Raisya menatap Farel yang menyeringai di depanya, meskipun hubunganya dengan Jhontan sudah lebih dari sekedar ciuman atau biasa tidur bersama, tapi mereka tidak pernah melakukan hal yang berlebihan seperti melakukan hubungan suami istri.
Farel mendekat ke arah Raisya yang terpaku menatapanya, dari sorotnya terdapat sebuah ketakutan membuat Farel semakin bergairah. Tangan kekarnya meraih handuk yang masih menutupi tubuhnya. Farel menatap tubuhnya dengan bangga, Akhirnya.
Raisya semakin ketakutan ketika melihat Farel yang sudah berdiri di depanya. Bahkan tanpa sadar ia meneguk ludah kasar. Membuat fikiranya membayangkan hal yang sangat kurang ajar. Apakah ia masih sanggup berdiri ketika barang itu memasukinya?
“Apakah kau terpesona?” Farel bertanya tepat di atas Raisya.
Raisya terdiam, bingung bagaiamana menjawab pertanyaan Farel. Ia bukan terpesona tapi lebih ke takut. Sungguh ia ketakutan.
“Raisya, kau sangat seksi dan menggoda imanku.”
Tangan Farel bergeliya tepat di wajah Raisya. Raisya memejamkan matanya, bukan karena menikmati sentuhan itu tapi mecoba menghalau rasa jijik yang tiba-tiba menghalau hatinya itu.
Farel menarik tali simpul yang bertenggar manis di pinggang Raisya, membuat Raisya terpekik kaget dan Farel menelan ludah kasar. Tanpa menunggu Farel segera mengecup leher, tulang selangka dan kebawahnya, meninggalkan jejak basah dan warna merah yang akan membiru besoknya.
Raisya terdiam merasakan sentuhan yang mampu membangkitkan sesuatu yang belum pernah ia rasakan. Tanganya mencengkram erat seprai saat ia merasakan Farel menyentuhnya dan menggodanya.
Raisya menahan gejolak yang memaksa keluar, dengan sekuat tenaga ia memejamkan mata dan menggertakkan giginya. Namun, semua sia-sia. Gejolak itu berontak keluar dari dalam dirinya.
Farel mendongak dan menyeringai, kemudian menatap Raisya dengan nafas terengah-engah dan mata terpejam.
“Keluarkanlah, jangan kau tahan.”
Raisya menatap Farel, ia membuang mukanya merasa malu dengan tingkahnya yang menkmati permainan itu. tanpa sadar air matanya keluar dari pojok matanya.
Farel menatap Raisya yang membuang mukanya, entah mengapa ia merasa tertantang dengan Raisya yang berusaha mengelak itu.
Raisya merasakan ada gerakan di atasnya, bahkan ia semakin merasa tidak nyaman dan ketakutan. Matanya tertutup menangisi nasib yang akan menimpanya kali ini. Tuhan maafkan aku, aku berdosa.
Jleb
Raisya memekik kesakitan karena Farel yang memasukinya tiba-tiba, dan farel terdiam mengetahui sesuatu yang mengejutkan, kemudian tersenyum bangga.
“Kau masih Virgin?”
Raisya menutup matanya merasakan rasa sakit yang teramat dan semakin sakit ketika Farel bertanya seperti itu. Dengan mata merahnya ia menatap Farel.
“Sekarang tidak lagi. Lanjutkan dan selesaikan semuanya.”
Farel terkejut mendengar ucapan dan tatapan Raisya, entah mengapa ia merasa sakit melihatnya.
Raisya menatap Farel yang tetap berdiam di atasnya tanpa bergerak, membuat ia semakin kesakitan.
“Bergeraklah, kau menyakitiku.”
Farel tersentak, dengan perlahan ia gerakkan tubuhnya, bahkan sekarang ia melupakan perasaan bersalahnya tadi.
Raisya memejamkan matanya, mencoba menikmati permainan Farel. Bahkan sekarang ia mulai terhanyut dalam permaianan itu. Otaknya sibuk membayangkan jika orang yang sedang bermain bersamanya adalah Jhonatan.
“Ahhhhh Ishhhh.” Farel mendesah nikmat ketika merasa gejolak dalam dirinya semakin kuat.
Raisya memejamkan matanya dan menahan desahanya, membuat Farel menatapnya dengan mata berkabut gairah, tergoda membuat ia berteriak.
Farel semakin gencar menggonya. Bermain sana-sini, mencoba sesuatu yang baru dalam hidupnya. Semakin lama, Farel semakin terhanyut.
