"Ngapain sih kita ke rumahnya . " sungut Intan, rengekan sahabatnya itu sungguh membuatnya kesal, sedari tadi obrolannya hanya seputar lelaki itu.
"Kita kenalan tan tan . "
" ga jelas lo, magrib nih , lagi pula nganterin makan nya nanti jam 8 . "
" Ya elaah... kita percepat aja, habis magrib yah ?. "
" Ini aja PR kita belum selesai . " sambung Intan.
" Ya nanti kan bisa kita sambung tan tan , ini jauh lebih penting dari beban sekolah itu . " jawab Rani sambil memandangi rumah sebelah yang hanya terhalang tanam tanaman milik Intan yang berjejer seperti pagar.
" Iissss... gilaa.. " Intan kesal dan beranjak bangun dari duduk nya dan masuk ke dalam rumah sambil membawa laptop nya.
" Woooy... tan tan kok masuk sih . " Rani berteriak sambil mengejar Intan yang masuk ke dalam rumah.
" Intan, tolong antarkan makan malam untuk nak Rafa ya ?.. "
" Siap bu!. " Rani menjawab dengan penuh semangat, hingga membuat ibu terkejut.
" Kamu ngagetin aja Ran. "
" hehehe, Sini bu . " Rani menyodorkan tangannya untuk meminta kotak makan yang ada di tangan bu Ida.
"Looh... memang nya kamu yang mau nganter, Intan mana ?. " Ibu mencari Intan.
" Intan lagi ngerjain PR bu, trus katanya dia cape banget . "
" Ngarang aja lo Ran, kok tumben bu baru juga jam berapa . " Tiba-tiba Intan keluar dari kamar nya. "
" Iya tadi nak Rafa sudah bilang di antar lebih cepat, nih... antarkan makanan nya, kasihan nak Rafa keburu lapar nanti , Habis itu langsung pulang " Ibu memberikan kotak makan pada Intan.
" Ya pulang lah bu, mau ngapain lagi !. " jawab Intan.
Intan dan Rani pun berjalan keluar rumah menuju kediaman Rafa. Berbeda dengan Rani yang begitu antusias Intan justru menekuk wajahnya, ia masih ingat betul kejadian tadi pagi.
" Astaga baru masuk halaman nya aja udah bikin jantung ini dag dig dug ser gitu . " Rani memegang dadanya sambil senyum senyum ga jelas. Intan hanya melihat sekilas ke arah Rani sambil mencebikkan bibir nya kesal.
" Tokk.. tokk.. tokk... " Asalamualaikum . " ucap Intan dan Rani berbarengan.
" Aduuh... om lama banget sih om bukain pintunya. " Celoteh Rani yang tidak sabaran karena sudah 2 kali mengetuk namun belum juga di bukakan sama pemilik rumah.
" Oomm. " teriak Rani.
" Berisik lo . " kesal Intan.
" Kalian ini berisik sekali yah, saya ini tidak tuli . " Suara yang keluar dari balik pintu yang terbuka.
" Ooomm memang ga tuli kok, tapi ganteng . " ucap Rani tak tahu malu. Dan Intan berusaha menahan malu nya melihat kecentilan sikap sahabatnya itu.
Dan Rafa hanya diam saja tanpa ekspresi mendengar ucapan dari Rani tadi.
" kalau bukan budek apa coba, orang ucap salam aja ga di jawab. " gerutu Intan pelan.
" Waalaikumsalam . " jawab Rafa yang rupanya mendengar gerutuan dari Intan.
" Nih Om . " Intan menyodorkan kotak makan yang ada di tangan nya.
" Ya ampun om rumah nya bersih dan rapi gitu, jadi betah deh di sini . " Tiba tiba Rani menyerobot masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Membuat Rafa dan Intan melongo .
Intan langsung mengambil paksa tangan Rafa untuk menerima kotak makan nya. Dan Intan langsung berjalan menuju sahabatnya itu dan langsung menarik tangan Rani agar keluar dari rumah itu segera.
" Aaduuh... Tan tan apaan sih, sakit tau, aku tuh cape mau duduk sebentar . "
" Jangan ngadi ngadi deh lo, bilang cape emang perjalanan kita sejauh apa . "
" Itu lumayan loh bikin aku pegel tan tan. "Rani masih enggan beranjak dari duduk nya, walaupun tangan kanan nya sudah ditarik oleh Intan.
" Astaga nih anak bener bener bikin malu. " ucap Intan dalam hati.
" Biar kan saja dia duduk . " Ucap Rafa yang sedari tadi hanya diam melihat dua remaja labil di hadapannya ini sedang ribut. Dia berjalan menuju meja makan dan menaruh kotak makanan nya di meja.
" Kalian sudah makan ?. "
"Sudah . "
" Belum . "
Intan menoleh ke arah Rani yang berkata belum. Dan Rani hanya mengangkat bahunya acuh melihat pandangan kesal dari Intan.
