18. Patner Ranjang

Salsha menatap pintu kaca di depanya itu. Sudah sepuluh menit sejak Farel pergi ke toliet namun, tidak ada tanda-tanda ia akan kembali.

Ia merasa takut jika Farel kembali bersikap digin seperti kejadian sebelum ia pergi ke sumbawa. Dalam hati Salsha mengumpat keras, merasa bodoh telah melupakan kebiasaan Farel. Bagaimana bisa ia mengingat Max?

Kecemasannya semakin kuat setelah setengah jam lebih ia menunggu seakan sia-sia. Ia mencoba menghubungi nomer Farel, tapi ia selalu mendengar nada sibuk.

“Kau sedang menelfon siapa Farel?” Salsha menggigit bibirnya. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca, rasa malu, takut, kecewa bercampur menjadi satu. Ia tatap makanan di depanya yang sudah pasti mendingin. Bahkan tatapan penasaran dari pelayan yang berada di depan pintu semakin membuat suasana hatinya tidak tenang.

Ia lirik jam yang melingkar indah di tangan kirinya sekali lagi. Tepat jam 2, artinya Farel meninggalkanya tepat satu jam. Menahan air mata, Salsha beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

“Tunggu mbak.”

Panggilan itu menghentikan langkah Salsha yang berusaha meninggalkan ruangan itu, tanpa menimbulkan rasa penasaran dari orang-orang. Salsha menatap pelayan itu dengan alis terangkat sebelah.

Pelayan pria itu menelan ludh kasar. Rasa gugup karena bertemu dengan seorang model utama, sekaligu rasa takut karena tatapan tajam itu membuat nyalinya menciut. Tapi ia harus melakukan tugasnya.

“Maaf, makanan anda belum di bayar.”

Serasa jatuh tertimpa tangga, Salsha merasa nasibnya sungguh luar biasa. Bukan hanya ditinggal tanpa kejelasan, bahkan ia juga dipermalukan di depan banyak orang. Dapat ia lihat dari sudut matanya beberapa orang saling berbisik.

Tenggorokanya terasa tercekat, segera ia menelan ludah secara kasar. Dengan meraih sisa-sisa harga dirinya ia meraih tas kecil yang ia pegan, mengambil puluhan lembar uang berwarna merah yang membuat pelayan itu melototkan mata.

“Maaf, ini terlalu banyak.”

Salsha mengabaikan ucapan pelayan itu. Segera ia meninggalkan tempat itu dengan harga diri yang sudah terhempas entah kemana.

Salsha menatap jalanan yang sepi, ia mendesah melihat hp\_nya yang sudah kehabisan daya.

Tin... Tin..

Salsha menatap aneh mobil yang behenti di depanya. Ia merasa tidak asing dengan mobil hitam itu, tapi ia juga lupa siapa pemiliknya. Mengabaikan mobil aneh itu, ia berjalan dengan sepatu hak 12 senti.

“Hay.”

Salsha terdiam membeku mendengar suara itu. Suara yang sangat ia hindari. Bagaimana bisa pemilik suara itu sudah ada di jakarta? Dengan cepat ia ayunkan kakinya berusah menghindar.

Tarikan bahunya membuat langkah kakinya terhenti, bahkan tanpa sadar kakinya terkilir.

“Auch.” Salsha meringis merasakan perih di kakinya.

Sosok yang menariknya yang tak lain Max menatap Salsha khawatir. Namun, rasa khawatir itu seakan menguap melihat pakaian yang digunakan Salsha. Tanpa pikir panjang ia melepas jaket di tubuhnya dan memakaikan di tubuh Salsha. Salsha membeku menatap Max yang menutup tubuhnya dengan lembut.

“Sudah ku katakan berulang kali, jangan pakai pakaian kurang bahan.” Max menggeram.

Salsha terdiam menatap cara Max menutup tubuhnya. Hatinya terasa hangat, tapi tidak ada getaran yang ia rasakan ketika bersama Max seperti ia bersama Farel. Mengingat Farel membuat perasaanya berantakan.

Salsha terperanjat. Max mengangkat tubuhnya seperti pangeran yang mengangkat tubuh seorang putri.

“Kau! turunkan aku.” Salsha memberontak berusah terlepas dari rengkuhan Max.

Max menatap Salsha tajam. Bagiaman bisa ia membiarkan Salsha berjalan dengan kaki seperti itu. Tidak akan ia biarkan Salsha merasakan kesakitan selama masih ada dirinya.

