Bukan Cinderella

Hari ini adalah perayaan ulang tahun universitas Cambridge. Akan ada pesta dansa dan juga drama musikal yang seharusnya ia perankan saat ini bersama Matteo. Tapi karena ancaman dari saudari dan ibu tirinya, Bella melepaskan peran tersebut. Bukan karena ia takut, tapi karena ia tidak ingin berdebat. Sesungguhnya, ia juga tidak berminat untuk memerankan drama tragis tersebut. Bella menyukai segala sesuatu yang berakhir dengan bahagia. Untuk itulah ia juga mensugesti dirinya bahwa tiba waktunya ia juga akan berakhir happy ending. Ia yakin itu.

Meski tidak menyesal melepaskan peran tersebut, bukan berarti ia tidak berminat mengikuti acara tersebut. Ia ingin berpesta, menari bebas di lantai dansa. Dari gosip yang beredar, pemilik universitas itu akan akan datang sebagai tamu kehormatan. Dan tanpa sengaja Bella mendengar jika pemiliki universitas tersebut masih sangat muda dan tampan. Dari sekian banyak wanita yang antusias mendengar hal itu, Bella tidak termasuk di dalamnya. Merayu dan mencari perhatian bukan sifat dasarnya. Ia hanya ingin berpesta, itu saja.

Hanya saja ia tidak dibolehkan untuk menghadiri pesta tersebut. Siapa lagi yang melarangnya jika bukan ibu dan saudari tirinya. Bella bukan cinderella yang akan diam dan menerima ketidakadilan yang dialaminya. Ia memberontak. Tapi sialnya, ibu dan anak itu menguncinya di dalam kamar yang berada di lantai tiga.

Bella tidak tahu apa alasan Lizzie melarangnya untuk menghadiri pesta tersebut disaat ia sudah merelakan peran Juliet kepada Lizzie. Jika hanya kerena Matteo, ayolah, ia tidak mempunyai kekuasaan untuk menghentikan perasaan seseorang yang tertuju kepadanya.

Ponselnya berdering mengalihkan fokusnya yang sedang memikirkan cara untuk keluar dari kamarnya.

"Daddy!" Bella memekik girang. "Kau sedang di mana, Dad? Kau sudah pulang dari perjalanan bisnismu?" Berharap Daddy-nya akan seger sampai di rumah. Dengan begitu ia akan bisa pergi menghadari pesta tanpa hambatan.

Terdengar helaan napas dari seberang telepon membuat senyum di wajah Bella menghilang secepat senyum itu terbit.

"Kau terdengar lelah sekali? Apa semuanya baik-baik saja, Dad?"

"Ya, Honey, semuanya akan baik-baik saja. Kau masih di rumah, Sayang?"

"Akan baik-baik saja? Artinya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ada apa, Dad?"

Kembali terdengar helaan napas panjang. "Daddy belum bisa pulang, Bella. Daddy menghubungimu hanya untuk memastikan kau menikmati pesta malam ini. Bukankah malam ini acaranya?"

"Ya, hari ini."

"Daddy meminta maaf tidak bisa menonton drama yang akan kau mainkan, Sayang."

"No prob, Dad. Peran itu tidak bisa kumainkan. Aku tidak cocok menjadi Juliet. Itu menyedihkan."

"Ya, kisahnya memang menyedihkan." Harry membenarkan. "Lalu kau hanya akan menikmati pesta, menari dan berdansa."

"Ya, begitulah rencanaku dan aku akan kembali sebelum jam 12 malam, Dad, sebelum roda-roda itu berubah menjadi labu dan sopirku berubah menjadi tikus dan aku senang dengan sepatu yang kau kirim beberapa hari yang lalu, Dad. Itu indah sekali dan sangat cocok dengan gaun yang akan kukenakan."

Terdengar kekehan dari seberang telepon. "Putriku sedang berlakon menjadi Cinderella."

"Yeah, Cinderella modern yang tidak bisa ditindas begitu saja."

"Sayang sekali Daddy tidak membeli sepatu kaca. Mungkin itu akan menyempurnakan penampilanmu malam ini, Sayang."

