Bab 13 - Terpaksa Membolos

...༻☆༺...

Raffi membuang muka dari Elsa. Dia merasa malu sekaligus kesal. Bisa-bisanya Elsa malah mentertawakan saja. Setidaknya gadis itu juga merasa malu.

"Lo kenapa ketawa sih? Nggak lucu tau!" geram Raffi. Menatap sinis Elsa.

"Ya lucu lah. Gue baru kali ini liat lo kayak orang bodoh. Biasanya sok jenius," tanggap Elsa sembari melirik bagian tubuh Raffi yang sudah tertutup dengan tas ransel.

"Gue bingung kali kalau hal kayak gini kejadian tiba-tiba. Di depan elo lagi." Raffi tidak berhenti menggerutu.

Elsa merasa gemas. Sebuah ciuman singkat segera melayang ke pipi Raffi. Menyebabkan Raffi sontak tambah marah.

"Lo kenapa malah mancing-mancing! Kebiasaan ya lo. Kita nggak usah sekolah aja. Balik sana ke rumah! Udah jelas banget kita telat!" omel Raffi seraya membuang muka. Dia tidak punya pilihan selain mengusir Elsa.

"Gitu aja marah. Gue cuman greget aja liat lo kayak gini. Lo mau gue bantuin dia tidur?" Elsa mengarahkan jari telunjuknya ke bagian bawah perut Raffi.

"Gila ya lo? Sejak kapan lo jadi cewek liar begini?" Raffi tercengang. Dia tidak menyangka akan mendapatkan tawaran itu dari Elsa.

"Haha... bercanda. Serius amat sih!" Elsa mencubit salah satu pipi Raffi. Kemudian berpindah duduk ke kursi belakang.

"Elsa!" dahi Raffi mengerut dalam. Sebab Elsa tidak kunjung berhenti menyentuhnya. Selanjunya, Raffi segera menjalankan mobil. Dengan harapan masih bisa pergi ke sekolah. Padahal waktu sudah jelas menunjukkan jam delapan. Gerbang sekolah akan ditutup jika bel masuk berbunyi. Itu Rutin dilakukan setiap hari pada jam 07.30 pagi.

Benar saja, sesampainya di sekolah, gerbang telah ditutup. Raffi menghempaskan kesal punggung ke sandaran kursi.

"El, lo bisa turun dan mohon sama Pak Jamal nggak? Mungkin aja dia mau bukain pintu gerbang." Raffi menoleh ke belakang.

"Nggak guna. Gue pernah terlambat dua kali. Seberapa keras gue negosiasi sama itu satpam, dia tetap kukuh sama kewajibannya." Elsa menjawab sambil memainkan ponsel.

Raffi menghela nafas panjang. Dia ingin turun, tetapi tidak mungkin dalam kondisi juniornya yang masih mencuat ke depan. Andai fenomena biologisnya tersebut tidak terjadi, sudah dipastikan Raffi akan keluar dan melakukan apapun agar bisa masuk ke sekolah.

Bip!

Bip!

Bunyi klakson mobil terdengar. Raffi dan Elsa otomatis menoleh ke sumber suara. Terlihat Gamal yang datang dengan mobilnya. Cowok berambut cepak itu perlahan membuka jendela kaca mobil. Dia tidak sendiri. Ada Zara, Danu dan Tirta bersamanya.

"Lah, kalian telat juga?" tanya Gamal.

Raffi membuka terlebih dahulu kaca jendela mobil. "Iya, ada kejadian mendadak. Gue sama Elsa mau langsung pulang aja!" sahutnya. Dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi masamnya.

"Yakin lo? Bukannya ada nyokap lo di rumah? Dia biasanya pergi ke restoran sekitar jam sepuluh siang kan?" balas Gamal seraya memicingkan mata. Memastikan keberadaan Elsa yang sedang duduk di kursi belakang. "Kenapa Elsa duduk di belakang? Kalian berantem ya?" timpalnya penasaran.

Elsa bergegas ikut masuk ke pembicaraan. Dia berpindah duduk ke kursi depan. "Raffi terkena serangan biologis--"

Raffi lekas-lekas menutup mulut Elsa. Sebelum Gamal berhasil menebak apa yang terjadi.

"Kami mau pulang aja!" seru Raffi. Dia segera menyalakan mesin mobil. Anehnya, mobilnya tiba-tiba tidak bisa dinyalakan. Raffi sontak panik. Apakah hari ini adalah hari sialnya? Segala kejadian buruk terus terjadi secara beruntun.

"Ya ampun. Kayaknya mobil lo udah lama nggak di servis ya?" cetus Elsa. Menatap nanar Raffi.

