" Iiiya,,, ada apa om ? . " jawab Intan dengan sedikit gugup.
" Duduk . "
" Laah.... perasaan ini rumah gue deh, kok dia yang nyuruh duduk . " Ucap Intan dalam hati. Namun Intan tetap menuruti perintah tamu nya.
Kini mereka duduk berhadapan. Tak ada satupun di antara mereka yang mengeluarkan kata -kata.
" Lumayan . " Ucap lelaki di hadapannya setelah menyesap teh buatan Intan dan menaruh lagi gelas itu di meja.
Hanya kata itu yang terucap, lalu hening kembali, lelaki itu kembali fokus dengan ponsel di tangan nya.
" Apa coba nih om om, nyuruh orang duduk tapi di anggurin aja , apa gue tinggal aja kali yah ?. " Intan menimbang nimbang dalam hati nya.
Saat intan hendak bangun dari duduk , ibunya datang dengan membawa beberapa katong belanja di tangan nya.
" Sini bu, aku bahwa masuk yah . " Intan merasa ini adalah kesempatan nya untuk masuk .
" Ga usah , biar ibu saja sekalian ibu mau cuci tangan dulu , Nak Rafa tunggu sebentar yah . "
Rafa hanya mengangguk dengan senyum ramahnya menjawab pertanyaan ibu Ida.
" Ooh,,, jadi nama nya Rafa . " batin Intan.
" Plakk,,,. " Intan memukul betisnya yang di gigit nyamuk. Dan itu membuat Lelaki di hadapannya sedikit terkejut.
" He.. he.. he... nyamuk om . " ucap Intan merasa tidak enak pada Rafa
Rafa hanya acuh dan sibuk kembali pada ponselnya.
" Iiiiss,, menyebalkan . "
"kamu bilang sesuatu ?. "
" Tidak om. "
" Nama saya Rafa . "
" Iiiya om Rafa . "
Rafa menatap Intan dengan sedikit tak senang.
" Aaada apa om . " Ucap Intan gugup karena di pandang dengan begitu tajam.
" Nama saya Rafa . " Rafa mengulang kembali ucapannya, sambil bersidekap dan bersandar pada sandaran kursi. Masih dengan tatapan tajam pada Intan.
" Iiya om, aku denger, makanya tadi aku manggil om Rafa . " Intan sedikit kesal, ia merasa lelaki di hadapannya ini tuli.
" Saya bukan om kamu . "
" Diiih... Tahu kali gue , emang semua yang gue panggil om, emang om gue yang sesungguhnya . " Batin Intan kesal.
" Panggil saya Rafa . "
" Ga boleh om, om itu lebih tua dari aku, jadi aku harus manggil dengan sopan . " Jawab Intan dengan sedikit ketus.
Saat Rafa akan berucap kembali bu ida sudah ikut duduk di sebelah Intan dan juga di hadapan Rafa.
"Bagaimana Intan, kamu mau kan ?. "
" Haah... mau apa bu ?. " Intan terlihat bingung, tiba tiba saja ibu nya langsung bertanya seperti itu.
" Looh, memangnya nak Rafa belom bilang . "
" Bilang apa coba, dari tadi cuma liatin ponselnya aja. " Gerutu Intan.
" Gini loh Intan , nak Rafa kan akan tinggal di sebelah rumah kita, dan dia tinggal sendiri jadi dia mau langganan makanan di sini . "
" Ya udah sih bu tinggal beli aja, kenapa bawa bawa aku segala . "
" Husss... kamu itu kalau orang tua ngomong jangan di potong dulu, ibu belum selesai . "
" Ok... ok... bu maaf . "
" Maksudnya nak Rafa itu mau minta tolong sama kamu, untuk mengantarkan sarapan pagi dan makan malam . "
" Sarapan di sini saja sih bu kalau pagi, dan lagi aku kan harus sekolah . " Intan masih tidak Terima.
" Ya sebelum berangkat sekolah dong tan nganterinnya. "
" Tapi bu . "
" Udah nanti ibu jelasin, yang penting kamu mau aja dulu . "
Intan hanya diam sembari melirik lelaki yang sejak tadi hanya diam memperhatikan mereka berdua, dengan wajah tanpa expresi.
" Ya sudah kalau begitu saya pamit yah bu, mulai besok pagi saya sudah mulai berlangganan . " Ucap Rafa bangkit dari duduknya, sekilas dia melirik ke arah Intan .
" Ooh iya nak Rafa. "
Dan Rafa pun pamit undur diri, ia masuk ke dalam mobilnya dan membawa mobil itu ke rumahnya, karena rumahnya sudah selesai di renovasi.