"Sepatu pemberianmu lebih indah dibanding sepatu kaca milik Cinderella, Dad. Dan itulah perbedaan versi Cinderella zaman now dan zaman old. Aku tidak akan meninggalkan sebelah sepatuku di pesta, Dad."

Ayahnya kembali tertawa mendengar ocehannya.

"Semoga kau menemukan pangeran di sana, Sayang."

"Ouh, Daddy, kau bosan denganku dan ingin aku cepat-cepat membagi perhatianku kepada pria lain?"

"Daddy hanya ingin kau menemukan pria yang tepat, Sayang. Tidak selamanya Daddy bisa bersamamu. Dan Daddy ingin memastikan kau bahagia."

"Kau sedang bersedih, Dad. Kau sedang ada masalah. Ada apa sebenarnya?" Bella adalah gadis yang sangat peka. Dari nada suara ayahnya ia tahu jika ayahnya sedang dalam suasana tidak enak.

"Tidak, Honey. Daddy hanya sedang merindukanmu. Selamat bersenang-senang, Sayang. Daddy harus menutup panggilannya."

"Aku juga merindukanmu, Dad. Ya, aku akan bersenang-senang."

Panggilan pun terputus dan Bella tidak bisa berhenti memikirkan ayahnya. Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang akan terjadi. Ponselnya kembali berdering dan kali ini dari salah satu temannya di kampus. Elizabet.

"Ya, Eli."

"Kau di mana? Aku tidak bisa mengenali orang-orang yang ada di sini gara-gara topeng sialan ini."

"Aku masih di rumah dan aku terkurung." Bella mendesah, matanya melirik topeng kupu-kupu yang terletak di atas meja riasnya. Ya, pesta ini mengharuskan semuanya mengenakan topeng, untuk itulah ia semangat menghadiri acara tersebut. Lizzie tidak akan mengenalinya karena wajah semuanya tersamarkan.

"Ouh, Bella yang malang. Ini pasti perbuatan Lizzie, bukan? Hais, semoga Matteo tidak tergoda dengan benalu sialan itu. Omong-omong soal Matteo, dia mencarimu dan berharap bisa berdansa denganmu. Ia berharap kau dan dia memenangkan gelar raja dan ratu kali ini."

"Aku tidak tertarik dengan semua itu, Eli. Aku hanya ingin menari dan berdansa. Berikan aku saran agar bisa terbebas dari kamarku."

"Kau tinggal menggunting rambut panjangmu dan menjadikannya tangga."

"Aku bukan Rapunzel tapi saranmu cukup bagus. Kututup teleponnya. Satu jam lagi kita akan bertemu."

Bella segera melancarkan aksi kaburnya dengan mengikat tirai-tirai jendela kamarnya dan turun dengan menggunakan benda tersebut.

Hap!

Ia berhasil mendarat di tanah. Bella segera menyelinap ke pintu samping dan melompati pagar. Nasib baik sedang berpihak kepadanya, sebuah taksi melintas di hadapannya.

"Tidak ada kereta kuda, yang ada hanya sebuah taksi," ia bermonolog lalu menghentikan taksi tersebut. Tidak membuang waktu, Bella segera naik ke dalam taksi dan menyebutkan arah tujuannya.

Lima belas kemudian ia sudah berada di kerumunan pesta, berbaur dengan orang-orang yang wajahnya ditutupi dengan topeng.

Bella memendarkan pandangan mencari temannya, Elizabet. Tetapi seperti yang dikatakan sahabatnya itu, semuanya tampak sama. Dan sepertinya drama musikal sudah selesai di tayangkan. Untunglah, ia juga tidak berminat untuk menyaksikan akting Lizzie saat memerankan Juliet.

"Bella?"

Mendengar namanya di sebut, Bella segera berbalik. "Eli?"

"Akhirnya kau datang. Untung saja aku mengenali wangimu yang khas. Omong-omong kau terlambat datang. Harusnya kau melihat pertunjukkan Romeo dan Juliet kita. Kisah tragis yang berakhir komedi. Matteo mendorong Lizzie saat Lizzie yang memerankan Juliet hendak mencium Romeo. Astaga, saudari tirimu itu sampai terjungkal ke bawah panggung. Itu memalukan dan semua penonton tertawa."

