Masakan

"Sangat anggun." Lirih Lucas.

"Ngapain Lo push-up? apa yang di katakan Lucas salah?" Tanya Zein, "Cepat berdiri. Awas saja Lo! sekali lagi mengomentari penampilan Alika, Lo gw pecat!" Ancam Zein.

"Gw nggak akan berani lagi." Ramon kembali berdiri lalu memukul lengan Lucas.

"Sorry, mulut gw nggak ada remnya." Bisik Lucas.

.....

Di kamar lain. Alika sedang membuka laptop keluaran terbaru berlogo apel yang sudah digigit sebagian. Ia mengecek laporan keuangan perusahaan yang baru saja dikirim oleh asistennya yang bernama Meriska.

Setelah beberapa jam, akhirnya dia selesai dan hasilnya tidak mengecewakan. Meriska sang asisten dan sahabat memang bisa diandalkan. Mereka berdua berjuang bersama membangun perusahaan dengan modal kepintaran dan keberanian hingga mereka mampu menarik investor yang lebih dari targetnya.

Setelah memeriksa email. Ia mencari tau siapa Zein calon suaminya yang sebenarnya. Banyak pertanyaan yang terputar di kepalanya tapi ia tidak mungkin bertanya pada Zein.

Ia membuka Internet dan media sosial tapi hasilnya nihil. Alika geleng-geleng kepala, "Tidak mungkin beruang kutub itu tidak memiliki identitas."

Jari mungilnya bergantian menekan keybord. "Baiklah Tuan Zein, mari kita liat, apa kamu masih mampu menyembunyikan identitasmu." Gumam Alika. Ia meretas semua informasi tentang Zein, perusahaan dan bahkan aset yang Zein miliki. "Gila! ternyata aku calon istri milyader! pantas saja ia bersedia memberiku uang kompensasi sebesar 5 milyar jika setuju dengan surat perjanjian yang dia buat." Monolog Alika tidak tidak percaya. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan sambil menatap laptopnya.

Setelah yakin dan cukup dengan informasi yang ia dapatkan. Ia segera keluar dan mengembalikan sistem seperti semula agar tidak di ketahui oleh orang lain.

"Beres." Alika menarik napas lega, jantungnya masih berdetak dengan kencang seperti habis lari marathon.

"Jika aku menikah dengannya, aku nggak perlu bekerja lagi dan tinggal menikmati uangnya saja. Hehehe... tapi itu bukan sifat dan prinsipku. Baiklah Tuan Zein yang terhormat, mari kita mulai permainannya. Aku akan layani permainan yang akan kamu buat denga otak cerdasku." Lirih Alika.

Alika memejamkan mata, namun kerongkongannya terasa kering. Ia keluar dari kamar dan turun dari tangga menuju dapur. Ia mengambil segelas air minum lalu duduk di kursi meja makan.Ia berpikir bagaimana harus bersikap pada Zein. "Ah, kenapa aku memikirkannya? jadi diri sendiri aja Lika." Lirih Alika.

"Siapa yang kamu pikirkan?" Tanya Zein tiba-tiba muncul dari arah belakang.

"Ha.. hantu." Alika menutup matanya dengan kedua telapak tangannya.

Sahabat-sahabat Zein baru saja pulang, waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam tapi mereka belum juga tidur.

"Mana hantunya?" Tanya Zein melihat kiri dan kanan.

"Kamu hantunya." Tunjuk Alika.

"Dasar gadis bar-bar yang penakut." Ejek Zein.

"Kamu sih kagetin aku, kenapa malam begini belum tidur? kamu itu sedang sakit, harus banyak istirahat, bukannya berkeliaran di dalam rumah tengah malam begini." Cecar Alika.

"Ini rumah siapa?" Tanya Zein

"Kamu." Jawab Alika.

"Tuh kamu tau, yang seharusnya ngomong seperti tadi itu aku, ngapain kamu jam segini belum tidur? mau dimakan hantu beneran karena berkeliaran tengah malam?" Ujar Zein.

