Felix, Marquess Filan dan para pengawal langsung menggeledah area dapur dan ruangan para pelayan. Semua pelayan dan juru masak sudah dikumpulkan.
"Siapa yang bertugas membuatkan makanan untuk hidangan keluarga istana?" Tanya Marquess Filan.
"Ha-hamba dan para asisten hamba, Tuan Marquess." Jawab seorang juru masak.
"Kau adalah juru masak istana, benar bukan?" Ucap Marquess Filan.
"Benar, Tuan. Apakah ada masalah dengan hidangan yang kami buat malam ini, Tuan?" Jawab juru masak itu.
"Apa kau sudah memastikan keamanan semua hidangan untuk keluarga Yang Mulia Raja?" Cerca Marquess Filan.
"Sudah Tuan. Ada tiga orang pelayan yang bertugas untuk mencicipi hidangan keluarga istana sebelum hidangan itu diantarkan." Jawab juru masak.
"Lapor Tuan. Kami tidak menemukan ada bahan makanan maupun bumbu masakan yang rusak atau mengandung racun." Lapor seorang pengawal.
"Mohon maaf Tuan. Ada apa sebenarnya?" Tanya kepala pelayan.
"Makanan milik Yang Mulia Ratu mengandung racun. Ada yang sengaja ingin mencelakai Ratu." Jawab Marquess Filan.
Para pelayan dan juru masak langsung membelalakkan mata mereka. Mereka langsung berlutut dengan wajah penuh ketakutan.
"Mohon ampun Tuan. Sungguh bukan kami yang memberikan racun ke dalam makanan Yang Mulia Ratu." Ucap mereka.
"Siapa yang bertugas mengantarkan makanan untuk Ratu?"
Marquess Filan terus menginterogasi.
"Pelayan Freya, Tuan." Jawab kepala pelayan.
"Bawa pelayan Freya ke hadapanku sekarang juga." Terika Marquess Filan.
Kepala pelayan dan para pelayan lain saling berpandangan.
"Ampun Tuan. Pelayan Freya tidak ada di sini. Kami tidak melihatnya setelah dia mengantarkan hidangan ke ruang makan istana." Ucap kepala pelayan.
"Pengawal! Cepat cari pelayan yang bernama Freya itu!" Perintah Marquess Filan.
"Tuan!" Teriak seorang pengawal istana sambil berlari.
"Beberapa pengawal yang ikut bersama Tuan Felix menemukan mayat seorang pelayan di taman belakang istana."
Marques Filan langsung pergi menuju tempat yang ditunjukkan oleh pengawalnya. Para pelayan juga ikut karena mereka penasaran.
"Pelayan ini tewas setelah meneguk racun, Marquess Filan." Ujar Felix.
Para pelayan kaget saat melihat mayat pelayan yang sudah tak bernyawa dengan wajah membiru dan mulut mengeluarkan busa.
"Tuan. Wanita ini adalah pelayan Freya, pelayan yang tadi bertugas mengantarkan hidangan makanan untuk Yang Mulia Ratu." Ucap kepala pelayan.
"Pengawal. Segera panggil tabib untuk memeriksa mayat pelayan ini, lalu urus pemakamannya." Perintah Marquess Filan.
Marquess Filan dan Felix segera menghadap Raja Alec dan Ratu Roseline.
"Bagaimana Marquess Filan? Apa kalian sudah menemukan pelakunya?" Tanya Raja Alec.
"Pelakunya adalah salah satu pelayan yang bernama Freya, yang tadi bertugas mengantarkan hidangan Ratu. Tapi pelayan itu sudah tewas setelah meneguk racun, Yang Mulia. Mayatnya ditemukan di taman belakang istana." Lapor Marquess Filan.
Raja Alec menggebrak meja dengan keras.
"Kurang a**r!" Umpat Raja Alec dengan wajah memerah karena marah.
"Apa Ratu punya masalah dengan pelayan itu? Sehingga dia menyimpan dendam pada Ratu?" Tanya Raja Alec kepada Ratu Roseline.
Ratu Roseline langsung menatapnya dingin.
"Hamba bahkan tidak mengenal pelayan itu, Yang Mulia. Pelayan yang pernah membuat masalah denganku, hanya satu yaitu pelayan dari Countess Sarah." Jawab Ratu Roseline.
