17. Cemburu

Farel mendengar celoteh Salsha di dalam mobil. Senyum lembut terukir di wajah tampanya.

“Bagaiamana jika kita pergi Honymoon?” Salsha menatap Farel dengan penuh binar.

Farel terdiam mendengar ide Salsha, menurutnya ide itu tidak buruk.

“Baiklah. Kau mau kemana?” Farel berkata dengan mata tetap fokus pada jalanan.

Salsha tidak bisa menahan luapan rasa senang di hatinya. Segera ia kecup pipi Farel yang membuat Farel terperanjat namun, tetap tersenyum.

“Kau memang yang terbaik. Aku ingin pergi ke itali.” Salsha menatap Farel dengan penuh harap.

Farel tersenyum, anggukan kepala ia berikan sebagai jawaban. Lagi-lagi suara pekikakan bahagia Salsha terdengar memenuhi mobil itu.

Salsha tidak bisa menutupi senyum lebar di bibir manisnya. Ia berharap dengan ide honymoon kedua, membuat hubungan mereka semakin kuat dan langgeng.

Farel memberhentikan mobilnya tepat di depan kafe. Menengok kanan kiri, mengukur luas parkiran dan longgarnya tempat, segera ia jalankan mobilnya untuk parkir.

“Silahkan turun tuan putri.” Farel membuka pintu mobil untuk Salsha membuat Salsha tersipu malu.

“Farel, aku malu.” Salsha menutup wajahnya dengan kedua tanganya.

Farel tersenyum melihat Salsha yang menutup wajah dan tetap di dalam mobil. Dengan lembut ia meraih kedua tangan yang menutupi wajah Salsha yang sudah memerah. Ia terkikik geli.

“Sudah, jangan malu. Ayo kita makan siang bersama.” Farel menyodorkan lenganya dengan sedikit membungkuk.

Dengan wajah memerah, Salsha meraih tangan Farel dan berjalan. Mereka berdua berjalan dengan riang, bahkan sesekali terdengar suara cekikikan dari Salsha karena lelucon yang Farel lontarkan. Salsha bahagia, dan ia berharap kebahagian mereka bertahan selamanya.

“Silahkan.” Farel menarik kursi untuk Salsha. Lagi-lagi Salsha dibuat gemas dan tersipun dengan tingkah Farel. Bagaimana bisa cintanya tidak semakin kuat dengan Farel? Farel selalu menghormatinya dan membuat dia merasa menjadi ratu.

“Terimakasih.” Salsha tersenyum penuh haru.

Mereka memesan makanan faforit masing-masing. Tempat di lantai dua menjadi pilihan mereka, karena mereka membutuhkan tempat privasi. Tempat itu memiliki pembatas kaca di setiap sudut. Jika di luar kaca itu terlihat gelap, tapi tidak dari dalam. Pengunjung yang memesan ruangan itu dapat melihat pemandangan dari luar, bahkan bisa melihat dengan jelas aktifitas mereeka semua yang berada di luar.

“Sayang, coba ini.” Salsha menyodorkan satu sendok sifut.

Farel terdiam melihat sifut itu. Ia bukan alergi sifut, tapi ia tidak terlalu menyukai sifut, bahkan bisa di sebut jijik. Namun, untuk menyenangkan Salsha ia akan menahan rasa jijiknya.

Salsha tersenyum melihat Farel yang mengunyah sifut yang ia sodorkan. Senyumnya perlahan pudar ketika melihat kernyitan di dahi Farel ketika menelan sifut.

“Kau kenapa?” Salsha bertanya dengan nada khawatir melihat Farel yang tersiksa menelan sifut.

Farel berusaha keras menutupi wajah tersiksanya. Sungguh ia merasa menelan kotoran. Bahkan ia menahan perutnya yang begejolak ketika makanan itu mulai melintas dari tenggorokanya.

“Tidak apa-apa. Aku hanya kurang suka sifut,” Farel berkata dengan canggung.

Salsha mengernyit mendengar penuturan Farel. Sejak kapan Farel tidak suka sifut? Seingatnya Farel termasuk pecinta seluruh makanan termasuk sifud.

“Bukanya kau pecinta sifut?” Salsha bertanya dengan hati-hati.

Farel yang berusaha menghilangkan rasa mualnya dengan meminum air putih berhenti seketika mendengar pernyataan Salsha. Sejak kapan ia suka dengan sifud?

“Apa maksudmu? Aku tidak pernah suka dengan sifud, dari dulu maupun sekarang! bukanya kau seharusnya sudah tahu.”

