20. Bahagia

Di rumah yang sederhana itu, terdapat sosok wanita dengan kaca mata bacanya sedang berkutat di depan kertas-kertas dan laptop yang menyala. Beberapa kali rambut kuncirnya bergoyang mengikuti gerak tangan dan tubuhnya.

“Raisya.”

Panggilan itu membuat sosok wanita yang berkutat dengan serius melepaskan kaca matanya. Ia alihkan pandangan dan menatap gemas dua sosok dengan umur berbeda itu.

“Kali ini apa lagi.”

Raisya bangkit, berjalan lurus ke arah dua sosok itu.

“ihh, ini salah kak Kiel, Riel gak salah.”Azriel menunjuk sosok laki-laki di sampingnya.

Zakiel yang ditunjuk Riel menatap tajam, tapi tatapan tajam itu berhenti ketika netra hitamnya bersitatap dengan netra hijau.

“Kenapa tubuh kalian kotor seperti itu?” Raisya melipat kedua tanganya di dada.

“Kak Kiel melempar tanah ke tubuh kekar Riel.” Azriel mengerucutkan bibir dan bersedikap dada mengikuti gaya Raisya.

Zakiel melotot tidak terima. “Hay, bagaimana bisa anak sekecilmu berkata seperti itu. Kau!” Zakiel semakin melotot tajam melihat Riel yang memeletkan lidahnya mengejek.

Raisya merasa kesal dengan tingkah mereka berdua. Helaan nafas terdengar dengan jelas, membuat mereka berdua terdiam menatap Raisy takut-takut.

“Aku hitung sampai tiga, jika kalian tidak mengganti pakaian dan membersihkan kekacaun yang kalian buat, siap-siap kuping kalian aku buat putus.”

Mereka berdua segera menutup kuping dan menggelengkan kepala, kemudian berlari meninggalkan Raisya sendiri.

Raisya tersenyum melihat tingkah mereka. Sudah hampir dua bulan ia tinggal di rumah sederhana ini. Sendiri. Zakiel dan Riel hanya sesekali berkunjung, bahkan menginap di tempat ini. Mereka seakan memberikan privasi khusus untuknya.

Kakinya melangkah menuju sofa tempat ia berkutat tadi. Lagi-lagi senyum indah ia sunggingkan. Rasa tidak percaya merasuki hatinya. Ia tidak percaya bisa sampai pada titik ini.

“Tuhan, terimakasih telah mengirimkan mereka.”

“Tolong jaga Jhonatan, Ibu, dan juga paman Hanry."

Netra hijau itu terpejam mengingat mereka bertiga yang menyayanginya. Hanya tinggal mereka, maka ia akan sekuat tenaga menjaga dan mendoakannya. Situasinya saat ini tidak memungkinkannya untuk pergi menemui mereka. Jhonatan yang masih koma, ibu yang di luar negri sana, dan paman Henry yang entah kemana.

******

Farel menatap tajam Andres yang meringkuk kesakitan. Entah sudah berapa kali Andres masuk rmah sakit setelah mendapat serangan dari laki-laki bermata hitam itu.

“Angkat, bawa ke rumah sakit.”

Ricard yang mendengar perintah mutlak Farel mengangguk dengan cepat dan memberikan kode pada anak buahnya untuk membawa Andres.

“Arghhhh.” Farel menarik rambutnya.

Ricard meringis melihat tuanya yang frustasi. Entah mengapa ia merasa bingung bagaiamana harus bersikap. Tuanya tidak marah karena istrinya yang sudah hampir dua bulan tidak pulang, tapi marah ketika Raisya hilang tidak ada kabar.

“Kau, pergi! Tangani semua meeting hari ini.”

Helaan nafas dan wajah tertekan terlihat di wajah Ricard. Selalu seperti ini, ia akan menjadi sasaran empuk atasanya untuk menyelesaikan segala urusan kantor. Tapi ia bisa apa? Menolak? Jangan harap!

“Baik tuan.”

Farel menatap Ricard yang berjalan keluar. Netra hitamnya tertetup dengan nafas yang memburu. Pikiranya terlalu berantakan, semua hanya karena Raisya yang belum ditemukan.

“Kau, wanita sialan! Beraninya membuatku kehilangan fokus!” Farel menggertakkan gigi.

Tangan kekarnya meraih botol anggur yang masih tersegel. Engan sekali sentak tutp botol terbuka.

