Bab 10 - Perasaan Elsa

...༻☆༺...

Bel sekolah berbunyi. Seluruh murid saling berdahuluan untuk pulang. Kecuali Raffi dan Elsa. Keduanya sering menunggu sampai keadaan gerbang sekolah tidak dipenuhi banyak orang.

"Cie... yang mau jadi ketua osis," sapa Elsa sembari meletakkan tangan ke pundak Raffi.

"Ish! Nggak banget. Sekali lagi lo ngomong gitu, gue tinggal ya. Gue nggak mau bawa lo pulang!" Raffi menggeser tangan Elsa dari pundak. Lalu mengarahkan jari telunjuknya ke wajah sahabat perempuannya itu.

"Idih! Gitu aja marah. Padahal bagus loh, kalau punya riwayat jadi ketua osis. Nanti pas udah kuliah atau kerja, orang-orang nggak bakal ragu buat pilih lo jadi pemimpin. Apalagi kalau kinerjanya bagus kayak Kak Radit kemarin." Elsa menatap Raffi dengan sudut matanya. Dua tangannya bertautan dari balik punggung.

"Capek tau!" Raffi mengusap kasar puncak kepala Elsa. Dia merasa kesal sekaligus gemas.

"Ish! Jangan bikin rambut gue berantakan." Elsa berusaha keras menjauhkan tangan Raffi.

Selang beberapa saat, seorang siswi bernama Putri Annika datang. Dia merupakan satu-satunya siswi yang menjadi kandidat ketua osis. Putri cukup populer di sekolah. Ia memiliki paras cantik karena keturunan blesteran Jerman.

"Raf, gue mau ngomong sama lo. Boleh nggak?" Putri bertanya sambil melirik ke arah Elsa. Tindakannya tersebut seperti sebuah sindiran, agar Elsa bisa meninggalkannya berdua bersama Raffi.

"Mau ngomong apa?" tanya Raffi seraya mengangkat dua alisnya secara bersamaan.

"Gue ke toilet bentar ya!" Elsa yang mengerti segera beranjak. Kini hanya tinggal Raffi dan Putri berduaan duduk di bangku panjang.

"Gue bingung mau nyiapin apa buat acara pemilihan ketua osis nanti. Kalau lo, udah nyiapin pidato sama ide-ide lo nggak?" balas Putri.

"Berminat aja enggak. Apalagi mikirin hal kayak begituan. Gue nggak mau terlalu ambisius. Karena minat gue cuman mau jadi anggota aja. Lo tenang aja, saingan lo berkurang satu." Raffi mengacungkan jari telunjuk ke depan wajah. Demi membentuk angka satu dengan anggota tubuhnya.

Raffi dan Putri mengobrol cukup lama. Sampai Elsa kembali lagi untuk bergabung. Dia menghentikan langkahnya saat menyaksikan Raffi tertawa bersama Putri. Rasa cemburu tentu saja dirasakan Elsa.

"Gue boleh minta nomor lo nggak? Elo kan cowok pinter, kali aja nanti gue boleh nanya-nanya lo tentang banyak hal." Putri menyodorkan smartphone-nya kepada Raffi. Seakan hanya memberi Raffi pilihan untuk mengiyakan.

"Oke..." Raffi mengetik nomor handphone-nya ke ponsel Putri. Elsa yang melihat, segera menghampiri.

"Raf, kita pulang sekarang yuk!" ajak Elsa dengan ekspresi wajah masamnya.

Sebelum menjawab, Raffi mengembalikan ponsel Putri terlebih dahulu. Kemudian bangkit dari tempat duduk.

"Sabar, sabar. Muka lo kenapa kayak curut gitu coba?" sahut Raffi yang sempat memergoki muka masam Elsa.

"Gue laper." Elsa menjawab asal. Lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Kalian pacaran ya?" timpal Putri yang penasaran.

"Nggak. Kami--"

"Emangnya kenapa kalau pacaran?" Elsa sengaja menyambar lebih dahulu omongan Raffi.

"Gue nanya aja. Kok lo yang sewot." Putri sedikit tercengang akan sikap Elsa.

"Gue nggak sewot kok. Cuman penasaran. Kali aja lo tertarik sama temen cowok gue ini." Elsa membawa Raffi masuk ke dalam rangkulan.

"Apaan sih, El." Raffi tidak suka ketika Elsa tiba-tiba bersikap menyebalkan.

"Ya udah. Gue mending pulang juga. Makasih ya, Raf. Nanti gue kirim chat sama lo," ujar Putri. Dia sepertinya tidak menanggapi ucapan Elsa.