Atmosfir di ruangan itu berubah mencekam seketika. Salsha membeku mendengar nada tajam Farel. Otaknya sibuk mengingat, apa benar Farel tidak menyukai sifud.

“Bukanya waktu di sumbawa kau bilang suka sifud?” Salsha bergumam dengan lirih.

Farel menedengar gumaman Salsha, matanya menatap tajam ke arah gadis dengan netra hitam itu. Sejak kapan ia pernah ke sumbawa dengan Salsha? Bahkan waktu mereka liburan selama menikah atau pun sebelum menikah bisa di hitung dengan jari. Mengingat kesibukan mereka yang luar biasa padatnya.

“Sejak kapan kita pernah ke sumbawa?” Farel menyandarkan punggungnya ke kursi. Suara yang riang berubah menjadi datar, begitu pula tatapanya.

Salsha tergagap mendengar nada datar dari Farel. Alaram tanda bahaya berbunyi di kepalanya, ia yakin Farel sedang mode marah, dan ketika Farel marah itu bukanlah hal yang baik.

“Itu_” Salsha tidak bisa melanjutkan ucapanya. Mulutnya seakan terkunci mengingat fakta yang di ucapkan Farel. Mereka tidak pernah ke sumbawa.

“Jangan-jangan yang kau sebut pecinta sifud itu Max?”

Salsha menegang mendengar ucapan Farel. Ingatan tentang kebersamaannya dengan Max segera memenuhi otaknya. Tangan yang memegang sendok seketika terlepas, mengundang tanda tanya dan decihan dari Farel.

Farel dapat menebak jika ucapannya benar. Ia mengenal betul Salsha. Tidak perlu mendengar jawaban dari pertanyaanya ia segera tahu dari gelagat Salsha.

“Aku ke toilet dulu.” Farel bangkit meninggalkan Salsha yang menatap kepergianya dengan pandangan rumit.

Farel menatap pantulan wajahnya di kaca toilet. Ia tidak merasa cemburu dengan kebersamaan Salsha dengan Max, bahkan ia sudah melupakan penghianatan mereka berdua. Tapi entah mengapa ia merasa semua yang ia lakukan seakan sia-sia, terlebih usahanya untuk menelan makanan menjijikan itu.

Farel menyalakan keran, megambil airnya dengan kedua tangan besarnya dan meraup wajahnya dengan kasar. Setelah merasa segar Farel mengusap wajahnya dengan sapu tangan yang selalu ia simpan di saku jasnya. Menatap pantulan wajahnya sekali lagi, di rasa sudah sesuai segera ia beranjak pergi meninggalkan toilet.

Langkah tegasnya terhenti tiba-tiba. Netra coklatnya menata tajam sosok yang sangat ia kenal sedang berduan dengan laki-laki yang dulu sempat membuatnya uring-uringan. Raisya bersama laki-laki yag bersamanya di taman.

“Beraninya dia berduaan di belakangku.” Farel mendesis dan menatap tajam sosok di pojok kafe.

Farel memilih tempat untuk memantau kegiatan mereka berdua, bahkan Farel seakan melupakan Salsha yang menantinya dengan khawatir di ruang yang berbeda.

Tatapan Farel semakin tajam ketika melihat laki-laki itu dengan santainya mencubit pipi Raisya. Tangan Farel tergenggam erat, bahkan otot-ototnya menyembul keluar.

Farel berusaha beranjak untuk menemui mereka yang berada di sebrang sana. Langkahnya terhenti ketika mengingat ia sudah memutuskan untuk melepaskan Raisya. Kekalutan tercetak jelas di wajah tegasnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Matanya terus mengawasi gerak-gerik pasangan itu. Setiap suara tawa yang ditimbulkan oleh pasangan itu menambah rasa panas di dadanya.

“Permisi tuan.”

Farel mendengus, merasa terganggu dengan pelayan yang menyapanya itu. Ia tatap tajam pelayan perempuan dengan rambut yang di kuncir tinggi itu.

“Anda ingin memesan apa.” Pelayan itu berusaha menahan rasa takut melihat tatapan tajam dari Farel.

Farel menjilat bibir atasnya berusaha mengenyahkan rasa jengkelnya. Dengan helaan nafas ia menyebutkan pesanannya. Ia butuh sesuatu yang segar, agar otaknya tisak panas begitu pula dengan hatinya.

Matanya kembali menatap Raisya yang terlihat tertawa riang bersama laki-laki itu. Giginya bergemeletuk, otot lehernya menegang, dan wajanya memerah. Ia tidak bisa melepaskan Raisya, tak akan ia biarkan Raisya terbebas dari jeratanya dengan segampang itu.

