Tidak Terima

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan, semuanya sudah jelas. Sebentar lagi aku akan menikah, jadi sebaiknya menjauh dariku." Tolak Zein.

"Zein, kenapa kamu se-tega itu pada Calista, dia hanya berusaha menunjukkan rasa cintanya padamu." Sela Feronica.

"Tapi dari awal caranya salah Mah, aku tidak suka dengan wanita yang mengejar laki-laki." Ungkap Zein.

"Aku tidak terima kamu menikah dengan wanita lain Zein." Lirih Calista.

"Aku tidak perduli." Ujar Zein dengan wajah datar.

"Kak Calis, dari pada kita disini, mendingan kita main piano yuk! sudah lama kita tidak main piano bareng." Sela Zazkia.

"Ia Calis, pergilah bersama Kia." Bujuk Feronica.

Calista berpikir sejenak. Ia melirik Alika dan berpikir untuk memberinya pelajaran karena telah merebut Zein darinya.

"Baiklah, Aku pergi dulu Zein, masalah kita belum selesai. Aku akan tetap memperjuangkan cintaku, meskipun ada Dia diantara kita." Ujar Calista lalu menatap Alika dengan tatapan penuh kebencian.

"Ayo kak." Ajak Zazkia menarik tangan Calista menuju ruang keluarga yang terdapat satu piano besar di sana.

Setelah kepergian Zaskia dan Calista, Prayoga dan Feronica juga kembali ke kamarnya.

Kini tinggal mereka bertiga yang ada di meja makan.

"Kenapa Lo nggak kenalin gw dengan Alika?" Bisik Richard.

"Kenalan aja sendiri. Gw mau masuk ke kamar gw." Ujar Zein.

Ricard langsung pindah ke kursi kosong yang berdampingan dengan Alika.

"Hai, namaku Richard, sahabat sekaligus dokter yang menangani penyakit Zein." Sapa Richard mengulurkan tangannya.

Alika tersenyum, setidaknya bertambah satu orang lagi yang bersikap baik padanya.

"Alika." Singkat Alika membalas uluran tangan Richard.

"Apa bener kamu calon istri Zein?" Tanya Richard.

"Ya begitulah." Jawab alika pasrah.

"Kok jawabannya kayak terpaksa?" Tanya Richard kembali.

"Emang terpaksa! selain aku, siapa lagi yang mau menikah dengannya?" Ujar Alika menunjuk Zein dengan dagunya.

"Ppmmhh.." Richard menahan tawanya, baru kali ini ada wanita yang terang-terangan menolak Zein, bahkan Alika sangat berani melawan Zein.

"Kamu tau? kesan yang aku liat dari dirimu?" Tanya Richard.

"Apa?" Alika balik bertanya.

"Menarik dan unik. Aku yakin kamu akan membuat si kaku itu jatuh cinta." Bisik Richard sambil melirik Zein.

Zein jadi kesal sendiri melihat kedekatan Alika dan Richard. "Dasar perempuan bar-bar, gampang sekali di deketin pria lain."

"Aku tidak mau dia jatuh cinta padaku, yang aku mau, dia menolak perjodohan ini. Aku mohon bantu aku membujuknya untuk membatalkan pernikahan kami." Melas Alika, ia memegang tangan Richard agar bersedia membantunya.

"Hah, Baiklah aku akan mencoba bicara dengannya." Bujuk Richard padahal dia sendiri tidak yakin akan melakukannya.

"Terimakasih. Aku masuk dulu ya? sampai jumpa." Ujar Alika lalu pergi meninggalkan Richard dan Zein. Ia melirik sekilas Zein lalu kembali melangkahkan kakinya.

"Kenapa kamu masih di sini? bukannya dari tadi mau masuk kamar." Tanya Richard heran.

"Jika kalian gw tinggal berdua, takutnya nanti ada yang ketiga." Ejek Zein.

"Maksud Lo setan? lah, berarti Lo dong setannya? Hahaha.." Tawa Richard pecah di ruang makan.

Zein mengambil tissue lalu memasukkan ke dalam mulut Richard yang terbuka lebar.

"Hahaha... rasain Lo!" Rutuk Zein.

Richard langsung diam dan membuang tissue yang masuk ke dalam mulutnya. "Brengsek Lo!" Umpat Richard setelah tissue dalam mulutnya habis.

"Gw mau masuk kamar, gw capek, Lo bantuin gw pindah ke tempat tidur." Zein menekan tombol kursi rodanya menuju lift naik ke lantai dua. Setelah sampai di dalam kamar, Richard membantunya pindah ke tempat tidur.

Tidak lama setelah Zein pindah, Ramon dan Lucas masuk ke dalam kamar Zein.

"Lo bisa ketuk pintu sebelum masuk nggak?" Kesal Zein.

"Ngapain kami ketuk pintu? kalian nggak ngelakuin hal yang enak-enak kan?" Tanya Lucas balik.

