Intan menatap lelaki matang yang duduk di hadapannya sambil membaca sebuah buku yang begitu tebal, Entah buku apa itu Intan tak tau.
" Kalau di liat liat ganteng juga , apa lagi kalau lagi anteng begitu, Benar juga kata Rani . "
" Jangan terus di pandangi nanti kamu bisa jatuh cinta . "
" Diiih... siapa juga yang mandangin , kepedean. " Intan gelagapan karena merasa ketangkap basah. Matanya langsung pura pura fokus kembali pada novel di tangannya.
" Ayo kita pulang , ini sudah sore . "
Intan mengikuti tanpa berkata apa apa dan masuk kedalam mobil hitam itu.
" Om, om kenapa bisa ada di toko buku itu ?. " Tanya Intan penasaran.
" Itu tempat umum tentu saja siapa saja bisa ada di situ . "
" Eeeh.... iya juga sih . " Intan berkata pelan sambil mengangguk angguk pelan.
" Tapi om, kok bisa kebetulan gitu y ?. " Tanya Intan lagi.
" Kamu kenapa seperti anak kecil yang selalu banyak bertanya . "
" Ooooom,,,, om kenapa sih seneng banget panggil aku anak kecil. Aku tuh udah lulus SMA tau . " Intan sedikit meninggikan suaranya. Ia begitu kesal sudah berapa kali kata itu ia dengar dari mulut om om jutek di sampingnya ini.
Namun Rafa tetap santai tanpa berniat ingin menjawab perkataan Intan.
Intan yang merasa di acuhkan pun memilih memandangi arah luar jendela. Sambil bersedekap dengan mulut yang masih bergumam kecil. Dan itu memang terlihat seperti anak kecil buat Rafa. Atau lebih tepatnya itu menggemaskan bagi Rafa.
Hampir 1jam berselang merekapun sampai. Namun Rafa berhenti tepat di garasi rumah nya, Dan Intan masih berada di dalam mobil karena tertidur.
Rafa memandangi wajah polos Intan, yang terlihat begitu lelap tertidur.
" Manis . " Batin Rafa.
" Huaaaamm... " Intan menggeliat, " Awww. " tangan nya terbentur kaca jendela di samping nya.
" Haaah... udah sampai yah ?. " Intan celingukan mencari seseorang, namun Rafa sudah tak berada di belakang kemudi.
" Gila gue di tinggal sendirian . " Intan membuka pintu mobil. Dan melihat pintu rumah Rafa yang sedikit terbuka.
" Oom,,, om . " Intan memanggil Rafa ketika sudah masuk kedalam, namun hanya berdiri saja di samping pintunya.
" Hemmm,,, sudah bangun . " Rafa baru keluar dari kamar mandi terlihat dari rambut basahnya dan lilitan handuk kecil yang ada di leher.
" Berarti aku tadi tidur lama banget y ? , ko si om sempet sempetan mandi . " Intan berkata dalam hati.
" Kenapa ?. " Rafa melihat Intan yang sedang melamun.
" Kenapa om ga bangunin aku ?. "
" kamu tertidur seperti anak.... "
" Stop... om pasti mau bilang aku anak kecil kan, om mau tau seberapa dewasanya aku ?."
Intan berjalan mendekati Rafa. Dengan kaki yang di hentak hentakan.
Dan Rafa hanya diam saja, ingin tau apa yang bisa di lakukan gadis labil di depannya .Padahal tadi dia ingin bilang seperti anak kucing.
" Cup... "
" Dewasa kan aku om . " Intan langsung berjalan cepat keluar dari rumah Rafa. Sebelum melihat rona wajahnya yang mungkin saja seperti kepiting rebus.
Sampai di luar kedua lutut Intan bergetar dan lemas, Intan menunduk sambil memegang kedua lututnya. Dengan nafas sedikit ngos ngosan.
" Bodoh,, bodoh Intan, bikin malau aja lo , bisa bisa tuh om om ngira gue cewe ga bener, padahal itu juga ciuman pertama gue , gilaaa... kenapa gue kebawa emosi sih tadi , Aaah gimana dong ???. " Intan berbicara pada dirinya sendiri sambil mengusak rambutnya kasar. Intan sungguh menyesali kebodohannya.
" Besok kalau ketemu, mau taro dimana muka gue ... "
Di tempat lain tak hanya Intan yang merasakan itu.
Rafa terdiam mematung di posisi saat tadi Intan mengecup sekilas bibirnya. Rasanya sungguh membingungkan baginya.
