La Belle Et La Bete
"Maafkan saya, Mr. Vasquez. Saya tidak bisa membuktikan bahwa saya tidak bersalah. Tapi percayalah kepadaku, bukan saya yang mengkhianatimu dan melakukan kecurangan. Saya tidak mungkin menikammu-"
"Well, kau tidak bisa membuktikan alibimu, Harry. So, kau harus menerima konsekuensinya." Seorang pria yang tengah duduk di atas kursi roda dengan posisi membelakangi pria yang sedang berlutut, Harry.
Pria paruh baya itu tampak pucat dan gemetar. Beberapa minggu yang lalu ia dituduh menggelapkan sejumlah uang dan juga membocorkan rahasia penting perusahaan sehingga rival mereka memenangkan proyek besar yang mengakibatkan mereka mengalami kerugian. Kerugian yang dialami meski cukup besar tapi tidak lantas membuat perusahan mengalami kebangkrutan. Butuh usaha besar untuk menjatuhkan seorang Glend Vasquez hingga ke dasar.
Meski hal itu tidak mempengaruhi keuangannya, tetap saja ia murka. Glend benci pengkhianat. Apa pun bentuk pengkhianatannya. Sebelumnya Harry Kingston adalah orang kepercayaannya. Pria paruh baya itu sudah mengabdi di perusahaan Vasquez sejak Glend berusia 20 tahun dan sekarang Glend sudah berusia 31 tahun.
Pengabdian selama 11 tahun tidak lantas membuat Glend berlembut hati. Seperti yang sudah ia katakan, ia benci pengkhianat.
"Mr. Vasquez, saya ..."
"Satu minggu, kurasa aku sudah berbaik hati, Harry. Berikan satu alasan yang masuk akal agar aku bisa membebaskanmu dari hukuman yang layak kau terima. Kemiskinan dan penjara."
Wajah Harry pucat seketika. Ia mungkin bisa menerima kemiskinan walau dengan berat hati, tapi bagaimana dengan istri dan kedua putrinya. Rose dan Lizzie, ia bisa membayangkan jika keduanya akan histeris. Kehidupan keduanya selalu glamor dan mereka bergaul dengan kaum sosialita. Menjadi rakyat jelata, Harry yakin Rose dan Lizzie tidak akan mampu. Putri sulungnya, Bella, gadis itu mungkin akan terpukul tapi ia yakin Bella akan bisa menerima keadaan mereka dengan cepat.
Harry tidak bisa berpikir lagi. Pikirannya kalut dan bercabang. Ia dijebak dan yang melakukan hal itu terlalu pintar dan licin. Harry tidak mempunyai gambaran sama sekali. Bagaimana bisa dana itu ditransfer ke dalam rekeningnya lalu raib begitu saja.
"Bagaimana jika kau menyerahkan asetmu yang paling berharga kepadaku, Harry. Aku mendengar kau memiliki dua putri yang sangat manis."
Wajah Harry merah padam menahan amarah. Tapi ia tidak berdaya untuk menunjukkan kemarahannya. Ia mengenal Glend dari berita yang beredar. Hasrat pria itu tidak pernah puas hanya dengan satu wanita dan jika wanita tersebut tidak berhasil memuaskannya maka Glend tidak segan-segan untuk menyakiti wanita tersebut. Memangnya siapa yang bisa memuaskan hasrat Glend, disaat setiap wanita yang melihat wajahnya yang mengerikan mendadak takut dan jijik.
Harry tidak tahu seberapa buruk rupa pria itu karena ia tidak pernah melihatnya secara langsung. Hanya saja beberapa kali ia menyaksikan beberapa wanita berlari terbirit-birit dari ruangan pria itu dengan wajah pucat.
"A-apa maksudmu Mr.Vasquez?" Jiwa kebapakannya tidak bisa membayangkan bahwa salah satu putrinya akan menjadi budak sek's pria itu.
"Dua hari, kuberi kau waktu dua hari, Harry." Glend menjentikkan jarinya dan asistennya pun segera mendekat dan mendorong kursi rodanya meninggalkan Harry di sana dengan perasaan yang berkecamuk. Marah, malu, takut, berbaur jadi satu.
______
"Bella, hari ini kau belum membaca dongeng untuk kami." Seorang bocah cilik berlari menghampiri gadis cantik dengan rambut panjang yang diikat ponytail. Gadis itu berbalik dan manik indahnya seketika berbinar melihat bocah yang langsung memeluk kakinya yang jenjang.
"Polly! Kau sudah sembuh? Oh Sayang, aku senang melihatmu kembali. Aku sangat khawatir saat mendengar kau mengalami cacar air dan menjauh dariku Polly, aku sangat kotor dan bau, sampah-sampah itu menjijikkan!" Ya, Bella sedang membuang sampah saat Polly datang menghampirinya.
"Ya, aku sudah sembuh dan aku tidak akan marah kepadamu karena tidak datang menjengukku, Lionel mengatakan akhir-akhir ini kau sangat sibuk. Apakah nenek sihir dan putri pengacau itu menyulitkanmu lagi?" Polly melirik ke arah pagar besi yang menjulang tinggi di hadapan mereka.