"Arrghh!" Raffi memekik kesal sambil memukul setirnya.

"Sabar, Raf." Elsa tidak tahu harus berbuat apa. Baru sekarang dia menyaksikan Raffi marah hingga wajahnya memerah. "Kita minta bantuan Gamal aja ya. Sebelum dia keburu pergi tuh," usul Elsa. Raffi lantas tidak punya pilihan selain mengangguk.

Raffi segera keluar dari mobil. Dia masih memegangi tas untuk menutupi bagian bawah perutnya. Raffi melangkah menuju mobil Gamal yang ada di seberang. Di iringi Elsa dari belakang.

Melihat Raffi dan Elsa mendekat, Gamal tersenyum senang. Dia langsung keluar mobil untuk menanyakan apa yang terjadi.

"Kenapa?" Gamal bertanya sambil mengangkat dagunya.

"Mobil Raffi nggak bisa nyala. Kami--" ucapan Elsa terhenti saat Raffi menyeret Gamal menjauh. Sepertinya dua cowok tersebut hendak membicarakan perihal penting. Elsa dapat menduga apa yang mereka bicarakan.

Raffi membawa Gamal menjauh dari keramaian. Lalu berbisik, "Lo bisa bantuin gue?" Raffi segera memperlihatkan celana bagian depannya. Dia tidak punya pilihan selain memberitahu Gamal. Setidaknya Raffi hanya ingin Gamal saja yang mengetahuinya. Jika Tirta dan Danu juga tahu, Raffi tentu akan menjadi bahan ejekan.

"Anjir!" kaget Gamal sembari tergelak lepas.

"Jangan ketawa, kampret! Gue mau lo bantuin gue! Dia udah berdiri sekitar dua puluh menit yang lalu tau!" Raffi menarik kuat lengan Gamal.

"Yang bener? Elsa tau?" Gamal mengangkat dua alisnya secara bersamaan.

"Bisa nggak lo atasin masalah gue dulu. Baru kita ngomong serius?!" timpal Raffi yang sudah tidak sabar.

"Oke, oke. Ternyata lo bisa marah kayak gini juga ya. Tunggu dulu." Gamal mengedarkan pandangan ke segala penjuru. Sampai atensinya menemukan tempat yang dicari. Yaitu toilet umum yang ada di taman.

"Cepat! Kalian ngapain sih?" Tirta bertanya dari dalam mobil.

"Kalian tunggu di sini dulu ya. Gue sama Raffi mau ngurus sesuatu. Jangan lupa panggilin tukang bengkel buat benerin mobilnya Raffi!" suruh Gamal. Kemudian beranjak bersama Raffi. Mereka pergi ke toilet umum yang ada di taman.

Ketika Raffi masuk ke toilet, Gamal berjongkok untuk menunggu. Dia memainkan ponsel.

"Bolos ya, Dek? Bukannya ini masih pagi. Kenapa masih keluyuran? Kamu murid dari sekolah sebelah taman kan?" Seorang pria paruh baya menegur Gamal. Dia mengarahkan tangannya ke arah bangunan SMA Angkasa Jaya berada.

"Mau tau aja, Mas." Gamal menjawab tak acuh. Dia bahkan tidak melirik sedikit pun pria paruh baya yang mengajaknya bicara. Alhasil pria paruh baya itu terdiam. Dia geleng-geleng kepala menyaksikan perilaku tidak sopan Gamal.

Selang beberapa menit berlalu, Raffi akhirnya keluar dari toilet. Tas yang tadinya selalu ditenteng di depan resleting celana, sudah bisa dia pakai ke punggung.

"Gimana? Lega?" tanya Gamal dengan kekeh gelinya. Dia mengacak-acak kasar puncak rambut Raffi.

"Lebih baik dari tadi." Raffi mendengus lega.

"Saatnya lo bayar jasa gue. Ikut gue ke villa ya. Tadi itu rencana gue sama yang lain kalau nggak sempat masuk ke sekolah." Gamal melingkarkan tangan ke pundak Raffi. Setelah membayar biaya toilet umum, mereka melenggang menuju mobil.

"Mau ngapain ke villa?" Raffi menatap Gamal dengan sudut matanya.

"Ngapain kek. Dari pada lo pulang, terus dimarahin nyokap? Lebih bagus nggak ketahuan kan? Gue tau betul gimana murkanya nyokap lo, kalau dia tahu lo bolos sekolah." Gamal berusaha keras mempengaruhi Raffi untuk ikut.