Dengan sekali tegak Farel habiskan minumannya. Melihat Raisya yang beranjak pergi, ia juga megikutinya pergi meninggalkan kafe itu. Farel merogoh kantung jasnya dan meraih gawai.

“Sekali jal**g tetap jal**g. Pulang kerumah. Aku tarik kata-kata ku. Malam ini aku akan menemuimu, siap-siap untuk melayaniku.”

Farel mematikan sambungan telfonya tanpa menunggu jawaban dari sana. Langkah kakinya pergi meninggalkan lafe itu tanpa ragu lagi. Sudah ia putuskan untuk memiliki Raisya apa pun resikonya.

Terpopuler

Comments

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

cemburu

2024-05-18

0

Riyamah Riyamah

Riyamah Riyamah

apa enaknya jadi simpanan seperti burung dalam sangkar tertekan

2022-12-26

0

justagurl

justagurl

*seafood

2022-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 1.Sendiri
2 2. Cinta Bukan tentang gairah
3 3. Gairah
4 4. Derita
5 5. Gairah
6 6. Luka
7 7. Merasa Seperti Murahan
8 8. Tetaplah bertahan
9 9. Terpaksa
10 10. Hanya Pemuas Nafsu
11 11. Koma
12 12. Maria Wiratman
13 13. Rumah pertama dan Rumah kedua
14 14. Perasaan
15 15. Rencana
16 16. Rencana
17 17. Cemburu
18 18. Patner Ranjang
19 19. Kabur
20 20. Bahagia
21 21. Cemas
22 22. Monster
23 23. Tertangkap
24 24. Belenggu Gairah
25 25. Pelecehan
26 26. Kecewa
27 27. Bunuh Diri
28 28. Melawan Malaikat Kematian
29 29. Azriel si Ceria
30 30. Rumah Sakit
31 31. Rasa Bersalah
32 32. Sadar
33 33. Seperti Boneka
34 34. Rumah Baru
35 35. Awal Perjuangan
36 36. Istri Kedua
37 37. Seperti Hewan Liar
38 38. Mengambil Hati
39 39. Berenang Bersama
40 40.Kejutan
41 41. Ajakan Menikah
42 42. Takut
43 43. Kesempatan
44 44. Sadar dari Koma
45 45. 99 Tangkai bunga mawar
46 46. Harapan
47 47. Aneh
48 48. Terulang Kembali
49 49. Fakta
50 50.Rencana
51 51. Bimbang
52 52. Pilihan
53 53. Aku Akan Menghancurkan Dunia
54 54. Arti Cinta
55 55. Aku Akan Berusaha
56 56. Tangisan Rindu
57 57. Percaya pada ku
58 58.Cerai
59 59. Aku Bukan Wanita Jahat
60 60. Hamil
61 61. Garis Dua
62 62. Kecewa
63 63. Kehilangan
64 64. Pergi
65 65. Aku Adalah Karma
66 66. Rumit
67 67. Membuka Hati
68 68. Kecewa
69 69. Marah
70 70. Drama yang memuakkN
71 71. Bersalah
72 72. Dingin
73 73. Kau tidak apa-apa Nona
74 74. Pelac*r
75 75. Air Putih
76 76. Masa Lalu
77 77. Umpan
78 78. Mesum
79 79. Kekasih
80 80. Hancur
81 81. Kakak
82 82. Karma
83 83. Nikah
84 84. Tanda tangan
85 85. Resmi menikah
86 86. Istri
87 87. Kecupan
88 88. Makan Siang
89 89. Anting-anting
90 90. Penjelasan
91 91. Pesta topeng
92 92. Kesalahan
93 93. Kesalahan
94 94. Kesalahan indah
95 95. Pembalasan
96 97. Harapan
97 98. Takut
98 99. Dendam
99 100. Tanpa judul
100 101. Tanpa judul
101 102. Alex
102 103. Penghinaan
103 104. Mantan cucu
104 105. Bulan madu
105 106. Pantai
106 107. Siasat
107 108. Maria
108 109. Sebuah kebohongan
109 110. Pertemuan
110 113. Cemas
111 114. Tamparan
112 115. Impotent?
113 116. Terkejut
114 117. Keputusan
115 118. Pembunuh
116 119. Terkuak
117 120. Terkuak
118 121. Menyesal
119 122. Menyesal
120 123. Fakta baru
121 124. Seperti dulu
122 125. Tidak memberi kesempatan kedua
123 126. Pembalasan
124 127. Pembalasan
125 128. Farel nyidam
126 129. Kedatangan Max
127 130. Aku mencintaimu
128 131. Baby
129 132. Pergi
130 133. Tanpa judul
131 134. Tanpa judul
132 135. Kedatangan Zakiel
133 136. Kematian Jhonatan
134 137. Rahsia yang harus ditutup
135 138. Gaun
136 139. Konferensi pers
137 140. Akhir?
138 142. Bayi botak
139 143. Bukan wanita simpanan
140 Cerita baru, yg kangen Max, melipir cusss
Episodes

