Berkuda

"Bilang aja kamu yang mau makan." Ungkap Alika lalu menjulurkan lidahnya dan segera berlari ke taman belakang Mansion.

Ia ingin melihat apa aja yang ada di taman belakang. Dinginnya angin di pagi hari membuat Alika memeluk tubuhnya sendiri dan dress diatas lutut yang di kenakannya sesekali terangkat karena angin. Alika tersenyum melihat arena berkuda dari kejauhan. Sudah lama ia tidak naik kuda. Dari pada bosan tinggal di Mansion tanpa melakukan apa-apa lebih baik ia berolah raga, ia berpikir sebaiknya mengganti dress yang ia pakai lalu mencoba jalan-jalan dengan naik kuda di halaman mansion.

Zein mengikuti Alika ke taman belakang. Dari kejauhan ia melihat Alika tersenyum menikmati udara segar. "Dasar gadis bar-bar, kenapa juga aku mengikutinya." Umpat Zein saat melihat paha mulus Alika dari jarak jauh.

Alika kembali masuk tapi berhenti saat melihat Zein sendiri di dekat pintu.

"Ngapain kamu di sini? ayo masuk, di sini dingin tidak baik untuk kesehatan kamu." Alika memegang kursi roda Zein lalu mendorongnya masuk.

"Ternyata kamu di sini Zein." Sapa Calista yang tiba-tiba muncul.

"Calista." Lirih Zein.

"Minggir kamu! aku ingin bicara dengan Zein." Ketus Calista, ia langsung mengambil alih kursi roda yang di pegang Alika.

Tanpa bicara Alika meninggalkan mereka berdua, ia kembali ke kamarnya dan mengganti pakaiannya.

Alika turun dari tangga dengan pakaian serba hitam. Ia mengenakan baju kaos berkerah dipadukan dengan celana panjang karet serta sepatu shoe booth.

"Mau kemana kamu?" Tanya Zein memperhatikan penampilan Alika. Menuturnya Alika sangat cantik dengan pakaian yang ia kenakan.

"Mau naik kuda." Jawab Alika santai.

"Kamu bisa naik kuda?" Tanya Zein.

"Sedikit." Singkat Alika.

Alika segera pergi meninggalkan mereka menuju kandang kuda. Ia memakai peralatan berkuda dan helm lalu mendekati salah satu kuda yang menurutnya sangat unik.

"Zein, biarkan saja dia, aku belum selesai bicara denganmu." Sela Calista.

"Apa lagi? Sudah aku tegaskan! Kita tidak akan pernah memiliki hubungan apapun, kamu juga sudah melihat calon istriku kan? jadi percuma saja kamu mendekati aku. Pergilah dan cari laki-laki lain yang bisa menerimamu dan juga mencintaimu." Tegas Zein.

"Zein berikan aku satu kesempatan untuk membuktikan kalau aku yang terbaik untukmu, hanya aku yang pantas menjadi istrimu." Melas Calista, ia duduk berjongkok di depan Zein sambil menggenggam tangannya.

"Sudahlah Calis, tidak ada kesempatan untukmu, kamu akan semakin sakit jika mencobanya." Tolak Zein menarik tangannya.

"Apa kamu sudah jatuh cinta pada Alika?" Tanya Calista.

"Iya." Singkat Zein agar Calista berhenti mengejarnya.

"Tidak mungkin! kamu pasti bohong kan? kalian baru saja kenal." Sergah Calista tidak percaya.

"Apa kamu lupa kata cinta pada pandangan pertama? itulah yang aku rasakan saat melihat Alika." Zein menatap Alika dari kejauhan seolah ia sedang mengagumi Alika. Jika dia seorang aktor, pasti filmnya akan laku terjual karena aktingnya sangat meyakinkan.

Calista mengepalkan tangannya, Ia tidak terima Zein sampai saat ini menolaknya, bahkan ia sudah berusaha mendekati Zein selama setahun, namun tidak merubah perasaan Zein terhadapnya.

Calista menatap Alika penuh kebencian. Ia tiba-tiba memikirkan sesuatu untuk mencelakai Alika. Calista pergi meninggalkan Zein sambil menghentakkan kakinya. Ia ke kamar Zazkia dan mengajaknya untuk berkuda.

Karena hari ini hari libur, Zazkia setuju dan ikut bersama Calista menuju arena berkuda.

....

Alika sedang mengelus kuda kesayangan Zein, kuda yang dipilihnya untuk jalan-jalan mengelilingi arena kuda.

"Ini kuda Tuan Zein Nona, namanya Jacky. Hanya Tuan Zein yang boleh menaikinya." Ujar Dimitri penjaga empat kuda milik keluarga Zein.

"Nama yang cukup bagus, seperti nama Tuannya, hehehe... Pantes saja kudanya datar dan dingin, ternyata mengikuti sifat pemiliknya." Puji Alika terkekeh mengingat nama Zein.

