...༻☆༺...
Gamal mengajak Raffi dan yang lain untuk bermain playstation. Mereka kebetulan memainkan game sepak bola.
Dua orang yang tidak tertarik untuk bermain game hanya Elsa dan Zara. Keduanya lebih memilih duduk sambil menontoni aktifitas para cowok. Sesekali Elsa akan bermain ponsel jika merasa bosan. Tetapi itu tidak dilakukan Zara, karena dia lebih menikmati kesempatan memperhatikan Raffi.
Elsa yang sempat terlena bermain ponsel, perlahan mendongakkan kepala. Dia sukses memergoki Zara terus-terusan menatap Raffi. Elsa tentu risih melihatnya. Apalagi Zara tampak senyum-senyum sendiri.
"Gue boleh ikut nggak?" Elsa segera duduk ke sebelah Raffi. Dia sengaja memilih posisi dimana Zara tidak akan bisa lagi memandangi Raffi.
"Emang bisa?" tanya Gamal menyahut lebih dulu.
"Tau! Elsa emang selalu gitu dia, Mal." Raffi berucap sambil sibuk memainkan konsol game-nya.
"Idih!" Elsa mencubit bahu Raffi. Dia terkekeh geli kala menyaksikan Raffi meringis kesakitan. Semburat wajah yang ditunjukkan Raffi tidak hanya membuat Elsa gemas, tetapi juga berdebar-debar.
"Sejak kapan lo bisa main game? Kok gue nggak pernah liat lo main?" Elsa menatap Raffi dengan sudut matanya.
"Gue biasanya main pas malam." Raffi menjawab singkat. Kemudian membalas tatapan Elsa sejenak. Dia sempat terpaku, namun bergegas menyadarkan diri. Memandangi wajah Elsa terlalu lama, membuat perasaan Raffi tidak karuan.
Menyaksikan Raffi membuang muka, Elsa tergelak kecil. Lalu berbisik, "Lain kali ajak gue dong."
Raffi tersenyum simpul. Dia lantas balas berbisik, "Bahaya, El. Nanti lo bikin burung dalam celana gue naik lagi."
Elsa memecahkan tawa. Hal serupa juga dilakukan Raffi. Keduanya seperti berada dalam dunia berbeda.
"Puas lo? Puas?" timpal Raffi. Dia melakukan pembalasan. Yaitu memberikan cubitan ke salah satu pipi Elsa. Akan tetapi gadis itu hanya sibuk tertawa.
"Wah, wah, wah... empat manusia dijadikan nyamuk nih!" sindir Gamal. Dia terkadang merasa risih melihat betapa akrabnya Raffi dan Elsa.
"Iya, kalian itu kayak orang pacaran tau. Pantas banyak yang salah paham sama hubungan kalian," tukas Zara. Mimik wajahnya nampak merengut.
"Ekhem!" Elsa berdehem. Dia tidak tahu harus bicara apa. Mungkin sekarang dirinya bahagia bisa berpacaran dengan Raffi. Namun sebenarnya Elsa belum siap untuk menjalani hubungan secara terang-terangan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Lagi pula hubungannya dengan Raffi baru saja terjalin. Ia tidak ingin tergesak-gesak.
Raffi melirik Elsa. Dia paham gadis itu tidak mau membicarakan perihal hubungan. Sejujurnya Raffi juga butuh waktu.
"Udahan yuk! Gue udah bosan." Raffi sengaja merubah topik pembicaraan. Dia perlahan meletakkan konsol game, dan berjalan ke belakang villa.
"Berenang yuk! Kebetulan di belakang ada kolam." Gamal mengekori Raffi. Dia menunjukkan dimana letak kolam renang. Tampaklah kolam renang bening dengan ubin berwarna kebiruan.
"Pas banget lagi panas! Ayo kita berenang aja." Tirta sudah melepas kaos bajunya. Dia berlari dan melompat begitu saja ke kolam renang.
"Gila lo, Ta. Ngeloyor aja kayak tikus kota!" ejek Gamal seraya menggelengkan kepala. Dia segera mengikuti tindakan Tirta. Hal yang sama juga dilakukan Danu. Kecuali Raffi.
Sementara Elsa dan Zara baru saja menyusul. Suasana di antara keduanya masih saja dingin. Mereka memilih duduk di kursi yang ada di pinggiran kolam renang.
"Raf, lo nggak nyebur?" tanya Zara.
"Males!" jawab Raffi yang menoleh sebentar. Zara otomatis tertawa kecil.
Perasaan Elsa seketika terganggu dengan sikapnya. Tetapi dia mencoba tidak peduli. Elsa lebih memilih menonton para cowok bersenang-senang di kolam renang.
"Raf, ayo nyebur juga. Nggak seru amat sih!" seru Gamal dengan kening yang mengernyit.
Bukannya membalas, Raffi justru merebahkan diri ke sofa yang ada di teras villa. Di sana dia langsung memejamkan mata. Saat itulah Gamal mengajak Danu dan Tirta untuk bekerjasama. Mereka berniat menjahili Raffi.
Gamal keluar dari kolam renang. Di ikuti oleh Danu dan Tirta setelahnya. Mereka diam-diam menghampiri Raffi. Kemudian mengangkat tubuh Raffi bersama-sama.
