Suara takbir menggema di keheningan nuansa Subuh, menentramkan hati setiap insan yang sedang sibuk berkutat dengan sodet dan wajan di dapur mereka. Seperti itulah gambaran para ibu menjelang pagi di Hari Raya Idul Fitri.
"Kakak, Ade, bangun sayang.., pagi ini kita ke masjid ikut Shalat Ied," panggil Rena saat berusaha membangunkan kedua buah hatinya yang masih tertidur lelap.
Hana pelan-pelan membuka matanya.
"Jam berapa ini, Mah?" tanya Hana
"Jam 5 sayang. Ayo, bangun shalat Subuh dulu!" sahut Rena.
Hana pun mengikuti perkataan ibunya. Ia pun segera bangkit dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi. Setelah Hana selesai, Haikal yang sudah bangun sedari tadi langsung bergegas ke kamar mandi.
"Ih, kamu, Kal, bukannya hati-hati," sahut Hana sewot karena Haikal menabraknya saat hendak keluar dari kamar mandi.
"Abisnya Kak Hana lama di kamar mandinya, Ikal juga kan pengen mandi," ucap Haikal.
"Tapi enggak perlu nabrak Kakak juga kali," ujar Hana sewot.
"Kakak, sudah! Ade kamu gak sengaja kali," sahut Rena.
"Tau tuh Kaka, " sahut Haikal.
"Apa?! Kamu sengaja kan?" tanya Hana sambil melotot ke arah adiknya.
"Kakak, Ade, sudah! Enggak boleh berantem terus. Apalagi ini lebaran, waktunya saling memaafkan," ucap Rena berusaha melerai pertengkaran dua buah hatinya.
"Iya, Mah," sahut Hana dan Haikal hampir bersamaan.
"Haikal, sayang, cepat mandinya! Setelah itu kita sarapan, lalu bersiap ke masjid untuk shalat ied," titah Rena.
Haikal pun bergegas mandi menuruti perintah
sang Mama.
****
Semua sudah bersiap dengan rapi untuk ke pergi ke masjid. Haikal dan Hana sudah tampil dengan penampilan terbaik mereka. Mereka mengenakan baju lebaran yang mereka pilih sendiri dari dalam lemari mereka masing-masing.
Seperti biasa Haikal selalu memamerkan wajahnya yang ceria dan tingkahnya yang aktif. Tak lupa, ia menggandeng tangan Rena dengan begitu erat. Ia seperti takut kalau-kalau ibunya hilang dan jauh dari dirinya. Hingga sepanjang perjalanan menuju masjid genggaman tangannya tak pernah sedikit pun ia lepaskan.
Memang, semenjak Rayhan memisahkan Rena dan Haikal selama hampir lebih sebulan lamanya dan mengurung Haikal di rumah besar itu. Haikal terlihat semakin manja dan tak ingin jauh dari Rena. Ke mana-mana ia ingin selalu ikut dengan Rena. Tak sedikit pun, ia mau ditinggal oleh ibunya itu. Beruntung, Rena sekarang sedang tidak bekerja sehingga ia bisa mengikuti keinginan putra bungsunya untuk selalu ikut ke mana pun ia pergi.
Haikal, anak laki-laki yang paling Mama sayangi. Sekarang engkau ke mana-mana selalu ingin ikut denganku, menggandeng tanganku dengan begitu erat. Akankah kelak ketika Mamamu sudah tua nanti, kau akan selalu seperti ini. Berada di dekat Mama, mendampingi Mama di hari-hari tuanya, menggandeng tangan Mama yang renta ini dengan erat agar tak terjatuh. (Ucap Rena dalam hatinya seketika itu air mata jatuh di pelupuk matanya).
"Ma, Mama nangis?" tanya Hana yang sedari tadi memperhatikan Mamanya.
"Enggak, sayang, Mamah enggak nangis kok. Mama hanya terharu melihat anak-anak Mama sekarang sudah besar-besar dan sudah bisa melaksanakan ibadah puasa dengan baik," sahut Rena sambil menyeka air mata yang sudah hampir terjatuh dari kedua bola matanya.
Betapa tidak, memikirkan masa tua, bagi seorang janda seperti dirinya merupakan hal yang cukup mengerikan. Apalagi luka yang dibuat Rayhan masih terasa begitu perih hingga menyisakan trauma bagi Rena untuk kembali mengikat janji suci dengan seorang laki-laki.
Ada perasaan enggan dan takut untuk kembali menikah lagi. Meski, beberapa temannya, bahkan Pak Rama, kepala sekolah di tempat Rena mengajar dulu, pernah ingin menjodohkannya dengan kenalan mereka. Apalagi, Rena itu bukanlah wanita yang jelek. Ia memiliki aura kecantikan tersendiri yang dapat memikat kaum adam yang dekat dengannya.
