Cemas

Pagi yang cerah, cahaya masuk lewat sela-sela gorden dan kaca jendela. Alika membuka mata lalu merenggangkan otot-otot tangannya. Ia tersenyum tipis melihat Zein tertidur di sofa. Ada perasaan senang di dalam hatinya melihat perhatian yang di berikan Zein padanya. Zein merawat dan menjaganya dengan baik saat dia sakit. Perhatian kecil yang tidak pernah Ia dapat dari Dirga saat mereka bersama selama dua tahun. Suhu tubuh Alika juga sudah normal, tapi tubuhnya masih agak lemas.

Ia terus memandang wajah tampan Zein yang terlelap, alis tebal dengan rahang kokoh, bibir merah gelap, dan bulu halus di wajahnya serta tubuh yang atletis. Alika akui memang Zein tipe pria idamannya, tapi tidak dengan sikap kakunya. Alika menggelengkan kepalanya menepis pemikirannya.

Saat Zein bergerak, Ia kembali berbaring memejamkan mata. Zein bangun dari tidurnya lalu pindah ke kursi roda.

Alika yang mengintip Zein jadi terkejut. Ternyata Zain mampu berdiri bahkan pindah ke kursi roda tanpa bantuan orang lain.

Zein menekan tombol kursi rodanya menuju sisi tempat tidur. Ia meletakkan tangannya di dahi Alika lalu membelai puncak kepalanya.

"Sudah tidak panas. Kau membuatku cemas." Gumam Zein.

"Apa Dia bilang? Dia mencemaskanku? Wahh, gawat! sepertinya dia mulai main hati. Aku harus lebih hati-hati lagi dengannya." Batin Alika.

Zein ke kamar mandi membasuh wajahnya dan menggosok gigi, setelah selesai Ia keluar dari kamar Alika bertepatan dengan Zazkia keluar dari kamarnya.

"Kakak ngapain pagi-pagi di kamar kak Alika?" Tanya Zaskia penuh curiga.

"Anak kecil lebih baik diam! Suruh Atin bawa sarapanku dan Alika ke kamar." Perintah Zein.

"Kak Alika kenapa kak?" Tanya Zaskia mengalihkan pandangannya ke dalam kamar.

"Dia sakit! cepat turun, Alika harus minum obat." Jawab Zein.

"Iya, tunggu sebentar." Ujar Zaskia lalu segera turun menuju meja makan. Di meja makan semuanya menunggu kedatangan Alika dan Zein.

"Atin, bawain sarapan untuk Kak Alika dan Kak Zein di kamar." Pinta Zaskia.

"Kia, kenapa mereka sarapan di kamar?" Tanya Feronica.

"Kak Alika sedang sakit Mah." Jawab Zaskia.

"Sakit apa?" Tanya Feronica cemas.

"Hehehe.., Kia lupa nanya Mah." Zaskia menepuk jidatnya sendiri.

"Kamu ini! Atin, apa kamu tau Alika sakit?" Tanya Feronica.

"Iya Nyonya, semalam Non Alika demam karena kehujanan, dan Tuan Zein menjaganya sepanjang malam. Permisi nyonya, saya harus mengantar sarapan untuk mereka." Jawab Atin.

Feronika ingin beranjak tapi Prayoga melarangnya.

"Mau kemana?" Tanya Prayoga.

"Mau liat keadaan Alika dulu Pah." Jawab Feronica.

"Nanti aja, biarkan Zein mengurusnya agar mereka lebih dekat." Ujar Prayoga.

"Duduklah lanjutkan sarapanmu, Zein bisa mengurus Alika, kamu tenang aja." Sela Hutama.

Dengan pasrah Feronica kembali duduk dan sarapan. Setelah sarapan Zaskia pamit ke kampus. Feronica ikut Prayoga ke kantor karena ada urusan yang harus mereka selesaikan. Sedangkan Hutama menuju taman belakang.

.....

"Alika bangun, Ayo makan." Zein membangunkan Alika yang pura-pura tertidur.

