"Maafkan ibumu ini ya anakku sayang." ucap Maya Wulandari sebelum memejamkan matanya. Maya Wulandari melepas genggaman tangannya pada tiang jembatan penyeberangan. Akan tetapi seseorang menarik tangannya Maya Wulandari hingga kehilangan keseimbangan dan Maya Wulandari terjatuh. Dan merasakan sakit yang teramat sangat di bagian perutnya. Setelah itu ia merasakan dunia sangat gelap dan sunyi.
Setelah mencari kesana kemari akhirnya pak Alberto menemukan kost Wulandari, Aira tak menyangka ketemu Pak Alberto di sini. Ia segera mendekati pria paruh baya bertubuh tegap itu
"Om...." panggilnya
“Eh kamu di sini juga?"Ucap pak Alberto terkejut.
“Aku kesini nyariin Wulandari tapi dia udah pergi
Kening Pak Alberto mengerut, bukankah kalian tinggal bersama?”
Tidak om tapi saya pernak ketemu dengan Wulandari tapi......"Aira sengaja menggantung ucapannya.
“Ada apa?” Pak Alberto penasaran
Maya berkenalan dengan seorang pria di aplikasi kencan gitu, terus mereka sering ketemuan dan aku melarang Wulan berhubungan dengan pria itu karena nggak kenal juga kan?”
Pak Alberto manggut-manggut
Aira melanjutkan kembali kebohongannya. Kami bertengkar dan dia pergi, semenjak itu kami tidak pernak komunikasi lagi. Aku dapat kabar Kalau dia tinggal di sini.
"Terus sekarang di mana Wulandari?"
Kata orang-orang di sini Maya Wulandari diusir pemilik kos karena tertangkap basah sedang bersama seorang pria di dalam kamarnya. jawab Aira kembali berbohong.
Pria 52 tahun itu luar biasa terkejut. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak.
"Om duduk dulu Om, Aira memapah pak Alberto dan membawanya duduk di bawah pohon lalu memberikannya sebotol air mineral. Udah baikan Om?"
Pak Alberto mengangguk, lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
" Kenapa dia jadi seperti ini?" Om telah gagal mendidik dan melindunginya." ucap pak Alberto.
"Sabar ya Om kondisi mental Maya Wulandari juga lagi labil. Karena kehamilan dan menghilangnya si Aliando." kata Aira berusaha menenangkan hati Pak Alberto.
Aku akan bantu mencari Maya Wulandari dan menyadarkannya.
"Kamu pulang sama siapa?" Tanya pak Alberto
Naik ojek online Om
"Udah malam, biar om yang antar kamu ke kost ya.
"Takut ngerepotin Om!" Sonia berbasa-basi
"Ngak lagian pula searah kan?"
"Oh ya udah!"
Di rumah Bu Maria memarahi bu Surti yang sudah mengatakan pada pak Alberto tentang kedatangan Maya Wulandari sebagai seorang pembantu, alias Jonggos kamu sudah keterlaluan banyak bicara." bentaknya.
"Saya kasihan dengan keadaan Nak Maya Bu!" lagipula saya juga nggak bilang sama Bapak kalau Bu Maria dan Riska mengusir Neng Maya ucap Bu Surti sambil terisak.
"Berani kamu bilang kayak gitu, aku nggak akan segan memecat kamu."
"Jangan pecat saya bu.” Bu Surti memohon dengan menangkap tangannya di dada.
“Kalau masih mau bekerja di sini jaga mulut kamu!” Bu Maria mendorong tubuh Bu Surti ” "Sebagai hukumannya, bulan ini gaji kamu akan saya potong limapuluh persen.
Bu Surti menatap wajah majikan dengan nanar.
"Tapi Bu...."
"Pilih dipecat atau potong gaji hah?”
"Potong gaji!” Bu Surti menghapus air matanya. Di lubuk hatinya ia sudah tak betah bekerja di rumah Pak Alberto. Karena Maria semakin sewenang-wenang. Namun ia sudah berjanji pada Bu Anjani, ibu kandung Maya Wulandari untuk selalu menjaga dan melindungi Pak Alberto dan Maya Wulandari.
Dulunya Bu Dewi Anjani dan Bu Maria bersahabat. Tetapi Bu Dewi Anjani akhirnya mengetahui bila sahabatnya itu berusaha merebut suaminya. Namun semua usaha wanita itu gagal. Pak Alberto terlalu mencintaimu Dewi Anjani. Jalan untuk memiliki Pak Alberto terbuka lebar, ketika Bu Dewi Anjani, Koma karna mengalami kecelakaan lalu lintas dan akhirnya meninggal dunia.
