Raisya menatap gawaianya yang berselancar di dunia maya dengan cermat. Kini ia tahu siapa Farel Wiratman. Farel adalah salah satu pengusaha terkaya di asia, bukan hanya itu. Raisya juga mengetahui siapa perempuan yang ia rusak kebahagianya, Salsha Dawal.
Raisya menahan nafas mengingat siapa Salsha Dawal itu. Salsaha bukanlah orang sembarangan. Salsaha termasuk model dengan penghasilan yang luar biasa, jika sampai skandal pernikahan Salsha terkuak dan namanya terbawa, maka hancur sudah masa depanya.
Raisya memutar otaknya, berusaha mencari solusi untuk terbebas dari lilitan hutang itu. Ia tidak terlalu faham 3 milyar itu apakah seharga keperawananya atau 3 milyar itu bayaran ia menjadi pemuas nafsy laki-laki bajingan itu.
Raisya akui ia terlalu gegabah dalam mengambil keputusan, tapi ia tidak tahu bagaiamana caranya agar mendapatkan uang dengan cara instan. Raisya ingin sekali meminta bantuan paman Hanry, tapi situasi dan keluarga paman Henry tidaklah mendukung.
“tuhan, bagaiamana ini.” Raisya meraup wajahnya kasar.
Sibuk menatap gawainya hingga tatapan Raisya terpusat pada lomba karya menulis Online. Apakah ia bisa mewujudkan mimpinya sekarang?
“Mari kita coba peruntungan.”
Beberapa jam berkutat di dunianya sendiri, Raisya mengehla nafas lirih di akhirnya.
“Ternyata semua tidak semudah itu. Bagaiamana bisa mendapatkan pembaca dan menarik minat mereka?”
Raisya menggigit kukunya, pertanda kekalutan luar biasa yang melanda hatinya. Dengan lunglai ia melepaskan gawaianya, tepat di sebalahnya. Netra hijau itu tertutup bukan karena tidur, melainkan kepeningan yang melanda mata dan otaknya.
Ingatan Raisay berputar. Andaikan ia melakukan kuliah seperti mahasiswa pada umumnya. Ia tidak akan mengalami kesulitan seperti ini. Ia pasti akan meminta bantuan pada teman-temanya. Sungguh sekarang ia menyesali keputusanya dulu.
Raisya mulai menegakkan tubuhnya, mencari-cari di lama wab. Ia berusaha mencari cara agar usahanya membuahkan hasil. Jika menulis tidak segampang itu, maka ia harus mencari cara untuk menghasilkan uang selain dengan cara menulis.
Berjam-jam Raisya berkutat pada ponsel cantiknya. Namun, tak satu pun hal yang ia cari ditemukan.
“Aku memiliki sisa uang pembayaran 500 juta. Aku harus mengembangkan uang itu agar bisa terbebas dari sini. Jika menulis membutuhkan waktu lama, maka aku harus menggaet penulis terkenal untuk menerbitkan bukunya di tempatku. Ok, mari kita buat tempat penerbitan.”
Raisya tersenyum menyadari pemikiranya yang jenius itu. Tapi senyum itu tidak bertahan lama ketika ia menyadari ketololoanya mengenai penerbitan.
“Astaga, kenapa aku bodoh sekali. Aku membutuhkan seseorang yang terbiasa dengan dunia penerbitan dan percetakan.”
Raisya terdiam berusaha berpikir. “Siapa yang bisa membantuku?” Raisya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dering telfon menyadarkan Raisya, ia pandangi nomer tanpa nama itu. Otak kecilnya sibuk menerka siapa gerangan yang menelfonya.
“Hallo,” Raisya berucap dengan hati-hati.
“Hay.”
Raisya semakin mengerut mendengar jawaban dari si penelfon.
“Siapa ya?”
“Oh, saya Zakiel.”
Seakan mendapatkan emas batangan, mata Raisya berbinar. Ia tahu siapa yang bisa membantunya.
“Hay Zakiel, bisakah kau membantuku?” tanpa rasa malu Raisya bertanya dan meminta bantuan.
Raisya lebih memilih memepermalukan dirinya untuk meminta bantuan orang asing, dari pada harus selalu terjerat dosa yang tidak ada ujungnya dan menghancurkan masa depanya.
“Apa yang bisa saya bantu.”
Raisya semakin tersenyum lebar mendengar penuturan Zakiel. Dengan cepat ia utarakan keinginanya yang disambut baik oleh Zakiel.
“Hmm, kita sepertinya bicara secara langsung.” Ajak Zakiel.
Raisya tanpa pikir panjang mengiyakan permintaan Zakiel. Sambungan telfon ia putuskan dan cepat cepat memasuki kamar untuk bersiap-siap.
******
Farel menatap Salsha yang bergelayut manja di lenganya. Ia merasa risi dengan sentuhan itu, tapi ia tidak bisa menolaknya. Salsha merasa senang melihat Farel yang tidak marah lagi.
“Farel, ayo kita makan siang.” Salsha menatap Farel penuh harap.
