Sekarang Intan menjadi tidak mood, setelah melihat Rafa dan lucy berduaan tadi.
Sepanjang perjalanan pulang Irfan selalu mengajak nya mengobrol, namun Intan hanya menanggapi seadanya.
" Apa perempuan itu kekasih dari tetangga lo itu ?. " Pancing Irfan
" Mana gue tau . "
" Mereka keliatan serasi ya . "
" Mungkin, si angkuh dan si cuek mungkin perpaduan yang pas . " jawab Intan asal
" Tapi kenapa lo keliatan ga suka ?. " Selidik Irfan karena ia melihat dari raut wajah Intan berubah setelah melihat dua pasang manusia tadi.
" Bi,,, biasa aja . " Ingan terlihat kikuk lalu membuang pandangan ke arah luar jendela.
Tak lama berselang pun mereka sampai di rumah Intan. Padahal Rafa ingin mengajaknya jalan jalan lagi, namun di lihat mood Intan memburuk pun ia urungkan.
" Main kalem aja . " Batin Irfan
" Makasih ya Fan. " Ucap Intan sesaat setelah keluar dari dalam mobil.
" Ya sama sama , ooh iya lo bener ga mau kerja di perusahaan bokap gue ?. "
" Iya fan, makasih atas tawaran nya . "
" Ok, kalau begitu gue balik ya , dan kalau lo perlu apa apa tinggal hubungi gue aja . "
" Ok thanks . " Jawab Intan.
" Baayy... " Irfan melambaikan tangannya pada Intan dan di balas oleh Intan.
* * *
📱" Ada hubungan apa kamu sama dia ?. "
📱 " Dia siapa sih sayang ...?. "
📱 " Ga usah basa basi tadi aku lihat sendiri
kamu jalan sama cowok di dalam mall. "
📱" Oooh... kalau itu bisa aku jelasin sayang. "
📱 " Ciiih.... dasar perempuan murahan !!!. "
Tuut... tuut... tuut....
" Awas aja lo kalau macam macam. " Dengan seringai yang mengerikan.
****
Intan masuk ke dalam rumah, terlihat sepi karena biasanya ramai oleh pelanggan warung nasi ibunya.
" Asalamualaikum . " Intan memberi salam
" Waalaikumsalam, sudah pulang tan .? "
" Sudah bu . " Jawab Intan dengan malas
" Tapi kenapa kok mukanya cemberut begitu , habis jalan jalan bukanya seneng loh. " Ibu melihat raut wajah anaknya
" Ini juga seneng kok bu , cuma capek aja muter muter terus. " Intan beralasan
" Ooh..Ya sudah kamu istirahat saja, ibu juga mau istirahat . " Ibu berjalan meninggalkan Intan
" Oh iya bu , Intan mau ngomong . "
" Ngomong apa toh ? , keliatannya penting . " Ibu Ida yang tadinya sudah berjalan ke arah kamar, kini berputar kembali ke arah Intan.
" Ayo sini duduk, mau ngomong apa ?. " Mereka duduk di sofa depan TV
" Begini bu, tante Elen mau memberikan pekerjaan sama Intan . "
" Tante Elen mamahnya nak Rafa ?. "
" Iya bu. "
" Terus pekerjaan apa ?. " Bu Ida menautkan kedua alisnya. Kenapa bukan Rafa yang memberikan pekerjaan malah justru orang tua nya
Intan pun menjelaskan dengan detail ke Ibunya, tak ada yang ia tutup tutupi. Serta tanggapan nya tentang tawaran itu, lengkap dengan tawaran yang tante Elen akan berikan
" Mungkin itu memang rezeki mu tan, tapi ingat pesan ibu, apapun pekerjaan nya jadilah pribadi yang jujur . "
" Iya bu, berarti Ibu setuju ?. "
" Asal sesuai keinginan kamu, ibu dukung, lagi pula hanya di sebelah rumah. Hehehe.. " Kalimat Ibu di akhiri dengan tawa dari keduanya mereka saling berpelukan
" Ingat kamu harus tetap mengejar cita cita kamu, ini hanya sementara . "
" Ibu lupa ya ?. " Intan melepaskan pelukannya dan menatap mata yang ibu.
" Ya ya ibu tau cita cita mu tak pernah sama setiap hari nya . " Bu Ida langsung beranjak berdiri sambil tersenyum meninggalkan Intan.
Intan dari kecil memang anak yang unik. Cita cita nya selalu saja berubah ubah sesuai dengan apa yang di lihat nya. Pernah ia melihat Tukang Bakso yang laris sedang menghitung uang dan seketika itu juga ingin jadi tukang bakso.
