Aku meringkuk menahan gemetar seluruh tubuh. Peluh membasahi seluruh tubuh hingga baju yang ku gunakan basah. Tanganku membekap sendiri mulutku untuk menahan suara agar tak tiba-tiba bersuara.
"Si ... siapa tadi itu." gumamku dalam hati sambil terus bersembunyi. Sungguh sial, aku diminta Bapak untuk pulang malah memilih untuk melihat dari kejauhan apa yang sebenarnya sedang terjadi di makam. Karena rasa penasaranku yang tak bisa ku tahan, membuatku harus terjebak dalam situasi yang menegangkan. Aku melihat sosok laki-laki tadi yang di kejar oleh Pak Sukma menyembunyikan sesuatu di semak-semak yang cukup rimbun. Sesuatu yang sempat ku lihat bentuknya itu membuat tubuhku serasa kehilangan tulang belulang dan terjatuh begitu saja. Bahkan kakiku tak mampu menopang tubuhku sendiri. Aku harus merangkak secara perlahan untuk bersembunyi supaya laki-laki itu tak menyadari keberadaanku.
______________
"Ibbuuuu ..." aku berlari sambil menangis mencari Ibu.
"Ono opo, Nduk?"
"Minah takut, Bu."
Aku memeluk erat tubuh Ibu. Bahkan tangisku tak mampu ku hentikan. Jujur saja, aku sangat ketakutan. Sesaat setelah laki-laki itu menyelinap dan menghilang setelah meletakkan barang yang ia bawa, aku langsung berlari kerumah dan ingin secepatnya tiba di rumah. Bahkan aku tak menghiraukan Atun yang memanggilku saat kami berpapasan dijalan. Apalagi aku merasa ada seseorang yang terus mengawasi dan mengikutiku kemanapun aku bersembunyi.
_________
"Tenanan, Nduk?" Bapak terkejut mendengar apa yang ku ceritakan. Dengan ditemani Pakdhe Trisno suami Yu Siti, Bapak menuju rumah Pak Sukma untuk menceritakan apa yang aku lihat saat di makam.
"Kalau begitu kita kesana sekarang, Kang." ucap Pak Kades.
"Kita akan ke makam sama siapa saja, Pak? Apa mereka mau menemani kita kesana?" tanya Pakdhe Trisno ragu. Semua terdiam, apa mungkin ada yang mau ke makam malam-malam begini disaat teror pocong tak ada henti-hentinya meneror warga.
Wwuuussshhh ...
Angin kencang bertiup membuat malam ini berhawa dingin dan aneh. Aku memejamkan mata dan menarik nafas panjang untuk mengurangi rasa takut dan panik. Aku sudah hafal betul apa yang akan terjadi setelah ini.
"Buuu ..." aku mengapit lengan Ibu.
"Ngaji, Nduk." ajak Ibu memberikan Al Quran padaku. Aku pun menuruti perintah Ibu. Dengan suara berbisik aku mulai membaca ayat demi ayat. Rasa takutku mulai memudar.
"Ttooolllooonngg ..." Aku menghentikan bacaanku, ku perjelas lagi pendengaranku untuk memastikan apa yang ku dengar.
"Toollooonngg ..."
Jantungku berdegub dengan sangat kencang. Keringat dingin mulai membasahi dahi dan telapak tangan. Jelas sekali kali ini suaranya. Apalagi Ibu juga menghentikan bacaannya. Rupanya Ibu juga mendengar apa yang ku dengar.
"Kaaannggg ... tollooonngg ..." kembali terdengar rintihan yang menyayat meminta tolong. Aku menangis memeluk Ibu. Sialnya Bapak belum pulang juga dari rumah Pak Sukma. Di rumah hanya aku dan Ibu. Meskipun Ibu terlihat tegar, namun aku yakin kalau Ibu juga merasakan takut sama sepertiku. Mulut Ibu tak ada henti-hentinya membaca doa. Berharap keselamatan dan perlindungan dari sang Pencipta supaya makhluk itu tak datang mengganggu kami berdua.
"Minah, Bu." suara Bapak mengetuk dari luar rumah. Aku bergegas berlari ke depan untuk membukakan pintu untuk Bapak.
"Aaaarrrrgggg..."
Ibu berlari tergopoh-gopoh menghampiriku. Sedangkan aku terpaku dan tak mampu bergerak ataupun berlari. Sosok menyeramkan itu berdiri tepat di depanku.
"Astaghfirullah hal adzim."Ibu berteriak keras sambil merengkuhku dalam pelukannya. Kepalaku dibenamkan dalam-dalam di pelukannya.
"Tolong aku." dengan suara yang menggema sosok itu meminta pertolongan. Entah pertolongan seperti apa yang ia inginkan.
Bbbrrraaakkk ...
Bersamaan dengan pintu yang menutup sendiri dengan keras, sosok itu pun menghilang dari hadapan kami. Tubuh Ibu luruh ke lantai dengan nafas yang tersengal-sengal. Ibu sungguh ketakutan, namun Ibu tetap berusaha tegar demi aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Rini
tolongggg ,tolooooonnnng , tolooooonnnng banget y thor double up please
2022-04-07
2