"Sepertinya bukan pelayan itu yang menyimpan dendam padaku, tapi orang yang menyuruhnya. Yang Mulia Raja pasti sangat tahu dan paham jika tidak sedikit orang yang ingin berada di posisiku." Lanjutnya.
Raja Alec terdiam dan memikirkan ucapan Ratu Roseline. Countess Sarah meremas gaunnya kuat. Ucapan Ratu Roseline bisa menyudutkan posisinya saat ini, yang sedang dirumorkan akan menjadi selir Raja Alec.
"Felix. Apa kau yakin jika pelayan itu pelakunya?" Tanya Ratu Roseline.
"Benar Yang Mulia. Tapi sepertinya dia hanya pesuruh yang terbuai dengan imbalan yang besar. Pelaku sebenarnya adalah orang menyuruhnya. Dan untuk menghilangkan jejaknya, orang itu melenyapkan nyawa pelayan itu." Jawab Felix.
Raja Alec menyerngitkan dahinya.
"Lalu?" Sahut Ratu Roseline.
"Para anak buah hamba sedang berusaha mencari dan mengejar orang itu. Hamba yakin orang itu pasti belum pergi jauh dan masih berada di lingkungan istana." Ucap Felix.
Ratu Roseline menghela napas panjang.
"Makanan yang enak, sehat dan aman hanyalah makanan yang kita buat sendiri dengan tangan kita." Ujar Ratu Roseline.
Ratu Roseline segera berdiri dari tempat duduknya.
"Hamba mohon ijin untuk kembali ke istana ratu, Yang Mulia. Silakan dilanjutkan acara makan malamnya." Ujar Ratu Roseline, lalu memberikan hormat kepada Raja Alec.
Saat Ratu Roseline berbalik dan mulai melangkahkan kakinya, Ibu Suri Helene menghentikannya.
"Tunggu, Seline." Seru Ibu Suri Helene.
Ratu Roseline berhenti dan berbalik.
"Apa Ibu boleh ikut denganmu? Ibu merindukan masakanmu." Tanya Ibu Suri Helene.
"Tentu saja, Ibu." Jawab Ratu Roseline sambil tersenyum.
"Putraku, maaf Ibu tidak bisa menemanimu makan malam di sini. Karena Ibu sudah tidak berselera dengan hidangan-hidangan ini." Ucap Ibu Suri Helene.
Ibu Suri Helene segera pergi mengikuti Ratu Roseline menuju istana ratu. Countess Sarah merasa senang karena saat ini hanya tinggal mereka bertiga di ruang makan itu.
"Yang Mulia Raja, ijinkan hamba untuk melayani Anda." Ujar Countess Sarah.
Countess Sarah berdiri dan hendak mengambilkan makanan untuk Raja Alec.
"Tidak perlu." Seru Raja Alec.
Countess Sarah pun berhenti.
"Aku juga tidak berselera makan. Kalian berdua saja yang makan." Ucap Raja Alec.
Raja Alec langsung pergi menuju ruang pribadinya bersama Marquess Filan. Countess Sarah mengepalkan kedua tangannya sambil menggigit bibir bawahnya. Baroness Yolanda menyentuh bahunya.
"Jangan bersedih, sayang. Kau harus bersabar. Sikap Yang Mulia Raja memang selalu dingin seperti itu sejak dia kecil. Yang penting kau jangan pernah menyerah untuk terus mendekatinya." Ucap Baroness Yolanda.
"Anda benar, Nyonya. Saya akan lebih berusaha lagi untuk mendapatkan hati Yang Mulia Raja." Ucap Countess Sarah sambil tersenyum.
Di istana ratu, Ratu Roseline sedang memanggang daging yang ditusuk berbentuk sate lengkap dengan bumbu kacangnya. Para pelayan dan penjaga istana ikut membantu Ratu Roseline. Aroma lezat dan menggoda dari daging panggang buatan Ratu Roseline menyebar sampai ke istana raja.
"Bau sedap dari mana ini Marquess Filan?" Tanya Raja Alec.
"Sepertinya dari istana ratu, Yang Mulia." Jawab Marquess Filan.
Perut Raja Alec dan Marquess Filan langsung keroncongan karena mencium bau sedap daging panggang itu.
"Sungguh beruntung Ibuku bisa ikut menikmati makanan itu. Pasti rasanya selezat baunya." Ucap Raja Alec sambil mendengus kesal.
"Apa Yang Mulia ingin pergi ke sana?" Tanya Marquess Filan.
"Tidak!" Jawab Raja Alec tegas.
