rasa suka saja, tidak lebih, jadi rasanya tidak perlu dilebih-lebihkan. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa baru kali ini Rena berani mengakui rasa sukanya pada seseorang.
***
Bersambung
Like, vote, dan komennya jangan lupa ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Airin
Masih suka bacanya
2021-07-04
4
Kadek
kk aku mmpir nihh
2020-07-14
1
Rossandaaa
semangat kak..
2020-07-13
16