Dua Minggu kemudian setelah Wulandari memeriksakan kandungannya ke rumah sakit. Ia tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa berjualan minuman dingin di depan tempat tinggalnya. Berharap Wulandari mendapatkan biaya untuk biaya persalinannya. Apalagi jika kemungkinan kelak dirinya harus melahirkan secara sesar.
"Bagaimana aku kelak, siapa yang akan membantuku nanti." Ratap wulandari dalam hati ketika dirinya mengingat wanita yang berada dirumah sakit meringis kesakitan saat wanita itu ingin melakukan persalinan. Tak terasa air mata Wulandari membasahi wajah cantiknya.
"Mbak pesan minumannya dua." ucap salah satu pengunjung yang ingin memesan minuman buatan Wulandari. Hal itu membuat Wulandari buru buru melap air matanya yang sudah mengalir di wajah cantiknya.
"Oh silahkan ditunggu Pak!" ucap Wulandari sembari langsung membuat minuman pesanan seorang pria paruh baya.
"Ini pak minumannya? ucap Wulandari
"Berapa mbak?"
"Dua puluh ribu pak!"
"Ini mbak." ucap Pria paruh baya itu sembari memperhatikan wulandari dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Hal itu membuat Wulandari sedikit risih dengan pandangan pria paruh baya itu. Kemudian pria itu menaiki sebuah mobil mewah yang terparkir di sebrang tempat jualan Wulandari.
"Siapa laki laki itu kok sepertinya dia memperhatikan saya?" gumam wulandari.
Sementara mami Yolanda hanya menatap Maya wulandari dari sebrang jalan melalui kaca mobilnya yang tembus pandang jika melihat dari dalam mobil. Tetapi jika dari Luar tidak dapat kelihatan.
Mami Yolanda menyelidik wulandari karna mami Yolanda melihat Wulandari masuk ke mobil milik Surya dirgantara. Sehingga dirinya penasaran dengan sosok Wulandari. Apalagi mami Yolanda mengetahui kalau Wulandari tinggal di rumah adik dari suaminya. Yaitu ibu Nurhayati.
"Pak bapak tau siapa wanita itu?"
"Saya tidak tahu nyonya soalnya wanita itu sepertinya sedang hamil tua.
"Iya saya tahu dia sedang hamil kemarin saya ketemu di rumah sakit saat dirinya memeriksa kandungan. Tetapi dia mengatakan kalau suaminya sudah meninggal.
"Tapi mengapa dia bisa ada di sini pak?
"Saya juga tidak tahu nyonya tapi sepertinya Mbak itu ngekos di rumah Ibu Nurhayati.
"Iya sepertinya Putra saya juga mengenalinya karena kemarin di Rumah Sakit Surya menawarkan dirinya Untuk mengantarkan wanita itu pulang ke kostnya. Yang ternyata wanita itu tinggal di rumah adik ipar saya.
"Tolong kamu selidiki siapa wanita itu pak!" Saya tidak mau anak saya bergaul yang dengan wanita yang tidak pantas dan selevel dengan putra saya." ucap Mami Yolanda kepada laki-laki paruh baya yang membeli minuman di tempat Wulandari. Yang ternyata laki-laki itu adalah supir pribadi Mami Yolanda.
Dua bulan kemudian usia kandungan Wulandari genap sembilan bulan. Wulandari sudah mulai merasakan pergerakan yang dahsyat dari dalam rahimnya. Karena sepertinya Wulandari akan segera melahirkan. Pagi itu Wulandari sudah merasa tidak tahan lagi. Ia pun meminta bantuan kepada Ibu Nurhayati untuk menemaninya pergi ke rumah sakit.
Tetapi ketika dirinya pergi meminta bantuan kepada Ibu Nurhayati tiba-tiba air ketuban Wulandari sudah mulai pecah membuat dirinya semakin kewalahan berjalan
Wulandari meringis kesakitan, Dia seolah tidak mampu lagi untuk melangkahkan kakinya untuk memanggil Ibu Nurhayati . Tetapi ia memaksakan diri agar dirinya dapat dibawa ke rumah sakit.
Ketika Wulandari berteriak memanggil Bu Nurhayati, Bu Nurhayati pun langsung keluar dan sudah melihat Wulandari yang sudah sangat kesakitan. Ibu Nurhayati pun langsung membopong tubuh wulandari masuk kedalam mobil agar segera dibawa ke rumah sakit.
