Dua minggu kemudian Wulandari berencana untuk memeriksakan kandungannya ke dokter. mengingat beberapa bulan ini Wulandari tidak pernah memeriksakan kandungannya ke dokter setelah dirinya melakukan percobaan bunuh diri. Hari itu Wulandari ingin pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya. iya sengaja tidak membuka usaha dagang minumannya pagi itu.
"Loh Maya kok ngak jualan?"
"Maya ingin pergi kerumah sakit Bu!"
"Memangnya kamu sakit may?
"Tidak Bu!" Maya ingin memeriksa kandungan Maya ke dokter, karna selama ini Maya belum pernah memeriksakan kandungan Maya."
"Mau ibu temanin tidak?"
"Tidak usah Bu!" takut ngerepotin."
"Ya sudah hati hati ya may."
"Iya Bu trimakasih." ucap Maya Wulandari sembari berlalu dari hadapan Bu Nurhayati. Wulandari langsung menyetop angkutan umum tujuan rumah sakit permata bunda.
"Ya Allah semoga hasilnya baik baik saja." gumam Wulandari dalam hati.
Beberapa menit kemudian Maya Wulandari tiba dirumah sakit. Maya Wulandari langsung menuju bagian dokter spesialis kandungan. Setelah mendaftar, Wulandari menunggu antrian. Semua ibu hamil yang menunggu antrian disana didampingi oleh suami mereka. Lain halnya dengan Wulandari.
Melihat itu semua, Maya Wulandari meneteskan air matanya.
"Ya Allah kenapa nasibku seburuk ini?" ratap Maya wulandari dalam hati. Ia melihat sekeliling matanya menangkup seorang wanita yang lagi hamil tua yang ingin melakukan persalinan. Tampak wanita itu sedang mengais histeris menahan rasa sakit sebelum dibawa keruang bersalin.
Tetapi suami wanita itu, setia menemaninya bahkan suami wanita itu terus menguatkan istrinya yang sedang berjuang melahirkan anaknya.
"Ya Allah beruntung sekali wanita itu!"
"Bagaimana dengan aku Siapa yang menemaniku saat aku bersalin nanti?" ratap Maya Wulandari sembari mengelus perutnya sudah membuncit.
Tiba-tiba suara suster memanggil nama Maya Wulandari pertanda giliran Maya yang akan diperiksa oleh dokter kandungan yang bertugas di rumah sakit itu.
"Ibu Maya Wulandari!"Panggil Suster itu
"Saya sus!"
"Silakan Masuk Bu!"
"Terima kasih suster!" ucap Maya Wulandari sembari langsung masuk ke ruang pemeriksaan dokter kandungan.
"Selamat pagi Ibu Maya Wulandari Apa yang bisa saya bantu Apakah ada keluhan?"
"Tidak ada dokter Saya hanya ingin memeriksakan kandungan saya apakah baik-baik saja.
"Kalau begitu Ibu Maya silahkan berbaring agar saya memeriksa kandungan ibu."ucap dokter itu dengan ramah dan penuh senyuman.
Maya Wulandari pun naik ke atas tempat tidur yang ada di ruang pemeriksaan dokter kandungan. Kemudian dokter itu pun kembali menghampiri Maya Wulandari.
"Suami Ibu Maya tidak ikut?"
"Tidak dokter suami saya sudah meninggal?"ucap Maya berbohong.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun Maafkan saya Ibu Maya!" ucap dokter itu kepada Maya Wulandari.
"Tidak apa-apa dokter!"sahut Maya sembari berusaha mengembangkan senyumnya. lalu dokter itu pun langsung memeriksa kandungan Maya Wulandari.
"Wah bayi Ibu Maya sehat dan kandungan Ibu baik-baik saja!" ucap dokter itu sembari mengembangkan senyumnya.
"Tapi sepertinya Ibu Maya tidak bisa melahirkan normal?"
"Kenapa dokter?"tanya Maya Wulandari kepada dokter kandungan itu.
"Sepertinya pinggul Ibu Maya terlalu kecil sehingga sulit untuk melahirkan normal."
"Terus apa yang harus aku lakukan dokter jika saya harus melahirkan dengan secara sesar kemungkinan besar saya tidak memiliki biaya sebesar itu."ucap Maya berterus terang kepada dokter Andika.
"Dokter Andika pun mengembangkan senyumnya. Ia berusaha menenangkan Maya Wulandari.