"Bu!” teriak Riska tergesa-gesa saat menuruni tangga.
"Apaan sih teriak-teriak segala!”
Lihat history nya si Aira wanita itu memperlihatkan ponselnya yang menampilkan history Aira yang sedang berada di dalam mobilnya Pak Alberto secara diam-diam Alberto juga merekam Pak Alberto yang sedang fokus menyetir.
" uhg!" Katanya mau nyari Si Maya Wulandari malah lagi berdua sama si songong!” kata Bu Maria dengan geram.
Maya Wulandari bertemu dengan ibu kandungnya.Mereka berpelukan dengan erat Maya menangis menumpahkan segala sesak di dadanya "Aku mau ikut mama."
"Belum saatnya Nak, kamu masih memiliki masa depan. Semua akan menjadi lebih baik nanti." dengan lembut sang ibu membelai pipi sang Putri.
"Kamu harus kuat dan sabar, jadikan ini sebagai pelajaran agar kamu lebih berhati-hati."
“Aku udah nggak punya masa depan, aku sudah hancur ma." Maya kembali menangis.
“Tidak sayang kamu masih memiliki masa depan dan harapan percayalah sama mama. Akan ada pelangi setelah badai akan ada kebahagiaan abadi Yang menantimu semangat!”
Perlahan sang Ibu menjauh tubuhnya bersinar lama-lama sinar itu semakin menyilaukan mata dan menghilang.
”Ibu..... ibu.....ibu.”
Maya Wulandari membuka matanya. Kini ia berada di ruang serba putih dengan aroma obat-obatan yang menyengat. Seorang wanita dengan setelan berwarna serba putih masuk ke kamar yang ditempati Maya Wulandari.
“Siapa yang membawa aku ke rumah sakit suster?" tanya Maya Wulandari
“Seorang pria, Ia juga sudah membayar semua biaya pengobatan Bu Maya." jawab suster.
Maya jadi semakin heran, berarti pria itu mengenalnya. siapa namanya sus?
Maaf saya tidak bisa memberitahukannya Karena yang bersangkutan melarangnya dia juga menitipkan amplop ini.” ucap suster yang ramah itu memberikan amplop panjang berwarna putih.
Tiba-tiba Maya merasakan sakit pada perutnya. "Sus Bagaimana keadaan kandungan saya?” tanya Maya Wulandari sembari meringis.
"Kandungan Mbak baik-baik saja, besok akan dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh takut kalau benturan yang alami berpengaruh pada janin."
Mendengar jawaban suster membuat maya Wulandari Kwatir. Ia langsung mengusap-usap perutnya.
“Ada keluhan lain mbak?"
Maya menggeleng.
"Baiklah silakan beristirahat, Jika ada perlu pencet saja tombol Ini." kata suster sambil menunjukkan sebuah tombol berwarna biru. Maya mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
Mata Maya memindai sekitar. hanya ada ia sendiri dan fasilitas kamar ini sangat lengkap.
Ini adalah kamar VIP siapa pria yang sudah menolongku ya?” Maya membuka amplop putih yang tadi diberikan suster matanya terbelalak karena upload itu berisi 20 lembar uang pecahan seratus ribu rupiah ada pula selembar kertas yang berisi alamat dan nomor telepon.
Pemeriksaan ultrasonografi memperlihatkan jika Maya Wulandari mengandung anak jenis kelamin perempuan. Maya sangat terharu mendengarnya. Tetapi ia juga bingung bagaimana mengurus dan membesarkan anaknya kelak.
"Kandunganmu baik-baik saja. Tetapi harus rutin kontrol ya." Kata dokter
"Iya dok !" terima kasih.
Setelah tiga hari menjalani perawatan, Maya Wulandari pun diizinkan pulang. Namun ia bingung harus tinggal di mana. Ingin kembali lagi ke rumah, ia ingat dengan kata-kata ibu dan saudari tirinya. Hatinya pun ragu.
"Akankah papa bisa menerima keadaan ku?”
Maya Wulandari berjalan tak tentu arah. sampai akhirnya ia lelah dan memutuskan beristirahat di sebuah masjid. Maya mengeluarkan amplop putih apakah aku harus mencari tempat tinggal lagi?" tanya Maya Wulandari dalam hati.
Bersambung......
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 315 Episodes
Comments
Fina Ina
jadi Luntang Lantung si Maya.
2022-07-07
0
Rahima Raisha
dunia zaman skrg ssh bedakan sahabat dan musuh
2022-06-26
0
Cahyaning Fitri
Sesek aku bacanya..,.😭😭
2022-04-05
1