...༻☆༺...
Elsa menjerit saat tubuhnya terjatuh ke air. Dengan cepat dia timbul ke permukaan, lalu mengusap kasar wajahnya. Keadaan Elsa langsung basah kuyup. Pendengarannya disambut timpalan kurang mengenakkan dari Tirta.
"Dasar cabul! Bilang aja lo mau liat gue telanjang?!" ketus Elsa sembari menyalangkan mata.
"Hehe... sorry, El." Tirta menciut seketika.
Raffi dan Gamal sontak terdiam. Mereka yang tadinya hendak menohok Tirta, harus mengurungkan niat. Sebab Elsa telah melakukannya lebih dahulu. Kharisma gadis itu memang berbanding terbalik dengan Zara.
Kini semua orang berada di kolam renang. Mereka menikmati waktu bersenang-senang. Bahkan Raffi yang tadinya gelisah, perlahan melupakan segala kekhawatirannya.
"Eh, guys... ada usul permainan yang menantang nggak?" celetuk Gamal. Dia terlihat sudah keluar dari kolam renang. Mengambil handuk. Kemudian meraih minuman kemasan yang tadi dibeli dari mini market.
"Kita pulang aja yuk!" Raffi tidak peduli dengan ide baru Gamal. Dia tidak mau lupa waktu. Apalagi matahari sudah berjalan mengarah ke barat. Pertanda tengah hari telah lewat.
"Gimana kalau permainan 'Jujur? atau tantangan?' Kalian tahu kan?" usul Zara. Dia perlahan duduk di pinggiran kolam. Kedua kakinya menjuntai masuk ke dalam air.
"Tau banget dong. Tapi takutnya, nanti ada yang nggak mau kerjasama pas permainan di mulai. Misalnya dia ditantang buat nungging, tapi malah tiarap. Gimana tuh?" tanggap Tirta.
"Ah, itu gampang." Zara melambaikan tangan ke depan wajah. "Gue punya ide biar kalian semua mau jujur dan mau lakuin tantangan dengan suka rela," lanjutnya.
"Apa idenya?" Gamal menuntut jawaban.
"Tunggu. Kalian serius mau main beginian?" Raffi menyela sebelum Zara sempat menjawab.
"Seriuslah. Lagian cuman seru-seruan aja kok. Setelah ini kita pulang deh. Gimana, Raf?" Gamal menatap penuh harap.
Raffi menghela nafas. Dia perlahan menatap Elsa. Mencoba meminta pendapat gadis tersebut.
"Gue setuju sih. Kayaknya seru deh." Elsa mengerjapkan mata dengan lemah. Dia nampaknya tertarik untuk ikut bermain. Sebab Elsa tahu betul bagaimana cara permainan itu. Ia sepertinya menyiapkan pertanyaan penting untuk seseorang.
Sekarang Raffi tidak punya pilihan selain setuju. Dia dan yang lain segera berkumpul untuk bermain. Mereka duduk membentuk lingkaran. Tepat di ubin dekat kolam renang.
Gamal mengambil botol kaca yang kebetulan ditemukan di bak sampah. Dengan botol itu, mereka akan menentukan siapa yang akan menerima pertanyaan.
Orang yang bertugas sebagai pemutar botol ditentukan secara berurutan. Mereka juga akan memberikan pertanyaan apapun yang di inginkan. Bahkan hal aneh sekali pun.
"Oke, gue mulai ya." Gamal sudah siap memegangi botol kaca. Dia menjadi orang pertama yang akan memberi pertanyaan.
"Eh, tunggu dulu. Kita belum melakukan perjanjian!" Zara tiba-tiba menghentikan.
"Perjanjian apa?" tanya Danu seraya mengangkat dagunya.
"Ini kan tentang kejujuran dan tantangan. Kalau ada yang nggak jujur atau nggak mau ngelakuin tantangan, maka dia akan mendapat kutukan. Jadi, Mal... lo sebagai pemegang botol, harus mengucapkan kutukan dahulu sebelum memberikan pertanyaan. Paham?" Zara menjelaskan panjang lebar. Semua orang lantas menganggukkan kepala.
"Eh, gimana? Gimana? Gue nggak ngerti." Hanya Danu yang tidak memahami penjelasan Zara. Otaknya memang sering mengalami lola, alias loading lama. Bukannya IQ Danu sepantaran seekor ayam, hanya saja dia terlalu sering melarikan pikiran ke arah lain, tepat ketika seseorang sibuk memberikan penjelasan.
"Astagaaaa..." semua orang berseru kesal. Mereka mencoba bersabar menghadapi teman seperti Danu.
Zara mengelus dadanya beberapa kali. Kemudian kembali mengulangi penjelasannya tadi. Barulah Danu tersenyum dan memanggut-manggutkan kepala.
"Gue putar ya botolnya." Kini Gamal benar-benar memutar botol kaca. Dalam sekejap botol tersebut berputar lebih dari tiga ratus enam puluh derajat.