"Lah... sok banget. Lo kalau suka sama Raffi bilang aja ke gue. Nanti gue yang--" Raffi lekas-lekas membekap mulut Elsa.

"Lo kenapa gitu terus sama cewek yang ngobrol sama gue?" timpal Raffi sambil berjalan lebih dulu ke parkiran.

"Gue cewek, Raf. Gue tahu cewek baik dan buruk itu kayak apa." Elsa menjelaskan asal. Akan tetapi Raffi sama sekali tidak peduli. Untuk sekarang dia tidak berminat berpacaran.

Elsa memang sering bersikap ingin mencomblangkan. Apalagi jika dia berhasil memergoki Raffi didekati seorang cewek. Tetapi sebenarnya itu hanya akal-akalan Elsa agar cewek yang mendekati Raffi merasa risih. Dia tahu betul, Raffi paling anti dijodoh-jodohkan dengan seseorang.

Padahal alasan Raffi tidak berniat memiliki pacar, karena akhir-akhir ini merasa tertarik kepada Elsa. Makanya dia marah bila Elsa bertingkah seperti mau mencomblangkannya dengan cewek lain. Raffi tidak tahu perasaanya cinta atau tidak. Yang jelas, dia merasa nyaman kala bersama Elsa.

"Raf, besok PR Matematika gue dikumpul sama Pak Darto. Lo mau bantuin gue belajar nggak sore atau malam ini?" tanya Elsa penuh harap.

"Bisa. Kebetulan gue lagi nggak ada jadwal les hari ini." Raffi mengangguk satu kali.

"Oke, gue tunggu di rumah." Elsa tersenyum girang.

...***...

Setibanya di rumah, Elsa langsung sibuk membuka internet. Sekali lagi, ajakan belajarnya kepada Raffi hanya alasan dibalik rencana tersembunyi. Elsa merasa panas terhadap hal yang terjadi tadi siang. Dia tidak rela Raffi dekat dengan cewek lain selain dirinya. Sebenarnya hal itu terlalu sering terjadi, dan Elsa sangat membencinya. Makanya gadis tersebut merasa harus segera melakukan sesuatu.

"Gue nggak mau kisah cinta gue kayak di film-film. Gue bukan tipe cewek yang mau kalah. Pokoknya Raffi harus jatuh cinta sama gue!" gumam Elsa. Jari-jemarinya sibuk mengetik di papan keyboard.

...'Bagaimana cara membuat cowok jatuh cinta.'...

Begitulah kalimat yang ditulis Elsa di papan pencarian internet. Hanya berselang beberapa detik, muncullah puluhan tips dan jawaban atas pertanyaannya.

Kebanyakan jawaban yang muncul hampir sama. Semuanya sudah pernah dilakukan Elsa kepada Raffi. Tidak ada satu hal yang baru. Hingga akhirnya dia berinisiatif mencari dengan kalimat berbahasa Inggris.

Keluarlah jawaban-jawaban yang berasal dari website luar negeri. Elsa memeriksa satu per satu. Hingga dirinya menemukan satu hal yang belum pernah dicobanya. Yaitu sentuhan intim.

Elsa menggigit bibir bawahnya. Mendadak dia membayangkan dirinya berciuman dengan Raffi. Jalan pemikirannya mulai ekstrim. Tetapi Elsa bertekad melakukan apapun agar Raffi tertarik kepadanya. Sebenarnya dia tidak perlu berusaha terlalu keras lagi, karena puluhan usahanya sudah membuat Raffi tertarik.

'Haruskah gue cium Raffi?' batin Elsa sembari memegangi bibir ranumnya yang masih suci.

"Elsa! Raffi datang nih!" suara pekikan dari Risna terdengar. Ia merupakan bibi kandung Elsa sekaligus ibunya Vina.

Elsa bergegas mematikan laptop. Dia segera mengganti pakaian dan merapikan diri. Elsa menghabiskan waktu yang lama untuk memilih pakaian.

Raffi yang tidak sabar menunggu, mendatangi Elsa ke kamar. Dia mengetuk pintu kamar Elsa beberapa kali.

"Lo lagi ngapain, El? Lama banget sih. Berak ya?" Raffi menempelkan telinga ke pintu. Dia hanya iseng melakukannya.

"Tunggu bentar!" sahut Elsa dari dalam kamar.

Ceklek!