"Kamu nggak liat aku ambil minum?" Alika memperlihatkan gelasnya lalu segera pergi menuju tangga.

"Eh, mau kemana? bawa aku ke dalam kamar. Kamu harus bantu aku pindah ke tempat tidur." Ujar Zein.

"Ogah!" Balas Alika lalu segera melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.

"Dasar gadis bar-bar!" Geram Zein.

Zein menekan tombol kursi rodanya berputar menuju lift. Setelah sampai di lantai dua, ia membuka pintu kamarnya. Ia sangat terkejut melihat Alika duduk di tempat tidur king zise miliknya.

"Apa yang kamu lakukan di sini? mau mencuri ya?" Tuduh Zein.

"Siapa yang mencuri? isi di dalam kamarmu ini, tidak ada menariknya untukku. Sini! aku bantuin pindah ke tempat tidur. Meskipun aku tidak suka denganmu, tapi aku masih punya hati untuk menolong sesama yang membutuhkan bantuan seperti kamu." Alika mendorong kursi roda Zein menuju tempat tidur.

"Aku nggak perlu dikasihani. Pergilah!" Zein menolak bantuan Alika. Ia mengibaskan telapak tangannya agar Alika segera keluar dari kamarnya.

"Siapa yang kasihan padamu? aku kesini untuk membantumu, bukannya kasihan. Jangan bawel aku akan membantumu lalu pergi." Ujar Alika.

Alika memegang lengan kokoh Zein. pandangan mata keduanya bertemu dengan jarak begitu dekat. Alika berusaha menetralkan detak jantungnya agar Zein tidak mendengarnya. Dengan perlahan Alika membantu Zein berdiri lalu membaringkannya ke tempat tidur. Alika mengambil selimut lalu menutupi tubuh Zein hingga ke pinggang.

"Sudah bereskan? selamat istirahat, semoga mimpi yang indah." Ujar Alika lalu melangkah keluar.

"Lampunya jangan lupa matikan." Ujar Zein.

"Kalau sudah di bantu itu bilang makasih, bukan lampunya jangan lupa matikan!" Sindir Alika lalu mematikan lampu kamar.

Setelah kepergian Alika, Zein tersenyum membayangkan wajah kesal Alika saat mematikan lampu. Ia memejamkan mata lalu masuk ke alam mimpi.

....

Matahari pagi masuk menerangi kamar melalui celah jendela. Alika bangun menyingkap gorden lalu masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mencuci wajah dan gosok gigi, ia keluar menuju dapur.

"Atin, ada yang bisa aku bantu?" Ujar Alika berdiri di belakang Atin. Ia mengambil celemek lalu memakainya.

"Jangan Nona, saya bisa dipecat Tuan Zein jika membiarkan Nona masak." Tolak Atin.

"Tenang aja, aku yang akan tanggung jawab, lagian dia akan telat bangun. Sekarang kita masak apa?" Tanya Alika.

"Nasi goreng seafood aja. Tuan Zein paling suka makan itu untuk sarapan." Ujar Atin.

"Kalo itu sih gampang! Biar aku yang buat. Bi Atin buat yang lain aja." Ujar Alika.

Dengan ragu Atin membiarkan Alika masak. Jika Alika gagal, maka di yang akan menanggung kemarahan majikannya.

"Sebentar saya ambilkan bahannya di kulkas." Ujar Atin ragu.

Atin mengambil bahan udang, cumi, dada ayam, buncis dan wortel. Setelah semua bahan siap, Alika mengolahnya menjadi nasi goreng seafood spesial ala chef Alika. Tidak lupa Alika membuat sambel dan ayam fillet tepung sebagai pelengkap.

"Beres." Alika membuka celemek yang ia pakai lalu menyimpannya.

Atin menata makanan diatas meja sedangkan Alika kembali ke kamarnya untuk mandi. Setelah pakaian Alika kembali ke meja makan untuk sarapan.

"Mmm.. baunya lebih harum dari biasanya." Puji Prayoga.

Alika mengambilkan makanan untuk Zein lalu meletakkannya di depan Zein.