Raisya semakin tergoda mengikuti permainan itu, membuatnya melupakan segala rasa yang bergelayut di otak dan hatinya.
“Ahhh.” Raisya mendesah keras ketika Farel memeprcepat permainananya.
“Panggil namaku Raisya.”
Raisya membuka matanya, netra hijaunya bersitatap dengan netra coklat itu membuatnya tersentak dan teringat jika dia Farel bukan Jhonatan, entah mengapa semangat yang membumbung tinggi itu seketika meredup.
Farel memandang Raisya dengan dahi mengekrut, ia ingin bertanya apa yang membuat Raisya menatapnya seperti itu namun, ia merasa permainananya semakin mendekati finish. Tanpa memikirkan pertanyaan yang bergelayut di otaknya, segera ia menyambut kemenangannya. Farel menggertakan giginya ketika ia merasakan ledakan dahsyat akibat kemenangan yang baru saja ia raih.
Raisya menutup matanya dengan air mata yang kembali jatuh dari sudut matanya ketika ia dan Farel sampai finish secara bersamaan. Ia tetap menikmati permaianan itu, meskipun ia sadar bukan Jhonatan yang sedang bersamanya, ia hancur bahkan lebih hancur lagi dengan fakta yang ia terima itu.
Farel menjatuhkan tubuhnya tepat di samping Raisya tanpa melepaskan penyatuan mereka. Helaan nafas memenuhi kamar berwarna putih abu-abu itu. Merasa sudah cukup, segera ia melepaskan tubuhnya dari Raisya, membuat ia terlentang dan tersenyum dengan wajah penuh kepuasan.
Raisya terdiam, bahkan ia tidak ada keinginan untuk merubah posisisnya sama sekali. Ia terlalu tenggelam dalam rasa baru dan rasa bersalah yang menggerogoti hatinya.
Drt Drt Drt
Suara itu membuat Raisya tersadar, dapat ia lihat Farel yang bangkit tanpa bersusah payah untuk menutupi tibihnya itu. Tangan kekar yang tadi bermain dengan lihai meraih gawai.
Farel menatap nama yang tertera dalam ID Phnoe itu, entah bagaiaman perasaanya saat ini. Ia merasa bersalah telah melakukan semua ini namun, ia mencoba abai. Dengan langkah santainya ia berjalan ke dalam kamar mandi.
“Hallo.
“Hallo, sayang.”
“Kenapa?”
Entah mengapa Farel merasa suaranya dingin saat ini, tapi ia mencoba abai.
“Maafkan aku, sepertinya aku tidak akan pulang dalam seminggu ini.”
Farel terdiam, entah mengapa ia mersa senang dengan kabar yang ia terima saat ini, tidak seperti dulu.
“Hmm baiklah, jangan terburu-buru. Selesaikan saja seluruh tugasmu.”
“Oh ok, ahh”
Entah mengapa ia mendengar suara ******* tertahan di sana, ia mengernyit heran tapi ia mencoba abai.
“Hmm aku matikan dulu, aku ada urusan.”
Tanpa menunggu jawaban dari Salsha, Farel segera mematikan panggilan tersebut.
“Maafkan aku.” Farel menatap gawainya dengan pandangan rumit.
Segera ia letakkan gawai itu di atas nakas yang berada tepat di samping kaca besar di kamar mandi itu, kemudian mengguyur tubuhnya di bawah sower itu. Merasa tubuhnya terasa lebih segar ia meraih handuk dan mengeringkan tubuh kekarnya itu.
“Pengalaman pertama yang sangat memuaskan.”
******
Raisya terdiam menarik selimut untuk menutupi tubuhnya itu, matanya terasa berat. Hari ini sungguh melelahkan.
Puk
Raisya berjingat kaget mendapatkan serangan tiba-tiba. Dapat ia lihat wadah obat yang sangat asing baginya, ia menatap Farel sang pelaku yang melemparkan barang itu.
“Minum pil itu, aku tidak menginginkan anak dalam hubungan ini.”
Raisya terdiam menatap satu botol kecil obat itu, dalam hati ia menertawakan nasibnya. Ia juga tidak menginginkan adanya anak dalam hubungan ini, tapi satu hal yang ia tangkap dari semua ini, ia hanya pemuas nafsu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
kakakk author boleh gigit Farel ga....
2023-01-26
0
Riyamah Riyamah
tak ada akhlak sex bebas mak temene syetan terkutuk
2022-12-26
0
Rahmawaty❣️
Gw kira raisya udh sering bercinta sma jonathan..krna kn udh terang² an tdr brsma di mansion bpk nya
2022-12-26
0