“Max.” Salsha semakin memberontak melihat Max yang mengabaikan ucapanya. Ia hanya takut jika ada paparazi yang melihatnya seperti ini, akan ada skandal besar yang sudah pasti mencoreng pamornya dan menyert nama Farel. Ia tidak mau itu semua terjadi.

“Diamlah, suaramu menggangguku.” Max mendesis membuat Salsha berhenti memberintak.

Max menatap Salsha dengan wajah datarnya. Sungguh ia tidak ingin membuat Salsha terluka, baik karena fisiknya atau pun karena perkataanya. Ia mengatakn kata-kata seperti itu hanya ingin Salsha diam dan tidak memberontak lagi.

Max meletakkan tubuh Salsha di samping kemudi dengan hati-hati. Ia singkirkan rambut Salsha yang berantakan. Wajah sendu terlihat jelas di wajah cantik itu, membuat Max merasa bersalah.

“Maafkan aku.”

Salsha terperanjat mendengar permintaan maaf dari Max. Apa yang terjadi dengan laki-laki di depanya itu?

“Aku tidak maksud berkata kasar,” Max berucap dengan nada lembut.

Salsha akhirnya faham apa maksud dari permintaan maaf Max. Sungguh ia tidak sedih dengan ucapan Max, tapi ia diam karena membandingkan sifat Max dan Farel. Meskipun Farel perhatian, tapi ia merasa perhatian Farel seperti perhatian seorang saabat. Tidak seperti Max yang menatapnya dan memeperhatiknya dengan penuh cinta.

“Salsha?” Max semakin ketakutan melihat Salsha yang masih saja terdiam. Ia mengutuk sifat kerasnya.

“Tidak apa-apa. Terima kasih telah membantuku.”

Max beranjak ke kursi kemudi, mulai menjalankan mobilnya membawa Salsha menjauh dari kafe. Salsha menatap jalanan sendu, andaikan Farel bersikap seperti Max, ia akan menjadi wanita paling bahagia. Terlepas sifat bajingan Max yang menidurinya, Salsha sadar semua yang dilakukan Max karena rasa cintanya yang besar. Dan hal itu semakin membuat Salsha sedih, karena sampai kapan pun ia tidak akan bisa membalas perasaan Max. Cintanya hanya untuk Farel.

“Kau mau kemana sekarang?” Max menatap Salsha dengan sesekali melihat jalanan.

Salsha menatap lurus ke depan enggan menatap Max. Untuk bertemu Farel saat ini ia belum sanggup.

“Bawa aku ke rumah di jalan xxx”

Max menatap Salsha dengan alis menuki kebawah. Ia berfikir ada yang tidak beres dengan wanita itu. Tangannya dengan lembut mengusap rambut Salsha, membuat Salsha terperanjat dan menatapnya seakan bertanya.

“Kalau ada masalah kau bisa cerita.” Max tersenyum.

Salsha terenyuh melihat senyum itu. hatinya menghangat. Ia seakan mendapatakan tempat berteduh di kala badai menghantam. Tapi sekali lagi ia berusah menyingkirkan fikiran itu, ia harus membatasi intraksinya dengan Max, ia tidak ingin membrikan harapan untuk Max.

“Kenapa kau bersikpa seperti itu?” Sasha menatap lurus tepat di manik mata hitam itu.

Max mengernyit mendengar pertanyaan Salsha. Bagaiaman bisa ia mempertanyakan sikapnya?

“Hay, sudah sewajarnya aku bersikap seperti itu. Bukankah hubungan kita sudah lebih dari sekedar teman?”

Salsha semakin menegang mendengar penuturan Max. Ucapan itu mengingatkan malam panas yang mereka lewati selam di sumbawa. Salsha ketakuta, bahkan tanganya gemetar menyadari ia telah menghianati Farel.

“Lupakan semua yang terjadi di sumbawa,” Salsha berucap dengan tegas membuat Max menghentikan laju mobilnya.

“Apa maksudmu?”

“Aku bilang lupakan, anggap semua itu bukan apa-apa.”

“Kenapa kau bisa berkata seperti itu, setelah malam-malam panas itu aku sudah menganggap kau kekasihku, meskipun statusmu istri orang lain. Aku siap menjadi kekasih gelapmu.”

Salsha semakin kaget mendengar penuturan Max. Sebegitu besarkah rasa cinta Max, atau semua itu hanya obsesi?

