Khawatir

Calista berusaha tenang, agar Zein tidak curiga dengannya. "Aku sudah menjawabnya Zein." Kesal Calista.

Zein mengusap wajahnya dengan kasar, Ia sangat khawatir jika Alika memasuki hutan. Seandainya saja ia bisa berjalan seperti dulu, maka ia akan segera menyusulnya. Zein memukul kursi rodanya dengan genggaman kedua tangannya. Saat ini Alika membutuhkannya dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Arghh.." Teriak Zein frustasi. Biar bagaimanapun Alika adalah tanggung jawabnya selama masih di Mansion. Kedua orang tuanya menitipkan Alika pada dirinya dan Prayoga. "Alika... kembalilah jangan membuatku khawatir." Batin Zein.

.....

Di tempat lain.

Setelah beberapa menit, akhirnya Jacky tenang dan memelanka langkahnya. Alika memperhatikan tempat dimana Jacky berhenti, ternyata Jacky membawanya ke sebuah rumah pohon yang mungil namun terawat di tengah hutan.

Jacky berhenti lalu mengeluarkan suara kudanya.

Alika turun lalu manatap keatas.

"Apakah ini salah satu tempat favoritmu dan Tuan Zein?" Tanya Alika mengelus punggung Jacky.

Jacky menjawabnya dengan suara kudanya.

"Kamu merindukan Tuan Zein ya? kalo kamu merindukannya, aku akan membantunya untuk sembuh agar kamu bisa membawanya ke sini." Ujar Alika.

Alika mengikat tali kudanya di batang pohon lalu naik ke atas rumah pohon. Ia melihat isi rumah, di sana ada tempat tidur kecil untuk satu orang, kulkas mini dan kompor. Ia membuka kulkas dan melihat minuman dingin, coklat, dan ikan kaleng. Di lemari kecil ada beberapa mie instan dan sedikit beras. Alika mengernyitkan keningnya saat melihat tanggal kadaluarsa mie instan.

"Sepertinya Zein sudah lama tidak ke sini? mungkin sejak ia lumpuh." Gumam Alika.

Alika membaringkan tubuhnya untuk istirahat sejenak. Ia melihat satu jaket warna hitam di balik pintu. Jaket milik Zein yang sudah satu tahun menjaga rumah pohon.

Udara sejuk dan dingin masuk melalui celah jendela dan dinding kayu rumah membuat mata Alika berat seolah di usap dan di belai dengan lembut, tidak lama kemudian Alika tertidur dan menghilang di alam mimpinya.

.........

"Dimitri." Teriak Zein memanggil Dimitri.

Dimitri yang tadinya di kandang kuda segera menghampiri Zein saat seorang pelayan memanggilnya untuk menemui Zein.

"Iya Tuan." Jawab Dimitri setelah berdiri di depan Zein.

"Cari Alika di dalam hutan, sekarang! dan jangan kembali sebelum menemukannya." Perintah Zein.

"Baik Tuan."

Dimitri langsung mengambil salah satu kuda lalu menyusul memasuki hutan. Ia mencari jejak yang di lewati Jacky hingga membawanya ke rumah pohon milik Zein.

Dimitri melihat Jacky di bawah pohon menikmati rumput di sekitarnya. Ia mendekati lalu berbicara dengan Jacky.

"Sudah keduga kamu kesini Jacky, tapi kenapa membawa Nona Alika ke sini? apa kamu sangat menyukainya dan mau membawanya kabur dari Tuan Zein?" Tanya Dimitri sambil mengelus punggung Jacky.

Jacky hanya diam menikmati makanannya.

Dimitri melihat ke atas, ia memanggil Alika berkali-kali namun tidak mendapatkan sahutan sama sekali. Ia memutuskan naik untuk melihat keadaannya, mungkin dia terluka atau membutuhkan sesuatu.

Dimitri menaiki tangga lalu membuka pintu, ia melihat Alika tidur nyenyak di atas kasur kecil seolah tanpa dosa. Dimitri geleng-geleng kepala melihat kecantikan Alika yang sangat alami.

"Pantas Jacky menyukainya, Dia sangat cantik dan mempesona. Apa yang aku pikirkan? bisa di pecat aku jika Tuan Zein mengetahuinya." Batin Dimitri.

Alika tertidur dengan pulas dan damai dialam mimpinya, sementara di Mansion jadi gempar akibat teriakan Zein. Seluruh pelayan dan penghuni rumah jadi khawatir akan keselamatan Alika, apalagi mereka tahu Jacky yang membawanya. Kuda yang sangat liar dan susah untuk kendalikan. Prayoga, Feronica dan Zaskia jadi tidak tenang karena Alika belum juga kembali.

Dimitri tidak tega membangunkan Alika. Menurutnya rumah pohon masih aman bagi Alika untuk istirahat. Ia kembali turun, ia memutuskan untuk kembali ke Mansion dan melaporkan keadaan Alika pada Zein.