Updated 140 Episodes

1
1.Sendiri
2
2. Cinta Bukan tentang gairah
3
3. Gairah
4
4. Derita
5
5. Gairah
6
6. Luka
7
7. Merasa Seperti Murahan
8
8. Tetaplah bertahan
9
9. Terpaksa
10
10. Hanya Pemuas Nafsu
11
11. Koma
12
12. Maria Wiratman
13
13. Rumah pertama dan Rumah kedua
14
14. Perasaan
15
15. Rencana
16
16. Rencana
17
17. Cemburu
18
18. Patner Ranjang
19
19. Kabur
20
20. Bahagia
21
21. Cemas
22
22. Monster
23
23. Tertangkap
24
24. Belenggu Gairah
25
25. Pelecehan
26
26. Kecewa
27
27. Bunuh Diri
28
28. Melawan Malaikat Kematian
29
29. Azriel si Ceria
30
30. Rumah Sakit
31
31. Rasa Bersalah
32
32. Sadar
33
33. Seperti Boneka
34
34. Rumah Baru
35
35. Awal Perjuangan
36
36. Istri Kedua
37
37. Seperti Hewan Liar
38
38. Mengambil Hati
39
39. Berenang Bersama
40
40.Kejutan
41
41. Ajakan Menikah
42
42. Takut
43
43. Kesempatan
44
44. Sadar dari Koma
45
45. 99 Tangkai bunga mawar
46
46. Harapan
47
47. Aneh
48
48. Terulang Kembali
49
49. Fakta
50
50.Rencana
51
51. Bimbang
52
52. Pilihan
53
53. Aku Akan Menghancurkan Dunia
54
54. Arti Cinta
55
55. Aku Akan Berusaha
56
56. Tangisan Rindu
57
57. Percaya pada ku
58
58.Cerai
59
59. Aku Bukan Wanita Jahat
60
60. Hamil
61
61. Garis Dua
62
62. Kecewa
63
63. Kehilangan
64
64. Pergi
65
65. Aku Adalah Karma
66
66. Rumit
67
67. Membuka Hati
68
68. Kecewa
69
69. Marah
70
70. Drama yang memuakkN
71
71. Bersalah
72
72. Dingin
73
73. Kau tidak apa-apa Nona
74
74. Pelac*r
75
75. Air Putih
76
76. Masa Lalu
77
77. Umpan
78
78. Mesum
79
79. Kekasih
80
80. Hancur
81
81. Kakak
82
82. Karma
83
83. Nikah
84
84. Tanda tangan
85
85. Resmi menikah
86
86. Istri
87
87. Kecupan
88
88. Makan Siang
89
89. Anting-anting
90
90. Penjelasan
91
91. Pesta topeng
92
92. Kesalahan
93
93. Kesalahan
94
94. Kesalahan indah
95
95. Pembalasan
96
97. Harapan
97
98. Takut
98
99. Dendam
99
100. Tanpa judul
100
101. Tanpa judul
101
102. Alex
102
103. Penghinaan
103
104. Mantan cucu
104
105. Bulan madu
105
106. Pantai
106
107. Siasat
107
108. Maria
108
109. Sebuah kebohongan
109
110. Pertemuan
110
113. Cemas
111
114. Tamparan
112
115. Impotent?
113
116. Terkejut
114
117. Keputusan
115
118. Pembunuh
116
119. Terkuak
117
120. Terkuak
118
121. Menyesal
119
122. Menyesal
120
123. Fakta baru
121
124. Seperti dulu
122
125. Tidak memberi kesempatan kedua
123
126. Pembalasan
124
127. Pembalasan
125
128. Farel nyidam
126
129. Kedatangan Max
127
130. Aku mencintaimu
128
131. Baby
129
132. Pergi
130
133. Tanpa judul
131
134. Tanpa judul
132
135. Kedatangan Zakiel
133
136. Kematian Jhonatan
134
137. Rahsia yang harus ditutup
135
138. Gaun
136
139. Konferensi pers
137
140. Akhir?
138
142. Bayi botak
139
143. Bukan wanita simpanan
140
Cerita baru, yg kangen Max, melipir cusss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!