Bab 19 Gol!!!

Setelah Rena dan teman-temannya selesai mengisi perutnya yang lapar dengan makan semangkok bakso di kantin. Mereka pun kembali menuju lapangan untuk menyaksikan pertandingan final sepak bola yang mereka tunggu-tunggu.

Sesampainya mereka di lapangan seperti perkiraan Rindu, lapangan sudah dipadati oleh para penonton. Tempat sebelumnya yang mereka tempati untuk menonton pertandingan pertama pun sudah ada yang mengisi sehingga mereka harus mencari tempat lain untuk mereka tempati.

"Di sini aja yuk, capek mondar-mandirnya," ucap Rena yang langsung duduk di lapangan yang

posisinya berada tak jauh dari tiang gawang.

"Ya udah deh, mau di mana lagi? Tempatnya udah pada penuh," sahut Aisyah sambil ikut duduk di dekat Rena.

"Lagian kalian makannya kaya siput, lambat banget," sahut Rindu.

"Emang mau makan kaya gimana? Kaya kamu tadi? Ih, enggak deh. Kaya orang kelaparan tau enggak," sahut Novi membayangkan cara makan Rindu di kantin tadi.

Akhirnya mereka memilih duduk di tempat yang tadi ditunjuk oleh Rena, menyaksikan pertandingan yang sudah beberapa menit lalu sudah dimulai. Namun, skor yang dicapai masih 0-0.

Seperti yang sudah diprediksi, pertandingan kali ini akan sama serunya dengan pertandingan yang pertama tadi.

Setiap pemain berusaha meraih bola. Mereka berusaha memasukan bola ke kandang lawannya. Namun, lawan mereka yang cukup tangguh mampu menjaga pertahanannya dengan sangat baik.

Arka sebagai kapten mengambil posisi sebagai gelendang tengah untuk mengatur serangan. Sedangkan di kubu lawan, Alan berperan sebagai striker yang berusaha memasukan bola ke kandang lawan.

Menit demi menit berlalu hingga tanpa terasa empat puluh lima menit sudah pertandingan terjadi. Kedua tim beristirahat. Setelah 15 menit mereka beristirahat, mereka kembali melanjutkan pertandingan.

Setelah beristirahat, kini tim tim yang dikomandoi oleh Alan, lebih gencar melakukan serangan. Berkali-kali Alan berusaha menjebol kandang lawan hingga sang kiper pun nampak kewalahan. Namun, bukan Alan namanya, jika ia mudah menyerah begitu saja.

Meskipun keringat mengucur di seluruh tubuhnya, nafasnya pun mulai memburu  menandakan bahwa ia sudah nampak sangat kelelahan, namun tekad Alan yang kuat membuatnya tak menghiraukan lagi rasa lelahnya. Ia terus berusaha dan berusaha terus untuk mendapatkan hasil yang terbaik hingga pada menit ke delapan puluh, bola yang ditendangnya berhasil mendarat dengan sempurna di kandang lawan, dan...

"Gol!!!"

Teriakan para sporter pendukung Alan membahana di seluruh penjuru lapangan. Menyambut gol yang berhasil diciptakan oleh Alan. Sebagai luapan atas keberhasilannya mencetak gol, Alan berlari mengitari seluruh lapangan.

Tak lupa sun jauh ia layangkan kepada para sporter pendukungnya. Lalu, ia membentuk sebuah pola hati dengan menempelkan dua jempol dan dua telunjuk yang diarahkan kepada sporternya. Hal tersebut semakin membuat sporter pendukungnya yang kebanyakan dari kaum hawa semakin histeris. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Rena. Saat tatapan Rena mengarah pada pola hati yang dibuat Alan, dia hanya tersenyum karena teringat akan kode yang diberikan Alan saat pertunjukan teaternya waktu itu.

Setelah berhasil mencetak gol, Alan keluar dari lapangan karena ia terlihat sudah sangat kelelahan. Ia digantikan oleh salah seorang pemain yang ada di bangku cadangan timnya.

Kali ini tim “Harimau Putih” mengubah pola permainannya. Pola penyerangan menjadi pola pertahanan hingga sulit bagi kubu lawan untuk menembus pertahanan itu.

Arka juga mulai nampak kelelahan. Namun, ia masih terus berusaha untuk bermain dengan sebaik-baiknya. Meski, beberapa kali ia gagal mencetak gol, ia tetap terus mencoba melakukannya.

Skor masih menunjukan 1-0 atas kemenangan tim Alan. Belum ada perubahan sama sekali hingga menit sudah menunjukan waktu berakhirnya pertandingan. Namun, wasit masih memberikan

perpanjangan waktu selama tiga menit.

