Bapak dan Kang Tejo bergegas menuju rumah Pak Sukma seorang kepala desa.
"Tok...tok...tok...Paaakkk... Pak Sukmaaa..."berkali-kali Bapak dan Kang Tejo mengetuk pintu rumah Pak Sukma. Namun lama tak dibukakan pintu. Mungkin karena sudah larut malam sehingga Pak Sukma dan keluarganya sudah terlelap.
"Ceklek"pintu rumah Pak Sukma terbuka.
"Kang Kusno, Kang Tejo, ono opo tengah wengi mrene iki (Kang Kusno, Kang Tejo, ada apa tengah malam begini kemari) ?"tanya Pak Sukma sambil menggulung sarung yang melilit tubuhnya.
"Anu Pak kades, itu disana.. anu..itu.."Pak Tejo berbicara terbata-bata.
"Anu apa Kang Tejo,coba jelaskan pelan-pelan."saran Pak Sukma pada Kang Tejo.
"Itu Pak kades, disana, di semak-semak pohon pisang dekat pos ronda, tadi kita melihat ada bandosa (keranda mayat)."jawab Bapak pada Pak kades.
"Bandosa ? tenane Pak Kusno. Opo ora salah weruh sampeyan ?"tanya Pak Sukma kurang yakin.
"Leres Pak (bener Pak), tadi kita liat ada keranda disana."Kang Tejo menimpali.
"Yasudah, ayo kita lihat kesana sama-sama."ajak Pak Sukma pada Bapak dan Kang Tejo.
"Buuu...Buunneeee... aku tak nang pos ronda sedelok. Jarene ono masalah nang kono (Buuu...Buunneeee... aku mau ke pos ronda sebentar. Katanya ada masalah disana)." pamit Pak Sukma pada istrinya. Tak lama istri Pak Sukma keluar dari dalam rumah menemui suaminya.
"Ono opo toh Pak?(ada apa toh Pak?)"istri Pak Sukma penasaran.
"Uwes koe tunggu omah. Aku ora suwe. Lawang kunci seko njero. Ojo dibuka nek uduk Bapak sik ngundang.(Udah kamu tunggu rumah. Aku tidak lama. Pintu kunci dari dalam. Jangan dibuka kalau bukan Bapak yang manggil)."pesan Pak Sukma pada istrinya. Istri Pak Sukma mengangguk dan bergegas mengunci pintu dari dalam. Pak Sukma, Kang Tejo dan Bapak bergegas menuju pos ronda bersama.
"Tok..tok..tok.."beberapa waktu sejak kepergian Pak Sukma untuk menuju pos ronda bersama Bapak dan Kang Tejo pintu rumah Pak Sukma ada yang mengetuk dari luar. Bergegas Bu Tari istri Pak Sukma berjalan menuju ruang tamu untuk membuka pintu. Sejenak ia teringat pesan suaminya untuk tak membukakan pintu pada siapapun kecuali suaminya yang memanggil.
"Sopo nang njobo?(siapa diluar?)"tanya Bu Tari dibalik pintu. Tak ada jawaban.
"Tok..tok..tok.."kembali terdengar pintu diketuk. Penasaran, di lihatnya melalui lubang kunci di pintu.
"Bapak"panggil Bu Tari pelan. Dilihatnya suaminya berdiri di depan pintu. Segera ia membuka pintu untuk suaminya tersebut.
"Kok ditanya diem aja toh Pak. Gimana tadi di pos ronda ?" tanya Bu Tari sambil membukakan pintu untuk suaminya itu. Tak ada tanggapan apapun. Suaminya langsung berjalan menuju kamar, Bu Tari yang heran dengan kelakuan suaminya segera menyusulnya ke kamar.
"Mungkin Bapak lelah."pikir Bu Tari tanpa ada rasa curiga. Dikamar dilihatnya sang suami sudah berbaring di tempat tidur. Bu Tari masih enggak mengajaknya berbicara. Ia segera menyusulnya merebahkan diri di sebelah tubuh suaminya itu.
Sementara itu di pos ronda, Kang Tejo, Bapak dan juga Pak Sukma melihat sekeliling pos untuk mencari keberadaan keranda mayat yang tadi dilihat oleh Bapak dan Kang Tejo.
"Iku Pak bandosa ne.(itu Pak kerandanya)."ucap Bapak sambil menunjuk arah keranda yang tersangkut di antara semak-semak dan pohon pisang.