Putaran botol semakin melambat. Semua pasang mata terpaku kepada botol itu. Mereka memperhatikan sampai botol berhenti dengan sendirinya.
Suasana semakin tegang saat botol akan berhenti menunjuk ke salah satu orang. Orang-orang yang tidak kena sasaran botol langsung berseru lega bersamaan. Sebab bagian kepala botol menunjuk tepat ke arah Zara.
Gamal berseringai. Dia terlihat senang dengan korban pertamanya. Sebelum memberikan pertanyaan, Gamal harus memberikan kutukan terlebih dahulu.
"Elo nggak bakalan bisa punya anak, kalau nggak jawab jujur atau menolak tantangan yang gue berikan. Paham?" ujar Gamal sembari mengangkat salah satu alisnya.
"Beuuhhh! Sadis amat kutukannya. Mandul nggak tuh," komentar Danu. Menatap Gamal dan Zara secara bergantian.
"Deal! Gue pengen tantangan aja." Zara tampak tenang saja. Tidak ada ketakutan di raut wajahnya.
"Oke..." sekali lagi Gamal menyeringai.
Raffi menatap tajam Gamal. Melihat ekspresi aneh Gamal, dia mendadak merasakan firasat buruk. Menurutnya Gamal akan memberikan tantangan yang nyeleneh.
"Mal, jangan yang aneh-aneh ya!" Raffi memperingatkan. Namun justru Elsa-lah yang kesal. Sebab apa yang diucapkan Raffi, seolah memberikan perhatian kepada Zara. Elsa tidak suka itu. Entah kenapa Elsa berharap Gamal akan memberikan tantangan yang akan membuat Zara kapok.
"Gue tantang lo buat cium Raffi." Gamal memberikan tantangan sambil melipat tangan di depan dada.
"Apaan sih, Mal? Kenapa gue coba?!" Raffi menyalangkan mata. Hal serupa juga dilakukan Elsa.
"Bukannya itu berlebihan ya? Gue nggak terima!" tegas Elsa. Dia melirik tajam ke arah Zara.
Zara yang mendapat tantangan malah tersenyum. Dia tentu akan senang hati melakukannya. Mungkin sekarang adalah kesempatan emasnya untuk menyetuh Raffi.
Tanpa pikir panjang, Zara beranjak mendekati Raffi. Kebetulan Raffi duduk di seberangnya. Zara hanya perlu merangkak untuk menggapai keberadaan Raffi. Elsa yang duduk di samping Raffi, dengan cepat menjambak rambut Zara. Tindakannya bahkan mendahului Raffi yang tadinya ingin menghentikan Zara.
"Gue bilang, gue nggak terima!" geram Elsa.
"Apaan sih lo?! Lo kalau cemburu bilang aja kali?!" balas Zara sembari mencoba melepas cengkeraman tangan Elsa dari rambutnya.
"Gue cuman nggak mau Raffi deket-deket sama cewek kayak elo!" Elsa melepas rambut Zara dengan kasar. Menyebabkan Zara harus terhuyung ke belakang.
"Elsa, Raffi! Kalian bisa kerjasama nggak sih? Ini cuman permainan!" dahi Gamal berkerut dalam.
"Menurut gue, Raffi mau aja, Mal. Cuman Elsa yang galaknya minta ampun." Zara menatap sinis Elsa.
"Udah, udah! Kalau gitu gue rubah tantangannya. Buka tanktop lo, Ra!" titah Gamal.
Kali ini Zara tertegun. Dia tidak percaya diri dengan tantangan baru Gamal. Dirinya memandang wajah-wajah orang di sekeliling. Gamal, Danu dan Tirta tampak cengengesan. Mereka seolah tidak sabar untuk menyaksikan pemandangan yang memanjakan mata.
Sementara Elsa memilih membuang muka. Dia sama sekali tak peduli dengan apa yang terjadi kepada Zara.
Hanya Raffi satu-satunya yang cemas. Dia menggeleng pelan untuk memberikan sinyal. Sebab Raffi ingin Zara menolak tantangan Gamal. Itulah yang Zara suka dari seorang Raffi. Dia merasa ragu melakukan tantangan Gamal, karena tidak mau menjadi perempuan murahan di hadapan cowok itu. Tetapi apalah daya, setelah dipikir-pikir, Zara merasa Raffi sudah menganggapnya begitu. Alhasil Zara perlahan melepas tanktopnya. Kini dia hanya mengenakan bra dan celana pendek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Winarti_BuluketeknyaSuga
😂😂😂😂😂
2023-04-25
0
Daylily
Gamal bandelnya udah ga ketolong nih.. 😩
2022-11-05
0
Peach 🍑
Sumpil gokil dah author nya 🤣 bisa kepikiran percakapan ini 🤣🤣🤣
2022-03-21
1