Farel menatap Salsha sedih, dengan kasar ia raup wajahnya dan meninggalkan sang istri ke kamar mandi. Farel membuka seluruh pakaianya dan menatap seluruh tubuhnya dengan cermat. Ia mendengus melihat kesempurnaan itu. namun, hanya dia yang tau seberapa cacat dirinya itu.
“Sayang.”
Panggilan itu membuat Farel mengalihkan pandanganya, dengan cepat ia meraih handuk dan menutup tubuh bawahnya, membuat Salsha mendengus kesal.
“Kenapa sayang?” Farel bertanya dengan mencium kening Salsha.
“Kenapa kau menutupi tubuhmu?” Salsha bertanya dengan serius.
Farel terdiam mendengar pertanyaan Salsha, ia juga tidak tau mengapa ia menutup tubuhnya itu.
“Tidak apa-apa.” Farel menjawab dengan meninggalkan Salsha sendirian di kamar mandi itu.
Salsha menatap Farel dengan pandangan terluka, selalu seperti ini.
“Kenapa?” Salsha bertanya dengan nada bergetar membuat Farel menghentikan langkah kakinya.
“Kenapa kau tidak mau menyentuhku?” Salsha berteriak membuat Farel kaget dan menatapnya tajam.
“Jangan berteriak!” Farel mendesis.
“Apakah aku harus tetap diam?” Salsha menatap Farel dengan tatapan terluka.
“Apa maksudmu?”
“Jangan pura-pura bodoh, sudah dua tahun, sudah dua tahun dan kau masih tidak mau menyentuhku!” Salsha terjatuh dengan wajah yang tertunduk membuat Farel dengan cepat meraih tubuhnya itu.
“Sayang, kau tahu kan bagaimana keadaanku?” Farel bertanya dengan menahan nafasnya. Tanganya merengkuh tubuh langsing itu, mengelus lembut seakan menenangkannya.
“Sampai kapan Farel? Sampai kapan? Aku juga butuh anak?” Salsha berteriak dan memukul dada Farel.
“Maafkan aku.” Farel mengeratkan pelukanya.
“Mari kita coba.” Salsha menatap Farel dengan tatapan penuh keyakinan.
“Sayang__”
“Mari kita coba farel, kau tidak mencintaiku?”
“Aku sangat mencintaimu, jangan pernah pertanyakaan ataupun meragukan rasa cintaku ini.” Farel menatap tajam Salsha membuat Salsha tertawa hambar.
“Kalau kau mencintaiku, mari kita lakukan.” Tantang Salsha.
Salsha meraih tengkuk Farel dan menciumnya dengan kasar, membuat Farel kaget dan menoba membalas ciuman itu, dengan lihai Salsha menggiring Farel ke atas ranjangnya. Salsha menarik pakaianya hingga menyisahkan dalamanya saja, dan duduk di atas paha Farel.
Salsha menggerakkan tubuhnya, berusaha menggoda Farel agar terangsang dengan wajah seksinya dan gerakan erotisnya.
Farel terdiam menatap Salsha yang agresif itu, entah mengapa melihat Salsha yang seperti itu tidak bisa menumbuhkan gairahnya, bahkan ia bisa merasakan jika senjatanya masih terkulai lemas meskipun mendapatkan serangan yang begitu kuat dari atas sana. Bukanya membangkitkan gairah, ia malah merasa kesakitan karena gerakan Salsha yang berutal itu.
“Salsha cukup.” Farel berucap dengan menutup matanya.
Salsha yang melihat Farel menutup matanya merasa puas, dalam hatinya ia berfikir jika Farel terangsang. mengabaikan ucapan Farel ia mencoba meraih handuk yang masih menutupi Farel itu. Namun, gerakan tanganya terhenti ketika Farel mencengkram erat tanganya.
“Sudah cukup, jangan seperti ini lagi.” Farel mengangkat tubuh Salsha dan meletakkanya di samping.
Salsha menatap Farel yang bangkit meninggalkanya dengan alis mengernyit, ia yakin jika Farel tadi sempat terangsang, tapi mengapa ia pergi begitu saja. Salsha berlari dan memeluk Farel dari belakang, bahkan tanganya mencoba meraba-raba tubuh Farel lagi.
Farel menutup matanya mencoba menahan gejolak emosi di dadanya. Dengan kuat ia hempaskan tangan Salsha dan menatap Salsha tajam.
“Tidak perlu malu seperti itu Farel, aku tau ini pertama kali bagimu.” Salsha berucap dengan nada sensual membuat Farel mengernyit merasa tidak mengenal dengan sosok di depanya ini.
“Salsha, sadarlah!”
Ucapan tajam Farel membuat Salsha terdiam, wajah menggodanya perlahan berubah menjadi sendu.