Keduanya kemudian tertawa, tidak merasa simpatik sama sekali. "Sayang sekali aku terlambat datang," gerutu Bella.

"Ya dan kau melewatkan satu hal menarik lagi. Oh Bella, pemilik kampus ini ternyata masih sangat muda dan tampan. Suaranya begitu sangat seksii saat memberikan pidato. Semua hening karena terpukau akan wajahnya yang rupawan dan terhipnotis dengan suaranya. Aku mengira aku akan hamil hanya karena mendengar suaranya!"

Bella memutar bola mata di balik topengnya. "Kau selalu berlebihan jika menyangkut pria tampan. Eli, aku tidak sabar untuk menari di lantai dansa. Ayo kita ke sana."

"Tentu saja. Mari kita bersenang-senang."

Bella dan Eli pun berbaur dengan semuanya. Mereka bergoyang, berdansa tidak beraturan sehingga menabrak penari lainnya.

"Ini konyol dan menggelikan. Kita harusnya berdansa dengan salah satu pria tampan di sini, bukan terlihat seperti pasangan lessbi!" Eli menggerutu karena Bella menolak untuk berdansa dengan pria.

Brugh!

"Maaf..." Kaliamat Bella mengambang di udara begitu melihat wajah orang yang baru saja bertabrakan dengannya. Saudari tirinya, Lizzie. Ia mengenali wanita itu, tentu saja. Bukan karena gaun yang dikenakan Lizzie atau gaya rambut yang ditata olehnya beberapa jam lalu. Tetapi karena Lizzie satu-satunya manusia di ruangan ini yang tidak mengenakan topeng. Sepertinya Lizzie enggan untuk menyembunyikan wajahnya yang cantik.

"Bella?" Selidik Lizzie.

Sial! Dia mengenali suaraku!

"Jadi kau kabur dari rumah? Sialan kau Bella."

"Aku akan melaporkanmu kepada Mommy, dan...Akh! Sialan! Siapa yang menabrakku?" Lizzie berbalik dengan gusar.

Grep!

Seseorang menarik tangan Bella. "Kau harus ikut denganku." Suara bariton nan seksii membuat Lizzie menelan kembali makiannya. Bella mendengar Lizzie dan Eli memekik dengan suara tertahan. Ya, harus Bella akui, pria yang ada di hadapan mereka membuat para patung Yunani tidak ada apa-apanya. Pria itu nyaris sempurna. Hal itu tidak berpengaruh kepada Bella.

Ingin rasanya ia memaki pria itu karena sudah dengan lancang menarik tangannya, tapi Bella tidak ingin Lizzie semakin mengenali dirinya.

"Akkhh..." Bella meringis, pria itu menariknya begitu beberapa orang memaksa masuk ke tengah lantai dansa.

"Lepaskan aku! Kau menyakitiku, Bodoh!"

"Akh!" Kembali Bella menjerit tatkala pria itu melepas paksa topeng kupu-kupunya lalu mendorong tubuhnya ke dinding.

"Kau kasar sekali! Lepaskan aku!"

Pria itu seakan tuli, ia menghimpit tubuh Bella menggunakan tubuhnya yang kekar dan berotot. Pria itu memasang topeng tersebut ke wajah lalu melepaskan jas mahalnya dan membuangnya begitu saja.

"Oh sial!" Pria itu memaki begitu melihat beberapa pria berpakaian serba hitam berjalan menuju ke arah mereka. "Kau harus bekerja sama denganku, Nona!" Pria asing itu dengan lancang mencium bibir Bella.

Bella membeliak kaget. Ia meronta. Semakin ia meronta, pria sinting tersebut semakin menekan bibirnya ke dalam mulut Bella.

"Bajiingan!" Bella mendorong pria tersebut begitu tautan bibir mereka lepas. "Hari yang buruk!" Desis Bella, Lizzie ternyata mengikuti mereka. "Aku akan menghantuimu, keparat! Kau mencuri ciuman pertamaku, Akh..." Bella tersandung saat hendak meningglkan pria itu, melarikan diri dari Lizzie. Dengan kesal ia melepaskan stilettonya dan melemparnya kepada pria tersebut.