"Ini buatan Atin?" Tanya Zein mengernyitkan keningnya. Ada yang beda dari nasi goreng buatan Atin.

"Aku yang masak untuk sarapan hari ini." Sela Alika.

"Kamu pintar masak?" Tanya Prayoga.

"Sedikit sih om, untuk makanan sehari-hari dan yang simpel aja." Jawab Alika.

"Kenapa kalian malah bengong?Ayo makan, kita cobain masakan Alika." Prayoga mencoba nasi goreng buatan Alika, "Ini enak banget." Puji Prayoga.

"Masa sih Pah." Ujar Feronica lalu mencoba sesendok nasi goreng di piringnya. Feronica mengangguk memuji makanan Alika tapi tidak mau memujinya.

Sedangkan Zazkia hanya makan tanpa komentar.

"Kamu tidak memberi racun di makanan ini kan?" Tanya Zein.

"Mana mungkin aku berikan racun di makanannya. Kalo kamu nggak mau makan, sini nasinya, aku akan habiskan." Alika mencoba menggapai piring Zein. Namun Zein tiba-tiba memukul tangannya.

"Ihh.. sakit tau." Kesal Alika mengelus tangan yang di pukul Zein dengan tangannya yang lain.

"Tidak sopan, mengambil makanan orang lain." Tegas Zein lalu menyuap nasi gorengnya dengan sendok.

"Enak kan Zein?" Tanya Prayoga.

"Biasa aja Pah, masih lebih enak nasi goreng buatan Atin." Elak Zein.

Setelah beberapa menit, semuanya selesai menikmati makanannya. Prayoga berangkat ke kantor dan Zaskia ke kampus, sedangkan Feronica kembali ke kamarnya.

"Katanya tidak enak, tapi kok habis ya?" Sindir Alika melihat piring Zein kosong tanpa sisa.

"Itu karena aku sangat lapar." Ujar Zein mengelak. Dalam hati ia sangat menyukai nasi goreng buatan Alika. Rasanya pas di lidahnya tanpa kurang. Ia ingin menambah makanannya tapi malu dengan Alika.

"Bilang aja suka." Lirih Alika.

"Atin, sisa nasi gorengnya bawa ke kamarku untuk Ramon, sebentar lagi dia akan datang." Perintah Zein. Ia melihat masih ada nasi goreng di tempat nasi yang belum disentuh.

"Sejak kapan Ramon makan di kamar Tuan Zein?" Batin Atin.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

nana.zaluna

nana.zaluna

alah si zein.. gengsi mulu digedein, pecah loh ntar klo kegedean/Tongue/

2024-04-30

1

Rose 19

Rose 19

gengsi di gedein Zein Zein.