"Ayo di jupuk, ditarik wae jajal.(ayo diambil, ditarik saja coba)"perintah Pak Kades pada Bapak dan Kang Tejo. Setelah bersusah payah, akhirnya keranda itu bisa dikeluarkan dari semak-semak.
"Arep dikapakno iki bandosa pak kades?(mau diapakan ini keranda Pak kades?)" tanya Bapak pada Pak Sukma.
"Ayo ndang gowo maring langgar. Pasrahno marang Pak Yai(ayo cepet bawa ke mushola. Pasrahkan pada Pak Kyai)."Pak Kades memberi saran. Segera mereka bertiga memikul keranda tersebut menuju mushola milik keluarga Pak Kyai.
"Kok tambah abot ki piye?(kok tambah berat ini gjmana ?)" kang Tejo mengeluh jika keranda yang ia panggul bertiga terasa semakin berat.
"Iyo ki, kok tambah abot ya.(Iya nih, kok tambah berat ya)."Bapak juga merasakan hal yang sama seperti Kang Tejo.
"Ayo turunkan, kita cek saja."perintah Pak Kades yang berada di belakang saat memikul keranda. Saat itu keranda masih tertutup dengan kain penutup. Segera mereka membuka perlahan untuk melihat apa yang membuat keranda terasa semakin berat. Sontak saja ketiganya lari tunggang langgang melihat sesosok pocong berada dalam keranda yang mereka pikul.
"Duh Gusti opo kui. Ayo ndang mlayu.(Ya Tuhan apa itu. Ayo cepetan lari)."teriak Pak Kades pada Bapak dan Kang Tejo. Serentak mereka bubar dan meninggalkan keranda tersebut. Mereka lari kerumah masing-masing.
"Tok..tok..tok.. Buu..Bunneee... buka pintunya Bu."terdengar suara dari luar rumah Pak Sukma. Bu Tari yang baru saja mulai memejamkan mata kembali bangkit dari tempat tidur dan mencari sumber suara tersebut.
"Sopo?(siapa)"jawab Bu Tari sedikit berteriak, dilihatnya sebelahnya kosong. Tak ada suaminya yang tadi sudah tidur disampingnya.
"Bapak Bu, ayo cepetan buka pintunya Bu."teriak Pak Sukma dari luar.
"Bapak?"Bu Tari mulai ketakutan. Bukannya suaminya tadi sudah pulang kerumah dan tidur bersamanya. Bergegas Bu Tari keluar dari kamar menuju ruang tamu untuk membukakan pintu suaminya.
"Bapak dari mana lagi toh, trus kenapa ngos-ngosan gitu kaya abis ngejar maling?"tanya Bu Tari pada suaminya yang buru-buru masuk dan kembali menutup pintu.
"Kok dari mana lagi, yo dari pos ronda toh. Kan tadi Bapak sudah pamit sama Ibu kalau mau ke pos ronda."jawab Pak Sukma sambil ngos-ngosan dan mengibas-ngibaskan sebuah kipas kayu ke arah wajahnya.
"Tapi bukannya Bapak tadi sudah pulang?"tanya Bu Tari kembali.
"Pulang? kapan Bapak pulang Bu. La ini Bapak baru pulang dari sana. Bapak lari tadi ketemu pocong di pos ronda. Hhiiiii..."jawab Pak Sukma sambil bergidik ngeri. Bu Tari yang mendengar penjelasan dari suaminya merasa bingung. Dia yakin sekali kalau tadi suaminya sudah pulang, bahkan tidur bersamanya. Namun anehnya saat terdengar ketukan pintu dan suaminya memanggil dari luar, sosok suami yang tadi berada disampingnya sudah tidak ada lagi. Wajahnya memucat, tangannya juga gemetaran mengingat siapa sosok yang sedari tadi bersamanya.
"Prang"terdengar suara piring seng jatuh kelantai. Sontak saja Pak Sukma dan Bu Tari terkejut mendengarnya. Keduanya saling pandang. Pak Sukma segera berdiri dari tempat duduknya dan berjalan perlahan menuju dapur di ikuti oleh istrinya mengekor dibelakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Alby Upy
lucu seremmm...🤭🤭
2023-08-10
0
FLA
menyeramkan hiii
2023-03-06
0
IG: _anipri
Aishh, seram kali
2022-07-17
0