"Baiklah, sebagai permintaan maaf dariku, aku akan membaca dongeng untukmu dan yang lain." Bella menggandeng tangan Polly menuju taman bermain yang tidak jauh dari rumahnya. Di sana sudah ada Lionel, Messi, Anna, dan Meimei. Kelima bocah itu adalah sahabatnya.
"Bella!" pekik semuanya secara bersamaan dan berlari menghambur ke arahnya.
"Kalian merindukanku?"
"Tentu saja!" jawab semuanya serempak. Selama satu minggu ia memang tidak menemui teman-temannya, semua karena saudari tirinya Lizzie yang selalu menghalanginya setiap kali hendak keluar. Ia terkurung di rumahnya sendiri. Lizzie melakukannya karena gadis nakal itu tidak ingin Bella ikut berpartisipasi dalam drama musikal yang diadakan oleh universitas dalam rangka perayaan ulang tahun university of Cambridge. Hari sebelumnya, Bella ditunjuk untuk memerankan Juliet bersama Matteo Dominic, si pangeran kampus yang mendapatkan peran Romeo. Lizzie tergila-gila kepada pria tersebut dan ingin ia menjadi Juliet.
"Ayo Bella, ceritakan kepada kami satu dongeng." Anna si gadis pirang merengek manja dan menarik Bella agar duduk di atas rumput.
"Hm, katakan kepadaku, dongeng apa yang ingin kalian dengar kali ini."
"Tentang pangeran buruk rupa yang bertemu dengan itik buruk rupa." Lionel menyahut dengan wajah antusias.
Dahi Bella mengernyit bingung, mencoba mengingat daftar dongeng yang pernah dibacakan mendiang ibunya kepadanya. Judul itu tidak asing tapi terasa janggal.
"Itik buruk rupa? Hm, mungkin maksudmu adalah dongeng si cantik dan si buruk rupa." Bella menerka-nerka tidak yakin. Mungkin saja judul dongeng yang disebutkan Lionel adalah cerita baru dalam generasi mereka. Generasi 2022.
"Aku tidak tahu." Lionel mengidikkan bahu tidak acuh. "Ceritakan apa saja."
"Pada suatu hari di sebuah istana sang pangeran sedang mengadakan pesta. Ketika sedang bersorak kebahagiaan menikmati pesta, tiba-tiba datang seorang nenek meminta pertolongan kepada sang pangeran untuk berteduh di istana." Bella mulai bercerita dengan mimik wajah berubah-ubah dan anak-anak tersebut tampak semangat dan tenang mendengarkannya.
"Karena sedang terjadi hujan badai nenek itu menawarkan setangkai mawar merah sebagai tanda terima kasihnya. Namun sang pangeran tidak mengijinkan nenek tersebut untuk berteduh di istana dan malah mengusirnya untuk pergi segera. Ukhh, Pangeran jahat sekali, bukan?" Anak-anak tersebut kompak mengangguk membenarkan apa yang dikatakan Bella.
"Sakit hati dengan penolakan yang dilakukan pangeran, nenek itu mengutuk pangeran menjadi buruk rupa dan pelayan-pelayannya menjadi perabot rumahtangga juga menghapus kenangan istana itu dari orang-orang yang mencintainya. Kemudian si nenek memberitahukan kepada sang pangeran bahwa dia dan pelayannya bisa kembali normal jika ada orang yang dicintai si buruk rupa dengan tulus dan membalas cinta tulusnya sebelum tangkai terakhir gugur. Jika tidak mereka akan kekal selamanya seperti itu." Bella menggeleng-gelengkan kepala dengan sengaja untuk mendramatisir.
"Pangeran tersebut pantas mendapatkan kutukan!"
"Kasihan pangerannya."
"Lalu bagaimana selanjutnya, Bella? Apakah ada putri baik hati yang mencintai pangeran dengan kondisinya yang mengerikan?"
Melihat wajah-wajah antusias para bocah tersebut, Bella merasa terhibur. "Ya, seorang putri baik hati-, akh...." Bella menjerit kesakitan saat rambutnya yang dikuncir ditarik kuat dari belakang.
"Lizzie! Lepaskan rambut Bella!" Polly berdiri dan berlari mendekati Lizzie, memaksa Lizzie melepaskan tangannya dari rambut cantik Bella. "Kau menyakitinya," tangan mungil gadis cilik itu menarik-narik tangan Lizzie yang justru membuat tarikan di rambut Bella semakin kuat.
"Itulah tujuanku, Sayang. Dan kalian berhenti mendengarkan cerita dongeng murahan seperti ini. Hidup tidak seindah dongeng, anak-anak. Dan kau babu betina, kenapa kau membiarkan Matteo menghubungimu! Kau ingin menggodanya?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
2024-04-11
0
Griselda Nirbita
ini udh karyamu ke 4 yg aku baca thor... semuanya is the best
2023-10-26
0
Ibelmizzel
baru mampir Thor,Kren kayakny penasaran.💪💪💪💪💪
2023-05-16
0