"Nggak kebayang gue. Dia pasti marah banget!" terlintas dalam bayangan Raffi mengenai sanksi yang akan dia dapat. Terutama jika terkait pelanggaran sekolah. Heni sangat anti dengan hal tersebut.

"Nah, betul kan. Ikut ajalah! Banyak yang mau gue lakuin sama lo," ungkap Gamal.

"Ya udah deh. Tapi jangan coba hal aneh-aneh ya? Kalau nggak, gue gundul pala lo!" ancam Raffi yang hanya bermaksud bercanda. Suasana hatinya mungkin sudah membaik.

"Udah cepak gini lagi, Raf. Kalau gundul nanti kayak lampu taman lagi." Gamal merespon dengan memasang mimik wajah kecewa. Dia lalu mengembangkan senyuman, karena tahu Raffi hanya bermaksud bercanda.

Terpopuler

Comments

Anonym itu aku

Anonym itu aku

nah nah rafi mulai sdikit demi sdikit penasaran n ketularan gamal nih 🤭

2022-06-02

1

zelindra

zelindra

up lgi KK .. crazy up ngpa KK ... ini tanggung bngt bca nya😁😁😁

2022-03-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Katanya Belajar?
2 Bab 2 - Video Misterius
3 Bab 3 - Tim Basket Berseragam
4 Bab 4 - Tentang Zara
5 Bab 5 - Ke Ruang BK
6 Bab 6 - Membersihkan Toilet
7 Bab 7 - Membeli Pakaian Baru
8 Bab 8 - Sikap Berandal Gamal
9 Bab 9 - Kandidat Ketos Yang Mengejutkan
10 Bab 10 - Perasaan Elsa
11 Bab 11 - Sensasi Ciuman
12 Bab 12 - Memikirkan Elsa
13 Bab 13 - Terpaksa Membolos
14 Bab 14 - Tiba di Villa
15 Bab 15 - Berenang
16 Bab 16 - Jujur? atau Tantangan? [1]
17 Bab 17 - Jujur? atau Tantangan? [2]
18 Bab 18 - Ingin Pulang
19 Bab 19 - Meninggalkan Villa
20 Bab 20 - Ketahuan?
21 Bab 21 - Pernyataan Cinta
22 Bab 22 - Vanila Cake & Pangkuan
23 Bab 23 - Pacaran
24 Bab 24 - Acara Perkenalan Calon Ketos
25 Bab 25 - Pertengkaran
26 Bab 26 - Teka-Teki Kasus Zara
27 Bab 27 - Belakang Sekolah
28 Bab 28 - Terciduk
29 Bab 29 - Bully Itu Sederhana [Tapi Menyakitkan]
30 Bab 30 - Teman Makan Teman
31 Bab 31 - Strategi Gamal
32 Bab 32 - Pesan Misterius
33 Bab 33 - Cowok Tidak Pernah Peka
34 Bab 34 - Hampir Saja
35 Bab 35 - Pembicaraan Raffi & Gamal
36 Bab 36 - Zara Yang Sebenarnya
37 Bab 37 - Obrolan Santai
38 Bab 38 - Ketos Baru
39 Bab 39 - Perdebatan
40 Bab 40 - Kado Misterius
41 Bab 41 - Ulangan Akhir Semester
42 Bab 42 - Jadi Siapa Pengirim Suratnya?
43 Bab 43 - Cemburu
44 Bab 44 - Godaan Zara
45 Bab 45 - Cinta & Persahabatan
46 Bab 46 - Liburan [1]
47 Bab 47 - Liburan [2]
48 Bab 48 - Liburan [3]
49 Bab 49 - Liburan [4]
50 Bab 50 - Depresi Ringan
51 Bab 51 - Mencari Ketos
52 Bab 52 - Diskusi
53 Bab 53 - Rapat Osis
54 Bab 54 - Balikan
55 Bab 55 - Rumah Danu
56 Bab 56 - Kasih Sayang Orang Tua
57 Bab 57 - Perasaan Tak Terduga
58 Bab 58 - MOS [Masa Orientasi Siswa]
59 Bab 59 - Kejahilan
60 Bab 60 - Pasangan Baru
61 Bab 61 - Obsesi Remaja
62 Bab 62 - Pertama Kali
63 Bab 63 - Obrolan Elsa & Zara
64 Bab 64 - Keputusan Mengejutkan
65 Bab 65 - Pelarian Bersama
66 Bab 66 - Dunia Bebas Di Klub Malam
67 Bab 67 - Jebakan Gamal