"Brengsek Lo!" Kesal Richard.

"Gimana keadaannya Rich?" Tanya Lucas.

"Sudah lebih baik, bahkan sepertinya sebentar lagi Zein sudah mampu bercocok tanam." Jelas Richard.

"Yang bener Zein? si Juni sudah bisa berdiri?" Tanya Lucas pada Zein.

"Iya." Singkat Zein.

"Wah, sebentar lagi kaki kamu juga ikut berdiri dan berjalan Zein. Kami senang mendengarnya. Kita bisa party di Club lagi dong!" Semangat Lucas.

"Dasar otak kotor Lo! pikiran lo nggak jauh-jauh dari perempuan dan minuman." Umpat Zein.

"Nggak usah muna'.. deh Lo! gw yakin Lo juga pasti kangen dengan suasana Club, apalagi bermain dengan cewek-cewek seksi. Si Juni juga perlu hiburan kali, sudah setahun loh dia tertidur. Apa lo tega ngebiarin dia karatan?" Ejek Lucas.

"Sebentar lagi si Juni nggak karatan, sarungnya sudah ada di kamar sebelah." Sela Richard.

" Lo sudah ketemu dengan calon kakak ipar? sepertinya gw ketinggalan nih!" Tanya Lucas.

Richard mengangguk sambil tersenyum membayangkan wajah Alika yang sangat cantik meski tanpa riasan dan make-up.

"Jangan ngebayangin calon istri orang." Ejek Ramon membuyarkan lamunan Richard.

"Nggak apa-apa, Zein juga nggak keberatan karena dia tidak menyukai Alika. Ia kan Zein?" Tanya Richard membuat Zein memalingkan wajahnya.

"Menurut gw Alika gadis yang baik dan asik diajak ngobrol." Richard mengutarakan pendapatnya tentang Alika.

"Lo nggak tau aja bagaimana bar-barnya gadis itu. Lo tau nggak dia berani menolak dan membuang surat perjanjian yang telah gw buat di tong sampah, dan itu dia lakukan depan mata gw." Kesal Zein.

"Hah, Dia seberani itu dengan Tuan Zein yang terhormat? bahkan pebisnis di kota ini takut padamu, sedangkan dia bertindak sesuka hatinya? mungkin dia tidak mengenal Lo dengan baik." Sela Ramon.

"Sepertinya Dia sengaja membuat gw marah agar membatalkan perjodohan ini. Dengan begitu dia akan kembali dengan mudah ke habitatnya. Tapi jangan sebut nama gw Zein kalo tidak bisa membuatnya bertekuk lutut. Dia telah berani masuk ke rumah ini, dan gw nggak akan membuatnya pergi begitu saja." Ujar Zein dengan seringai licik di wajahnya.

"Ah, sepertinya otak licikmu mulai kembali. Alika mengubah dirimu kembali seperti yang dulu hanya dalam sehari." Tebak Richard.

"Bener, gw jadi penasaran dengan Alika, panggil dia kesini dong?" Pinta Lucas.

"Besok aja melihatnya, Dia tidak suka di ganggu jika sedang istirahat." Ungkap Zein.

"Kenapa Lo nggak mau gw melihatnya? Kata Ramon penampilannya sangat.." Ucapan Lucas terpotong saat Ramon tiba-tiba menutup mulutnya dengan telapak tangan Ramon.

Jika Lucas melanjutkan ucapannya, Ramon bisa dapat masalah karena memperhatikan penampilan calon istri Zein.

Mata Zein melotot kearah Ramon seolah meminta penjelasan.

"Mampus gw! dasar Lucas nggak bisa di percaya, gw sudah bilang ini rahasia." Batin Ramon.

"Mmhh.." Lucas memukul tangan Ramon.

"Apaan sih Lo?" Kesal Lucas saat Ramon melepaskan tangannya.

"Apa kata Ramon tentang penampilan Alika? Jawab!" Bentak Zein.

Lucas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia baru sadar jika ucapannya bisa menjadi bomerang untuknya dan Ramon.

Sedangkan Ramon sudah lebih dulu push-up di lantai karena menyadari kesalahannya.

"Aduhh.. harus jawab apa nih gw?" Batin Lucas

.

.

.

Bersambung...

Sahabat Author yang baik ❤️

Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Rose 19

Rose 19

iya bener klo lagi ber 2 yg ke3 nya setan. akhirnya ngaku juga kamu setannya Zein.

