"Cantik banget." Ungkap Zein tanpa sadar dengan mulut yang masih terbuka lebar.
"Ilermu Zein, ilermu." Ejek Alika lalu berbalik masuk ke dalam ruang ganti.
Zein langsung mengusap mulutnya. Ketika sadar Alika mengerjainya, ia menoleh ke arah Feronica dan Ramon.
"Hahaha.." Tawa Feronica dan Inggrid pecah tidak dapat menahannya lagi. Sedangkan Ramon menutup mulutnya agar suara tawanya tidak terdengar tapi bahunya tetap bergetar.
"Tertawa aja, kenapa harus ditahan?" Kesal Zein pada Ramon.
Ramon tidak berani. Menertawai Zein sama saja dengan mengajukan surat pengunduran diri saat itu juga. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu berjalan keluar.
"Gw tunggu di luar saja." Ujar Ramon.
Setelah Ramon pergi, Zein mencari setelan jas untuknya, Dia memilih warna hitam karena hitam adalah warna favoritnya.
Setelah selesai Zein lebih dulu pulang bersama Ramon karena harus ke kantor untuk meeting. Sedangkan Alika dan Feronica masih tinggal di butik mencari gaun untuk Zaskia.
"Hai Tante? Tante ngapain di sini?" Sapa Calista baru saja masuk ke dalam butik.
"Tante cari gaun untuk Zaskia." Jawab Feronika.
"Tante, aku sudah selesai. Apa gaun untuk Zaskia juga sudah?" Tanya Alika menghampiri Feronica.
"Sudah sayang, ayo kita pulang." Ajak Feronica.
"Tante, emangnya ada acara apa? Zaskia dan Alika kok beli gaunnya barengan?" Tanya Calista tersenyum.
"Zein dan Alika akan bertunangan, jika kamu ada waktu, datanglah besok malam di hotel Luxury bersama Mama kamu. Maafkan Tante Calista karena tidak bisa mendekatkan kalian, lebih baik kamu cari pria lain yang lebih baik dari Zein. Kamu gadis yang sangat baik dan juga cantik, pasti banyak laki-laki di luar sana yang suka denganmu. Lupakan Zein, karena Zein bukan pria yang tepat untuk kamu." Jawab Feronica. Meskipun ia tahu sifat Calista yang jahat, ia tetap berusaha bersikap baik padanya, karena ia tidak mau merusak persahabatannya dengan Mama Calista.
"Hikss.., Kok ngomong gitu sih Tante. Aku cuma cinta dengan Zein. Aku tidak mau dengan laki-laki lain." Ujar Calista sambil menangis.
"Percuma Calista, Kakek Hutama sudah menentukan pernikahan Zein dan Alika. Tante tidak bisa berbuat apa-apa. Sudah ya? Tante masih banyak urusan." Ujar Feronica, "Ayo Alika." Feronika menarik tangan Alika.
Feronica dan Alika ke kasir lalu berpamitan dengan Inggrid. Mereka segera keluar dari butik dan masuk ke dalam mobil.
Calista menatap tajam Alika hingga menghilang di balik pintu. "Aku tidak terima kamu menikah dengan orang lain Zein. Aku akan menghancurkan acara pertunangan kamu dengan Alika. Hanya aku yang pantas untukmu." Geram Calista. Ia ke butik untuk mengambil baju yang di pesan Mamanya, tapi malah bertemu dengan Feronica dan Alika.
"Mbak, ada yang bisa kami bantu?" Tanya pegawai butik.
"Ambilkan aku gaun yang paling bagus di butik ini." Perintah Calista.
Pegawai butik langsung mengambil baju yang dimaksud Calista. Calista mencobanya di kamar pas lalu tersenyum. Ia merasa sangat puas saat melihat dirinya di depan cermin. Setelah menentukan pilihan, Calista ke kasir untuk membayar dan juga mengambil baju yang telah di pesan oleh Mamanya.
.....
Feronica dan Alika kembali menuju Mansion bersama supir, saat di mobil mereka berdua mengobrol banyak.
"Ingat ya Alika, kamu harus berhati-hati dengan Calista. Tante baru tahu ternyata gadis itu cukup licik. Dulu Tante sangat suka dengannya karena dia baik dan sopan, ternyata itu hanya topeng untuk menutupi kelicikannya. Kamu tahu siapa yang ingin mencelaikaimu saat berkuda?" Tanya Feronika.
"Aku tahu Tante." Jawab Alika.
"Kenapa kamu nggak bilang ke Zein?" Tanya Feronica.
"Nggak usah Tante, aku juga nggak apa-apa kok." Jawab Alika.
"Kamu tidak marah dengan Calista?" Tanya Feronica.
"Marah sih ia Tante, tapi untuk apa juga? lebih baik menjauh darinya dari pada aku harus marah dan membalasnya, buang-buang tenaga Tante." Jawab Alika.