"Kakimu akan terluka, Cinderella."

Bella mengabaikan ucapan pria itu meski ia tergoda ingin melemparkan makian. Demi, Sandy si tupai yang bisa bertahan hidup di Bikini Bottom, Bella mendengar pria itu terkikik geli saat menyebutnya Cinderella.

Ya, Cinderella modern. Alih-alih meninggalkan pesta tepat jam 00.00, Bella justru harus kabur bahkan sebelum ia menikmati pesta. Ia kehilangan kedua sepatunya dan lupakan tentang bertemu dengan pria tampan. Ia justru bertemu dengan pria mesum yang sangat brengsekk!

Terpopuler

Comments

Athaya

Athaya

Wow siapakah gerangan yang mencuri ciuman pertama Bella 🙄🙄,, wkwkwk kasian Lizzie di dorong Mateo sampe terjungkal 🤣🤣

2022-12-17

0

🍾⃝ͩᴅᷞεͧsᷠsͣ​᭄ 𝐀⃝🥀

🍾⃝ͩᴅᷞεͧsᷠsͣ​᭄ 𝐀⃝🥀

Juliet kaleng2

2022-11-12

0

Fr s

Fr s

karya kamu mmg keren ka, udah lanjut ke cerita gavin sm helli the best emang baik dr kosakata alur maupun cerita, bahasanya bahasa yg enak dibaca... suksess untuk kamu