****
Suasana Mall Nuansa yang termasuk mall termegah di Kota XX itu tampak begitu ramai dipenuhi para pengunjung di hari raya ini. Mall tersebut merupakan salah satu tempat yang banyak didatangi para pengunjung yang tak punya kampung halaman. Di mall tersebut berbagai fasilitas disediakan. Mulai dari supermarket yang cukup besar dan komplit yang di dalamnya tersedia berbagai macam kebutuhan rumah tangga, seperti peralatan dapur, perlengkapan mandi, pakaian, perabot rumah tangga, barang-barang elektronik dan tentu saja segala macam makanan dan minuman juga tersedia di sana seperti layaknya super market pada umumnya.
Belum lagi, fasilitas bioskop, fitnes centre, dan kawasan bermain anak yang cukup luas dan lengkap yang ada di mall itulah yang membuat siapa pun termasuk Rena dan anak-anaknya memilih mengunjungi tempat tersebut sebagai tempat untuk menghabiskan waktu lebaran mereka.
Rena tampak sibuk mendorong troli, memindahkan beberapa barang yang tadinya berjejer rapi di rak supermarket itu ke dalam troli miliknya. Lalu, ia kembali melajukan troli ke setiap sudut yang ada di supermarket tersebut.
Saat tiba di tempat yang di sekelilingnya berjejer beberapa merk televisi.Dari yang kecil hingga yang besar, dari yang LCD hingga yang LED, Haikal kecilnya kembali berceloteh.
"Ma, Haikal ingin beli tv, boleh nggak? Udah lama kan kita gak nonton tv karena nggak ada tv di rumah Mamah. Padahal, di rumah kita yang dulu kita punya tv tiga," sahut Haikal yang membuat hati Rena semakin sedih dan marah pada Rayhan.
Betapa tidak, anak-anaknya dulu sudah pernah meminta satu dari tiga tv yang ada di rumahnya dulu untuk dibawa ke rumahnya yang sekarang. Namun Rayhan, dengan tanpa perasaannya menolak hal tersebut.
Entahlah, semakin ke sini sejak perceraian terjadi, Rena semakin tak mengenal Rayhan atau memang dari dulu ia tak pernah mengenal mantan suaminya itu dan baru sekarang sifat aslinya terbongkar. Rayhan ? tampak egois, ia bahkan tak memikirkan perasaan dan nasib anak-anaknya lagi. Padahal, Rayhan yang dikenalnya dulu adalah sosok ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya.
"Ma, gimana? Beli ya?" pinta Haikal lagi, menyadarkan Rena dari lamunannya.
"Memang Ikal beli tv, pengen nonton apa sih?" tanya Rena ramah sambil mendudukkan dirinya dekat anaknya agar bisa memandang dengan jelas wajah putra bungsunya itu.
"Ikal pengen nonton film kesayangan Ikal, Mah, Legend Hero," sahut Haikal menyebutkan nama salah satu serial tv favorit putranya itu sambil memperagakan gaya sang jagoan saat melawan musuh-musuhnya.
'Legend Hero' adalah satu serial favorit Haikal yang bercerita tentang para petarung super hero yang bertarung untuk mendapatkan hero piece yang akan dipakai untuk mewujudkan mimpi pemenang pertarungan. Meski, tayang di malam hari, Haikal sangat suka dengan serial itu. Tak jarang Rena harus menemani Haikal bergadang untuk menyaksikan serial favorit putra bungsunya itu.
"Emang Legend Hero nya masih ada Haikal?Emang belum tamat ceritanya? Bukankah sudah lama sekali, Nak, itu sudah berbulan-bulan loh, sudah bulan Maret, April, Mei, sudah puasa, bahkan sudah lebaran?" tanya Rena
"Oh, iya, ya, Mah, sudah lebaran, itu artinya Legend Hero dan musuh-musuhnya sudah saling memaafkan sudah tidak bertarung lagi, sudah tidak bertengkar lagi, jadi ceritanya pasti sudah selesai, sudah tamat, kan, Mah?" sahut Haikal polos
Ucapan Haikal yang polos itu hanya membuat Rena tersenyum miris. Karena kenyataannya tidak setiap orang punya pemikiran sederhana seperti itu, memaknai lebaran ini dengan saling memaafkan dan menghentikan segala permusuhan yang terjadi di antara mereka. Bahkan, Rena sendiri pun hingga saat ini belum bisa melapangkan dadanya untuk memaafkan semua kesalahan Rayhan.
****
Bersambung
Jangan lupa dengan vote, like, dan komen terbaiknya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Siapa aku?
Haikal polos
2021-12-02
3
Rena
Anak kecil akan bicara apa adanya
2021-07-04
4
💣 👑 Doddess Of Death 👑💣
sudah mampir ditunggu Di The Queen mafia
2020-07-21
1