Gluk... Gluk... Gluk...

Farel menenggak habis anggur dalam botol itu secara langsung. Senyum kecut ia tunjukkkan mengingat hidupnya yang berantakan.Otaknya sibuk berpikir dimana tempat Raisya bersembunyi.

Seluruh tempat yang berpotensi besar menjadi tempat persembunyian Raisya kosong. Andres yang ditugaskan menjadi pengawal rahasia Raisya menjadi sasaran emepuknya. Setiap kabar buruk yang menyangkut Raisya, maka tangan kekarnya tidak akan tinggal diam untuk menghajar Andres.

Drt... Drt... Drt...

Suara gawai mengalihkan pikiran Farel dari Raisya sejenak, terutama melihat nama pemanggil yang entah mengapa sudah ia lupakan keberadaan dalam hidupnya. Salsha.

“Hallo.” Suara datar itu mengawali keheningan.

Hening, tidak ada suara dari sana membuat farel geram bukan main.

“Kenapa kau menelfon?” Farel bertanya dengan tidak sabar.

Masih hening, Farel ingin mengakhiri panggilan itu namun, terhenti dengan perkataan Salsaha.

“Apakah kau mencintaiku.”

Deg!

Tubuh Farel menegang mendengar pertanyaan Salsha. Entah mengapa ucapan yang dulu sering ia lontarkan kini terasa sulit. Seakan tenggorokan dan hatinya terkunci untuk mengungkapkan perasaanya. Apa yang terjadi?

“Jika kau menelfon hanya untuk mempertanyakan pertanyaan konyol, lebih baik kau matikan saja panggilan in!”

“ya, aku sudah tahu jawabanya. Ingat, aku mencintaimu Farel.”

Tut

Farel menatap gawainya yang sudah mati. Entah mengapa ia merasa bersalah setelah berkata dingin, tapi ia terlalu malas sekedar meminta maaf.

****

“Bagaiman?”

Salsha menatap Max yang hany megenakan handuk di belakanganya. Pertanyaan itu menyentil harga dirinya. Sikap Farel yang semakin dingin, ditambah kehangatan yang ditawarkan Max membuat hatinya goyah.

Max menyeringai melihat Salsha yang berwajah tegang. Sudah ia tebak, Farel tidak pernah mencintai Salsha, tapi Salsha terlalu terobsesi dengan sosok Farel. Laki-laki impotent yang sayangnya tampan dan kaya itu.

“Sudahlah, tinggalkan saja laki-laki seperti itu. Ceraikan dia, kemudian menikahlah denganku.” Max meraih bahu Salsha.

Salsha menatap lurus manik hitam Max, di sana ada pancaran cinta yang ia dambakan. Namun, pancaran cinta itu tidak berasal dari sosok yang ia harapkan. Apakah ia harus menertawakan nasibnya.

“Max, ingat kita hanya__”

“Ok, ok. Jangan lanjutkan perkatanmu. Aku faham apa yang akan kau katakan.”

Salsha menatap sendu Max yang berjalan menuju meja kecil, di atasnya ada pakaian yang sudah ia sediakan.

“Max! Apa yang kau lakukan.” Salsha menutup kedua matanya.

Max menyeringai melihat tingkah Salsha. Bagaimana bisa wanita itu menjerit melihat tubuh telanjangnya? Jika mengingat kelakuan wanita itu setiap malam, hal seperti itu tidak pantas ia tunjukkan.

“Kau bertingkah seakan tidak pernah melihat tubuhku saja. Hay, kau bahkan selalu menyentuhnya dan menatap penuh damba.” Max menunjuk benda di antar pahanya yang terkulai.

Wajah Salsha memerah mendengar penuturan Max. Bagaimana bisa pria di depannya ini tidak memiliki rasa malu sama sekali?

“Itu hal yang berbeda! Cepat kau pakai pakaianmu.”

Max menahan tawanya melihat Salsha yang pergi meninggalkan kamar mereka. Mereka sudah tinggal bersama sejak pertemuan menyedihkan itu. Bahkan Salsha hanya mengabari Farel lewat telfon, dan mengatakan jika ia harus pergi ke luar kota selam beberapa bulan.

Salsha melemparkan tubuhnya ke sofa, ia sandarkan punggung kakunya dan menengadahkan kepalnya. Perasaanya gundah, rasa cinta yang besar, bahkan sudah menyentuh titik obsesi membuatnya kehilangan logika. Lebih parah lagi tubuhnya yang selalu mendamba sentuhan membuat ia seakan mengingkari rasa cintanya sendiri.