Alika cemberut lalu melihat ke arah Zein. Ia melambaikan tangannya lalu memberi kode pada Zein jika ia ingin naik kuda yang ia pegang.

Zein hanya mengangguk memberi izin, karena sudah lama Jacky beristirahat, tidak ada yang berani memintanya selain Alika. Zein memperbaiki posisinya untuk melihat cara Alika menaklukkan si Jacky. Kuda kesayangannya yang paling susah di taklukkan oleh orang lain selain Zein.

Alika tersenyum karena Zein mengangguk, Alika mengelus dan membujuk Jacky secara lembut, ia berusaha berteman dan membuat Jacky nyaman bersamanya. Tidak butuh waktu lama untuknya menaklukkan hati Jacky.

"Oke, Jacky ternyata kamu bisa aku taklukkan, apa itu artinya Tuanmu juga bisa aku taklukkan? kaliankan miliki sifat yang sama." Tanya Alika.

Jacky mengangguk kemudian mengeluarkan suara khasnya tanda setuju.

"Ah, kamu sudah pandai menjawabku ya? Gemas Alika ia tersenyum manis sambil mengelus Jacky.

"Kamu sudah siap jalan-jalan bersamaku Jacky?" Alika langsung naik ke punggung Jacky.

Dengan perlahan Jacky mulai melangkah kemudian berlari dengan kecepatan sedang.

"Ini sangat menyenangkan Jacky, kamu hebat!" Puji Alika.

Semua yang dilakukan Alika tidak lepas dari pandangan Zein. "Dasar gadis bar-bar, dalam sekejap ia dapat menaklukkan Jacky. Benar kata Richard, dia memang gadis yang unik. Dia memang cantik apa lagi melihatnya sedang berkuda." Monolog Zein.

Ia membayangkan berkuda bersama Alika sambil memeluknya dari belakang. Khayalannya yang selama ini tidak pernah Monika wujudkan karena Monika takut dengan kuda, bahkan memegangnyapun ia tidak berani.

.............

Setelah beberapa menit bersama Jacky, Calista dan Zazkia datang bersama dua kuda di sampingnya, mereka segera naik ke punggung kuda lalu berkuda mengikuti Alika.

"Ayo Kia, lebih cepat lagi, kita sudah hampir mendapatkan Alika." Teriak Calista. Calista juga pandai berkuda sejak menyukai Zein. Ia rela belajar berkuda hanya demi mendekati Zein. Menurutnya, suatu saat nanti Zein akan mengajaknya untuk berkuda bersama.

Kini mereka sudah mendekati Alika dan kudanya.

Calista langsung menendang punggung Jacky, hingga Jacky kaget dan langsung mengencangkan larinya.

Alika juga kaget saat Jacky semakin kencang dan tidak terkontrol, ia melihat Calista tersenyum dengan seringai licik di wajahnya, sedangkan Zaskia dengan wajah panik campur takut. Ia tidak menyangka Calista akan mencelakai Alika.

Kuda yang ditunggangi Alika berlari semakin kencang memasuki hutan bahkan melewati perbatasan arena berkuda.

Mansion milik Zein memang luas, saking luasnya, di sana juga terdapat danau dan hutan.

Alika panik, ia mencoba tenang agar tidak jatuh dan menenangkan Jacky, mereka semakin jauh dari mansion dan itu membuat Zein semakin khawatir karena Alika tidak kembali saat Calista dan Zazkia kembali.

"Dimana Alika?" Tanya Zein dengan nada Tinggi.

"Dia keluar dari arena menuju hutan. Katanya mau jalan-jalan bersama Jacky." Jelas Calista berbohong menghampiri Zein.

Zazkia yang panik dan tidak mau ikut campur langsung melangkah pergi dan masuk ke dalam Mansion, ia segera mengambil air minum di kulkas lalu meneguknya langsung dari botol. Wajahnya sudah pucat, tidak menunjukkan aliran darah yang mengalir. Ia pikir selama ini Calista sangat baik, tapi ternyata sebaliknya, ia tega mencelakai Alika di depan matanya. Zazkia memang tidak suka dengan Alika tapi dia tidak akan tega menyakiti orang lain apa lagi mencelakai dengan sengaja.

"Jawab jujur Calista, dimana Alika?" Bentak Zein kembali. Suara Zein begitu nyaring membuat Zazkia dan pelayan yang mendengarnya bergidik.

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

zaskia...kamu gadis baik...