2022-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Dongeng VS Kenyataan
2 Bukan Cinderella
3 Akta Pernikahan
4 Sial, Kau Melemparku, Bella?
5 Menggodaku, Heh?
6 Kenapa Wanita Selalu Serakah, Bella?
7 Cara Mia
8 Selamat Malam, Bella
9 Breakfast
10 Jari Tengah
11 Hukuman dan Hiburan
12 Kecelakaan Mesum
13 Tragedi Kolam Berenang
14 Kewajiban Nafkah
15 Kecelakaan.
16 Dia Memiliki Kekasih
17 Istri dan Ayah Mertuaku, Mengghibah di Belakangku
18 Kau Menelan Obatnya?
19 La Belle Et La Bete
20 Bella Vasquez
21 Keahlian Merayu
22 Petaka Senyuman
23 Marabahaya
24 Aku Di Sini
25 Rasa Aman
26 Si Mesum, Pencuri Ciuman
27 Aku Sudah Menikah
28 Bibir Steril
29 Permainan Bahaya
30 Glend, Aku Ingin.
31 Langkah Pertama, Cium Aku!
32 Kau Menyembunyikan Sesuatu?
33 Kecupan Selamat Pagi
34 Rayuan Maut
35 Minta Maaf Pada Suamiku!
36 Rumah Suamiku
37 Situasi Rumit
38 Siapa Yang Kau Inginkan?
39 Aku Akan Menebusnya
40 Tamu Tak Diundang
41 Menginap
42 Menantu Tengil
43 Khilaf Yang Menjadi Candu
44 Readers, Sudahi Fantasimu!
45 Kau Legit! (Hmmm, Ini Masih Aman, Mak!)
46 Tercyduk
47 Kau....?!
48 Ayo, Kita Mulai!
49 Keunikan yang Dilestarikan
50 Mimpimu Menjadi Kenyataan
51 Hukuman
52 Selingkuh
53 Selingkuh2
54 Kita Harus Menghancurkan Mereka
55 Berjanjilah
56 Tidak!!
57 Bagaimana Cara Membangunkannya?
58 Berdoa Dimulai
59 Koma
60 Bawalah Glend Kembali
61 Siapa Kau?
62 Pria Murahan!
63 Apa Kita Saling Mencintai?
64 Agar Kau Tersiksa
65 Kenapa Harus Takut?
66 Selamat Datang di Anndora
67 Aku Mewakili Suamiku
68 Bagaimana Jika Ingatanku Tidak Kembali?
69 Kau Mencintaiku?
70 Jangan Percaya Pada Siapa Pun
71 Mimpi
72 Aturan Konyol
73 Perdebatan Di Meja Makan
74 Apakah Menurutmu Aku Bahagia?
75 Sangat Menjijikkan
76 Sarapan
77 Bryson, Aku Akan Menghabisimu!
78 Jangan Menyentuhku!
79 Menyingkir Dari Hadapanku
80 Bertahanlah
81 Ayah Berjanji
82 Apa Kau Cemburu?
83 Abaikan Saja
84 Aku Tidak Peduli
85 Kebusukan Helga
86 Kau Membuatku Muak
87 Aku Mengandung Anakmu
88 Bayiku
89 Ayah, Aku Di Sini
90 Pergi Membawa Luka
91 Hukuman Seumur Hidup
92 Semoga Dia Tidak Mengingatnya
93 Beritahu Caranya Bernapas
94 Pria Bodoh Yang Malang
95 Obat Mujarab
96 Menjalani Terapi
97 Cermin Itu Meledekku
98 Mulai Lelah
99 Kenapa Dia Tidak Mencintaiku?
100 Keluar!
101 Bermimpi Tentangnya
102 Bella!!
103 Jangan Jatuh Cinta Padanya
104 Tolong Beritahu Dimana Bella
105 Muncullah, Bella
106 Aku Merindukannya
107 Felix, Bella
108 Gavin, Grace
109 Kita Akan Tinggal Bersama, Nanti.
110 Rumahku Adalah Bella
111 Iron Man
112 Bolehkah Aku Memelukmu
113 Cara Mia :(
114 Tunanganku
115 Dia Tidak Keterlaluan
116 Berjuang Atau Melepas
117 Aku, Priamu
118 Selamat Tinggal
119 Jangan Mengusiknya
120 Berkuda
121 Apa Yang Kau Lihat
122 Kau Mencintainya
123 Kami Bertunangan
124 Kurasa Kita Harus Menyerah
125 Ella Collins
126 Pesta
127 Aku Tidak Suka Padamu, Aunty
128 Karena Kau Mencintainya
129 Dilema
130 Kau Ibu Yang Hebat
131 Tidak Ikhlas Melepasmu
132 Hati Tetaplah Kuat
133 Lamaran
134 Berlutut Untuk Kebahagiaan Bella
135 Jangan Lukai Dirimu
136 Sirkuit
137 Hadiah
138 Daddy
139 Cinta Adalah Kesabaran
140 Kecelakaan
141 Jangan Ambil Anakku
142 Daddy, Lakukan Sesuatu
143 Felix Menghilang
144 Gara-Gara Parfum
145 Legitnya Berkurang
146 Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?
147 Menuju Bahagia
148 Ending
149 Terima Kasih
150 Bonchap/Spoiler
151 Bonchap 2
152 Bonchap 3
153 Kunjungan
154 Happy Ending