Alika bangun lalu duduk bersandar. "Semalam Kamu tidur di sini?" Tanya Alika.

"Iya, kenapa?" Tanya Zein.

"Aku hanya bertanya. Aku haus." Ujar Alika.

Zein mengambilkan segelas air diatas nakas lalu memberinya pada Alika.

Tok.. tok.. tok..

"Permisi Tuan, ini sarapannya." Ujar Atin.

"Bawa kesini Atin." Perintah Zein.

Atin berjalan mendekat, lalu meletakkan nampak berisi makanan diatas tempat tidur.

"Kamu bisa makan sendiri kan?" Tanya Zein.

Alika berpikir sejenak untuk mengerjai Zein yang kaku. Alika menggelengkan kepalanya sambil melihat reaksi Zein.

"Manja!" Ejek Zein sambil mengambil makanan lalu menyuapi Alika.

"Kalau kamu nggak mau, nggak usah! Ada Atin kok yang bersedia menyuapi aku." Kesal Alika.

"Tapi Atin sudah keluar." Ujar Zein tetap menyuapi Alika.

Alika mengerucutkan bibirnya lalu menikmati sarapannya. "Kenapa rasa masakannya aneh ya?" Tanya Alika.

"Masa sih?" Zein mencoba satu sendok makanan Alika, "Biasa aja." Ujar Zein.

"Mungkin karena kamu yang suapin rasanya jadi aneh." Ujar Alika.

"Kalau makan jangan suka bicara, nggak sopan. Lebih baik kamu diam dan habiskan makananmu, atau Aku akan berhenti menyuapimu." Terang Zein.

Alikapun diam dan makan sambil menatap wajah Zein yang begitu dekat dengannya.

"Jangan menatapku seperti itu, nanti kamu jatuh cinta lagi. Aku sudah punya pacar tau." Ejek Zein. Ia mengulang kata-kata Alika beberapa hari yang lalu.

"Kamu pikir aku tidak punya pacar?" Kesal Alika.

"Masa? aku kok nggak yakin ya? semalam kamu pasti putus cinta kan? sampai nangis bombai dan jatuh sakit seperti ini." Tebak Zein.

Alika kalah telak, Zein dapat menebak apa yang terjadi dengannya.

"Siapa yang bilang Aku putus cinta? kami hanya bertengkar." Sergah Alika.

"Aku tidak perduli, sekarang minum obatnya." Zein meletakkan piring makanan Alika yang kosong lalu mengambil segelas air dan obat.

Setelah Alika minum obat, Zein sarapan tanpa bicara, Alika hanya memperhatikan Zein tanpa mengajaknya bicara. Alika tau Zein tidak suka jika ada yang berbicara saat makan.

"Boleh aku bertanya?" Tanya Alika setelah Zein makan. Zein mengambil tissue lalu menghapus sisa makanan di mulutnya.

"Hhmm"

"Kenapa kamu yang menjagaku? kamu nggak perlu repot-repot melakukannya, kan ada Atin dan ART yang lain, kamu bisa menyuruh mereka melakukannya. Apa kamu menyukaiku?"

"..."

"Kenapa? jawab!"

"Jangan Ge-er, Pertama kamu adalah tamuku di rumah ini. Kedua kamu tunanganku. Ketiga aku tidak mungkin menyerahkan tanggung jawabku pada orang lain selagi aku masih mampu melakukannya. Dan masih banyak alasan yang lainnya, kau paham?"

"Benar-benar laki-laki yang bertanggung jawab." Lirih Alika.

"Apa kamu bilang?" Tanya Zein.

"Nggak ngomong apa-apa, sumpah." Alika menaikkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Aku mau kerja, istirahatlah! satu lagi, berhenti menangisi pria brengsek itu. kamu nggak apa-apa kan aku tinggal sebentar?" Tanya Zein.

"Iya"

Alika meringsut turun menyelimuti tubuhnya. Ia memejamkan mata karena pengaruh obat yang membuatnya cepat mengantuk.