Perpanjangan waktu tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh tim Arka. Namun, rasa lelah sudah benar-benar menguasai dirinya. Hal itu membuat Arka mulai kehilangan konsentrasinya. Beberapa kesalahan mulai dilakukannya.

Salah satu kesalahan yang dilakukan Arka adalah memberikan bola justru pada lawannya bukan temannya.

"**** !!" umpat Arka

Jelang menit terakhir Arka kembali membuat kesalahan. Kali ini kesalahannya cukup fatal. Ia menendang bola dengan cukup kencang hingga menyebabkan bola itu melayang cukup jauh dan...

"Dugh!!"

Bola itu pun mendarat dengan cukup keras di kepala seorang perempuan yang sedang duduk tak jauh dari gawang tim “Harimau Putih”.

"Aww sakit," pekik Rena sambil memegangi kepalanya yang terkena lemparan bola.

Bertepatan dengan insiden tersebut, peluit panjang dibunyikan oleh wasit sebagai tanda bahwa pertandingan telah usai. Tim “Harimau Putih” yang dikomandoi Alan berhasil menjadi pemenang

pertama dalam turnamen tersebut.

Setelah berakhirnya pertandingan, para penonton langsung berhamburan. Sebagian penonton memilih pulang dan sebagian lainnya menghampiri Rena untuk melihat kondisi gadis itu  pasca insiden yang terjadi padanya. Insiden yang diakibatkan oleh tendangan Arka yang melesat jauh dari lapangan dan mengenai kepala Rena.

"Maaf ya, bukan bahan tontonan," seru Rindu pada para penonton yang mengerumuni Rena. Mendengar perkataan Rindu, mereka pun langsung pergi meninggalkan tempat kejadian.

Setelah para penonton pergi, Arka dan Alan langsung ke tempat Rena untuk melihat kondisi gadis itu. Sementara, para pemain lain masih sibuk dengan aktivitasnya di lapangan. Mereka saling

berjabat tangan antar satu dengan yang lain.

"Aww," sahut Rena yang masih meringis kesakitan memegangi kepalanya yang terkena lemparan bola tadi.

"Kamu enggak apa-apa, Rena?" tanya Aisyah yang duduk persis di samping Rena.

"Gak apa-apa bagaimana? Kamu enggak liat kepalaku sampai memar kayak gini," rengek Rena memperlihatkan luka memar di kepalanya.

Arka tiba di tempat Rena yang masih meringis kesakitan.

"Kamu enggak apa-apa?" tanya Arka pada Rena yang masih memegangi kepalanya.

"Gak apa-apa bagaimana? Gak liat apa kepala Rena sampai memar seperti itu," jawab Novi mengulang perkataan yang sebelumnya diucapkan Rena.

"Maaf," sahut Arka pelan tapi terdengar.

"Sakit enggak, Na?" tanya Rindu.

"Iya sakit lah," jawab Rena ketus karena menganggap pertanyaan Rindu itu sangat konyol. Mana ada luka memar yang enggak sakit.

"Gimana keadaannya?" tanya Alan kemudian saat tiba di tempat mereka.

"Kepalanya memar, Kak," jawab Aisyah.

"Ya sudah, kita bawa ke UKS. Kita obati lukanya di sana," ajak Alan.

"Kamu bisa jalan, kan?" tanya Alan.

"Iya bisa lah, Kak. Yang sakit kan kepalaku bukan kakiku," jawab Rena ketus.

Rena lalu bangkit dari duduknya, namun saat bangkit dan mulai berjalan, badannya hampir saja terjatuh karena kepalanya tiba-tiba terasa sangat pusing. Beruntung sebelum jatuh ada Arka di

belakang Rena yang menahan tubuh Rena hingga tak terjatuh.

"Katanya bisa jalan?" ledek Alan.

"Bisa, tapi kepalaku tadi pusing, makanya badanku jadi kurang seimbang," sahut Rena, tidak terima

dengan ucapan Alan.

"Kamu lagi sakit, masih galak juga ya," sahut Alan.

"Lagian Kakak, tau aku lagi kesakitan masih juga diajakin ngomong mulu," sahut Rena jengkel

meninggikan sedikit suaranya.

"Sudah, Kak. Bener kata Rena, sekarang dia lagi sakit. Jangan diinterogasi mulu," sahut Rindu menengahi.

"Perlu aku bantu," tawar Arka.

Rena hanya menjawab pertanyaan Arka dengan

gelengan kepala. Hal tersebut tak luput dari perhatian Alan.

Cih, heran, sama aku ngomongnya ketus banget, giliran sama Arka, diam seribu bahasa, cuma geleng-geleng kepala doang (pikir

Alan).