“Ingat Max, kau bukan kekasihku. Hubungan kita waktu di Sumbawa hanya sekedar patner ranjang.” Salsha membuang muka tepat setalah mengatakan itu. Max menggeram marah, harga dirinya terluka. Jika seperti itu yang dia inginkan, akan ia tunjukan apa itu patner ranjang sesungguhnya.

Terpopuler

Comments

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

seperti nya mereka berdua saling mencintai.... bukan sekedar partner ranjang semata...

2023-01-26

0

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

Sephia

2023-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 1.Sendiri
2 2. Cinta Bukan tentang gairah
3 3. Gairah
4 4. Derita
5 5. Gairah
6 6. Luka
7 7. Merasa Seperti Murahan
8 8. Tetaplah bertahan
9 9. Terpaksa
10 10. Hanya Pemuas Nafsu
11 11. Koma
12 12. Maria Wiratman
13 13. Rumah pertama dan Rumah kedua
14 14. Perasaan
15 15. Rencana
16 16. Rencana
17 17. Cemburu
18 18. Patner Ranjang
19 19. Kabur
20 20. Bahagia
21 21. Cemas
22 22. Monster
23 23. Tertangkap
24 24. Belenggu Gairah
25 25. Pelecehan
26 26. Kecewa
27 27. Bunuh Diri
28 28. Melawan Malaikat Kematian
29 29. Azriel si Ceria
30 30. Rumah Sakit
31 31. Rasa Bersalah
32 32. Sadar
33 33. Seperti Boneka
34 34. Rumah Baru
35 35. Awal Perjuangan
36 36. Istri Kedua
37 37. Seperti Hewan Liar
38 38. Mengambil Hati
39 39. Berenang Bersama
40 40.Kejutan
41 41. Ajakan Menikah
42 42. Takut
43 43. Kesempatan
44 44. Sadar dari Koma
45 45. 99 Tangkai bunga mawar
46 46. Harapan
47 47. Aneh
48 48. Terulang Kembali
49 49. Fakta
50 50.Rencana
51 51. Bimbang
52 52. Pilihan
53 53. Aku Akan Menghancurkan Dunia
54 54. Arti Cinta
55 55. Aku Akan Berusaha
56 56. Tangisan Rindu
57 57. Percaya pada ku
58 58.Cerai
59 59. Aku Bukan Wanita Jahat
60 60. Hamil
61 61. Garis Dua
62 62. Kecewa
63 63. Kehilangan
64 64. Pergi
65 65. Aku Adalah Karma
66 66. Rumit
67 67. Membuka Hati
68 68. Kecewa
69 69. Marah
70 70. Drama yang memuakkN
71 71. Bersalah
72 72. Dingin
73 73. Kau tidak apa-apa Nona
74 74. Pelac*r
75 75. Air Putih
76 76. Masa Lalu
77 77. Umpan
78 78. Mesum
79 79. Kekasih
80 80. Hancur
81 81. Kakak
82 82. Karma
83 83. Nikah
84 84. Tanda tangan
85 85. Resmi menikah
86 86. Istri
87 87. Kecupan
88 88. Makan Siang
89 89. Anting-anting
90 90. Penjelasan
91 91. Pesta topeng
92 92. Kesalahan
93 93. Kesalahan
94 94. Kesalahan indah
95 95. Pembalasan
96 97. Harapan
97 98. Takut
98 99. Dendam
99 100. Tanpa judul
100 101. Tanpa judul
101 102. Alex
102 103. Penghinaan
103 104. Mantan cucu
104 105. Bulan madu
105 106. Pantai
106 107. Siasat
107 108. Maria
108 109. Sebuah kebohongan
109 110. Pertemuan
110 113. Cemas
111 114. Tamparan
112 115. Impotent?
113 116. Terkejut
114 117. Keputusan
115 118. Pembunuh
116 119. Terkuak
117 120. Terkuak
118 121. Menyesal
119 122. Menyesal
120 123. Fakta baru
121 124. Seperti dulu
122 125. Tidak memberi kesempatan kedua
123 126. Pembalasan
124 127. Pembalasan
125 128. Farel nyidam
126 129. Kedatangan Max
127 130. Aku mencintaimu
128 131. Baby
129 132. Pergi
130 133. Tanpa judul
131 134. Tanpa judul
132 135. Kedatangan Zakiel
133 136. Kematian Jhonatan
134 137. Rahsia yang harus ditutup
135 138. Gaun
136 139. Konferensi pers
137 140. Akhir?
138 142. Bayi botak
139 143. Bukan wanita simpanan
140 Cerita baru, yg kangen Max, melipir cusss
Episodes