Pintu dibuka oleh Elsa. Dia mengembangkan senyuman simpul. Elsa yang tadinya hendak memakai dress, berakhir memilih mengenakan celana jeans pendek sepangkal paha. Ia menggunakan kaos baju sehari-hari. Elsa memutuskan berpakaian biasa saja, agar niat utamanya tidak terlalu jelas.

'Gue harus ngungkapin perasaan hari ini. Gue nggak mau nunda-nunda lagi," batin Elsa bertekad.

"Kalian mau belajar bareng ya?" Vina mendadak bergabung. Ia bersemangat saat melihat kehadiran Raffi.

"Iya, lo mau ikut?" tawar Raffi. Menyebabkan mimik wajah Elsa seketika berubah menjadi datar.

Terpopuler

Comments

Daylily

Daylily

kacau ni Elsa

2022-11-05

0

penahitam (HIATUS)

penahitam (HIATUS)

Hayolohhh elsa.
Otakmu itu sudah kelebihan vitamin kayaknya 😂😂

2022-03-08

3

@de_@c!h

@de_@c!h

ikh...gemes dech m raffi yg g peka"...

2022-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Katanya Belajar?
2 Bab 2 - Video Misterius
3 Bab 3 - Tim Basket Berseragam
4 Bab 4 - Tentang Zara
5 Bab 5 - Ke Ruang BK
6 Bab 6 - Membersihkan Toilet
7 Bab 7 - Membeli Pakaian Baru
8 Bab 8 - Sikap Berandal Gamal
9 Bab 9 - Kandidat Ketos Yang Mengejutkan
10 Bab 10 - Perasaan Elsa
11 Bab 11 - Sensasi Ciuman
12 Bab 12 - Memikirkan Elsa
13 Bab 13 - Terpaksa Membolos
14 Bab 14 - Tiba di Villa
15 Bab 15 - Berenang
16 Bab 16 - Jujur? atau Tantangan? [1]
17 Bab 17 - Jujur? atau Tantangan? [2]
18 Bab 18 - Ingin Pulang
19 Bab 19 - Meninggalkan Villa
20 Bab 20 - Ketahuan?
21 Bab 21 - Pernyataan Cinta
22 Bab 22 - Vanila Cake & Pangkuan
23 Bab 23 - Pacaran
24 Bab 24 - Acara Perkenalan Calon Ketos
25 Bab 25 - Pertengkaran
26 Bab 26 - Teka-Teki Kasus Zara
27 Bab 27 - Belakang Sekolah
28 Bab 28 - Terciduk
29 Bab 29 - Bully Itu Sederhana [Tapi Menyakitkan]
30 Bab 30 - Teman Makan Teman
31 Bab 31 - Strategi Gamal
32 Bab 32 - Pesan Misterius
33 Bab 33 - Cowok Tidak Pernah Peka
34 Bab 34 - Hampir Saja
35 Bab 35 - Pembicaraan Raffi & Gamal
36 Bab 36 - Zara Yang Sebenarnya
37 Bab 37 - Obrolan Santai
38 Bab 38 - Ketos Baru
39 Bab 39 - Perdebatan
40 Bab 40 - Kado Misterius
41 Bab 41 - Ulangan Akhir Semester
42 Bab 42 - Jadi Siapa Pengirim Suratnya?
43 Bab 43 - Cemburu
44 Bab 44 - Godaan Zara
45 Bab 45 - Cinta & Persahabatan
46 Bab 46 - Liburan [1]
47 Bab 47 - Liburan [2]
48 Bab 48 - Liburan [3]
49 Bab 49 - Liburan [4]
50 Bab 50 - Depresi Ringan
51 Bab 51 - Mencari Ketos
52 Bab 52 - Diskusi
53 Bab 53 - Rapat Osis
54 Bab 54 - Balikan
55 Bab 55 - Rumah Danu
56 Bab 56 - Kasih Sayang Orang Tua
57 Bab 57 - Perasaan Tak Terduga
58 Bab 58 - MOS [Masa Orientasi Siswa]
59 Bab 59 - Kejahilan
60 Bab 60 - Pasangan Baru
61 Bab 61 - Obsesi Remaja
62 Bab 62 - Pertama Kali
63 Bab 63 - Obrolan Elsa & Zara
64 Bab 64 - Keputusan Mengejutkan
65 Bab 65 - Pelarian Bersama
66 Bab 66 - Dunia Bebas Di Klub Malam
67 Bab 67 - Jebakan Gamal
68 Bab 68 - Seperti Di Neraka
