...༻☆༺...
Raffi, Elsa, dan Gamal baru menyelesaikan tugas hukuman. Kini mereka sama-sama kelelahan. Ketiganya sedang menikmati minuman segar. Duduk di gazebo yang ada di depan sekolah.
"Vina udah pulang?" tanya Raffi.
"Udah. Dia pulang sama temannya," sahut Elsa sembari menutup botol minuman.
"Habis ini kalian kemana?" Gamal bertanya dengan raut wajah letihnya.
"Pulanglah! Lo pikir kami mau keluyuran kemana coba?" tanggap Raffi. Lalu menghabiskan minuman yang ada di botol.
"Soalnya hubungan kalian itu mencurigakan. Lo nggak perlu marah-marah gitulah jawabnya, kayak cewek lagi PMS aja." Gamal meringiskan wajah.
"Capek tau!" balas Raffi. Kemudian bangkit dari tempat duduk. Dia mengajak Elsa untuk pulang.
Gamal ikut berdiri dan berkata, "Habis ini gue mau ketemuan sama Zara. Lo mau ikut, Raf?"
Perkataan Gamal membuat Raffi dan Elsa menoleh bersamaan. Mereka tentu penasaran terhadap alasan dibalik perkataan Gamal.
"Mau ngapain kalian? Nggak yang seperti gue pikirin kan?" timpal Raffi seraya mengangkat dagu.
"Jangan bilang lo mau bayar jasa Zara?" tebak Elsa dengan kening yang mengernyit.
"Gue penasaran aja sih. Sekalian mau coba juga," jelas Gamal sambil cengengesan.
Raffi geleng-geleng kepala. Dia bergegas menghampiri Gamal. Mencengkeram kerah baju temannya tersebut.
"Jangan gila lo, Mal! Gue nggak suka elo mainin cewek kayak gitu!" ujar Raffi penuh akan ketegasan. Menyebabkan Elsa yang mendengar tersenyum tipis.
"Mainin? Enggaklah, Raf. Zara kan jual diri. Dialah yang permainin dirinya sendiri. Lagian gue udah terlanjur janji sama Zara," pungkas Gamal seraya melepas pelan cengkeraman Raffi. Dia juga tak lupa mengembangkan senyuman.
"Gue nggak habis pikir. Yang jelas gue udah peringatin elo ya." Raffi mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Gamal.
"Lo nggak usah khawatir... resikonya kan gue sendiri yang tanggung. Lo fokus belajar aja ya." Gamal menepuk pelan pundak Raffi. Lalu beranjak lebih dahulu memasuki mobil.
Raffi berdecak kesal. Dia memang selalu tidak bisa menghentikan perilaku Gamal. Apalagi membuat Gamal tobat. Itu merupakan sesuatu hal mustahil dilakukan.
"Lo mendingan nggak usah temenan lagi sama dia. Takutnya ketularan." Elsa berkomentar sambil menatap Raffi dengan sudut matanya.
"Gue udah coba, El. Tapi Gamal nggak mau jauh-jauh. Apalagi kan gue sekelas sama dia," terang Raffi. Dia dan Elsa masuk ke mobil secara bersamaan.
"Nggak apa-apa sih. Yang penting lo bisa membatasi diri," ucap Elsa.
"Gue nggak cuman ngebatasin diri, El. Tapi juga berusaha bikin Gamal cepat sadar." Raffi menghela nafas berat. Selanjutnya dia segera menjalankan mobil.
Hening terjadi dalam beberapa saat. Nampaknya Raffi dan Elsa tidak berminat berceloteh, karena merasa lelah dan kehilangan mood akibat rencana Gamal. Namun Elsa bersuara ketika mendenguskan hidungnya ke seragam yang dia kenakan.
"Lo ngerasa bau nggak sih? Gara-gara bersihin toilet nih!" seru Elsa. Ia mengusap-usap bajunya yang dirasa kotor.
"Beli pakaian baru yuk!" ajak Raffi sembari celingak-celingukan ke kanan dan kiri. Dia mencoba menemukan toko baju.
"Hah? Serius lo?" Elsa mengangkat dua alisnya. "Orang kaya emang nggak bisa dilawan. Lo beliin gue kan sekalian?" lanjutnya, yang diakhiri dengan permintaan.
"Enggak!" tolak Raffi. Menyebabkan raut wajah Elsa seketika cemberut. "Bercanda. Ya iyalah gue beliin. Kalau nggak, ngapain gue ngajak lo ikut," tambahnya menjelaskan.
Elsa lantas tersenyum girang. Tangannya reflek mengaitkan anak rambut ke daun telinga. Memperlihatkan bagian rahang yang menonjol miliknya. Dia selalu senang, bila mendapatkan barang pemberian dari Raffi.
...***...
Raffi dan Elsa memilih berhenti di toko baju besar. Letaknya sendiri berada dekat bangunan mall. Di sana Raffi langsung memesan seragam sekolah lelaki dan perempuan. Sedangkan Elsa sudah terlihat memilih-milih baju.
"Niat banget lo milihnya," tegur Raffi sembari memperhatikan Elsa yang asyik memilih pakaian.