2024-04-20

2

Eemlaspanohan Ohan

Eemlaspanohan Ohan

wah wah. bang. zein

2024-05-20

0

Naiy

Naiy

suka Alika yg bar bar

2023-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Surat Perjanjian
3 Calon Kakak Ipar
4 Tidak Terima
5 Masakan
6 Berkuda
7 Khawatir
8 Nasihat Papa
9 Mengajak Kerjasama
10 Permintaan Kakek
11 Keputusan
12 Mall
13 Cantik
14 Biola
15 Rencana Gagal
16 Tunangan
17 Selingkuh
18 Menyakitkan
19 Demam
20 Cemas
21 Patah Hati
22 Pindah
23 Apartemen
24 Restoran
25 Meeting
26 Bermain Hati
27 Marah
28 Menghubungi
29 Ingin Kembali
30 Laporan Ramon
31 Gadis kecil
32 Curhat
33 Sahabatku Alan
34 Perjalanan
35 Tempat Curhat
36 Pergi Untuk Kembali
37 Flashdisk
38 Teka-teki
39 Pasword
40 Menghubungi
41 Memutuskan
42 PDKT
43 Calon Pacar
44 Pengakuan Sander
45 Kunci Cadangan
46 Menahan Amarah
47 Meminta Penjelasan
48 Khawatir
49 Kedatangan Ramon
50 Nasihat
51 Keras Kepala
52 Rumah Sakit
53 Kesedihan Papa
54 Harapan Hidup
55 Cafe
56 Pengakuan Monika
57 Berita Pertunangan
58 Tidak Merasa Takut
59 Luka
60 Luka Kecil
61 Mimpi
62 Kedatangan Mama
63 Sandera
64 Menjaga Jarak
65 Canggung
66 Kedai
67 Perkebunan
68 Lebih Jahil
69 Nasihat Mama
70 Pemandangan yang Indah
71 Pencarian
72 Pencarian 2
73 Menemukan
74 Ruang Icu
75 Keputusan Sepihak
76 Merindukan
77 Mengungkapkan Perasaan
78 Sudah kuduga
79 Rela Mati
80 Kangen
81 Melepas Rindu.
82 Sembunyi
83 Siapa Takut
84 Calon Baru
85 Kesempatan
86 Alika Menghilang
87 Mencari Jejak
88 Mencari jejak 2
89 Villa
90 Malam yang Indah
91 Tidur
92 Kekesalan
93 Kerja Sama
94 Memecat Karyawan
95 Penjahat
96 Bebaskan Mama
97 Menghancurkan Perusahaan
98 Kembali
99 Rencana Papa
100 Menjenguk Kakek
101 Berita Mengejutkan
102 Melepas Rindu
103 Menjemput Meriska
104 Hotel
105 Sudah Biasa
106 Pernikahan Alika dan Zein
107 Extra Part
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Pertemuan
2
Surat Perjanjian
3
Calon Kakak Ipar
4
Tidak Terima
5
Masakan
6
Berkuda
7
Khawatir
8
Nasihat Papa
9
Mengajak Kerjasama
10
Permintaan Kakek
11
Keputusan
12
Mall
13
Cantik
14
Biola
15
Rencana Gagal
16
Tunangan
17
Selingkuh
18
Menyakitkan
19
Demam
20
Cemas
21
Patah Hati
22
Pindah
23
Apartemen
24
Restoran
25
Meeting
26
Bermain Hati
27
Marah
28
Menghubungi
29
Ingin Kembali
30
Laporan Ramon
31
Gadis kecil
32
Curhat
33
Sahabatku Alan
34
Perjalanan
35
Tempat Curhat
36
Pergi Untuk Kembali
37
Flashdisk
38
Teka-teki
39
Pasword
40
Menghubungi
41
Memutuskan
42
PDKT
43
Calon Pacar
44
Pengakuan Sander
45
Kunci Cadangan
46
Menahan Amarah
47
Meminta Penjelasan
48
Khawatir
49
Kedatangan Ramon
50
Nasihat
51
Keras Kepala
52
Rumah Sakit
53
Kesedihan Papa
54
Harapan Hidup
55
Cafe
56
Pengakuan Monika
57
Berita Pertunangan
58
Tidak Merasa Takut
59
Luka
60
Luka Kecil
61
Mimpi
62
Kedatangan Mama
63
Sandera
64
Menjaga Jarak
65
Canggung
66
Kedai
67
Perkebunan
68
Lebih Jahil
69
Nasihat Mama
70
Pemandangan yang Indah
71
Pencarian
72
Pencarian 2
73
Menemukan
74
Ruang Icu
75
Keputusan Sepihak
76
Merindukan
77
Mengungkapkan Perasaan
78
Sudah kuduga
79
Rela Mati
80
Kangen
81
Melepas Rindu.
82
Sembunyi
83
Siapa Takut
84
Calon Baru
85
Kesempatan
86
Alika Menghilang
87
Mencari Jejak
88
Mencari jejak 2
89
Villa
90
Malam yang Indah
91
Tidur
92
Kekesalan
93
Kerja Sama
94
Memecat Karyawan
95
Penjahat
96
Bebaskan Mama
97
Menghancurkan Perusahaan
98
Kembali
99
Rencana Papa
100
Menjenguk Kakek
101
Berita Mengejutkan
102
Melepas Rindu
103
Menjemput Meriska
104
Hotel
105
Sudah Biasa
106
Pernikahan Alika dan Zein
107
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!