69 Bab 69 - Menjaga Rahasia
70 Bab 70 - Nasib Gamal & Kawan-Kawan [+Bonus Visual]
71 Bab 71 - Sekolah Kembali
72 Bab 72 - Pertengkaran
73 Bab 73 - Karma Untuk Danu
74 Bab 74 - Ketahuan Pacaran
75 Bab 75 - Gamal Tak Pernah Berubah
76 Bab 76 - Kabar Tes Urin
77 Bab 77 - Semakin Banyak Yang Tahu
78 Bab 78 - Badboy Itu Keren?
79 Bab 79 - Bertemu Danu
80 Bab 80 - Ingin Membuat Roti Sobek
81 Bab 81 - Nonton Bareng
82 Bab 82 - Kencan Ala Remaja
83 Bab 83 - Pulang Larut Malam
84 Bab 84 - Cewek Baru Super Populer
85 Bab 85 - Tim Basket Pilihan
86 Bab 86 - Latihan Basket
87 Bab 87 - Ketahuan! [Hinaan Untuk Zara]
88 Bab 88 - Rasa Sakit Mungkin Adalah Hukuman
89 Bab 89 - Permen Kiss
90 Bab 90 - Rahasia Elsa
91 Bab 91 - Kecewa
92 Bab 92 - Keputusan Gila
93 Bab 93 - Butuh Duit
94 Bab 94 - Seperti Anak Manja
95 Bab 95 - Teman Yang Mabuk
96 Bab 96 - Belum Kapok
97 Bab 97 - Membully Olive
98 Bab 98 - Berantem Di Toilet
99 Bab 99 - Pengaruh Orang Tua
100 Bab 100 - Jantung Kota Angkasa Jaya
101 Bab 101 - Perubahan Raffi
102 Bab 102 - Pelampiasan
103 Bab 103 - Guru Baru
104 Bab 104 - Ulat Kaki Seribu
105 Bab 105 - Cara Pak Ervan
106 Bab 106 - Paksaan Elsa
107 Bab 107 - Pingsan
108 Bab 108 - Siapa Lelaki Itu?
109 Bab 109 - Mengakui, Tetapi...
110 Bab 110 - Membuktikan
111 Bab 111 - Mencari Elsa
112 Bab 112 - Teori Efek Kupu-Kupu
113 Bab 113 - Kabut Perdamaian
114 Bab 114 - Overdosis
115 Bab 115 - Pengakuan Terdalam
116 Bab 116 - Nikah Muda
117 Bab 117 - Nasib Tirta
118 Bab 118 - Bagian Akhir
119 Bonus Chapter - Akhir Raffi & Elsa
120 Novel Teen Baru - Cinta Di Tengah Permusuhan
121 Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
122 Novel Baru - Hantu Senja
123 Novel Sisi Gelap Dunia Anak SMA 2
124 NOVEL TEEN BARU
125 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
126 Novel SISI GELAP Terbaru!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1 - Katanya Belajar?
2
Bab 2 - Video Misterius
3
Bab 3 - Tim Basket Berseragam
4
Bab 4 - Tentang Zara
5
Bab 5 - Ke Ruang BK
6
Bab 6 - Membersihkan Toilet
7
Bab 7 - Membeli Pakaian Baru
8
Bab 8 - Sikap Berandal Gamal
9
Bab 9 - Kandidat Ketos Yang Mengejutkan
10
Bab 10 - Perasaan Elsa
11
Bab 11 - Sensasi Ciuman
12
Bab 12 - Memikirkan Elsa
13
Bab 13 - Terpaksa Membolos
14
Bab 14 - Tiba di Villa
15
Bab 15 - Berenang
16
Bab 16 - Jujur? atau Tantangan? [1]
17
Bab 17 - Jujur? atau Tantangan? [2]
18
Bab 18 - Ingin Pulang
19
Bab 19 - Meninggalkan Villa
20
Bab 20 - Ketahuan?
21
Bab 21 - Pernyataan Cinta
22
Bab 22 - Vanila Cake & Pangkuan
23
Bab 23 - Pacaran
24
Bab 24 - Acara Perkenalan Calon Ketos
25
Bab 25 - Pertengkaran
26
Bab 26 - Teka-Teki Kasus Zara
27
Bab 27 - Belakang Sekolah
28
Bab 28 - Terciduk
29
Bab 29 - Bully Itu Sederhana [Tapi Menyakitkan]
30
Bab 30 - Teman Makan Teman
31
Bab 31 - Strategi Gamal
32
Bab 32 - Pesan Misterius
33
Bab 33 - Cowok Tidak Pernah Peka
34