" Ibu apaan sih, main Terima gitu aja, siapa tau dia itu modus bu, orang kaya tuh ga susah kalau mau makan, tinggal pesan terus datang deh tuh makanan . "
" Keliatan nya orang nya baik loh tan, ga mungkin kalau hanya modus . "
" Ibu kan baru kenal jadi ga tau dia gimana orang nya . "
" Sama, kamu juga baru kenal udah berburuk sangka saja . "
" Iiih ibu . "
" Yang terpenting dia bisa bayar mahal untuk berlangganan, lumayan uangnya bisa di kumpulkan untuk biaya kuliah kamu nanti . "
Jika sudah begitu ucapan ibu nya Intan sudah tidak bisa berkata-kata lagi.
" Baik bu . " jawab Intan patuh.
" Ya sudah kamu istirahat sana. "
Intan pun masuk ke dalam kamar, dia memikirkan apa yang ibu nya ucapakan, toh memang tak ada salahnya. Justru itu akan menambah pemasukan untuk ibunya, jangan hanya karena dirinya tak menyukai tetangganya yang jutek itu hingga menolak rezeki. Itu sungguh egois menurutnya.
" Ok semangat Intan . " Intan memberi semangat pada dirinya sendiri, dan larut dalam pemikiran nya hingga tertidur.
Pagi hari pun tiba, seperti pagi pagi sebelum nya Intan membantu ibunya berkutat di dapur, setelah itu dia mandi dan memakai seragam putih abu abu miliknya.
" Tan, ini sudah ibu siapin makanan untuk Rafa, nanti tolong antar yah. "
" Iya bu . " jawab Intan dengan malas.
Intan membereskan semua perlengkapan sekolahnya. Menaruh tas nya di meja dan mengambil 1 kresek berisi kotak makanan untuk Rafa.
" Kalau bukan karena cuan, males deh begini, nemuin tetangga jutek, untung ganteng . "
Intan membuka pagar besi yang memang tidak di kunci. Masih ada mobil terparkir di teras nya
"Tokk... tokk.. tokk... , Asalamualaikum . " Intan mengetuk pintu Rafa.
Sudah 2 kali Intan mengetuk dan mengucapkan salam namun belum ada sahutan dari empunya rumah.
" Bisa telat ini gue . " Intan begitu kesal sudah lebih dari 10 menit belum juga pintu di hadapan nya itu bergerak.
" Tidur apa pingsan sih nih orang, jangan jangan dia tuli . "
" Siapa yang tuli ?. "
Terdengar suara berat yang sudah berada di balik pintu yang terbuka.
" eemm.. anu om,,, anu... " Intan terkejut karena tiba tiba saja Rafa sudah ada di depan pintu. Dan mungkin mendengar gerutuan nya.
" Taruh di meja . " Rafa terlihat mempersilahkan Intan untuk masuk.
" Aku langsung saja om, sudah siang mau sekolah . " Intan berkata sembari menyodorkan plastik yang berisi kotak makan di tangannya pada Rafa.
Rafa justru hanya menjawab dengan tunjukan tangan mengarah pada meja dapur minimalis yang terlihat jika membuka pintu.
" Huufff... " Mau tidak mau Intan mengikuti kemauan si empunya rumah.
" Ingat intan ini mengandung cuan . " ucap Intan dalam hati.
" Nih yah om sudah aku taruh . " Intan langsung berjalan ke arah luar, tanpa memperdulikan Rafa.
" Tunggu . "
" Apalagi om ?. " Kesal Intan sembari melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Waktu sudah menandakan sudah seharusnya ia berangkat 5 menit yang lalu, karena Intan menggunakan angkutan umum.
" Temani saya makan . "
" Om aku ini sudah telat yah, dari tadi aku udah ketok ketok pintu lama di buka nya, dan sekarang harus menemani om makan pula, memang nya om ga bisa apa makan sendiri, om pikir aku ini babysitter apa ? . " Entah keberanian dari mana Intan berani berkata seperti itu.
" Mungkin kamu harus bekerja sebagai baby sister agar bisa mengganti kaca mobil saya yang retak karena ulah kamu . " Rafa berkata dengan menatap lekat gadis kecil yang ada di hadapan nya ini.
" Degg... " Intan terkejut dengan apa yang di katakan Rafa.
" Tuh kan bener dia ingat soal batu itu, aaduuh... bagaimana ini . " Intan bingung sendiri jadi nya.
" Ta,, tapikan itu salah om sendiri !. " Intan berkilah.
"Salah saya kamu bilang?, jadi kamu mau bilang kalau saya yang membuat retak kaca mobil saya sendiri, begitu ? . "
" Tapi kan om yang membuat aku kaget , jadi aku reflek saja . "
" Jadi kamu tidak ingin bertanggung jawab begitu , Hemmm...?. " Rafa berjalan maju ke arah Intan.
" Om.. om.. mau apa om...?. " Intan mundur karena melihat Rafa berjalan ke arahnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
-
-
-
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
rafa meminta ganti rugi kacang mobilnya retak ulah intan,,,,
2024-04-16
0
tini_raharjo
kopi apa teh?
2024-03-14
1
Enung Samsiah
😂😂😂,,, ternyata urusn kaca retak,,, modus rafa
2024-03-08
1