"Ibu Maya tenang saja, ini hanya prediksi saya saja. Belum tentu juga ibu Maya tidak bisa melahirkan normal. Ibu Maya lebih baik berdoa agar ibu Maya dapat melahirkan secara normal. ucap dokter Andika kepada Maya Wulandari agar Maya Wulandari tidak terlalu kepikiran dengan biaya operasi bersalinnya.
Setelah dokter Andika selesai memeriksa kandungan Maya dan memberikan resep untuk Maya. Maya pun keluar dari ruang pemeriksaan dokter kandungan. Tanpa sengaja Maya menabrak seseorang dan menjatuhkan ponsel Milik ibu paruh baya itu.
"Iya Ibu paruh baya itu adalah pemilik Rumah Sakit dan juga seorang perancang terkenal di seluruh pelosok negeri.
"Maafkan saya Nyonya saya tidak sengaja ucap Maya kepada Ibu paruh baya itu.
"Kamu tidak punya mata? kamu pikir dengan minta maaf kepada saya kamu bisa menggantikan ponsel saya yang sudah jatuh?"bentak wanita paruh baya itu yang biasa dipanggil dengan Mami Yolanda.
"Maafkan saya Nyonya!" saya tidak sengaja." ucap Maya Wulandari sembari tertunduk mengambil ponsel milik Mami Yolanda.
Maya Wulandari melihat ponsel mahal Mami Yolanda tidak kenapa-kenapa. Tetapi amarah Mami Yolanda sangat keterlaluan kepada Maya Wulandari. Bahkan mami Yolanda meminta kepada Maya Wulandari untuk mengganti kerugiannya sebesar 10 juta rupiah. Hal itu membuat Maya Wulandari langsung terkejut mendengar apa yang dikatakan Mami Yolanda
"Maafkan saya Nyonya Saya tidak memiliki uang sebesar itu. Bahkan untuk biaya rumah sakit saya pun saya harus terlebih dahulu bekerja keras."
"Saya tidak peduli dimana suami kamu?"
"Maaf Nyonya suami saya sudah meninggal dunia!"
Wanita paruh baya itu menatap Maya Wulandari dari ujung kaki hingga ujung.
"Kelihatan sekali sih, kamu tidak memiliki uang. Penampilan kamu saja dekil seperti itu." ucap Mami Yolanda sambil menatap Maya Wulandari dengan tatapan sinis. Padahal Mami Yolanda tidak mengetahui kalo Maya Wulandari adalah putri dari pengusaha terkenal di kota Jakarta yaitu Pak Alberto.
"Ya sudah tidak ada gunanya juga berdebat dengan dengan wanita gembel seperti kamu." ucap Mami Yolanda sembari berlalu dari hadapan Maya Wulandari.
"Ya Allah sehina itukah aku di mata orang lain?" ratap Maya Wulandari sembari meneteskan air matanya. Maya Wulandari keluar dari rumah sakit berniat untuk kembali ke tempat kost. agar dirinya dapat berjualan kembali hari itu juga.
Tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara klakson mobil yang ada di hadapannya.
"Astagfirullahaladzim."Maya Wulandari mengucap. yang ternyata mobil yang menghampiri dirinya adalah mobil Surya.
"Eh ada mbak Maya!" Maaf ya tadi sudah mengagetkan Mbak!
"Tidak apa-apa kok mas, Lagian Maya tidak apa-apa."ucap Maya sembari langsung berlalu dari hadapan Surya dirgantara.
"Mbak Maya tunggu!"
"Ada apa mas?"
"Mbak Maya habis periksa kandungan ya?"
"Iya Mas?"
"Bagaimana hasilnya Apakah baik-baik saja
"Alhamdulillah hasilnya baik?"
"Ayo saya antar Mbak kalau mbak sudah mau pulang!'
"Tidak perlu mas!" Maya bisa sendiri kok lagian tidak jauh hanya sekali naik angkot saja sudah sampai."
"Tidak apa-apa Mbak biar saya antar. Lagian tidak bagus Mbak Maya lagi hamil tua naik angkutan umum. Karena yang saya tahu Biasanya angkutan umum jalannya kencang-kencang."
"Tidak apa-apa Mas!" saya tidak mau merepotkan orang lain
"Tapi saya tidak merasa direpotkan!" Lagian saya juga ingin bertemu dengan tante Nurhayati."ucap Surya membuat Maya Wulandari tidak dapat menolak permintaan Surya dirgantara untuk menghantarkan dirinya.
bersambung.
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 315 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
alesan ktmu tantu trs s duda
2022-07-22
0
Fina Ina
rapat terus Surya,
2022-07-07
0
Rahima Raisha
Wulan aja Thor senang nyebut'y
2022-06-26
0