Zein keluar dari kamar Alika menuju ruang kerjanya. Ia mengerjakan pekerjaan yang Ramon kirim lewat email lalu memeriksa laporan keuangan perusahaan.

Tok.. tok.. tok..

"Kak Alika, boleh aku masuk?" Tanya Zaskia di depan pintu.

"Masuklah Kia." Sahut Alika.

Zaskia mendekati Alika yang sedang duduk bersandar di bantal.

"Bagaimana keadaan Kakak?" Tanya Zaskia.

"Sudah lebih baik. Kakak cuma demam, nggak apa-apa kok. Sini duduk." Jawab Alika lalu menepuk sisi tempat tidur.

"Kak Alika, sejak kapan Kakak pandai bermain biola? permainan biola Kakak sangat keren." Tanya Zaskia setelah duduk di sisi tempat tidur.

"Sejak umur tujuh tahun. Awalnya Kakek sering membawaku nonton konser. Pada saat itu aku kagum dengan pemain biola yang seumuran denganku. Menurutku itu sangat menakjubkan dan indah. Maka dari itu, Aku ikut les dan hasilnya lumayan. Kakek memintaku ikut beberapa lomba tapi aku tidak mau. Itu hanya hobi untukku. Tapi aku pernah berkolaborasi dengan Nicola, Sebentar." Alika mengambil ponselnya di dalam tas. Ia memperlihatkan fotonya yang sedang memegang biola bersama Nicola yang juga memegang biola.

"Wah.. Bener Kak." Dia pemain biola terbaik dari Inggris.

"Mau liat perform kami?" Tanya Alika.

Zaskia mengangguk penuh semangat.

"Ini." Alika memperlihatkan Video dirinya dan Nicola sedang berduet diatas panggung.

"Wahhh.. Kakak benar-benar hebat." Puji Zazkia menaikkan dua jempolnya.

"Selain biola, kakak bisanya main musik apa lagi?" Tanya Zaskia.

"Piano" Singkat Alika.

"Wahh.. Aku mau dong liat Kakak main piano." Semangan Zaskia.

"Nanti ya? kapan-kapan kita main piano bareng." Ujar Alika.

"Iya Kak, Aku kembali ke kamar ya? mau istirahat." Ujar Zaskia.

"Makasih sudah jenguk Kakak." Ujar Alika.

"Iya, Kakak cepat sembuh ya? kasihan Kak Zein, Dia sangat mencemaskan Kakak." Singkat Zaskia lalu keluar dari kamar Alika.

"Zein mencemaskanku?" Monolog Alika setelah Zaskia menutup pintu kamar.

.

.

.

Bersambung....