Setelah tiba di rumah sakit, Wulandari langsung dibawa ke ruang bersalin agar segera diperiksa oleh dokter. Setelah dokter memeriksa yang ternyata kalau Wulandari tidak dapat melahirkan secara normal sehingga dengan terpaksa Maya Wulandari harus menjalani operasi.
Mendengar apa yang dikatakan dokter itu Wulandari menarik nafas panjang. Ia pun meminta tolong kepada Ibu Nurhayati untuk meminjamkan ponselnya untuk menghubungi pak Alberto sebelum Maya Wulandari menjalani operasi.
Ibu Nurhayati pun memberikan ponselnya untuk digunakan Wulandari. Satu kali dua kali Maya Menghubungi pak Alberto tapi tidak ada jawaban. Ia pun menghubungi nomor rumah kediaman Pak Alberto. Tetapi yang jawab adalah adik tirinya Riska sehingga Wulandari memilih untuk memutuskan sambungan teleponnya kepada Riska adik tirinya.
Kemudian Wulandari pun memutuskan untuk menghubungi Bi Surti berharap dapat memberikan ponselnya kepada Pak Alberto tetapi Dewi portuna belum berpihak kepada Wulandari. Yang ternyata Bi Surti Sudah dipecat oleh Ibu Maria bekerja di rumah Pak Alberto.
"Kring....
"Kring....
"Kring....
Bi Surti pun langsung menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya .
"Hallo assalamualaikum."
"Waalaikumsalam Bi Surti!" ini Wulandari
"Masya Allah neng!" neng ke mana saja Bibi sangat merindukan Neng?
"Bisa minta tolong tidak berikan ponsel kepada papa?"
"Maaf Neng!" bibi sudah tidak bekerja lagi di rumah tuan.
"Yang benar Bi?
"Iya Neng?" Bibi Sudah lama tidak bekerja lagi di rumah tuan semenjak non pergi dari rumah. Bibi dipecat oleh Bu Maria neng." ucap Bi Surti kepada Wulandari membuat harapan wulandari putus sudah tidak bisa berbicara kepada pak Alberto.
"Ya sudah tidak apa-apa Bu!" Wulandari hanya ingin berbicara kepada papa karena hari ini Wulandari akan melakukan persalinan di Rumah Sakit permata bunda."
"Semoga persalinannya lancar ya neng." ucap Bi Surti sembari meneteskan air matanya karena Bi Surti mengingat masa-masa waktu tinggal bersama Maya Wulandari.
"Iya Bi doain Wulandari ya Bu."
"Doa Bibi selalu menyertaimu Neng.
"Terima kasih ya Bi!" Wulandari tutup dulu teleponnya karena Wulandari akan segera melakukan persalinan. ucap wulandari sembari langsung menutup sambungan telepon selulernya kepada Surti.
Air mata Wulandari mengalir deras ketika dirinya membutuhkan seseorang disampingnya. Tidak ada sanak saudara atau orang tuanya yang datang menemaninya.
"Ya Allah semua kuserahkan kedalam tanganmu hidup dan matiku hanya kuserahkan kedalam tanganmu." doa Maya Wulandari sebelum dirinya menjalani operasi.
"Bagaimana Mbak Maya apa sudah siap?" ucap dokter yang bertugas menangani Maya Wulandari
"Insya Allah saya siap dokter." ucap Maya sembari meneteskan air matanya lalu menatap Bu Nurhayati dengan tatapan memohon.
"Semoga operasinya berjalan dengan lancar. kamu tenang saja ada ibu di sini mendampingimu." ucap Bu Nurhayati menguatkan hati Maya Wulandari.
Setelah Maya Wulandari berada di ruang operasi dokter pun melakukan tindakan operasi agar bayi yang ada di dalam kandungan Maya Wulandari dapat diselamatkan tetapi ketika . bayi Maya Wulandari berhasil dikeluarkan dari rahim Maya, Maya mengalami pendarahan hebat yang terjadi saat operasi dilakukan.
Sehingga Maya Wulandari harus membutuhkan donor darah. Yang kebetulan golongan darah Maya Wulandari termasuk langka. Persediaan darah di rumah sakit sedang kosong sehingga dokter dan suster pun meminta ibu Nurhayati untuk mengusahakan donor darah kepada Wulandari.
Bersambung.......
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 315 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
ada s surya yg donor wkwkwk
2022-07-22
0
Fina Ina
miris bnget yah ,,😭😭😭
2022-07-07
1
Aska Varo
sedih bnget...nyesek😢😢 kasian kmu maya..
2022-06-15
1