“Aku seperti wanita munafik.” Gumam Salsha sebelum terhanyut dalam mimpi.

Terpopuler

Comments

Anisa Wihandari

Anisa Wihandari

Knapa farrel tdk menyuruh pengawal utk mengintai apa yg d lakukan salsha d blkng

2023-08-23

1

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

baru sadar yaaa 😏

2023-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 1.Sendiri
2 2. Cinta Bukan tentang gairah
3 3. Gairah
4 4. Derita
5 5. Gairah
6 6. Luka
7 7. Merasa Seperti Murahan
8 8. Tetaplah bertahan
9 9. Terpaksa
10 10. Hanya Pemuas Nafsu
11 11. Koma
12 12. Maria Wiratman
13 13. Rumah pertama dan Rumah kedua
14 14. Perasaan
15 15. Rencana
16 16. Rencana
17 17. Cemburu
18 18. Patner Ranjang
19 19. Kabur
20 20. Bahagia
21 21. Cemas
22 22. Monster
23 23. Tertangkap
24 24. Belenggu Gairah
25 25. Pelecehan
26 26. Kecewa
27 27. Bunuh Diri
28 28. Melawan Malaikat Kematian
29 29. Azriel si Ceria
30 30. Rumah Sakit
31 31. Rasa Bersalah
32 32. Sadar
33 33. Seperti Boneka
34 34. Rumah Baru
35 35. Awal Perjuangan
36 36. Istri Kedua
37 37. Seperti Hewan Liar
38 38. Mengambil Hati
39 39. Berenang Bersama
40 40.Kejutan
41 41. Ajakan Menikah
42 42. Takut
43 43. Kesempatan
44 44. Sadar dari Koma
45 45. 99 Tangkai bunga mawar
46 46. Harapan
47 47. Aneh
48 48. Terulang Kembali
49 49. Fakta
50 50.Rencana
51 51. Bimbang
52 52. Pilihan
53 53. Aku Akan Menghancurkan Dunia
54 54. Arti Cinta
55 55. Aku Akan Berusaha
56 56. Tangisan Rindu
57 57. Percaya pada ku
58 58.Cerai
59 59. Aku Bukan Wanita Jahat
60 60. Hamil
61 61. Garis Dua
62 62. Kecewa
63 63. Kehilangan
64 64. Pergi
65 65. Aku Adalah Karma
66 66. Rumit
67 67. Membuka Hati
68 68. Kecewa
69 69. Marah
70 70. Drama yang memuakkN
71 71. Bersalah
72 72. Dingin
73 73. Kau tidak apa-apa Nona
74 74. Pelac*r
75 75. Air Putih
76 76. Masa Lalu
77 77. Umpan
78 78. Mesum
79 79. Kekasih
80 80. Hancur
81 81. Kakak
82 82. Karma
83 83. Nikah
84 84. Tanda tangan
85 85. Resmi menikah
86 86. Istri
87 87. Kecupan
88 88. Makan Siang
89 89. Anting-anting
90 90. Penjelasan
91 91. Pesta topeng
92 92. Kesalahan
93 93. Kesalahan
94 94. Kesalahan indah
95 95. Pembalasan
96 97. Harapan
97 98. Takut
98 99. Dendam
99 100. Tanpa judul
100 101. Tanpa judul
101 102. Alex
102 103. Penghinaan
103 104. Mantan cucu
104 105. Bulan madu
105 106. Pantai
106 107. Siasat
107 108. Maria
108 109. Sebuah kebohongan
109 110. Pertemuan
110 113. Cemas
111 114. Tamparan
112 115. Impotent?
113 116. Terkejut
114 117. Keputusan
115 118. Pembunuh
116 119. Terkuak
117 120. Terkuak
118 121. Menyesal
119 122. Menyesal
120 123. Fakta baru
121 124. Seperti dulu
122 125. Tidak memberi kesempatan kedua
123 126. Pembalasan
124 127. Pembalasan
125 128. Farel nyidam
126 129. Kedatangan Max
127 130. Aku mencintaimu
128 131. Baby
129 132. Pergi
130 133. Tanpa judul
131 134. Tanpa judul
132 135. Kedatangan Zakiel
133 136. Kematian Jhonatan
134 137. Rahsia yang harus ditutup
135 138. Gaun
136 139. Konferensi pers
137 140. Akhir?
138 142. Bayi botak
139 143. Bukan wanita simpanan
140 Cerita baru, yg kangen Max, melipir cusss
Episodes