Sahabat Author yang baik ❤️

Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Risiana Risiana

Risiana Risiana

lanjut

2022-12-24

0

Dewi Kijang

Dewi Kijang

keren banget nih

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Surat Perjanjian
3 Calon Kakak Ipar
4 Tidak Terima
5 Masakan
6 Berkuda
7 Khawatir
8 Nasihat Papa
9 Mengajak Kerjasama
10 Permintaan Kakek
11 Keputusan
12 Mall
13 Cantik
14 Biola
15 Rencana Gagal
16 Tunangan
17 Selingkuh
18 Menyakitkan
19 Demam
20 Cemas
21 Patah Hati
22 Pindah
23 Apartemen
24 Restoran
25 Meeting
26 Bermain Hati
27 Marah
28 Menghubungi
29 Ingin Kembali
30 Laporan Ramon
31 Gadis kecil
32 Curhat
33 Sahabatku Alan
34 Perjalanan
35 Tempat Curhat
36 Pergi Untuk Kembali
37 Flashdisk
38 Teka-teki
39 Pasword
40 Menghubungi
41 Memutuskan
42 PDKT
43 Calon Pacar
44 Pengakuan Sander
45 Kunci Cadangan
46 Menahan Amarah
47 Meminta Penjelasan
48 Khawatir
49 Kedatangan Ramon
50 Nasihat
51 Keras Kepala
52 Rumah Sakit
53 Kesedihan Papa
54 Harapan Hidup
55 Cafe
56 Pengakuan Monika
57 Berita Pertunangan
58 Tidak Merasa Takut
59 Luka
60 Luka Kecil
61 Mimpi
62 Kedatangan Mama
63 Sandera
64 Menjaga Jarak
65 Canggung
66 Kedai
67 Perkebunan
68 Lebih Jahil
69 Nasihat Mama
70 Pemandangan yang Indah
71 Pencarian
72 Pencarian 2
73 Menemukan
74 Ruang Icu
75 Keputusan Sepihak
76 Merindukan
77 Mengungkapkan Perasaan
78 Sudah kuduga
79 Rela Mati
80 Kangen
81 Melepas Rindu.
82 Sembunyi
83 Siapa Takut
84 Calon Baru
85 Kesempatan
86 Alika Menghilang
87 Mencari Jejak
88 Mencari jejak 2
89 Villa
90 Malam yang Indah
91 Tidur
92 Kekesalan
93 Kerja Sama
94 Memecat Karyawan
95 Penjahat
96 Bebaskan Mama
97 Menghancurkan Perusahaan
98 Kembali
99 Rencana Papa
100 Menjenguk Kakek
101 Berita Mengejutkan
102 Melepas Rindu
103 Menjemput Meriska
104 Hotel
105 Sudah Biasa
106 Pernikahan Alika dan Zein
107 Extra Part
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Pertemuan
2
Surat Perjanjian
3
Calon Kakak Ipar
4
Tidak Terima
5
Masakan
6
Berkuda
7
Khawatir
8
Nasihat Papa
9
Mengajak Kerjasama
10
Permintaan Kakek
11
Keputusan
12
Mall
13
Cantik
14
Biola
15
Rencana Gagal
16
Tunangan
17
Selingkuh
18
Menyakitkan
19
Demam
20
Cemas
21
Patah Hati
22
Pindah
23
Apartemen
24
Restoran
25
Meeting
26
Bermain Hati
27
Marah
28
Menghubungi
29
Ingin Kembali
30
Laporan Ramon
31
Gadis kecil
32
Curhat
33
Sahabatku Alan
34
Perjalanan
35
Tempat Curhat
36
Pergi Untuk Kembali
37
Flashdisk
38
Teka-teki
39
Pasword
40
Menghubungi
41
Memutuskan
42
PDKT
43
Calon Pacar
44
Pengakuan Sander
45
Kunci Cadangan
46
Menahan Amarah
47
Meminta Penjelasan
48
Khawatir
49
Kedatangan Ramon
50
Nasihat
51
Keras Kepala
52
Rumah Sakit
53
Kesedihan Papa
54
Harapan Hidup
55
Cafe
56
Pengakuan Monika
57
Berita Pertunangan
58
Tidak Merasa Takut
59
Luka
60
Luka Kecil
61
Mimpi
62
Kedatangan Mama
63
Sandera
64
Menjaga Jarak
65
Canggung
66
Kedai
67
Perkebunan
68
Lebih Jahil
69
Nasihat Mama
70
Pemandangan yang Indah
71
Pencarian
72
Pencarian 2
73
Menemukan
74
Ruang Icu
75
Keputusan Sepihak
76
Merindukan
77
Mengungkapkan Perasaan
78
Sudah kuduga
79
Rela Mati
80
Kangen
81
Melepas Rindu.
82
Sembunyi
83
Siapa Takut
84
Calon Baru
85
Kesempatan
86
Alika Menghilang
87
Mencari Jejak
88
Mencari jejak 2
89
Villa
90
Malam yang Indah
91
Tidur
92
Kekesalan
93
Kerja Sama
94
Memecat Karyawan
95
Penjahat
96
Bebaskan Mama
97
Menghancurkan Perusahaan
98
Kembali
99
Rencana Papa
100
Menjenguk Kakek
101
Berita Mengejutkan
102
Melepas Rindu
103
Menjemput Meriska
104
Hotel
105
Sudah Biasa
106
Pernikahan Alika dan Zein
107
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!