Marquess Filan hanya bisa menghela napas panjang.
"Daging panggang ini benar-benar lembut dan lezat, Seline. Rasanya berbeda dengan daging panggang yang pernah Ibu makan sebelumnya. Kau selalu membuat Ibu kagum dengan semua makanan yang buat." Puji Ibu Suri Helene.
Ibu Suri Helene sudah menghabiskan beberapa tusuk sate itu. Ibu Suri Helene memakannya dengan lahap.
"Ibu terlalu memuji. Ini adalah daging domba ibu. Namanya Sate Domba." Ucap Ratu Roseline.
Ibu Suri Helene menganggukkan kepalanya dengan mulut yang terus mengunyah. Ibu Suri Helene tersenyum senang melihat Ratu Roseline membagikan makanan buatannya itu kepada para pelayan dan penjaga istana ratu.
"Aku yakin Putraku tidak akan berselera makan lagi. Dan semakin menderita saat mencium bau sedap daging panggangmu ini." Ucap Ibu Suri Helene sambil tertawa pelan.
Ratu Roseline tersenyum.
"Marie, antarkan makanan ini untuk Yang Mulia Raja dan Marquess Filan. Pergilah bersama Dean." Perintah Ratu Roseline.
"Tunggu Seline."
"Biarkan pelayanku ikut menemani mereka. Dia akan menunjukkan jalan rahasia supaya lebih cepat tiba di ruang pribadi Raja. Ibu yakin dua wanita ular itu pasti masih berkeliaran di dekat istana raja." Ujar Ibu Suri Helene.
"Baik, Ibu."
"Kalian sudah dengarkan? Pergilah bersama pelayan Ibu Suri." Ucap Ratu Roseline.
"Baik Yang Mulia." Jawab Marie dan Dean.
Marie dan Dean segera pergi mengikuti pelayan Ibu Suri Helene.
"Siapa orang yang kau curigai , Seline?" Tanya Ibu Suri Helene.
"Seline masih belum tahu, Ibu. Semoga anak buah Felix segera menemukan pelakunya." Jawab Ratu Roseline.
"Ibu juga berdoa dan berharap seperti itu, Nak. Mulai sekarang kau harus lebih berhati-hati. Benar apa yang kau katakan tadi, jika banyak orang yang mengincar posisimu. Ibu sudah pernah mengalaminya sebelumnya." Ujar Ibu Suri Helene.
Ratu Roseline mengangguk sambil tersenyum. Ratu Roseline (Alice) mengingat kejadian yang sama di dalam novel. Di dalam novel, Ratu Roseline menuduh Countess Sarah, tapi tidak memiliki bukti. Raja Alec sangat marah dan lebih membela Countess Sarah. Raja Alec menyuruh Ratu Roseline untuk meminta maaf kepada Countess Sarah di hadapan seluruh bangsawan dan pejabat istana. Hal itu membuat Duke Sullivan sedih karena harus melihat putrinya dipermalukan di depan umum. Raja Alec juga menghukumnya tidak boleh keluar dari istana ratu dan ikut makan bersama anggota keluarga kerajaan selama satu bulan.
"Tapi tidak dijelaskan siapa sebenarnya orang yang telah berusaha meracuni Ratu Roseline." Batin Ratu Roseline (Alice).
"Menurutmu, siapa yang berusaha mencelakai Ratu, Filan?" Tanya Raja Alec.
"Hamba masih belum tahu, Yang Mulia. Apa yang dikatakan oleh Ratu tadi memang benar, jika banyak orang yang mengincar posisinya sebagai Ratu Cardania." Jawab Marquess Filan.
Raja Alec menganggukkan kepalanya.
"Besok pagi, kirimkan seorang pengawal mengirimkan pesan ke kediaman Duke Darian. Karena Count Donovan masih belum tiba di Kerajaan Cardania, aku ingin Duke Darian menjemput Countess Sarah dan membawanya tinggal di kediamannya selama ayahnya belum kembali." Ucap Raja Alec.
"Hamba setuju Yang Mulia. Dengan Countess Sarah segera keluar dari istana ini, maka rumor itu akan segera berhenti dengan sendirinya." Tanggapan Marquess Filan.
"Hormat hamba Yang Mulia. Di luar ada pelayan Yang Mulia Ratu mohon ijin untuk menghadap." Lapor seorang pengawal.
"Suruh dia masuk." Jawan Raja Alec.