Farel menatap Salsha dengan pandangan rumit, tak lama kemudian senyum manis ia sunggingkan.
“Apa pun untukmu.”
Salsha semakin senang mendengar ucapan Farel, dengan cepat ia ecup ppi Farel dan berlari meninggalkan ruangan itu.
Farel mendesah lega melihat Salsha memasuki kamar mereka. Entah apa yang terjadi dengan dirinya sekarang. Biasanya ia akan selalu merasa senang bersama Salsha, tapi kali ini ia merasa perasaan gelisah yang membuatnya tidak nyaman.
Salsha menatap pakaian yang berjajar rapi, pilihanya terjatuh pada mini dres yang memperlihatkan punggung mulusnya serta setengah pahanya. Meskipun pakaiana ini tidak terlalu ketat karena bagian bawahnya yang mengembang, tapi ia tetap terlihat seksi dan juga imut sekaligus.
Salsha menatap pantulan wajahnya di cermin, senyum cerianya tiba-tiba meredup mengingat apa saja yang telah ia lalui. Helaan nafas ia keluarkan, bahkan sudut matanya mengeluarkan cairan.
“Huft, semuanya akan baik-baik saja. Farel mencintaimu, dan aku mencintai Farel.”
Salsha meraih tas kecilnya, memegang dengan anggundan berjalan keluar dari kamarnya untuk menemui pujaan hatinya, Farel.
Salsaha menatap Farel yang terdiam memandangnya, entah mengapa ia tersipu malu melihat tatapan Farel. Sungguh ia bukan lagi bocah SMA.
“Ekhm.” Salsha berdahem berusaha membuat Farel tersadar.
Farel tersadar dari lamunanya. Ia tertegun melihat cara berpakaian Salsha sangat seksi, tapi ia tidak ada perasaan marah ketika melihat keseksian Salsha yang dilihat orang banyak. Salsha seorang model, dan pakaian seperti itu sudah cukup tertutup untuknya.
Farel sempat berfikir untuk membuat Salsha hanya berpenampilan seperti itu di depanya, tapi ia tidak ingin mengengkang Salsha dan membuat impian Salsha hilang hanya karena ke egoisanya. Dan sekarang ia sudah terbiasa.
“Bagaiamana?” salsha bertanya dengan membenahi rambut yang menjuntai.
Farel mengernyit mendengar pertanyaan Salsha. “...” Salsha yang faham dengan kebingungan Farel mendengus. “Bagaiamana? Apa aku cantik sampai-sampai kau tidak bisa berpaling?”
Farel faham dengan arah pembicaraan Salsha, ia hanya menjawabnya dengan tersenyum simpul, kemudian bangkit untuk meraih pinggang Salsha dan memeluknya posesif.
“Ya, kau sangat cantik dan seksi. Sampai-sampai aku takut jika kau diculik nanti. Karena itu jangan jauh-jauh dariku ok?”
Salsha tersenyum malu mendengarkan ucapan Farel. Bagaiaman bisa ia tidak semakin jatuh cinta dengan Farel. Sikap Farel sangat lembut dan mampu membuat semua wanita meleleh mendengarnya.
“Ish, tidak usah merayu.” Salsha mencebik sebal pura-pura cemberut. Nyatanya Salsha menutupi rasa malu dan tersipunya dengan ekspresi itu.
Farel tertawa melihat respon Salsha. Salsha sahabatnya, kemudian menjadi istrinya tetap sama seperti dulu.
“Sudah, jangan ketawa. Kau membuatku malu Farel!” Salsha menutupi wajahnya dengan kedua tanganya.
Farel semakin tergelak dengan sikap Salsha. Bagiaman bisa ia menghianati sosok di depanya ini. Dalam hati Farel memutuskan untuk menyudahi permainan apinya dengan Raisya, dan melanjutkan hubungannya dengan Salsha.
“Ok, mari tuan putri. Hamba akan mengawal sampai tujuan dengan selamat.” Farel mengulurkan tanganya dan menunduk seperti kesatria.
Salsha semakin tersipu, tapi tetap menyambut uluran tangan Farel dan berjalan menuju pintu Mansion.
Semua kejadian itu di saksiakan oleh Maria, membuat wanita tua itu tersenyum melihat keharmonisan rumah tangga cucunya.
“Semoga kalian selalu bahagia.” Maria berdoa dengan tulus.
___________
Jangan lupa Follow akun Author dan masukan novel ini ke favorit 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Marlyne Lia Lyne
aneh raisya di berikan penjaga bayangan padahal bukan siapa siapa Farel. istrinya yg terang terangan sdh selingkuh kok malah gk dikasih oengawal bayangan buat nyelidiki perselongkuhannua. aneh ya Farel. istrinya yg perawani orang lain suaminya malah gk bisa apa apa sm raisya malah oper protektif..
2023-01-19
0
Hanifah Ifah
beneran nih rel mau udahan sm raisya😁
2022-04-27
0
mintil
bentar lagi badai
2022-04-24
0