Ya lelaki dengan predikat bibir suci kini tak lagi di sandang Rafa, karena bibir tebal nan sexy itu sudah di perawani oleh anak kecil . Yah anak kecil yang kini membuat hatinya tak karuan.
" Aaah.... Ini gilaaa... " Rafa berjalan ke kamarnya.
***
Pagi ini Intan sudah libur dari masa belajarnya, karena hanya menunggu hasil ujian nya dan setelah itu, mungkin ia akan melanjutkan kuliah atau bekerja entah lah.
Tapi yang ia mau saat ini sebenarnya langsung bekerja saja, apa saja pekerjaannya dia akan Terima bahkan menjadi cleaning servis sekali pun, setelah uangnya cukup baru nanti ia akan kuliah dengan hasil kerjanya.
Tapi ibunya menyuruhnya langsung kuliah saja, karena ibu ada sedikit tabungan untuk Intan masuk kuliah. Tapi dalam pikiran Intan kalau dia memakai uang tabungan itu nanti kalau ada apa apa mereka tidak memiliki uang lagi.
Sedangkan hasil warung makannya di putar putar untuk makan dan keperluan sehari hari serta sedikit untuk menabung
tookk
tokk
tokk
"Intan kamu tidur lagi?. " Ibu mengetuk pintu kamar Intan.
" Engga bu, kenapa ?. " sahut Intan dari dalam kamar.
" Ini loh, antarkan sarapan buat nak Rafa . "
"Waduuh... gimana nih , tengsin gue kalau harus ketemu dia, aduuhhh.. pake alasan apa y ke ibu . "
" Intan buruan . "
Karena tak mendapat jawaban lagi dari anaknya bu Ida pun membuka handle pintu kamar Intan.
" Looh.. tan kamu kenapa ?. " Ibu melihat Intan yang meringkuk di atas kasur.
" Tiba-tiba perut Intan sakit bu . " Jawab Intan sambil menekan perut nya.
" Tadi nggak apa apa ko sekarang sakit perut . "
" Tadi kan aku bilang sakit nya tiba-tiba bu, batu 5 menit dateng nya . "
" Aah... ada ada saja kamu, lalu yang mau nganter sarapan siapa ?. "
" Aadduhhh bu... " Intan berakting sambil ******* ***** perutnya
" Ya sudah, kamu tunggu di sini nanti ibu belikan obat, tapi ibu mau mengantarkan sarapan dulu . "
" Heemmm... " jawab Intan pelan.
Bu Ida pun keluar dari kamar anaknya. Dia akan mengantarkan sarapan terlebih dahulu.
" Aah.. lega, jadi kan ga perlu ketemu si om itu, maafin Intan ya bu . " Intan berbicara sendiri.
***
"Asalamualaikum . "
" Waalaikumsalam . "
" Maaf nak Rafa ibu telat mengantarkan makanan nya. "
" Tidak apa apa bu, masih pagi kok , Memang nya si Intan kemana ?. "
" Si Intan sakit . "
" Sakit..??. "
" Iya dia bilang sih sakit perut , kalau begitu ibu permisi ya nak . "
" Tunggu bu, ibu bilang tadi Intan sakit perut ? , saya ada obat untuk sakit perut . " Rafa berjalan masuk ke dalam rumah nya.
" Ini bu . " Rafa menyerahkan beberapa butir obat.
Bu Ida terlihat ragu untuk menerima nya dan itu dapat di lihat jelas oleh Rafa.
" Ini obat bagus kok bu dari Dokter spesialis. "
" Maaf nak bukan itu maksud ibu . "
" Lalu kenapa bu ?. " Tanya Rafa penasaran
" Emmm... Intan itu tidak bisa minum obat yang berbentuk pil atau kapsul . " Jawab bu Ida dengan sedikit malu...
" Ooh..begitu . " Rafa pun hanya manggut manggut saja tanda mengerti
Bu Ida pun kembali ke rumah nya.
Tokk
tokk
" Intan... ?. "
" Iya bu . "
Bu Ida membuka pintu kamar Intan membawa segelas air hangat...
Walaupun Intan hanya berpura pura saja tapi tak masalah jika harus minum obat yang ibu bawa, paling hanya jamu pelancar haid atau tolak angin cair jadi tak ada efek nya.
" Loh bu obat nya mana ?. " Intan hanya melihat 1gelas air saja.
" Ini obatnya ...!. " Suara berat di balik pintu
-
-
-
tbc
Jangan lupa tinggalkan jejak y
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Memyr 67
aq komen. supaya nggak sepi
2023-03-08
2