"Pilihin baju yang cocok buat gue dong," seru Elsa. Berlagak manja. Ia bahkan agak memanyunkan mulutnya.
"Ish! Jangan lebay. Udah ditraktir juga." Raffi justru mendorong pelan jidat Elsa. Meskipun begitu, Elsa sempat terhuyung akibat dorongannya.
"Tega banget sih lo dorong cewek!" protes Elsa. Mimik wajahnya seketika berubah cemberut.
Raffi sama sekali tidak hirau. Dia memang sudah terbiasa memperlakukan sahabatnya semena-mena. Raffi malah sibuk melihat-lihat baju. Hingga atensinya tertuju ke arah salah satu pakaian.
"Nah, ini cocok buat lo." Raffi mengambil sebuah lingerie pendek. Pakaian tersebut biasanya dipakai untuk pasangan yang sudah menikah. Sering digunakan saat malam pertama dan bulan madu. Raffi hanya bermaksud bercanda. Dia juga merasa lucu dengan bentuk aneh pakaian lingerie yang diambilnya. Berenda dan bolong-bolong di beberapa bagian.
"Idih! Dasar mesum." Elsa menggeplak kesal kepala Raffi. Dia segera merekahkan seringai licik. Berniat melakukan pembalasan terhadap Raffi saat di belakang sekolah tadi.
"Tapi gue bisa kok pakai benda ini. Pasti seksi, iyakan?" Elsa merebut lingerie dari genggaman Raffi. Dia mendekatkan mulut ke telinga Raffi dan berbisik, "Lo lupa ya kalau gue cewek?"
Wajah Raffi seketika memerah malu. Bagaikan tomat matang yang baru dipetik dari kebun. Entah kenapa dia membayangkan Elsa mengenakan lingerie yang sempat dipegangnya tadi.
"Udah ah. Cepetan! Gue mau cepat-cepat pulang!" hardik Raffi. Berusaha merubah topik pembicaraan. Dia tidak lupa meletakkan kembali lingerie yang tadi di ambilnya. Raffi lantas segera memilih pakaian.
Elsa tertawa puas kala melihat wajah Raffi yang memerah. Itu terlihat jelas sekali. Bahkan sampai menjalar ke kuping lelaki tersebut.
Di bilik ganti, Raffi sibuk memainkan ponsel. Dia hendak menanyakan kapan ayah dan ibunya pulang ke rumah. Sebab jika mereka pulang cepat, maka Raffi akan mengenakan seragam sekolah baru. Tetapi kalau pulang malam, barulah Raffi memakai pakaian biasa.
Ilustrasi chat dalam grup keluarga Raffi :
Raffi : Mah, Pah. Kapan pulang? Aku soalnya pulang telat hari ini karena ada tugas kelompok.
^^^Nyokap : Mamah pulang malam. Soalnya kerjaan di akhir bulan padat. Kamu kalau nggak mau makan sendirian, ajak teman-temanmu aja ke rumah.^^^
^^^Bokap : Aku pulang sekitar jam 7 malam.^^^
Raffi mendengus lega. Dia segera mengganti pakaian dengan kemeja kotak-kotak serta celana jeans yang dibelinya. Kemudian keluar dari bilik.
Tidak lama kemudian, barulah Elsa keluar dari bilik ganti di sebelah. Elsa memilih dress berwarna merah motif bunga-bunga.
"Makasih ya, Raf." Elsa menghampiri, lalu mencubit kedua pipi Raffi.
"Aaa!" Raffi memekik singkat. Cubitan Elsa cukup sakit. Elsa hanya merespon dengan tawa kecil.
"Gue bayar dulu ya." Raffi hendak beranjak ke meja kasir. Akan tetapi langkahnya terhenti tatkala menyaksikan kehadiran Gamal dan Zara.
"Itu Gamal sama Zara kan?" Elsa yang juga menyaksikan, ikut terkejut.
Gamal terlihat senyum-senyum sendiri. Hal serupa juga dilakukan Zara. Gadis itu tampak sibuk memilih-milih baju yang ada. Ekspresi Zara sangat berbeda dibanding saat di ruang BK tadi. Parahnya Gamal dan Zara masih mengenakan seragam sekolah.
"Kita lebih baik pulang aja, Raf. Nanti kalau hal buruk terjadi, kita malah ikut terlibat lagi." Elsa menarik pergelangan tangan Raffi.
"Lo bener. Kita pulang aja." Raffi setuju. Ia dan Elsa segera melakukan transaksi ke meja kasir. Kemudian melangkah menuju pintu keluar. Namun sayang, Gamal sukses memergoki keberadaan mereka.
"Raffi! Elsa!" panggil Gamal. "Udah gue duga. Pasti ada yang spesial dari hubungan kalian," komentarnya sambil berkacak pinggang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Siang Terang
bukannya udah ngaku kalau mereka pacaran pas di villa Gamal ya ? tapi suruh rahasiakan...
2023-06-19
0
anniwoon99
aduhh aduhhh
2022-11-19
0
Daylily
Raffi teman yg baik
2022-11-05
0