2024-04-20

0

Eemlaspanohan Ohan

Eemlaspanohan Ohan

🤣

2024-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Surat Perjanjian
3 Calon Kakak Ipar
4 Tidak Terima
5 Masakan
6 Berkuda
7 Khawatir
8 Nasihat Papa
9 Mengajak Kerjasama
10 Permintaan Kakek
11 Keputusan
12 Mall
13 Cantik
14 Biola
15 Rencana Gagal
16 Tunangan
17 Selingkuh
18 Menyakitkan
19 Demam
20 Cemas
21 Patah Hati
22 Pindah
23 Apartemen
24 Restoran
25 Meeting
26 Bermain Hati
27 Marah
28 Menghubungi
29 Ingin Kembali
30 Laporan Ramon
31 Gadis kecil
32 Curhat
33 Sahabatku Alan
34 Perjalanan
35 Tempat Curhat
36 Pergi Untuk Kembali
37 Flashdisk
38 Teka-teki
39 Pasword
40 Menghubungi
41 Memutuskan
42 PDKT
43 Calon Pacar
44 Pengakuan Sander
45 Kunci Cadangan
46 Menahan Amarah
47 Meminta Penjelasan
48 Khawatir
49 Kedatangan Ramon
50 Nasihat
51 Keras Kepala
52 Rumah Sakit
53 Kesedihan Papa
54 Harapan Hidup
55 Cafe
56 Pengakuan Monika
57 Berita Pertunangan
58 Tidak Merasa Takut
59 Luka
60 Luka Kecil
61 Mimpi
62 Kedatangan Mama
63 Sandera
64 Menjaga Jarak
65 Canggung
66 Kedai
67 Perkebunan
68 Lebih Jahil
69 Nasihat Mama
70 Pemandangan yang Indah
71 Pencarian
72 Pencarian 2
73 Menemukan
74 Ruang Icu
75 Keputusan Sepihak
76 Merindukan
77 Mengungkapkan Perasaan
78 Sudah kuduga
79 Rela Mati
80 Kangen
81 Melepas Rindu.
82 Sembunyi
83 Siapa Takut
84 Calon Baru
85 Kesempatan
86 Alika Menghilang
87 Mencari Jejak
88 Mencari jejak 2
89 Villa
90 Malam yang Indah
91 Tidur
92 Kekesalan
93 Kerja Sama
94 Memecat Karyawan
95 Penjahat
96 Bebaskan Mama
97 Menghancurkan Perusahaan
98 Kembali
99 Rencana Papa
100 Menjenguk Kakek
101 Berita Mengejutkan
102 Melepas Rindu
103 Menjemput Meriska
104 Hotel
105 Sudah Biasa
106 Pernikahan Alika dan Zein
107 Extra Part
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Pertemuan
2
Surat Perjanjian
3
Calon Kakak Ipar
4
Tidak Terima
5
Masakan
6
Berkuda
7
Khawatir
8
Nasihat Papa
9
Mengajak Kerjasama
10
Permintaan Kakek
11
Keputusan
12
Mall
13
Cantik
14
Biola
15
Rencana Gagal
16
Tunangan
17
Selingkuh
18
Menyakitkan
19
Demam
20
Cemas
21
Patah Hati
22
Pindah
23
Apartemen
24
Restoran
25
Meeting
26
Bermain Hati
27
Marah
28
Menghubungi
29
Ingin Kembali
30
Laporan Ramon
31
Gadis kecil
32
Curhat
33
Sahabatku Alan
34
Perjalanan
35
Tempat Curhat
36
Pergi Untuk Kembali
37
Flashdisk
38
Teka-teki
39
Pasword
40
Menghubungi
41
Memutuskan
42
PDKT
43
Calon Pacar
44
Pengakuan Sander
45
Kunci Cadangan
46
Menahan Amarah
47
Meminta Penjelasan
48
Khawatir
49
Kedatangan Ramon
50
Nasihat
51
Keras Kepala
52
Rumah Sakit
53
Kesedihan Papa
54
Harapan Hidup
55
Cafe
56
Pengakuan Monika
57
Berita Pertunangan
58
Tidak Merasa Takut
59
Luka
60
Luka Kecil
61
Mimpi
62
Kedatangan Mama
63
Sandera
64
Menjaga Jarak
65
Canggung
66
Kedai
67
Perkebunan
68
Lebih Jahil
69
Nasihat Mama
70
Pemandangan yang Indah
71
Pencarian
72
Pencarian 2
73
Menemukan
74
Ruang Icu
75
Keputusan Sepihak
76
Merindukan
77
Mengungkapkan Perasaan
78
Sudah kuduga
79
Rela Mati
80
Kangen
81
Melepas Rindu.
82
Sembunyi
83
Siapa Takut
84
Calon Baru
85
Kesempatan
86
Alika Menghilang
87
Mencari Jejak
88
Mencari jejak 2
89
Villa
90
Malam yang Indah
91
Tidur
92
Kekesalan
93
Kerja Sama
94
Memecat Karyawan
95
Penjahat
96
Bebaskan Mama
97
Menghancurkan Perusahaan
98
Kembali
99
Rencana Papa
100
Menjenguk Kakek
101
Berita Mengejutkan
102
Melepas Rindu
103
Menjemput Meriska
104
Hotel
105
Sudah Biasa
106
Pernikahan Alika dan Zein
107
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!