Marie segera masuk dengan membawa nampan.
"Hormat hamba, Yang Mulia. Yang Mulia Ratu mengirimkan makanan untuk Anda, dan juga untuk Marquess Filan." Ucap Marie.
Mata Raja Alec dan Marquess Filan langsung berbinar.
"Taruh di atas meja. Dan sampaikan ucapan terima kasihku kepada Ratu." Ucap Alec dingin.
Marie segera meletakkan dua piring berisi beberapa tusuk sate domba yang masih panas. Raja Alec dan Marquess Filan meneguk saliva mereka dengan kasar, supaya tidak menetes keluar.
"Ratu berpesan supaya hamba mencicipi makanan ini terlebih dahulu di depan Yang Mulia Raja dan Marquess Filan." Ujar Marie.
"Kalau begitu segera lakukan." Seru Raja Alec yang sudah tidak sabar ingin mencicipi makanan yang terlihat lezat itu.
Marie mengambil satu sate dan memakannya. Wajah Marie terlihat bahagia saat memakannya.
"Apa itu lezat?" Tanya Marquess Filan.
"Sangat lezat, Tuan. Hamba tidak pernah memakan daging panggang selezat ini." Jawab Marie sambil tersenyum.
Raja Alec dan Marquess Filan segera mengambil satu tusuk dan memakannya.
"Ini luar biasa, Yang Mulia." Ucap Marquess Filan.
Raja Alec hanya mengangguk sambil mengunyah daging yang terasa lembut dan lezat itu.
"Hamba undur diri, Yang Mulia." Ucap Marie yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Raja Alec.
Raja Alec dan Marquess Filan melahap sate domba mereka sampai tusuk yang terakhir.
"Aku benar-benar kenyang. Tapi jika masih ada lagi, aku masih sanggup untuk menghabiskannya." Ujar Raja Alec.
"Hamba juga sama Yang Mulia. Jangankan daging panggangnya, bumbunya saja sudah lezat." Sahut Marquess Filan.
Kedua pria itu pun tertawa.
Saat malam semakin larut, terlihat seorang wanita memakai tudung hitam keluar dari istana dan masuk ke dalam sebuah gudang tak terpakai bersama dua orang berbaju hitam yang mengawalnya.
Brak!!!
Wanita itu menggebrak meja yang ada di sana dengan keras.
"Bagaimana bisa kau gagal? Seharusnya saat ini Ratu sombong itu sudah meregang nyawa!" Bentak wanita itu.
"Mohon ampun. Hamba tidak tahu jika Ratu memiliki penciuman yang tajam dan pengetahuan tentang racun. Beruntung, hamba sudah menutup mulut pelayan itu untuk selamanya." Ucap seorang pria berbaju hitam yang berlutut di hadapan wanita bertudung hitam itu.
"Jika aku tidak melihat kesetiaanmu padaku selama ini, kau pasti sudah ku bunuh."
"Selanjutnya jangan sampai rencana kita gagal lagi. Aku harus segera menyingkirkan Ratu agar bisa menguasai Raja Alec dan Kerajaan Cardania." Ujar wanita itu.
"Baik. Untuk selanjutnya, hamba berjanji tidak akan gagal lagi." Jawab pria berbaju hitam itu.
"Oh jadi wanita ini si penebar racun itu. Baiklah aku akan mengikuti semua permainanmu. Aku pastikan, akulah yang akan selalu menjadi pemenangnya." Batin Ratu Roseline sambil menyeringai.
Ratu Roseline menyamar menggunakan baju seperti pengawal bayangannya. Saat ini dia sedang duduk dengan santainya di atas genting gudang tersebut untuk mencari tahu siapa pelaku yang sebenarnya.
To be continue ...
...***-❤❤❤-***...
Baca juga novel author :
1. Menikahi Ayah Dari Anak GENIUSKU
2. Terpaksa Menikahi Sahabat (Kecil) Ku
Jangan lupa selalu dukung author supaya lebih semangat dan lebih baik lagi dalam berkarya dengan :
✔Klik favorite❤
✔Tinggalkan comment✍
✔Tinggalkan like👍
✔Tinggalkan vote🔖
✔Beri hadiah🎁🌹
Terima kasih🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-03-13
0
Andriyati
itu pasti bibi nya,,si anak angkat itu
2024-01-06
1
Zieya🖤
siapa siapa siapa siapa itu....
duhh psnasaran....
2023-12-16
2