Bab 34 - Hampir Saja
35
Bab 35 - Pembicaraan Raffi & Gamal
36
Bab 36 - Zara Yang Sebenarnya
37
Bab 37 - Obrolan Santai
38
Bab 38 - Ketos Baru
39
Bab 39 - Perdebatan
40
Bab 40 - Kado Misterius
41
Bab 41 - Ulangan Akhir Semester
42
Bab 42 - Jadi Siapa Pengirim Suratnya?
43
Bab 43 - Cemburu
44
Bab 44 - Godaan Zara
45
Bab 45 - Cinta & Persahabatan
46
Bab 46 - Liburan [1]
47
Bab 47 - Liburan [2]
48
Bab 48 - Liburan [3]
49
Bab 49 - Liburan [4]
50
Bab 50 - Depresi Ringan
51
Bab 51 - Mencari Ketos
52
Bab 52 - Diskusi
53
Bab 53 - Rapat Osis
54
Bab 54 - Balikan
55
Bab 55 - Rumah Danu
56
Bab 56 - Kasih Sayang Orang Tua
57
Bab 57 - Perasaan Tak Terduga
58
Bab 58 - MOS [Masa Orientasi Siswa]
59
Bab 59 - Kejahilan
60
Bab 60 - Pasangan Baru
61
Bab 61 - Obsesi Remaja
62
Bab 62 - Pertama Kali
63
Bab 63 - Obrolan Elsa & Zara
64
Bab 64 - Keputusan Mengejutkan
65
Bab 65 - Pelarian Bersama
66
Bab 66 - Dunia Bebas Di Klub Malam
67
Bab 67 - Jebakan Gamal
68
Bab 68 - Seperti Di Neraka
69
Bab 69 - Menjaga Rahasia
70
Bab 70 - Nasib Gamal & Kawan-Kawan [+Bonus Visual]
71
Bab 71 - Sekolah Kembali
72
Bab 72 - Pertengkaran
73
Bab 73 - Karma Untuk Danu
74
Bab 74 - Ketahuan Pacaran
75
Bab 75 - Gamal Tak Pernah Berubah
76
Bab 76 - Kabar Tes Urin
77
Bab 77 - Semakin Banyak Yang Tahu
78
Bab 78 - Badboy Itu Keren?
79
Bab 79 - Bertemu Danu
80
Bab 80 - Ingin Membuat Roti Sobek
81
Bab 81 - Nonton Bareng
82
Bab 82 - Kencan Ala Remaja
83
Bab 83 - Pulang Larut Malam
84
Bab 84 - Cewek Baru Super Populer
85
Bab 85 - Tim Basket Pilihan
86
Bab 86 - Latihan Basket
87
Bab 87 - Ketahuan! [Hinaan Untuk Zara]
88
Bab 88 - Rasa Sakit Mungkin Adalah Hukuman
89
Bab 89 - Permen Kiss
90
Bab 90 - Rahasia Elsa
91
Bab 91 - Kecewa
92
Bab 92 - Keputusan Gila
93
Bab 93 - Butuh Duit
94
Bab 94 - Seperti Anak Manja
95
Bab 95 - Teman Yang Mabuk
96
Bab 96 - Belum Kapok
97
Bab 97 - Membully Olive
98
Bab 98 - Berantem Di Toilet
99
Bab 99 - Pengaruh Orang Tua
100
Bab 100 - Jantung Kota Angkasa Jaya
101
Bab 101 - Perubahan Raffi
102
Bab 102 - Pelampiasan
103
Bab 103 - Guru Baru
104
Bab 104 - Ulat Kaki Seribu
105
Bab 105 - Cara Pak Ervan
106
Bab 106 - Paksaan Elsa
107
Bab 107 - Pingsan
108
Bab 108 - Siapa Lelaki Itu?
109
Bab 109 - Mengakui, Tetapi...
110
Bab 110 - Membuktikan
111
Bab 111 - Mencari Elsa
112
Bab 112 - Teori Efek Kupu-Kupu
113
Bab 113 - Kabut Perdamaian
114
Bab 114 - Overdosis
115
Bab 115 - Pengakuan Terdalam
116
Bab 116 - Nikah Muda
117
Bab 117 - Nasib Tirta
118
Bab 118 - Bagian Akhir
119
Bonus Chapter - Akhir Raffi & Elsa
120
Novel Teen Baru - Cinta Di Tengah Permusuhan
121
Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
122
Novel Baru - Hantu Senja
123
Novel Sisi Gelap Dunia Anak SMA 2
124
NOVEL TEEN BARU
125
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
126
Novel SISI GELAP Terbaru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!