Rena masih mencoba untuk berjalan. Namun, karena kepalanya masih terasa berat, jalannya sedikit sempoyongan.

“Mau aku gendong?” goda Alan.

“Idih, enggak banget,” jawab Rena ketus dan memaksa berjalan sendiri. Namun, lagi-lagi Rena hampir terjatuh dan Novi yang melihat itu langsung menggandeng tangan Rena agar tubuhnya tetap

seimbang.

"Sini, Na. Biar aku bantu kamu jalan," sahut Novi .

"Aku bantuin pegangin kamu juga, ya," tawar Aisyah.

Rena pun menganggukan kepalanya tanda setuju.

Aisyah dan Novi memapah Rena sampai ke UKS, diikuti oleh Alan, Rindu, dan Arka di belakang mereka.

***

Bersambung

Jangan lupa like, vote, dan komen terbaiknya ya...

Terpopuler

Comments

Rena

Rena

Jadi pemenangnya adalah???

2021-07-04

4

Kadek

Kadek

kk Nana, aku.mmpir ijin baca,

2020-07-15

1

akun nonaktifkan

akun nonaktifkan

Lanjutkan 10 like untukmu, ntar lanjutkan lagi.

Jangan lupa mampir karyaku baru ya Thor🍓

2020-07-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perceraian
2 Bab 2 Kecewa
3 Bab 3 Baju Lebaran
4 Bab 4 Duka di Malam Takbir
5 Bab 5 Celoteh Haikal
6 Bab 6 Pertemuan
7 Bab 7 Pertemuan 2
8 Bab 8 Kisah Lalu
9 Bab 9 Aktor
10 Bab 10 Kena Kamu!
11 Bab 11 Renata Aja!
12 Bab 12 Latihan di DPR
13 Bab 13 Tiga Cahaya Asia
14 Bab 14 Cinlok
15 Bab 15 Teater Cinta
16 Visualisasi pemain
17 Bab 16 Kaos Bola
18 Bab 17 Kenangan Pilu
19 Bab 18 Alan vs Arka
20 Bab 19 Gol!!!
21 Bab 20 Terluka
22 Bab 21 Dia Telah Pergi
23 Bab 22 Dia Telah Pergi 2
24 Bab 23 Berikan Aku Sesuatu
25 Bab 24 Sahabat Baru
26 Bab 25 Patah Hati
27 Bab 27 Perasaan Aneh
28 Bab 28 Sang Penyelamat
29 Bab 29 Sadar
30 Bab 30 Cincin
31 Bab 31 Serangan Dadakan
32 Bab 32 Aku Menyukainya
33 Bab 33 Sesak
34 Bab 34 Menjauh
35 Bab 35 Pertikaian
36 Bab 36 Retak
37 Bab 37 Kepergian
38 Bab 38 Galau
39 Bab 39 Sesal
40 Bab 40 Perjodohan
41 Bab 41 Dewi
42 Bab 42 SMP Cinta Kasih
43 Bab 43 Sebuah Alasan
44 Bab 44 Membuka Hati
45 Bab 45 Lamaran
46 Bab 46 Bimbang
47 Bab 47 Penolakan
48 Bab 48 Kejutan
49 Bab 49 Dunia ini sempit
50 Bab 50 CLBK
51 Bab 51 Rindu
52 Bsb 52 Foto
53 Bab 53 Kisah Baru
54 Bab 54 Mengejar Cinta
55 Bab 55 Strawbery Mint
56 Bab 56 Jodi
57 Bab 57 Reuni
58 Bab 58 Jangan Bersedih
59 Bab 59 Permen Cinta
60 Bab 60 Duren
61 Bab 61 Nasi Goreng Spesial
62 Bab 62 Naya Atmaja
63 Bab 63 Obsesi Naya
64 Bab 64 Kakak Ipar
65 Bab 65 Asisten Dosen
66 Bab 66 Pemilik Hati
67 Bab 67 Perempuan Munafik
68 Bab 68 Perhatian
69 Bab 69 Wanita Penggoda
70 Bab 70 Masalah
71 Bab 71 Meriang
72 Bab 72 Aku Mencintaimu
73 Bab 73 PDKT
74 Bab 74 Nomor Ponsel
75 Bab 75 Ganas
76 Bab 76 Rencana
77 Bab 77 Pesta Penyambutan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Khawatir
80 Bab 80 Luluh
81 Bab 81 Siasat
82 Bab 82 Siasat 2