68 Bab 68 - Seperti Di Neraka
69 Bab 69 - Menjaga Rahasia
70 Bab 70 - Nasib Gamal & Kawan-Kawan [+Bonus Visual]
71 Bab 71 - Sekolah Kembali
72 Bab 72 - Pertengkaran
73 Bab 73 - Karma Untuk Danu
74 Bab 74 - Ketahuan Pacaran
75 Bab 75 - Gamal Tak Pernah Berubah
76 Bab 76 - Kabar Tes Urin
77 Bab 77 - Semakin Banyak Yang Tahu
78 Bab 78 - Badboy Itu Keren?
79 Bab 79 - Bertemu Danu
80 Bab 80 - Ingin Membuat Roti Sobek
81 Bab 81 - Nonton Bareng
82 Bab 82 - Kencan Ala Remaja
83 Bab 83 - Pulang Larut Malam
84 Bab 84 - Cewek Baru Super Populer
85 Bab 85 - Tim Basket Pilihan
86 Bab 86 - Latihan Basket
87 Bab 87 - Ketahuan! [Hinaan Untuk Zara]
88 Bab 88 - Rasa Sakit Mungkin Adalah Hukuman
89 Bab 89 - Permen Kiss
90 Bab 90 - Rahasia Elsa
91 Bab 91 - Kecewa
92 Bab 92 - Keputusan Gila
93 Bab 93 - Butuh Duit
94 Bab 94 - Seperti Anak Manja
95 Bab 95 - Teman Yang Mabuk
96 Bab 96 - Belum Kapok
97 Bab 97 - Membully Olive
98 Bab 98 - Berantem Di Toilet
99 Bab 99 - Pengaruh Orang Tua
100 Bab 100 - Jantung Kota Angkasa Jaya
101 Bab 101 - Perubahan Raffi
102 Bab 102 - Pelampiasan
103 Bab 103 - Guru Baru
104 Bab 104 - Ulat Kaki Seribu
105 Bab 105 - Cara Pak Ervan
106 Bab 106 - Paksaan Elsa
107 Bab 107 - Pingsan
108 Bab 108 - Siapa Lelaki Itu?
109 Bab 109 - Mengakui, Tetapi...
110 Bab 110 - Membuktikan
111 Bab 111 - Mencari Elsa
112 Bab 112 - Teori Efek Kupu-Kupu
113 Bab 113 - Kabut Perdamaian
114 Bab 114 - Overdosis
115 Bab 115 - Pengakuan Terdalam
116 Bab 116 - Nikah Muda
117 Bab 117 - Nasib Tirta
118 Bab 118 - Bagian Akhir
119 Bonus Chapter - Akhir Raffi & Elsa
120 Novel Teen Baru - Cinta Di Tengah Permusuhan
121 Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
122 Novel Baru - Hantu Senja
123 Novel Sisi Gelap Dunia Anak SMA 2
124 NOVEL TEEN BARU
125 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
126 Novel SISI GELAP Terbaru!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1 - Katanya Belajar?
2
Bab 2 - Video Misterius
3
Bab 3 - Tim Basket Berseragam
4
Bab 4 - Tentang Zara
5
Bab 5 - Ke Ruang BK
6
Bab 6 - Membersihkan Toilet
7
Bab 7 - Membeli Pakaian Baru
8
Bab 8 - Sikap Berandal Gamal
9
Bab 9 - Kandidat Ketos Yang Mengejutkan
10
Bab 10 - Perasaan Elsa
11
Bab 11 - Sensasi Ciuman
12
Bab 12 - Memikirkan Elsa
13
Bab 13 - Terpaksa Membolos
14
Bab 14 - Tiba di Villa
15
Bab 15 - Berenang
16
Bab 16 - Jujur? atau Tantangan? [1]
17
Bab 17 - Jujur? atau Tantangan? [2]
18
Bab 18 - Ingin Pulang
19
Bab 19 - Meninggalkan Villa
20
Bab 20 - Ketahuan?
21
Bab 21 - Pernyataan Cinta
22
Bab 22 - Vanila Cake & Pangkuan
23
Bab 23 - Pacaran
24
Bab 24 - Acara Perkenalan Calon Ketos
25
Bab 25 - Pertengkaran
26
Bab 26 - Teka-Teki Kasus Zara
27
Bab 27 - Belakang Sekolah
28
Bab 28 - Terciduk
29
Bab 29 - Bully Itu Sederhana [Tapi Menyakitkan]
30
Bab 30 - Teman Makan Teman
31
Bab 31 - Strategi Gamal
32
Bab 32 - Pesan Misterius
33
Bab 33 - Cowok Tidak Pernah Peka