2022-10-04

0

mei

mei

menuturnya mgkn mksd nya menurutnya

2022-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Surat Perjanjian
3 Calon Kakak Ipar
4 Tidak Terima
5 Masakan
6 Berkuda
7 Khawatir
8 Nasihat Papa
9 Mengajak Kerjasama
10 Permintaan Kakek
11 Keputusan
12 Mall
13 Cantik
14 Biola
15 Rencana Gagal
16 Tunangan
17 Selingkuh
18 Menyakitkan
19 Demam
20 Cemas
21 Patah Hati
22 Pindah
23 Apartemen
24 Restoran
25 Meeting
26 Bermain Hati
27 Marah
28 Menghubungi
29 Ingin Kembali
30 Laporan Ramon
31 Gadis kecil
32 Curhat
33 Sahabatku Alan
34 Perjalanan
35 Tempat Curhat
36 Pergi Untuk Kembali
37 Flashdisk
38 Teka-teki
39 Pasword
40 Menghubungi
41 Memutuskan
42 PDKT
43 Calon Pacar
44 Pengakuan Sander
45 Kunci Cadangan
46 Menahan Amarah
47 Meminta Penjelasan
48 Khawatir
49 Kedatangan Ramon
50 Nasihat
51 Keras Kepala
52 Rumah Sakit
53 Kesedihan Papa
54 Harapan Hidup
55 Cafe
56 Pengakuan Monika
57 Berita Pertunangan
58 Tidak Merasa Takut
59 Luka
60 Luka Kecil
61 Mimpi
62 Kedatangan Mama
63 Sandera
64 Menjaga Jarak
65 Canggung
66 Kedai
67 Perkebunan
68 Lebih Jahil
69 Nasihat Mama
70 Pemandangan yang Indah
71 Pencarian
72 Pencarian 2
73 Menemukan
74 Ruang Icu
75 Keputusan Sepihak
76 Merindukan
77 Mengungkapkan Perasaan
78 Sudah kuduga
79 Rela Mati
80 Kangen
81 Melepas Rindu.
82 Sembunyi
83 Siapa Takut
84 Calon Baru
85 Kesempatan
86 Alika Menghilang
87 Mencari Jejak
88 Mencari jejak 2
89 Villa
90 Malam yang Indah
91 Tidur
92 Kekesalan
93 Kerja Sama
94 Memecat Karyawan
95 Penjahat
96 Bebaskan Mama
97 Menghancurkan Perusahaan
98 Kembali
99 Rencana Papa
100 Menjenguk Kakek
101 Berita Mengejutkan
102 Melepas Rindu
103 Menjemput Meriska
104 Hotel
105 Sudah Biasa
106 Pernikahan Alika dan Zein
107 Extra Part
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Pertemuan
2
Surat Perjanjian
3
Calon Kakak Ipar
4
Tidak Terima
5
Masakan
6
Berkuda
7
Khawatir
8
Nasihat Papa
9
Mengajak Kerjasama
10
Permintaan Kakek
11
Keputusan
12
Mall
13
Cantik
14
Biola
15
Rencana Gagal
16
Tunangan
17
Selingkuh
18
Menyakitkan
19
Demam
20
Cemas
21
Patah Hati
22
Pindah
23
Apartemen
24
Restoran
25
Meeting
26
Bermain Hati
27
Marah
28
Menghubungi
29
Ingin Kembali
30
Laporan Ramon
31
Gadis kecil
32
Curhat
33
Sahabatku Alan
34
Perjalanan
35
Tempat Curhat
36
Pergi Untuk Kembali
37
Flashdisk
38
Teka-teki
39
Pasword
40
Menghubungi
41
Memutuskan
42
PDKT
43
Calon Pacar
44
Pengakuan Sander
45
Kunci Cadangan
46
Menahan Amarah
47
Meminta Penjelasan
48
Khawatir
49
Kedatangan Ramon
50
Nasihat
51
Keras Kepala
52
Rumah Sakit
53
Kesedihan Papa
54
Harapan Hidup
55
Cafe
56
Pengakuan Monika
57
Berita Pertunangan
58
Tidak Merasa Takut
59
Luka
60
Luka Kecil
61
Mimpi
62
Kedatangan Mama
63
Sandera
64
Menjaga Jarak
65
Canggung
66
Kedai
67
Perkebunan
68
Lebih Jahil
69
Nasihat Mama
70
Pemandangan yang Indah
71
Pencarian
72
Pencarian 2
73
Menemukan
74
Ruang Icu
75
Keputusan Sepihak
76
Merindukan
77
Mengungkapkan Perasaan
78
Sudah kuduga
79
Rela Mati
80
Kangen
81
Melepas Rindu.
82
Sembunyi
83
Siapa Takut
84
Calon Baru
85
Kesempatan
86
Alika Menghilang
87
Mencari Jejak
88
Mencari jejak 2
89
Villa
90
Malam yang Indah
91
Tidur
92
Kekesalan
93
Kerja Sama
94
Memecat Karyawan
95
Penjahat
96
Bebaskan Mama
97
Menghancurkan Perusahaan
98
Kembali
99
Rencana Papa
100
Menjenguk Kakek
101
Berita Mengejutkan
102
Melepas Rindu
103
Menjemput Meriska
104
Hotel
105
Sudah Biasa
106
Pernikahan Alika dan Zein
107
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!