" Kalau begitu pulang lah dan makan . " Rafa berkata acuh sambil menyantap makanan yang di bawa Intan tadi.
" Ppfffff. " Intan mencoba menahan tawanya melihat ekspresi wajah Rani setelah mendengar ucapan Rafa tadi.
" Ya udah om, aku pulang dulu y . "
Intan dan Rani beranjak dari duduk nya menuju pintu keluar. yah walaupun Rani sedikit tak Terima namun Rani tetap mengikuti Intan.
" Tunggu... "
Intan dan Rani menoleh ke arah Rafa.
" Jangan panggil saya om. " Ucap Rafa tegas.
" Iya Aa . " Rani langsung berucap dengan nada centilnya.
" Aa ?. " Singkatan apa itu ?. " Rafa mengernyit bingung.
" Bukan singkatan om, itu bahasa Sunda, sama seperti, mas, kaka gitu . "
" Yang normal saja . " ucap Rafa.
" Diiih... itu juga normal kali om . "
" Saya tidak suka jika itu . "
Intan hanya menarik nafas panjang sambil melihat ke arah Rafa dengan kesal, dan berlalu pergi begitu saja.
" Dadaaah, Aa .... " Rani melambaikan tangan nya, dan keluar dari rumah Rafa.
Sekilas Rafa melihat punggung Rani sambil tersenyum tipis. Ia melanjutkan makannya dan makanan ini menurutnya pas dengan selera nya. Sama seperti masakan pembantunya dulu, karena mamahnya jarang sekali memaksakan nya makanan karena kedua orang tuanya termasuk pembisnis yang sibuk.
Pada dasarnya Rafa termasuk penyuka makanan rumahan, jarang sekali dia makan makanan cepat saji atau pesan makan makanan di lestoran hanya untuk dirinya. Terkecuali jika sedang bertemu dengan relasi relasi bisnisnya.
***
" Ganteng banget sumpah tuh om om . " Ucap Rani yang kini tengah berbaring berdua di ranjang. Rani memutuskan untuk menginap dirumah Intan.
" Udah tidur berisik tau ga sih Ran . " Intan menutup kedua telinganya.
" Kira kira lo setuju ga tan tan ?. " Rani beranjak duduk di samping Intan yang tengah berbaring.
" Setuju apa ?. "
" Setuju kalau tuh om om jadian sama gue . "
" Lo belom tidur aja udah mimpi. " Jawab Intan.
" Iiiiih... tan tan gue serius . "
" Udah aaah.... jangan ngoceh melulu, gue mau tidur, besok pagi harus bantu ibu . " Intan langsung berbalik memunggungi Rani.
" Iiisssss... " Rani kesal. Dan langsung merebahkan kembali tubuhnya dan memunggungi Intan juga.
Sampai saat pagi tiba seperti biasa Intan sudah bangun untuk membantu ibunya di dapur, sedangkan Rani sedang mandi untuk bersiap ke Sekolah.
" Ayo nak sarapan dulu. " ucap Ibu pada Rani dan Intan. Setelah melihat mereka semua sudah rapih.
" Iya bu jawab Intan dan Rani berbarengan . "
Dan kalau sudah selesai ini tolong kasih ke nak Rafa ya. Ibu menaruh kotak makan seperti biasa.
" Siap bu . " Rani menjawab dengan semangat, dan sepertinya dia lupa kalau sudah di buat malu semalam.
Intan sudah lelah dengan kelakuan Rani jadi kali ini dia diam saja.
Intan dan Rani berjalan menuju rumah Rafa dengan seragam sekolah lengkap dan ranselnya.
" Tookk... tookk..., asalamualaikum. " kali ini hanya Rani yang bersuara.
" Waalaikumsalam... " Ucap Rafa yang sudah membuka pintu dengan cepat, tidak seperti biasanya.
" Aa,,,,,. " Ucap Rani dengan kagum melihat ketampanan lelaki matang di depannya. Yang sudah rapi dengan stelan jas nya...
" Maaf saya terburu buru, sini makannya saya bawa saja ke kantor . " Ucap Rafa sambil mengambil kotak makan yang di bawa Rani.
" Eeeh.. iya aa. "
Dan Intan hanya diam saja sedari tadi.
" Kalian berangkat naik apa . " tanya Rafa sambil mengunci pintu rumahnya .
" Naik angkot om , motor aku mogok . "
Intan langsung melongo mendengar ucapan Rani, karena setahunya motor nya baik baik saja...
" Aaah... modus lagi modus lagi, dasar kutu kupret . " gerutu Intan dalam hati.
" Ya sudah bareng saya saja . "
" Tapi oom....
.
.
.
Tbc.
autor tuh seneng kalau kalian like dan klik love berarti ada yang menunggu kelanjutannya, jadi makin semangat buat nulis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Gagas Permadi
gokiiiiiLLLLLLLLL resep bgt ada kalimat kutu kupret 🤣🤣🤣🤣🤣
2024-03-21
0
Ernadina 86
😂😂😂😂😂😂😂
2024-03-10
1