Setelah beberapa menit, Dimitri tiba di Mansion, ia langsung berlari menghampiri Zein yang masih menunggunya di halaman belakang Mansion.

"Dimana Alika? kenapa kamu kembali tidak membawanya pulang? apa kamu sudah bosan bekerja Dimitri?" Bentak Zein saat Dimitri berdiri di depannya dengan napas ngos-ngosan.

Dimitri menghela napas panjang, menetral detak jantungnya yang masih berdetak kencang akibat berlari menghampiri Zein.

"Jacky membawanya ke rumah pohon Tuan, dan sekarang Nona Alika sedang tidur, dan saya tidak berani membangunkannya." Lapor Dimitri dengan kepala menunduk tidak berani menatap wajah Zein.

Zein menghela napas lega mendengar Alika baik-baik saja. "Apa kamu yakin dia tidak terluka?" Tanya Zein.

"Saya sangat yakin Tuan." Jawab Dimitri penuh keyakinan.

"Kamu menatap calon istriku saat tidur Dimitri?" Selidik Zein dengan tatapan geram dan tajam.

"Maaf Tuan, saya tidak akan melakukannya lagi, saya hanya memastikan Nona Alika baik-baik saja." Jawab Dimitri gugup. "Tuh, kan bener? Tuan pasti marah jika aku menatap calon istrinya, tapi mau bagaimana lagi, kesempatan hanya datang satu kali, mana mungkin aku melewatkannya Tuan." Batin Dimitri.

"Kali ini aku memaafkanmu, tapi lain kali jika kamu berani melakukannya, maka aku akan mencongkel mata liarmu itu." Kesal Zein.

"Iya Tuan." Balas Dimitri.

"Pergilah! Jacky pasti akan membawanya pulang." Perintah Zein dengan nada yang rendah.

Dimitri segera pergi dan kembali ke kandang kuda sebelum Zein berubah pikiran.

"Dasar gadis bar-bar! disini aku panik takut dia jatuh dan terluka. Eh, dia malah enak-enakan tidur di rumah pohon. Pasti Jacky merindukan tempat itu, makanya membawa Alika ke sana. Maafkan aku Jacky, ternyata kamu juga merindukanku." Lirih Zein.

Zein masuk ke dalam Mansion lalu menuju kamarnya. Ia melihat nasi goreng yang masih tertutup rapi lalu mengambilnya bersama air minum dan membawanya ke balkon.

"Masakannya cukup enak, aku sampai tidak ingin berhenti menikmatinya." Monolog Zein sambil menikmati makanannya. Hanya dalam beberapa menit nasi goreng satu piring habis, ia meminum air lalu mengeluarkan suara sendawa. Ia pun terkekeh mendengarnya. Baru kali ini ia makan sampai mengeluarkan suara sendawa.

"Dasar tidak sopan, untung saja aku makan sendiri. Coba aku makan di meja makan, bisa di tertawai satu rumah." Monolog Zein.

Setelah makan dan minum obat, Zein beristirahat di tempat tidur, Ia berusaha pindah ke tempat tidur tanpa bantuan orang lain. Untuk sejenak ia ingin menikmati kehidupannya tanpa Alika.

Menurutnya berurusan dengan Alika sangat mengesalkan, gadis itu selalu membuat emosi dan jantungnya naik turun tidak seimbang. Ia harus mengumpulkan tenaga untuk menghadapi Alika saat pulang nanti. Ia pun terlelap ke alam mimpi.

.......

Alika bangun dari tidurnya, Ia mengintip lewat jendela. entar keberadaan Jacky. Ternyata Jacky masik dalam posisi seperti sebelumnya. Ia segera turun karena merasa lapar.

"Jacky, kita pulang yuk, aku sudah lapar." Ujar Alika sambil mengelus Jacky dengan lembut. Ia membuka ikatan tali di pohon lalu naik ke punggung Jacky.

"Kamu siap Jacky?" Tanya Alika mulai menggenggam tali diatas kepala Jacky.

Jacky mengeluarkan suara kencangnya tanda siap.

"Lets go!" Alika menarik talinya lalu Jacky mulai berlari dengan kecepatan sedang.

.

.

.

Bersambung...