" Ibu memang terbaik . " Intan sedikit berteriak dan mengacungkan dua jempol ke arah ibu nya.
" Jangan lupa antarkan makanan nanti malam. " Perintah ibu sebelum menutup pintu kamarnya.
" Siap bu . "
Intan pun masuk ke dalam kamar, mencari ponselnya untuk menghubungi mamah Elen.
***
Saat nya mengantarkan makan malam, mobil rafa sudah terparkir
"Asalamualaikum... " Intan memberi salam sambil mengetuk pintu.
" Waalaikumsalam . " Rafa membuka pintu sambil menggosok rambutnya dengan handuk, ia baru saja selesai mandi.
" Om udah mandi ?. " Intan berbicara sambil masuk kedalam dan menaruh makanan itu di meja makan.
" Pertanyaan apa itu ?. " Tanya Rafa
" Ya pertanyaan biasa om, masa ga bisa jawab . " Intan berbicara sambil mengambil piring, serta membuat teh lemon madu yang selalu ia buat kan.
" Harus nya kamu ga usah tanya. " Ucap Rafa ketus.
" Diiih... judes banget, habis nge-date bukannya bahagia . " Intan menyindir Rafa.
" Nge-date apa ?. "
" Ya elah om, nge-date apa masa om udah lupa,,, hehehe maklum sih om kan sudah tua .. " Intan tertawa kecil
" Aawww... awww sakit om ampun . " Intan memegang telinga yang terasa panas karena di jewer oleh Rafa.
" Sembarangan bilang tua . "
" Ia om, maaf , nih makanannya udah aku siapin . "
" Hemmm... " Rafa pun memakan makan malamnya, dan Intan memainkan ponselnya di sofa.
Sesekali Rafa melirik ke arah Intan yang senyum senyum sendiri . Tanpa Rafa sadari ia merasa kecanduan dengan senyum itu, senyum manis yang natural membuatnya ingin selalu melihat senyum itu, walaupun senyum itu bukan untuk dirinya.
Hampir 20 menit berlalu Rafa telah menyelesaikan makan nya. Ia memperhatikan Intan yang begitu cekatan mengambil piring kotor di hadapannya, mencucinya lalu mengelap meja hingga semuanya bersih seperti sebelum nya.
Namun Rafa masih bingung mengapa Intan melakukan itu. Karena biasanya Intan hanya menemaninya makan setelah itu langsung pulang.
" Kenapa kamu melakukan itu ?. "
" Melakukan apa ?. "
" Kamu membereskan piring dan bekas makan saya ?. "
" Apa mamah nya om Rafa belum cerita ?. "
" Cerita apa ?. " Rafa menjadi semakin penasaran .
" Ya ampun !. " Intan menepuk keningnya
" Om, kalau begitu om tanya sama mamah nya om aja y ?. "
" Kenapa harus bertanya sama orang yang ga ada ? , Lebih baik kamu saja yang cerita . "
" Begini om .... " Intan dian sejenak
" Sudah cepat !. " Rafa tak sabaran
" Iidiiih.... sabar kali om, jadi gini om , mulai hari ini aku bekerja di sini . "
" Sini mana ?. "
" Di sini om di , rumah ini . "
" Memang nya di rumah saya ada pekerjaan ?. "
" Ya ada om, aku bisa cuci piring, beberes, siapin semua keperluan om setiap harinya, dan apa yang om butuhin tinggal bilang sama aku . " Intan terlihat membanggakan dirinya
" Ini kan rumah saya kenapa harus mamah saya yang memberikan pekerjaan di rumah saya sendiri ?. "
" Ya mana aku tau om . " Intan mengangkat kedua bahunya
" Mamah tidak berhak seperti itu . "
" Ya berhak laah om, om kan anak nya . "
" Ya tapi saya sudah dewasa . "
" Nih om yah, setau aku kalau seorang anak biarpun sudah dewasa masih harus nurut sama orang tuanya, kecuali..... "
" Kecuali apa ?. "
" Kecuali kalau om sudah menikah . " Intan berucap pelan takut kalau Rafa tersinggung dengan ucapannya.
" Kalau sudah menikah ?.. "
" Hee emmm... " Intan manggut manggut
" Baik lah kalau begitu , bagaimana kalau kita menikah saja........
" Menikah?????..... "
_
_
_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
dina firara
lah Irfan sama Lucy ..buset
2024-03-22
0
Qaisaa Nazarudin
Ini omongan siapa ke siapa?? Gak jelas banget..🤔🤔
2024-03-22
0
Gagas Permadi
widiiiihhhh intan bener bener dah langsung ngajakin nikah🤣🤣🤣🤣🤣
2024-03-21
0