“Kenapa Farel, aku yakin kamu tadi sudah terangsang.” Salsha menatap Farel dengan mata yang memerah. Ingin sekali Farel berteriak jika ia tidak terangsang melainkan kesakitan.
“Kenapa kau berubah?” Farel bertanya dengan memegang kedua bahu Salsha membuat Salsha mendongak.
“Apa maksudmu?” Salsha mengernyit tidak paham.
“Bukanya kau sudah dari dulu tahu apa kekuranganku, dan itu juga yang membuat aku mencintaimu dan memilih menikah denganmu daripada melajang seumur hidupku.” Farel menatap Salsha tidak percaya.
Ia ingat, sebelum mereka menikah, Salsha sudah tahu bagaimana kondisinya. Dari awal ia tidak pernah bisa memberikan nafkah batin untuknya, dan ia menerima semuanya dengan lapang dada. Tapi kenapa sekarang ia seperti ini? Ia berperan seperti orang yang tersakiti. Bukanya seharusnya ia tahu resiko menikah dengan laki-laki impotent?
Salsha terdiam mendengarkan ucapan Farel, ia merasa tertohok. Ia sadar, tapi ia tidak bisa seperti ini selamanya atau semuanya akan hancur.
“Farel__”
“Apa kamu menyesal?” Farel menatap manik hitam Salsha membuat Salsha gelisah.
“Tidak, aku tidak pernah menyesal.” Salsha menatap arah lain tidak berani menatap manik coklat Farel.
Farel mendengus, ia yakin jika Salsha berbohong.
“Katakan sejujurnya!”
“Maaf,”
Farel mengernyit mendengar ucapan Salsha.
“Apa maksudmu? Kenapa kau meminta maaf.” Farel menuntut penjelasan.
“Aku_” Salsha tergagap membuat farel semakin tersulut emosi.
“Katakan Salsha.” Farel menekan setiap perkataanya membuat Salsha semakin bergetar ketakutan.
“Maafkan aku Farel, kau ingat waktu aku ada acara di Paris?” Salsha menatap Farel dengan mata yang berkaca-kaca membuat Frel semakin gusar.
“Iya.”
“Aku tidak sengaja tidur dengan Maxim.”
Deg
Farel terdiam, menatap Salsha dengan tatapan kosong.
“Ha ha ha jangan bercanda.” Farel meraup wajahnya kasar dan menatap Salsha tajam.
“Maaf Farel.” Salsha berlutut di bawah kaki Farel.
“Tinggalkan aku sendiri.” Farel berucap dengan dingin membuat Salsha tersentak kaget.
“Kenapa? Kau merasa jijik?” Salsha bertanya dengan mata berkaca-kaca.
Farel terdiam mendengar pernyataan Salsha, ia tidak tahu apakah ia jijik atau tidak. Tapi satu hal yang pasti ia kecewa.
“Kenapa kau tidak bisa menerima diriku apa adanya seperti aku yang selalu menerima kekuranganmu Farel, aku melakukan itu karena pengarus alkohol. Bahkan aku menutup mataku dari orang-orang yang menggunjingku mandul!”
Farel tertohok dengan pernyataan Salsha, selama ini ia tidak mengetahui jika sang Istri mendapatkan penghinaan seperti itu. Tapi apakah dia bisa menerima semua ini seperti tidak pernah terjadi apa pun?
“Bukanah kau dulu mengatakan jika cinta tak selamanya tentang gairah? Apakah kejadian ini meruntuhkan rasa cintamu?” Salsha menatap Farel yang tetap diam itu.
“Baik, aku akan pergi!” Salsha bangkit meninggalkan Farel yang terdiam dengan fikranya itu. Pelukan hangat membuat langkahnya terhenti.
“Jangan pergi, maafkan aku. Aku hanya kecewa, tapi rasa cintaku lebih besar daripada rasa kecewaku. Jangan tinggalkan aku.”
Salsha terdiam mendapatkan pelukan tiba-tiba itu. Seringai kecil ia keluarkan. Ia harus mendapatkan cinta Farel kembali.
Farel mencoba menahan emosi yang meledak di dadanya. Bayangan Salsha yang tidur dengan pria lain membuat harga dirinya tersentil.
Namun, rasa takut kehilangan membuat ia menutup mata. Ia akan mencoba, menganggap tidak pernah terjadi apa-apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Ms Yan
dari semua novel yg pernah gw baca ini lah novel yg berulang ulang kali aku baca
tidak pernah bosan feel nya dapat
Thank you author sudah membuat novel sebagus ini ❤️❤️
2023-07-22
1
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
Farel pasti kecewa banget 😔
2023-01-26
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
woallaahh....anu nya ga bisa on yaaa
2023-01-26
0