Sahabat Author yang baik ❤️

Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Alika wanita tangguh
❤❤❤❤

2023-01-10

1

Renireni Reni

Renireni Reni

jengkel jg seneng aq

2022-10-04

0

Rina

Rina

menarik 💗🎈👻

2022-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Surat Perjanjian
3 Calon Kakak Ipar
4 Tidak Terima
5 Masakan
6 Berkuda
7 Khawatir
8 Nasihat Papa
9 Mengajak Kerjasama
10 Permintaan Kakek
11 Keputusan
12 Mall
13 Cantik
14 Biola
15 Rencana Gagal
16 Tunangan
17 Selingkuh
18 Menyakitkan
19 Demam
20 Cemas
21 Patah Hati
22 Pindah
23 Apartemen
24 Restoran
25 Meeting
26 Bermain Hati
27 Marah
28 Menghubungi
29 Ingin Kembali
30 Laporan Ramon
31 Gadis kecil
32 Curhat
33 Sahabatku Alan
34 Perjalanan
35 Tempat Curhat
36 Pergi Untuk Kembali
37 Flashdisk
38 Teka-teki
39 Pasword
40 Menghubungi
41 Memutuskan
42 PDKT
43 Calon Pacar
44 Pengakuan Sander
45 Kunci Cadangan
46 Menahan Amarah
47 Meminta Penjelasan
48 Khawatir
49 Kedatangan Ramon
50 Nasihat
51 Keras Kepala
52 Rumah Sakit
53 Kesedihan Papa
54 Harapan Hidup
55 Cafe
56 Pengakuan Monika
57 Berita Pertunangan
58 Tidak Merasa Takut
59 Luka
60 Luka Kecil
61 Mimpi
62 Kedatangan Mama
63 Sandera
64 Menjaga Jarak
65 Canggung
66 Kedai
67 Perkebunan
68 Lebih Jahil
69 Nasihat Mama
70 Pemandangan yang Indah
71 Pencarian
72 Pencarian 2
73 Menemukan
74 Ruang Icu
75 Keputusan Sepihak
76 Merindukan
77 Mengungkapkan Perasaan
78 Sudah kuduga
79 Rela Mati
80 Kangen
81 Melepas Rindu.
82 Sembunyi
83 Siapa Takut
84 Calon Baru
85 Kesempatan
86 Alika Menghilang
87 Mencari Jejak
88 Mencari jejak 2
89 Villa
90 Malam yang Indah
91 Tidur
92 Kekesalan
93 Kerja Sama
94 Memecat Karyawan
95 Penjahat
96 Bebaskan Mama
97 Menghancurkan Perusahaan
98 Kembali
99 Rencana Papa
100 Menjenguk Kakek
101 Berita Mengejutkan
102 Melepas Rindu
103 Menjemput Meriska
104 Hotel
105 Sudah Biasa
106 Pernikahan Alika dan Zein
107 Extra Part
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Pertemuan
2
Surat Perjanjian
3
Calon Kakak Ipar
4
Tidak Terima
5
Masakan
6
Berkuda
7
Khawatir
8
Nasihat Papa
9
Mengajak Kerjasama
10
Permintaan Kakek
11
Keputusan
12
Mall
13
Cantik
14
Biola
15
Rencana Gagal
16
Tunangan
17
Selingkuh
18
Menyakitkan
19
Demam
20
Cemas
21
Patah Hati
22
Pindah
23
Apartemen
24
Restoran
25
Meeting
26
Bermain Hati
27
Marah
28
Menghubungi
29
Ingin Kembali
30
Laporan Ramon
31
Gadis kecil
32
Curhat
33
Sahabatku Alan
34
Perjalanan
35
Tempat Curhat
36
Pergi Untuk Kembali
37
Flashdisk
38
Teka-teki
39
Pasword
40
Menghubungi
41
Memutuskan
42
PDKT
43
Calon Pacar
44
Pengakuan Sander
45
Kunci Cadangan
46
Menahan Amarah
47
Meminta Penjelasan
48
Khawatir
49
Kedatangan Ramon
50
Nasihat
51
Keras Kepala
52
Rumah Sakit
53
Kesedihan Papa
54
Harapan Hidup
55
Cafe
56
Pengakuan Monika
57
Berita Pertunangan
58
Tidak Merasa Takut
59
Luka
60
Luka Kecil
61
Mimpi
62
Kedatangan Mama
63
Sandera
64
Menjaga Jarak
65
Canggung
66
Kedai
67
Perkebunan
68
Lebih Jahil
69
Nasihat Mama
70
Pemandangan yang Indah
71
Pencarian
72
Pencarian 2
73
Menemukan
74
Ruang Icu
75
Keputusan Sepihak
76
Merindukan
77
Mengungkapkan Perasaan
78
Sudah kuduga
79
Rela Mati
80
Kangen
81
Melepas Rindu.
82
Sembunyi
83
Siapa Takut
84
Calon Baru
85
Kesempatan
86
Alika Menghilang
87
Mencari Jejak
88
Mencari jejak 2
89
Villa
90
Malam yang Indah
91
Tidur
92
Kekesalan
93
Kerja Sama
94
Memecat Karyawan
95
Penjahat
96
Bebaskan Mama
97
Menghancurkan Perusahaan
98
Kembali
99
Rencana Papa
100
Menjenguk Kakek
101
Berita Mengejutkan
102
Melepas Rindu
103
Menjemput Meriska
104
Hotel
105
Sudah Biasa
106
Pernikahan Alika dan Zein
107
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!