"Astaga!" Raffi sontak terkejut. Dia tidak bisa melawan selain hanya bisa tertawa lepas.
"Oke, oke. Gue mau nyebur deh! Tapi turunin dulu-lah, kampret!" imbuh Raffi. Namun ketiga temannya sama sekali tidak hirau. Mereka malah sibuk mengayunkan badan Raffi ke arah kolam.
"Satu... dua... tiga!"
Byur!
Badan Raffi langsung dimakan oleh air. Seluruh pakaian serta tubuhnya menjadi basah kuyup.
"Sialan, kalian!" geram Raffi sembari mengarahkan jari telunjuk ke arah ketiga temannya.
Menyaksikan Raffi sudah ikut berenang. Gamal, Tirta dan Danu lantas kembali masuk ke kolam.
"Woy! Cewek-cewek cantik. Kalian nggak mau gabung kita gitu?" Danu berenang mendekat ke tempat dimana Elsa dan Zara berada.
"Enggak deh. Gue malas mandi lagi." Elsa menolak mentah-mentah.
"Dingin nggak?" berbeda dengan Elsa, Zara justru tertarik untuk berenang.
"Enggak kok. Nih, coba!" Tirta yang telah berada di belakang Danu, sengaja menyipratkan air ke arah Zara. Tindakannya bahkan berhasil mengenai Elsa.
"Ya udah, gue ikut deh!" Zara bangkit dari tempat duduk. Dia segera melepas pakaiannya.
Gamal menepuk pundak Raffi dua kali. Menggerakkan kepala temannya itu agar bisa melihat apa yang dilakukan Zara.
"Lihat, Raf! Lo mau liat dia pakai bikini nggak? Kebetulan gue punya satu di lemari. Punya kakak gue kayaknya," bisik Gamal.
"Apaan sih, Mal! Buat apa coba? Lo nggak kasihan sama Zara?" balas Raffi dengan tatapan kesalnya.
"Dia justru seneng. Lo liat sendiri kan di video yang gue kirim? Zara nikmatin pekerjaan dia kan?" Gamal kembali berucap. Menepis segala perkataan Raffi.
"Kalau lo nekat nyuruh Zara kayak gitu. Gue mendingan pulang aja!" ancam Raffi. Jujur saja, dia satu-satunya lelaki yang belum melepas kaos baju.
"Mau pulang pakai apa coba?!" Gamal tak ingin kalah.
"Pakai mobil lo lah." Raffi menjawab santai. Sahutannya sukses membuat Gamal kalah telak.
Gamal mengalihkan pandangan untuk sesaat. Ketika waktu sudah tepat, dia bergegas melepas paksa kaos baju Raffi.
"Buka baju lo, Raf!" titah Gamal. Raffi sontak melakukan pertahanan. Meskipun begitu, mereka sama-sama saling tertawa.
"Danu! Tirta! Bantuin gue!" ajak Gamal. Dia segera mendapatkan bantuan secepat mungkin.
Zara yang telah masuk ke kolam, ikut bergabung. Dia terlihat hanya mengenakan tanktop dan celana pendek. Belahan dadanya terlihat cukup jelas dengan pakaian minim tersebut.
Elsa mengamati dari kejauhan. Dia berdiri, ketika Zara berjalan menuju para lelaki yang asyik bercanda gurau. Sepertinya Zara berniat ikut andil menganggu Raffi.
Akibat diserang oleh tiga orang sekaligus, Raffi tidak bisa berkutik. Belum lagi dengan keberadaan Zara yang tiba-tiba membantu. Kaos bajunya sekarang telah terlepas. Dia kini hanya bertelanjang dada dan celana pendek. Pandangan Zara semakin tidak bisa terlepas darinya.
"Kalian main keroyokan mulu," keluh Raffi sembari melempar kaos bajunya ke arah Elsa. Namun lemparannya tidak mengenai sasaran.
Elsa reflek menoleh kepada pelaku yang melempar baju ke hadapannya. Dia memasang mimik muka cemberut. Bahkan ketika Raffi keluar dari kolam, lalu menghampirinya.
"Kenapa? Berenang aja sana!" pungkas Elsa tak peduli.
Tanpa bicara sepatah kata pun, Raffi langsung menarik tangan Elsa untuk masuk ke kolam. Akan tetapi Elsa terus saja melawan.
"Lo mau gue gendong?" tawar Raffi yang menghentikan tarikannya sebentar.
Elsa tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. "Emang lo kuat gendong gue?" balasnya.
"Kuatlah!" sahut Raffi. Kemudian segera memanggil Gamal untuk membantu.
"Idih! Katanya kuat," komentar Elsa. Dia segera berdiri.
Dari pada di lempar seperti Raffi tadi, lebih baik menyeburkan diri sendiri secara suka rela. Elsa tampak tidak melepas satu pun pakaiannya.
"Yah... Elsa. Kenapa bajunya nggak dilepas?" ungkap Tirta. Dia langsung mendapat pelototan dari Raffi dan Gamal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
penahitam (HIATUS)
Kak deww, up lagi
nanggung...😂😂
2022-03-13
1
zelindra
bisa gk sihh KK .. crazy up gituu... sp tw KK outhor hilaappp... ,,,1 lgi yahh yahhh😂😂😂
2022-03-13
3