Updated 140 Episodes

1
1.Sendiri
2
2. Cinta Bukan tentang gairah
3
3. Gairah
4
4. Derita
5
5. Gairah
6
6. Luka
7
7. Merasa Seperti Murahan
8
8. Tetaplah bertahan
9
9. Terpaksa
10
10. Hanya Pemuas Nafsu
11
11. Koma
12
12. Maria Wiratman
13
13. Rumah pertama dan Rumah kedua
14
14. Perasaan
15
15. Rencana
16
16. Rencana
17
17. Cemburu
18
18. Patner Ranjang
19
19. Kabur
20
20. Bahagia
21
21. Cemas
22
22. Monster
23
23. Tertangkap
24
24. Belenggu Gairah
25
25. Pelecehan
26
26. Kecewa
27
27. Bunuh Diri
28
28. Melawan Malaikat Kematian
29
29. Azriel si Ceria
30
30. Rumah Sakit
31
31. Rasa Bersalah
32
32. Sadar
33
33. Seperti Boneka
34
34. Rumah Baru
35
35. Awal Perjuangan
36
36. Istri Kedua
37
37. Seperti Hewan Liar
38
38. Mengambil Hati
39
39. Berenang Bersama
40
40.Kejutan
41
41. Ajakan Menikah
42
42. Takut
43
43. Kesempatan
44
44. Sadar dari Koma
45
45. 99 Tangkai bunga mawar
46
46. Harapan
47
47. Aneh
48
48. Terulang Kembali
49
49. Fakta
50
50.Rencana
51
51. Bimbang
52
52. Pilihan
53
53. Aku Akan Menghancurkan Dunia
54
54. Arti Cinta
55
55. Aku Akan Berusaha
56
56. Tangisan Rindu
57
57. Percaya pada ku
58
58.Cerai
59
59. Aku Bukan Wanita Jahat
60
60. Hamil
61
61. Garis Dua
62
62. Kecewa
63
63. Kehilangan
64
64. Pergi
65
65. Aku Adalah Karma
66
66. Rumit
67
67. Membuka Hati
68
68. Kecewa
69
69. Marah
70
70. Drama yang memuakkN
71
71. Bersalah
72
72. Dingin
73
73. Kau tidak apa-apa Nona
74
74. Pelac*r
75
75. Air Putih
76
76. Masa Lalu
77
77. Umpan
78
78. Mesum
79
79. Kekasih
80
80. Hancur
81
81. Kakak
82
82. Karma
83
83. Nikah
84
84. Tanda tangan
85
85. Resmi menikah
86
86. Istri
87
87. Kecupan
88
88. Makan Siang
89
89. Anting-anting
90
90. Penjelasan
91
91. Pesta topeng
92
92. Kesalahan
93
93. Kesalahan
94
94. Kesalahan indah
95
95. Pembalasan
96
97. Harapan
97
98. Takut
98
99. Dendam
99
100. Tanpa judul
100
101. Tanpa judul
101
102. Alex
102
103. Penghinaan
103
104. Mantan cucu
104
105. Bulan madu
105
106. Pantai
106
107. Siasat
107
108. Maria
108
109. Sebuah kebohongan
109
110. Pertemuan
110
113. Cemas
111
114. Tamparan
112
115. Impotent?
113
116. Terkejut
114
117. Keputusan
115
118. Pembunuh
116
119. Terkuak
117
120. Terkuak
118
121. Menyesal
119
122. Menyesal
120
123. Fakta baru
121
124. Seperti dulu
122
125. Tidak memberi kesempatan kedua
123
126. Pembalasan
124
127. Pembalasan
125
128. Farel nyidam
126
129. Kedatangan Max
127
130. Aku mencintaimu
128
131. Baby
129
132. Pergi
130
133. Tanpa judul
131
134. Tanpa judul
132
135. Kedatangan Zakiel
133
136. Kematian Jhonatan
134
137. Rahsia yang harus ditutup
135
138. Gaun
136
139. Konferensi pers
137
140. Akhir?
138
142. Bayi botak
139
143. Bukan wanita simpanan
140
Cerita baru, yg kangen Max, melipir cusss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!