83 Bab 83 Ketahuan
84 Bab 84 Calon Menantu
85 Bab 85 Pulang
86 Bab 86 Mitos
87 Bab 87 Laporan
88 Bab 88 Cemas
89 Bab 89 Tak Disangka
90 Bab 90 Belahan Jiwa
91 Bab 91 Reuni Akbar
92 Bab 92 Izinkan Aku
93 Bab 93 Jawaban
94 Bab 94 Ketakutan
95 Bab 95 Sakit
96 Bab 96 Doa
97 Bab 97 Tantangan
98 Bab 98 Kritis
99 Bab 99 Kembali
100 Bab 100 Pernikahan (Tamat)
101 Ucapan Terima Kasih
102 Ekstra Part -Tamu Spesial
103 Ekstra Part 2-Rahasia Abi
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Perceraian
2
Bab 2 Kecewa
3
Bab 3 Baju Lebaran
4
Bab 4 Duka di Malam Takbir
5
Bab 5 Celoteh Haikal
6
Bab 6 Pertemuan
7
Bab 7 Pertemuan 2
8
Bab 8 Kisah Lalu
9
Bab 9 Aktor
10
Bab 10 Kena Kamu!
11
Bab 11 Renata Aja!
12
Bab 12 Latihan di DPR
13
Bab 13 Tiga Cahaya Asia
14
Bab 14 Cinlok
15
Bab 15 Teater Cinta
16
Visualisasi pemain
17
Bab 16 Kaos Bola
18
Bab 17 Kenangan Pilu
19
Bab 18 Alan vs Arka
20
Bab 19 Gol!!!
21
Bab 20 Terluka
22
Bab 21 Dia Telah Pergi
23
Bab 22 Dia Telah Pergi 2
24
Bab 23 Berikan Aku Sesuatu
25
Bab 24 Sahabat Baru
26
Bab 25 Patah Hati
27
Bab 27 Perasaan Aneh
28
Bab 28 Sang Penyelamat
29
Bab 29 Sadar
30
Bab 30 Cincin
31
Bab 31 Serangan Dadakan
32
Bab 32 Aku Menyukainya
33
Bab 33 Sesak
34
Bab 34 Menjauh
35
Bab 35 Pertikaian
36
Bab 36 Retak
37
Bab 37 Kepergian
38
Bab 38 Galau
39
Bab 39 Sesal
40
Bab 40 Perjodohan
41
Bab 41 Dewi
42
Bab 42 SMP Cinta Kasih
43
Bab 43 Sebuah Alasan
44
Bab 44 Membuka Hati
45
Bab 45 Lamaran
46
Bab 46 Bimbang
47
Bab 47 Penolakan
48
Bab 48 Kejutan
49
Bab 49 Dunia ini sempit
50
Bab 50 CLBK
51
Bab 51 Rindu
52
Bsb 52 Foto
53
Bab 53 Kisah Baru
54
Bab 54 Mengejar Cinta
55
Bab 55 Strawbery Mint
56
Bab 56 Jodi
57
Bab 57 Reuni
58
Bab 58 Jangan Bersedih
59
Bab 59 Permen Cinta
60
Bab 60 Duren
61
Bab 61 Nasi Goreng Spesial
62
Bab 62 Naya Atmaja
63
Bab 63 Obsesi Naya
64
Bab 64 Kakak Ipar
65
Bab 65 Asisten Dosen
66
Bab 66 Pemilik Hati
67
Bab 67 Perempuan Munafik
68
Bab 68 Perhatian
69
Bab 69 Wanita Penggoda
70
Bab 70 Masalah
71
Bab 71 Meriang
72
Bab 72 Aku Mencintaimu
73
Bab 73 PDKT
74
Bab 74 Nomor Ponsel
75
Bab 75 Ganas
76
Bab 76 Rencana
77
Bab 77 Pesta Penyambutan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Khawatir
80
Bab 80 Luluh
81
Bab 81 Siasat
82
Bab 82 Siasat 2
83
Bab 83 Ketahuan
84
Bab 84 Calon Menantu
85
Bab 85 Pulang
86
Bab 86 Mitos
87
Bab 87 Laporan
88
Bab 88 Cemas
89
Bab 89 Tak Disangka
90
Bab 90 Belahan Jiwa
91
Bab 91 Reuni Akbar
92
Bab 92 Izinkan Aku
93
Bab 93 Jawaban
94
Bab 94 Ketakutan
95
Bab 95 Sakit
96
Bab 96 Doa
97
Bab 97 Tantangan
98
Bab 98 Kritis
99
Bab 99 Kembali
100
Bab 100 Pernikahan (Tamat)
101
Ucapan Terima Kasih
102
Ekstra Part -Tamu Spesial
103
Ekstra Part 2-Rahasia Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!