Updated 140 Episodes

1
1.Sendiri
2
2. Cinta Bukan tentang gairah
3
3. Gairah
4
4. Derita
5
5. Gairah
6
6. Luka
7
7. Merasa Seperti Murahan
8
8. Tetaplah bertahan
9
9. Terpaksa
10
10. Hanya Pemuas Nafsu
11
11. Koma
12
12. Maria Wiratman
13
13. Rumah pertama dan Rumah kedua
14
14. Perasaan
15
15. Rencana
16
16. Rencana
17
17. Cemburu
18
18. Patner Ranjang
19
19. Kabur
20
20. Bahagia
21
21. Cemas
22
22. Monster
23
23. Tertangkap
24
24. Belenggu Gairah
25
25. Pelecehan
26
26. Kecewa
27
27. Bunuh Diri
28
28. Melawan Malaikat Kematian
29
29. Azriel si Ceria
30
30. Rumah Sakit
31
31. Rasa Bersalah
32
32. Sadar
33
33. Seperti Boneka
34
34. Rumah Baru
35
35. Awal Perjuangan
36
36. Istri Kedua
37
37. Seperti Hewan Liar
38
38. Mengambil Hati
39
39. Berenang Bersama
40
40.Kejutan
41
41. Ajakan Menikah
42
42. Takut
43
43. Kesempatan
44
44. Sadar dari Koma
45
45. 99 Tangkai bunga mawar
46
46. Harapan
47
47. Aneh
48
48. Terulang Kembali
49
49. Fakta
50
50.Rencana
51
51. Bimbang
52
52. Pilihan
53
53. Aku Akan Menghancurkan Dunia
54
54. Arti Cinta
55
55. Aku Akan Berusaha
56
56. Tangisan Rindu
57
57. Percaya pada ku
58
58.Cerai
59
59. Aku Bukan Wanita Jahat
60
60. Hamil
61
61. Garis Dua
62
62. Kecewa
63
63. Kehilangan
64
64. Pergi
65
65. Aku Adalah Karma
66
66. Rumit
67
67. Membuka Hati
68
68. Kecewa
69
69. Marah
70
70. Drama yang memuakkN
71
71. Bersalah
72
72. Dingin
73
73. Kau tidak apa-apa Nona
74
74. Pelac*r
75
75. Air Putih
76
76. Masa Lalu
77
77. Umpan
78
78. Mesum
79
79. Kekasih
80
80. Hancur
81
81. Kakak
82
82. Karma
83
83. Nikah
84
84. Tanda tangan
85
85. Resmi menikah
86
86. Istri
87
87. Kecupan
88
88. Makan Siang
89
89. Anting-anting
90
90. Penjelasan
91
91. Pesta topeng
92
92. Kesalahan
93
93. Kesalahan
94
94. Kesalahan indah
95
95. Pembalasan
96
97. Harapan
97
98. Takut
98
99. Dendam
99
100. Tanpa judul
100
101. Tanpa judul
101
102. Alex
102
103. Penghinaan
103
104. Mantan cucu
104
105. Bulan madu
105
106. Pantai
106
107. Siasat
107
108. Maria
108
109. Sebuah kebohongan
109
110. Pertemuan
110
113. Cemas
111
114. Tamparan
112
115. Impotent?
113
116. Terkejut
114
117. Keputusan
115
118. Pembunuh
116
119. Terkuak
117
120. Terkuak
118
121. Menyesal
119
122. Menyesal
120
123. Fakta baru
121
124. Seperti dulu
122
125. Tidak memberi kesempatan kedua
123
126. Pembalasan
124
127. Pembalasan
125
128. Farel nyidam
126
129. Kedatangan Max
127
130. Aku mencintaimu
128
131. Baby
129
132. Pergi
130
133. Tanpa judul
131
134. Tanpa judul
132
135. Kedatangan Zakiel
133
136. Kematian Jhonatan
134
137. Rahsia yang harus ditutup
135
138. Gaun
136
139. Konferensi pers
137
140. Akhir?
138
142. Bayi botak
139
143. Bukan wanita simpanan
140
Cerita baru, yg kangen Max, melipir cusss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!