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Dongeng VS Kenyataan
2
Bukan Cinderella
3
Akta Pernikahan
4
Sial, Kau Melemparku, Bella?
5
Menggodaku, Heh?
6
Kenapa Wanita Selalu Serakah, Bella?
7
Cara Mia
8
Selamat Malam, Bella
9
Breakfast
10
Jari Tengah
11
Hukuman dan Hiburan
12
Kecelakaan Mesum
13
Tragedi Kolam Berenang
14
Kewajiban Nafkah
15
Kecelakaan.
16
Dia Memiliki Kekasih
17
Istri dan Ayah Mertuaku, Mengghibah di Belakangku
18
Kau Menelan Obatnya?
19
La Belle Et La Bete
20
Bella Vasquez
21
Keahlian Merayu
22
Petaka Senyuman
23
Marabahaya
24
Aku Di Sini
25
Rasa Aman
26
Si Mesum, Pencuri Ciuman
27
Aku Sudah Menikah
28
Bibir Steril
29
Permainan Bahaya
30
Glend, Aku Ingin.
31
Langkah Pertama, Cium Aku!
32
Kau Menyembunyikan Sesuatu?
33
Kecupan Selamat Pagi
34
Rayuan Maut
35
Minta Maaf Pada Suamiku!
36
Rumah Suamiku
37
Situasi Rumit
38
Siapa Yang Kau Inginkan?
39
Aku Akan Menebusnya
40
Tamu Tak Diundang
41
Menginap
42
Menantu Tengil
43
Khilaf Yang Menjadi Candu
44
Readers, Sudahi Fantasimu!
45
Kau Legit! (Hmmm, Ini Masih Aman, Mak!)
46
Tercyduk
47
Kau....?!
48
Ayo, Kita Mulai!
49
Keunikan yang Dilestarikan
50
Mimpimu Menjadi Kenyataan
51
Hukuman
52
Selingkuh
53
Selingkuh2
54
Kita Harus Menghancurkan Mereka
55
Berjanjilah
56
Tidak!!
57
Bagaimana Cara Membangunkannya?
58
Berdoa Dimulai
59
Koma
60
Bawalah Glend Kembali
61
Siapa Kau?
62
Pria Murahan!
63
Apa Kita Saling Mencintai?
64
Agar Kau Tersiksa
65
Kenapa Harus Takut?
66
Selamat Datang di Anndora
67
Aku Mewakili Suamiku
68
Bagaimana Jika Ingatanku Tidak Kembali?
69
Kau Mencintaiku?
70
Jangan Percaya Pada Siapa Pun
71
Mimpi
72
Aturan Konyol
73
Perdebatan Di Meja Makan
74
Apakah Menurutmu Aku Bahagia?
75
Sangat Menjijikkan
76
Sarapan
77
Bryson, Aku Akan Menghabisimu!
78
Jangan Menyentuhku!
79
Menyingkir Dari Hadapanku
80
Bertahanlah
81
Ayah Berjanji
82
Apa Kau Cemburu?
83
Abaikan Saja
84
Aku Tidak Peduli
85
Kebusukan Helga
86
Kau Membuatku Muak
87
Aku Mengandung Anakmu
88
Bayiku
89
Ayah, Aku Di Sini
90
Pergi Membawa Luka
91
Hukuman Seumur Hidup
92
Semoga Dia Tidak Mengingatnya
93
Beritahu Caranya Bernapas
94
Pria Bodoh Yang Malang
95
Obat Mujarab
96
Menjalani Terapi
97
Cermin Itu Meledekku
98
Mulai Lelah
99
Kenapa Dia Tidak Mencintaiku?
100
Keluar!
101
Bermimpi Tentangnya
102
Bella!!
103
Jangan Jatuh Cinta Padanya
104
Tolong Beritahu Dimana Bella
105
Muncullah, Bella
106
Aku Merindukannya
107
Felix, Bella
108
Gavin, Grace
109
Kita Akan Tinggal Bersama, Nanti.
110
Rumahku Adalah Bella
111
Iron Man
112
Bolehkah Aku Memelukmu
113
Cara Mia :(
114
Tunanganku
115
Dia Tidak Keterlaluan
116
Berjuang Atau Melepas
117
Aku, Priamu
118
Selamat Tinggal
119
Jangan Mengusiknya
120
Berkuda
121
Apa Yang Kau Lihat
122
Kau Mencintainya
123
Kami Bertunangan
124
Kurasa Kita Harus Menyerah
125
Ella Collins
126
Pesta
127
Aku Tidak Suka Padamu, Aunty
128
Karena Kau Mencintainya
129
Dilema
130
Kau Ibu Yang Hebat
131
Tidak Ikhlas Melepasmu
132
Hati Tetaplah Kuat
133
Lamaran
134
Berlutut Untuk Kebahagiaan Bella
135
Jangan Lukai Dirimu
136
Sirkuit
137
Hadiah
138
Daddy
139
Cinta Adalah Kesabaran
140
Kecelakaan
141
Jangan Ambil Anakku
142
Daddy, Lakukan Sesuatu
143
Felix Menghilang
144
Gara-Gara Parfum
145
Legitnya Berkurang
146
Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?
147
Menuju Bahagia
148
Ending
149
Terima Kasih
150
Bonchap/Spoiler
151
Bonchap 2
152
Bonchap 3
153
Kunjungan
154
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!