34
Bab 34 - Hampir Saja
35
Bab 35 - Pembicaraan Raffi & Gamal
36
Bab 36 - Zara Yang Sebenarnya
37
Bab 37 - Obrolan Santai
38
Bab 38 - Ketos Baru
39
Bab 39 - Perdebatan
40
Bab 40 - Kado Misterius
41
Bab 41 - Ulangan Akhir Semester
42
Bab 42 - Jadi Siapa Pengirim Suratnya?
43
Bab 43 - Cemburu
44
Bab 44 - Godaan Zara
45
Bab 45 - Cinta & Persahabatan
46
Bab 46 - Liburan [1]
47
Bab 47 - Liburan [2]
48
Bab 48 - Liburan [3]
49
Bab 49 - Liburan [4]
50
Bab 50 - Depresi Ringan
51
Bab 51 - Mencari Ketos
52
Bab 52 - Diskusi
53
Bab 53 - Rapat Osis
54
Bab 54 - Balikan
55
Bab 55 - Rumah Danu
56
Bab 56 - Kasih Sayang Orang Tua
57
Bab 57 - Perasaan Tak Terduga
58
Bab 58 - MOS [Masa Orientasi Siswa]
59
Bab 59 - Kejahilan
60
Bab 60 - Pasangan Baru
61
Bab 61 - Obsesi Remaja
62
Bab 62 - Pertama Kali
63
Bab 63 - Obrolan Elsa & Zara
64
Bab 64 - Keputusan Mengejutkan
65
Bab 65 - Pelarian Bersama
66
Bab 66 - Dunia Bebas Di Klub Malam
67
Bab 67 - Jebakan Gamal
68
Bab 68 - Seperti Di Neraka
69
Bab 69 - Menjaga Rahasia
70
Bab 70 - Nasib Gamal & Kawan-Kawan [+Bonus Visual]
71
Bab 71 - Sekolah Kembali
72
Bab 72 - Pertengkaran
73
Bab 73 - Karma Untuk Danu
74
Bab 74 - Ketahuan Pacaran
75
Bab 75 - Gamal Tak Pernah Berubah
76
Bab 76 - Kabar Tes Urin
77
Bab 77 - Semakin Banyak Yang Tahu
78
Bab 78 - Badboy Itu Keren?
79
Bab 79 - Bertemu Danu
80
Bab 80 - Ingin Membuat Roti Sobek
81
Bab 81 - Nonton Bareng
82
Bab 82 - Kencan Ala Remaja
83
Bab 83 - Pulang Larut Malam
84
Bab 84 - Cewek Baru Super Populer
85
Bab 85 - Tim Basket Pilihan
86
Bab 86 - Latihan Basket
87
Bab 87 - Ketahuan! [Hinaan Untuk Zara]
88
Bab 88 - Rasa Sakit Mungkin Adalah Hukuman
89
Bab 89 - Permen Kiss
90
Bab 90 - Rahasia Elsa
91
Bab 91 - Kecewa
92
Bab 92 - Keputusan Gila
93
Bab 93 - Butuh Duit
94
Bab 94 - Seperti Anak Manja
95
Bab 95 - Teman Yang Mabuk
96
Bab 96 - Belum Kapok
97
Bab 97 - Membully Olive
98
Bab 98 - Berantem Di Toilet
99
Bab 99 - Pengaruh Orang Tua
100
Bab 100 - Jantung Kota Angkasa Jaya
101
Bab 101 - Perubahan Raffi
102
Bab 102 - Pelampiasan
103
Bab 103 - Guru Baru
104
Bab 104 - Ulat Kaki Seribu
105
Bab 105 - Cara Pak Ervan
106
Bab 106 - Paksaan Elsa
107
Bab 107 - Pingsan
108
Bab 108 - Siapa Lelaki Itu?
109
Bab 109 - Mengakui, Tetapi...
110
Bab 110 - Membuktikan
111
Bab 111 - Mencari Elsa
112
Bab 112 - Teori Efek Kupu-Kupu
113
Bab 113 - Kabut Perdamaian
114
Bab 114 - Overdosis
115
Bab 115 - Pengakuan Terdalam
116
Bab 116 - Nikah Muda
117
Bab 117 - Nasib Tirta
118
Bab 118 - Bagian Akhir
119
Bonus Chapter - Akhir Raffi & Elsa
120
Novel Teen Baru - Cinta Di Tengah Permusuhan
121
Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
122
Novel Baru - Hantu Senja
123
Novel Sisi Gelap Dunia Anak SMA 2
124
NOVEL TEEN BARU
125
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
126
Novel SISI GELAP Terbaru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!