Feronica diam dan berfikir, Dia tidak menyangka ternyata Alika sangat baik dan tidak dendam dengan Calista.
"Tante mau tanya, kenapa kamu terima perjodohan ini?" Apa kamu tidak punya pacar atau gebetan?" Selidik Feronica.
Dia tidak percaya jika gadis secantik Alika tidak memiliki kekasih atau gebetan. Gadis yang pintar, baik, cantik, dan gampang menarik perhatian para Pria.
Alika berpikir sejenak, Ia ingin berbohong tapi hati kecilnya menolak.
"Sebenarnya Aku.. Aku memiliki kekasih Tante. Tapi aku juga tidak bisa menghindari perjodohan ini. Aku meminta Zein untuk menolakku, tapi dia juga tidak bisa melakukannya. Permintaan Kakek adalah amanah untukku. Aku harus bagaimana selain menerima." Pasrah Alika.
"Kamu sudah mengatakan kalau kamu akan bertunangan dengan Zein?" Tanya Feronica.
"Belum Tante, Aku masih mencari waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya. Mungkin nanti setelah acara tunangan selesai, semoga aja dia mau menerima keputusanku." Jawab Alika.
"Jadi, kamu rela memutuskan pacar kamu demi Kakek kamu?" Tanya Feronica.
"Mau bagaimana lagi Tante. Mungkin kami memang tidak berjodoh. Kakek segalanya bagi Alika, apapun akan Alika lakukan untuk Kakek, termasuk mengorbankan kebahagiaan Alika." Jelas Alika.
"Kamu gadis yang baik nak, susah dapat gadis jaman sekarang yang mau menurut dengan keluarga. Semoga kamu selalu bahagia." Ujar Feronika tulus.
Tak terasa mereka tiba di Mansion, Alika langsung masuk ke dalam kamarnya karena lelah. Ia langsung mengambil ponselnya lalu menghubungi Meriska. Meeting yang sudah di jadwalkan hari ini terpaksa semuanya Meriska yang handal. Ia tidak bisa ke kantornya hingga acara pertunangan selesai. Ia tidak mungkin keluar dari Mansion Zein untuk saat ini kecuali bersama keluarga Zein.
.............
Alika duduk di depan cermin menatap wajahnya yang sebentar lagi akan bertunangan. Make-up tipis yang melekat di wajah Alika menambah kecantikannya yang sangat alami.
"Nona Alika cantik banget sih! aku cuma make over sedikit, hasilnya sangat maksimal. Tuan Zein pasti terpesona dengan kecantikan Nona." Ujar salah satu MUA.
"Ah, kamu bisa aja." Ujar Alika.
"Tapi kok nggak ada senyumnya? Nona ini wanita paling beruntung mendapatkan Tuan Zein. Banyak loh, Gadis-gadis yang mendekati Tuan Zein." Ujar MUA yang ada di belakang Alika. Ia sedang menata rambut Alika dengan jarinya yang lincah.
Alika hanya tersenyum kecut, tidak mungkin juga ia mengatakan hal yang sebenarnya.
Setelah semuanya selesai. Alika keluar kamar hotel, Zein sudah menunggunya diluar bersama kedua orang tuanya serta kedua orang tua Alika.
"Kamu sangat cantik sayang." Puji Belinda.
"Iya sayang, Papa hampir nggak mengenal kamu." Ujar Hendrik.
"Zein, Alika cantik banget kan?" Tanya Feronica menyenggol lengan Zein yang diam mematung.
"Zein!" Feronika memukul lengan Zein.
Zein tersentak lalu mengelus tangannya yang sedikit sakit. "Biasa aja Mah." Jawab Zein menghilangkan rasa gugupnya.
Tidak bisa di pungkiri memang Zein sangat terpesona dan memuji kecantikan Alika dalam hati. Meskipun perasaannya masih mencitai Monika, tapi dia juga laki-laki normal yang dapat tergoda dengan pesona wanita lain.
Meskipun tidak ada cinta diantara keduanya, tapi dalam hati mereka saling memuji yang satu tampan dan yang satu cantik.
"Kalo biasa aja, tatapannya biasa aja dong!" Ejek Alika.
"Ini juga biasa." Balas Zein dengan wajah datarnya.
"Dasar batu karang! masa Aku sudah di make over kayak gini masih di bilang biasa aja. Emang seperti apa wajah kekasihnya. Awas saja kalau dia jelek, aku akan mengejeknya habis-habisan." Batin Alika.
"Sampai kapan kalian akan berdebat di sini? Ayo jalan! dan ingat senyum, para tamu sudah menunggu kalian. Jangan malu-maluin keluarga dengan wajah datar kalian berdua. Ntar mereka kira kalian dipaksa tunangan, padahal iya." Sela Belinda sedikit bercanda.
.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
gengsi tu Zein nya
2022-10-13
0
Yuli Sing Ndeso
lanjuttt
2022-03-10
1